Home / Romansa / Bahagia Setelah Dimadu / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Bahagia Setelah Dimadu: Chapter 21 - Chapter 30

47 Chapters

Pertemuan di Butik

Tak sanggup lagi air mata Mita tahan untuk meluncur bebas melewati kedua pipinya. Setelah melewati gerbang pagar kediamannya, ia tumpahkan semua sesak yang dadanya rasakan. Danu memang jahat, itu yang Mita rasakan. Tapi, ia sama sekali tidak menyangka sikap suaminya itu begitu cepat berubah. 'Sungguh aku masih kuat untuk menghadapi kalian, tetapi jangan usik diriku dengan semua keinginan konyol kalian.'Di sepanjang perjalanan menuju butik, Mita terus memikirkan tingkah suaminya yang dengan sengaja memerintah tanpa memikirkan perasaannya. Semua hanya demi Selena. 'Tuhan! Sejauh mana aku harus bertahan menghadapi mereka?'Semua sebetulnya tidak akan rumit kalau saja Mita mau mendengar saran dari Ranti. Seperti yang sahabatnya itu katakan ketika ia sampai dalam keadaan mata sembab. "Aku sudah bilang, Mita. Ajukan perceraian ke pengadilan. Pernikahan kamu dan Danu tidak akan bisa diselamatkan karena suami kamu sudah pindah ke lain hati.""Aku masih belum siap, Ranti.""Please, Mit. A
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more

Aib yang Yola Ceritakan

"Omah?" tanya Mita dalam hati yang mendadak canggung ketika calon mertua Ranti menatapnya. Yola yang menyadari ada sesuatu yang terjadi, berinisiatif untuk menjelaskan. "Tante Erni adalah tante dari ibunya Nina.""Oh." Mita dan Ranti saling menatap. Kemudian tersenyum seolah lega sebab pertanyaan di kepala mereka yang akhirnya terjawab. "Iya, Tante ini adik dari mamanya Sekar, ibunya Nina." Wanita itu menjelaskan sembari menatap Mita dan calon menantunya, Ranti. "Oh iya, mungkin Yola belum tahu, Ranti adalah calonnya Yuda, anak bungsu Tante. Kamu kenal 'kan?" lanjutnya kali ini menatap Yola. "Ah, Yuda. Iya Yola masih ingat. Oh, calon istrinya Yuda," ucap Yola tersenyum menatap Ranti, membuat sahabat Mita itu canggung dan malu. "Kapan diresmikannya, Tante?""Bulan depan. Tungguin aja undangannya. Jangan lupa Amar juga suruh datang, yah?" Wanita bernama Erni itu terlihat mengancam, meski hanya becanda. "Hehe, iya, Tante. Ditunggu undangannya."Meski tidak tahu harus berbicara apa
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

Nasib yang Sama

"Jadi mereka sudah bercerai? Pertanyaan Mbak Mita cukup aneh, hehe." Yola menyahut seraya tersenyum. "Apakah Mbak Mita akan diam saja kalau berada di posisi Mas Amar? Apakah akan tetap melanjutkan rumah tangga meski tahu suami Mbak Mita kedapatan berselingkuh dengan menjalin cinta bersama perempuan lain. Terlebih lelaki itu adalah sahabatnya sendiri. Bukan satu orang pengkhianat pada kasus Mas Amar, dua orang yang sama-sama ia percaya justru menikamnya dari belakang.""Eh, maaf. Apakah Mbak Mita sudah berumah tangga?" Yola buru-buru bertanya tentang status Mita. Mita terlihat tersenyum meski hatinya masih terusik sebab cerita yang Yola sampaikan padanya. "Saya sudah menikah.""Ah, ya. Berarti pertanyaan saya tidak salah kalau begitu. Sebab saya mendadak tak enak hati kalau ternyata Mbak Mita belum mempunyai suami.""Justru kondisi kakak kamu sama persis dengan keadaan saya sekarang." Tiba-tiba Mita ikut terbawa cerita. Apa yang Yola ceritakan secara tidak langsung menggelitik hatin
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

Meyakinkan Hati

Rombongan Amar sudah berada di parkir mobil, persis di depan butik milik Ranti. Mereka terlihat hendak pamit pulang sebab merasa sudah terlalu lama berada di butik. "Sekali lagi terima kasih atas jamuannya hari ini. Maaf juga sebab sudah mengganggu waktu kalian," ujar Amar sebelum masuk ke mobil. "Berapa kali saya harus bilang, kedatangan Nina dan Yola sama sekali enggak mengganggu waktu kerja saya. Jadi, tolong jangan terus meminta maaf. Saya jadi enggak enak." Mita terlihat canggung. Di depannya, Amar, begitu tulus meminta maaf. 'Bagaimana bisa lelaki baik sepertinya dikhianati oleh istri dan sahabatnya sendiri?' batin Mita dalam hati. "Kalau begitu, lain kali biar saya yang traktir kalian berdua sebagai balasan atas jamuan yang sudah kalian berikan kepada kami.""Apakah boleh kami yang memilih tempat atau makanannya?" Mita menyahut dengan candaan. Mereka semua tertawa sebab tahu jika Mita tidak serius dengan ucapannya. Meski Amar akan menjawab iya, sebab itu bukan sesuatu yang
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

Mulai Melawan

Keadaan rumah tampak kosong ketika Mita tiba di jam enam menjelang maghrib. Pikirnya ia tidak akan melihat pasangan suami istri baru itu jika ia kembali di sore hari. Dugaannya yang tepat membuatnya lega. Tapi sayang, saat langkah kakinya hendak masuk kamar, sosok dua orang itu tiba-tiba muncul sembari tertawa bahagia. Tak ada sapaan atau kalimat apapun ketika Mita dan Danu saling berpandangan. Malahan tatapan jijik bisa Mita lihat dari ekspresi Selena. Perempuan cantik yang seharusnya bisa ia sukai jika bersikap baik dan tidak angkuh. "Mas, kita langsung masuk kamar aja yuk!" Tiba-tiba Selena bergelayut manja di lengan Danu. Pemandangan menyakitkan yang akan selalu Mita lihat di rumah itu entah sampai kapan. "Yuk! Aku juga udah capek. Lagian besok aku 'kan udah masuk kerja. Butuh istirahat setelah kita nikmatin bulan madu kita." Danu menyahut dengan suara yang seperti sengaja dikencangkan.Padahal tanpa lelaki itu bicara seperti itu, Mita bisa dengan jelas mendengar semua percakap
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

Undangan Makan

Di dalam kamar, Mita terlihat tak nafsu makan. Makanan yang ia pesan lewat aplikasi online kini tergeletak tak berdaya setelah ia membuka penutup wadahnya. Bayangan pertemuannya dengan Danu tadi masih membekas di benaknya. Lelaki itu ternyata memang sengaja mau mengerjainya. Menganggap keberadaannya di rumah itu sebagai pembantu yang harus mau melakukan setiap perintahnya. Mita memang sudah menyadari hal itu sejak kedatangan Selena dengan sikapnya yang angkuh, yang seolah ingin menunjukkan jika wanita itu adalah satu-satunya orang yang Danu cintai. Yang akan mendapatkan apa saja keinginannya, termasuk menjadikan dirinya sebagai ratu di rumah itu.'Aku harus segera mengambil keputusan. Apakah akan tetap bersama dengan Mas Danu atau merelakannya bersama dengan wanita itu selamanya?' tanya Mita dalam hati. Perempuan itu tahu dirinya sudah tak ada lagi di hati sang suami. Bahkan mungkin tak pernah ada sejak keduanya menikah sampai wanita itu muncul kembali di kehidupan pernikahan merek
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Rencana Mengusir

Mita akan membuat kopi dan sarapan paginya ketika tiba-tiba muncul Selena dari anak tangga. Wanita yang kini menjadi madunya itu terlihat angkuh berjalan dan sinis menatap padanya. "Aku mau buat sarapan buat Mas Danu. Apa kamu sudah selesai?" tanyanya dengan gaya congkak. Mita yang sudah menuang air panas ke dalam cangkir berisi bubuk kopi, hanya diam tak menanggapi. Ia lebih memilih untuk segera pergi meninggalkan meja dapur setelah mengaduk seduhan kopinya itu. "Hei! Apa kau tuli?" hardik Selena kesal."Kalau mau pakai dapur, pakai saja. Kenapa kamu harus bertanya apakah aku sudah selesai atau belum. Kaya yang baru tinggal satu dua hari saja." Mita membalas dengan santai. "Kau! Apakah sekarang kau sudah berani bicara ketus padaku seperti itu?""Siapa yang ketus? Bukankah kamu yang sejak muncul di tempat ini berdiri dan menatapku angkuh?" Mita menatap Selena yang terkejut dengan balasannya. Ya, Mita memang tidak membalas sikap Selena dengan sikap yang sama. Ia justru terlihat s
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Suasana yang Berbeda

Ruang makan di mana Danu dan Selena menikmati sarapan pagi terlihat sepi sebab keduanya yang sama-sama saling berdiam diri. Baik Danu atau Selena, tak ada dari mereka yang mulai berbicara. Hingga sosok Mita muncul dari kamar tamu, menyempatkan diri menengok ke arah ruang makan. Namun, sudah sejak beberapa hari yang lalu Mita tak pernah lagi bicara pada Danu semenjak suaminya itu selalu bersikap ketus padanya. Kecuali kalau lelaki itu yang bertanya lebih dulu, Mita akan menjawab sesuai pertanyaan yang diajukan, dan sepertinya saat ini terlihat bahwa Danu hendak bicara padanya. "Kamu mau ke mana?" tanya Danu sedikit berteriak. Mita menatap heran, bahkan Selena juga menengok suaminya tak percaya. Tumben sekali lelaki itu bertanya padahal tahu jika jam pagi seperti saat ini adalah waktunya bagi Mita pergi ke butik. "Seperti biasa, Mas, ke butik.""Kamu tidak makan?""Sudah. Maaf karena aku sarapan duluan."Di tengah percakapan yang terjadi antara Mita dan Danu, tiba-tiba Selena tertaw
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Periksa Kehamilan

Bocah kecil itu terlihat lemah ketika Mita sampai di kediaman rumah Amar. Rumah yang sangat besar yang sempat membuatnya menatap takjub dan terpana. 'Mereka keluarga kaya raya, tetapi tidak memperlihatkan jati diri mereka yang sebenarnya. Terlihat dari sikap dan penampilan mereka yang begitu sederhana. Tapi, siapa yang menduga jika di balik kesederhanaan itu ternyata ada pundi-pundi kekayaan yang tidak mereka pamerkan,' batin Mita ketika dirinya memasuki pagar rumah mewah tersebut. Kini dirinya sudah berdiri di ambang pintu salah satu kamar. Kamar yang ditempati oleh seorang anak kecil yang terbaring lemah di atas ranjangnya yang lucu dengan nuansa pink mendominasi. "Tante Mita," gumam Nina dengan suara lemah. Tapi, keceriaan segera tampak ketika ia melihat sosok wanita yang rupanya sudah ia tunggu kehadirannya. "Hai, Nina."Mita segera mendekat. Ia berjalan menghampiri tempat tidur bersama Amar. Di sana, di sebelah Nina ada sosok Yola yang begitu setia menemani sang keponakan. G
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Hamil

Usia kandungan Selena sudah berjalan enam minggu. Hasil yang dokter sampaikan dan sekarang Danu ceritakan pada Mita, membuat wanita di depannya itu diam dan murung. Bukan hanya Selena yang melihat perubahan muka istri tua suaminya, tetapi ada Amar dan Yola yang sudah memeriksakan kondisi Nina, bisa melihat dengan jelas ekspresi yang tampak di wajah Mita. "Itu semua sudah cukup untuk membuat kamu menjauh dari kehidupan kami bukan?" ucap Selena pada Mita, pelan dan sinis. Mita tak bisa membalas ucapan sang madu, ia masih terlalu syok mendapat kabar yang sama sekali tidak ia harapkan. 'Aku yang ingin memiliki anak, tetapi wanita ini yang malah Tuhan berikan anugerah istimewa itu. Rasanya sangat tidak adil buatku,' batin Mita antara kesal dan sedih. Danu tidak mendengar ucapan Selena, tetapi Yola dan Amar bisa sebab posisi mereka yang berada tepat di sebelah Mita. "Mbak Mita, ayo kita pulang! Kita hanya tinggal menunggu obat Nina. Bisa kita ambil ke ruang obat di depan!" ajak Yola s
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status