Home / Romansa / Bahagia Setelah Dimadu / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Bahagia Setelah Dimadu: Chapter 71 - Chapter 80

101 Chapters

Lamaran

Mita POVEnam bulan setelah aku resmi bercerai dari Mas Danu, akhirnya aku memutuskan untuk menerima pinangan Mas Amar yang sudah ia ajukan sejak masa iddah-ku usai. Awalnya aku ragu-ragu karena masih trauma dengan pernikahan yang belum lama berlalu —enam bulan bagi seorang wanita memang bukan waktu yang lama, seperti baru kemarin. Namun, beberapa orang terdekat yang sangat menyayangi dan selalu ada di masa-masa sulit ku, mencoba memberiku keyakinan bahwa Amar adalah laki-laki yang sangat baik. "Kalian memiliki pengalaman hidup yang sama. Bukan hal yang sulit bagi kalian untuk saling mengimbangi dan mengingatkan satu sama lain ketika salah satu dari kalian ada yang melakukan kekhilafan."Ibuku tersayang adalah orang pertama yang memberiku semangat. Mungkin beliau sedih bila mengingat pernikahan pertamaku yang gagal. Untuk itu ibu tak mau melihatku sendiri dan ditatap rendah oleh orang-orang karena status janda ku sekarang. "Sejak awal aku udah bilang, Mas Amar itu suka sama kamu. L
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Maaf Darinya

Mita POVEntah situasi apa yang saat ini tengah terjadi di depanku. Kehadiran Mas Danu secara tiba-tiba di acara lamaran ku, membuat situasi berubah menegangkan. Namun, aku bisa melihat ekspresi Mas Amar yang terlihat santai. Ia bahkan tetap tersenyum di tengah tatapan orang-orang yang sinis melihat ke arah mantan suamiku. "Maaf kalau kehadiran saya membuat situasi di sini jadi tidak menyenangkan. Tapi, khusus kepada Anda, Mas Amar. Kalau diizinkan saya ingin berbincang sebentar dengan Mita." Mas Danu berkata pada calon suamiku. "Kamu jangan macam-macam Danu!" Mantan ibu mertuaku tampak menanti-wanti. Wajahnya terlihat tak suka setelah mendengar ucapan putranya barusan. Ku lihat Mas Danu malah tersenyum. Seolah ia tidak peduli dengan ancaman ibu kandungnya sendiri. "Ibu ini, senengnya marah-marah terus. Memang aku mau ngapain Mita sampai dituduh macam-macam?""Mana Ibu tahu. Tapi, kamu sudah lihat sendiri kalau Mita sudah akan menikah dengan Nak Amar.""Aku tahu, Bu. Maka dari it
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

Pernikahan

Mita memutuskan untuk mengadakan acara pernikahan dengan cara yang sederhana. Beruntung calon suaminya itu pun menyetujui sebab merasa jika pernikahan mereka sekarang bukan pernikahan pertama. Sebuah restoran berkonsep keluarga, dipilih Mita dan Amar di satu bulan sebelum acara lamaran dilaksanakan. Dengan tema kekeluargaan, kedua calon pengantin itu juga meminta pihak WO untuk menyiapkan. Bukan perkara sulit dengan semua detail acara yang sangat sederhana. Meski Amar tidak akan kesulitan dalam menggelontorkan banyak uang demi sebuah pesta besar, tetapi demi kesakralan acara yang memang bukan sesuatu yang diharuskan, lelaki itu sepakat dengan ide dan saran dari pihak sang calon istri. Kini keduanya sudah berada di tempat masing-masing. Mita yang belum dihadirkan di tempat berlangsungnya akad, duduk manis dengan ekspresi tegang yang terlihat meski ada Nina dan ibunya yang ikut duduk menemani. "Tante Mita tegang, yah?" Bukan Nina yang bertanya, tetapi Ranti dengan perut besarnya me
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Menata Hidup Baru

Spin off cerita DanuDi hari pernikahan mantan istrinya, Mita, Danu memilih untuk mengurung diri di kamar. Seharian ia tidak kemana-mana. Suasana hatinya sangat tidak nyaman ketika membayangkan sosok wanita yang pernah menjadi bagian dari hidupnya itu kini telah bahagia dengan lelaki lain. 'Kamu memang pantas bahagia, Mita. Maafkan aku karena pernah membuatmu menderita. Maaf karena aku telah menyia-nyiakan dirimu dengan kembali menjalin hubungan bersama Selena. Wanita yang dulu begitu aku cintai, tapi ternyata telah mengkhianati cintaku," ucap Danu sembari menatap langit kamar. Di atas sana terlihat wajah Mita yang berseri bahagia. Wajahnya begitu cantik, tapi sayang baru Danu sadari setelah sosok itu pergi. 'Mungkin aku pernah mencintaimu, tapi seketika sirna saat Selena kembali,' gumam Danu penuh penyesalan. Tak terasa air mata jatuh di kedua pipi Danu. Ia merasa sesak demi membayangkan penderitaan Mita saat dulu ia menikahi Selena. Membiarkan Mita melihat kebersamaannya dengan
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Terjebak

"Lepaskan dia! Atau aku tak segan melakukan kekerasan?" Sekali lagi Danu berteriak pada si lelaki kurang ajar di depannya. "Heh! Apa kau pikir aku takut? Kau jelas bukan kekasihnya, jadi kenapa harus repot begitu," ucap si lelaki. "Kau juga tahu tempat apa ini, jangan sok polos karena di sini bukan tempatnya." Lelaki itu berkata pada si perempuan, menyeringai sangat menjijikan."Kalau kau mau, tunggu giliran setelah ku!" serunya sinis.Perempuan itu terlihat berusaha membebaskan diri, tetapi tenaganya kalah jauh dibanding lelaki gila yang nafsunya sudah membumbung tinggi. Danu berinisiatif melakukan tindakan. Perlahan ia melangkah maju, lalu memukul dengan keras tengkuk si lelaki yang Danu yakini juga berada dalam pengaruh alkohol. Pelukan terlepas, membuat si perempuan terjatuh ke lantai menyusul lelaki yang sudah lebih dulu tumbang karena pukulan Danu. Perempuan itu menangis. Danu yang membantunya berdiri. "Kamu baik-baik saja?"Perempuan itu mengangguk, "Ya. Terima kasih."Danu
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Danu Kini

Hangatnya mentari mulai terasa, hingga membuat seorang gadis yang tengah tertidur pulas terbangun. Nisa merasakan pusing ketika mencoba membuka kedua matanya. Mencoba mengedarkan pandangan dan melihat keberadaan dirinya. Seketika ia terkejut setelah menyadari tempat di mana dirinya berada. "Sebuah kamar hotel?" kata Nisa mendadak panik. Sekelebat bayangan semalam hadir begitu saja tanpa ia pinta. Sebelumnya Nisa tengah memergoki sang kekasih, Noah, tengah bercinta dengan seorang perempuan yang tak lain adalah sahabatnya sendiri. Setelah memastikan dua orang yang ia kenal tersebut menyadari keberadaannya, ia lalu pergi dengan tangis yang tak kunjung reda sampai ia tiba di sebuah klub malam. Di sana ia memesan minuman beralkohol yang seumur hidupnya belum pernah ia cicipi sama sekali. Lalu, ia masih ingat ketika melihat seorang lelaki tampan yang tengah duduk sendirian dengan muka kusut. Saat itu Nisa sudah mulai kehilangan kewarasannya. Bisa-bisanya ia menghampiri lelaki itu, lalu
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Tuduhan

"Apa-apaan lelaki itu! Apakah karena insiden semalam membuatnya menolak lamaran pekerjaanku?" Nisa mencak-mencak sebab Danu yang tidak menerimanya bekerja. Gadis itu keluar dari ruangan Danu dengan wajah memerah menahan amarah. Betapa tidak, belum juga Danu melakukan tes wawancara yang seharusnya ia jalani, lelaki itu malah memberi tahu kalau ia tidak diterima bekerja. "Sial sekali! Belum juga aku meminta tanggung jawabnya!" rutuk Nisa kesal. Namun, sedetik kemudian ia berhenti melangkah. "Tunggu! Bukankah seharusnya aku meminta tanggung jawabnya? Ini takdir yang Tuhan berikan bukan? Tanpa perlu aku mencari tahu keberadaan lelaki yang sudah melecehkan aku semalam, Tuhan langsung menunjukkan jalan. Ya ... walau aku yang memulainya lebih dulu, tapi ia seharusnya menolak bukan? Dan bukannya malah mengambil kesempatan." Nisa bergumam kesal. "Ya, aku harus kembali dan menemui lelaki itu!" seru Nisa yang kemudian berbalik untuk kembali masuk ke ruangan Danu. Gadis itu membuka pintu den
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Kecewa dan Marah

Nisa berjalan gontai menuju parkiran. Ia yang memarkir mobilnya di basement terlihat kesal sekaligus malu. Beberapa saat lalu, Danu menjawab semua kekhawatirannya. Bahkan, lelaki itu mampu membuatnya diam membisu setelah semua pertanyaan dijawab dengan keseriusan yang tampak nyata. Nisa mungkin malu sebab tuduhannya tidak terbukti. Tapi, demi mendengar alasan dirinya tidak diterima bekerja, membuatnya kesal bukan main. "Apakah kamu pikir saya akan menerima seorang perempuan pemabuk untuk jadi sekretaris saya?""Saya bukan seorang pemabuk. Ada masalah yang sedang saya hadapi, yang membuat saya melakukan itu." Nisa mencoba memberikan pembelaan. Tapi, melawan Danu adalah hal yang sia-sia. Lelaki itu mempunyai sejuta alasan untuk menolaknya. "Saya tidak mau mempunyai sekretaris kekanak-kanakan. Seseorang yang rapuh hanya karena satu masalah. Bagaimana ia akan bekerja nanti di tengah masalah pribadi yang sedang dihadapi? Bisa-bisa semua pekerjaan yang sudah dirancang malah hancur beran
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Undangan Makan Malam

Danu baru akan pulang dari kantor ketika ibunya menelepon. "Iya, Bu?" tanya Danu setelah menerima panggilan dari ibunya tersebut. "Sudah pulang, Nu?""Baru aja mau pulang. Kenapa?""Enggak kenapa-kenapa. Ibu cuma mau tanya, tadi siang apa Pak Rendy jadi datang?""Jadi, Bu. Kenapa memang?""Enggak, Ibu cuma mau mastiin aja.""Mastiin? Emang beliau siapa sih, Bu?""Loh, memangnya Pak Rendy enggak ngenalin dirinya ke kamu?"Danu sudah sampai parkiran. Ia masuk ke mobil, lalu menyalakan mesin mobil. "Ngenalin namanya sama hubungan beliau sama kalian. Itu aja.""Oh, gitu.""Memang kenapa sih, Bu?" tanya Danu penasaran. "Tapi, ngomong-ngomong kok tumben banget, ya, Ibu sama ayah bisa ketemuan sama teman lama. Di sana kalian enggak jadi pulang besok karena mau reunian sama teman juga. Sekarang, tiba-tiba aja muncul Pak Rendy yang katanya teman ayah.""Eh, memangnya enggak boleh?""Siapa yang bilang enggak boleh? Tapi, kok tumben-tumbenan banget. Bisa dua orang begini.""Enggak kenapa-kena
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

Menolak

"Mau ngapain kamu di sini?" Nisa bertanya kaget saat melihat Danu berdiri di depannya. "Nisa! Tolong yang sopan sama tamu Ayah."Nisa menengok kepada ayahnya. "Ja-jadi, ini tamu ... eh, maksudnya anak sahabat Ayah yang mau dijodohin sama aku?"Ayah Nisa mengangguk yakin. Tapi, di depannya Danu tercengang. "Maaf, Pak Rendy. Ini maksudnya apa, ya? Siapa yang dijodohkan dan dengan siapa?" Danu merasakan kengerian sebab perkataan Nisa tadi. "Kamu dan Nisa, anak saya.""Kok bisa? Ma-maksud saya, siapa yang bilang begitu?""Loh, apakah orang tua kamu enggak bilang apa-apa tentang perjodohan ini?" Rendy menatap Danu bingung. Danu menggeleng. Ia terlihat lemas dan tak bertenaga. 'Jadi, apakah ini yang ayah dan ibu sembunyikan sejak kemarin?' batin Danu mengingat ucapan-ucapan kedua orang tuanya di telepon beberapa hari belakangan. "Danu, apa udah ada kabar dari Pak Rendy?""Danu, kamu jadi 'kan datang ke undangannya teman Ayah?""Danu! Awas loh kalau kamu sampai enggak datang. Jangan bik
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more
PREV
1
...
67891011
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status