Home / Fantasi / Kembalinya Sang Raja Naga / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Kembalinya Sang Raja Naga: Chapter 61 - Chapter 70

95 Chapters

Bab 61- Amarah di Balik Kenangan

Lean memutar kepalanya, mencoba mengingat sesuatu. Nama Redwolf terasa asing, namun ada sesuatu yang mengusik ingatannya. Beberapa saat kemudian, matanya melebar, wajahnya berubah suram, dan kedua tangannya mengepal erat.“Serikat Redwolf…” gumamnya, nadanya berubah penuh kebencian.Darrel menoleh, merasa ada sesuatu yang serius. "Kau tahu mereka, Lean? Kenapa reaksimu seperti itu?"Lean mengangguk perlahan, rahangnya mengeras. "Aku pernah mendengar cerita tentang mereka... sebuah cerita yang tak pernah bisa kulupakan."Darrel tidak menyela, membiarkan Lean melanjutkan.“Di desaku dulu, beberapa tahun lalu saat aku masih kecil,” Lean memulai dengan suara rendah, penuh tekanan emosi. "Seekor Dark Bear—monster sihir—mengamuk dan menghancurkan desa kami. Tidak ada yang bisa menghentikannya. Setengah dari desa, termasuk ternak kami, musnah dalam hitungan detik."Darrel tetap diam, matanya terfokus pada temannya yang tampak bergelut dengan emosi.“Lalu, sekelompok pemburu datang. Mereka m
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 62- Bengkel Tua Olmund

Setelah menghabiskan teh mereka, Cilera berdiri dan menuju ke pemilik kedai untuk membayar tagihan mereka. Kemudian, ia mengajak Darrel dan Lean keluar dari kedai, memimpin jalan ke sudut kota yang lebih sepi.Mereka berjalan melewati gang-gang sempit yang berbau lembab, udara malam di ibu kota terasa dingin. Lingkungan di sekitar mereka mulai berubah. Bangunan-bangunan megah yang biasa ditemukan di pusat kota berganti menjadi rumah-rumah tua yang terlihat kusam dan rusak."Jadi," Lean membuka percakapan, "bagaimana kau bisa tahu tentang tempat ini? Rasanya aneh seorang Elf seperti kau tahu detail kota manusia seperti ini."Cilera menoleh sekilas, senyum tipis terlukis di wajahnya. "Aku pernah tinggal di sini untuk sementara waktu. Kau akan terkejut betapa banyak hal yang bisa kau pelajari ketika kau harus bertahan hidup."Darrel, yang berjalan di belakang mereka, memperhatikan dengan seksama. "Tinggal di sini? Itu cukup menarik. Apa ini ada hubungannya dengan temanmu yang kau cari?
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 63- Abyssal Zephyrion

Darrel berjalan perlahan ke sudut ruangan. Kotak kayu panjang yang tampak lusuh itu memancarkan aura misterius, seolah memanggilnya untuk mendekat. Ukiran-ukiran aneh di permukaannya menarik perhatian, simbol-simbol itu terasa asing namun menggugah rasa ingin tahunya. Ia menoleh ke arah Olmund, yang sedang sibuk memanaskan besi di tungku."Tuan Olmund," panggil Darrel sambil menunjuk kotak itu. "Apa ini?"Olmund menghentikan pekerjaannya, menoleh dengan cepat. Tatapan matanya berubah tajam, penuh kewaspadaan. Dengan langkah tergesa-gesa, ia mendekati Darrel."Jangan sentuh itu!" serunya tajam.Namun terlambat. Darrel sudah meletakkan tangannya di atas kotak itu. Seketika, sensasi aneh menyelimuti dirinya. Tekstur kayu kasar itu terasa hangat, mengalirkan energi yang tidak kasat mata ke tubuhnya.Suara Drakonis bergema di dalam benaknya. “Darrel. Kotak itu menyimpan sesuatu yang mengandung kekuatan iblis. Artefak ini sepertinya terbuat dari roh monster dan material langka dari luar
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 64- Kedatangan Tukang Rusuh

Tiba-tiba pintu bengkel tua itu berderit sekali lagi, namun jauh lebih kasar. Kali ini suaranya memekakkan telinga hingga membuat Darrel dan Lean reflek menoleh. Sekelompok pria bertubuh kekar dan berwajah kasar masuk ke dalam ruangan. Aura mereka penuh ancaman, serasi dengan bekas luka dan tato yang menghiasi tubuh mereka. Sekelompok orang yang tak asing di sekitaran pinggiran kota ini, sangat di kenali oleh Olmund, bahkan oleh Cilera, Darrel dan Lean sekalipun mengenali beberapa di antara mereka. Cilera segera menarik tudungnya, menyembunyikan wajahnya di balik jubah hitamnya, sementara Darrel tetap berdiri diam, matanya memandang dingin ke arah kelompok itu. Lean, di sisi lain, mengepalkan tinjunya erat, tatapannya dipenuhi kemarahan yang sulit disembunyikan.Pemimpin mereka, seorang pria tinggi dengan tubuh berotot penuh tato dan bekas luka di pipi kanan, ia melangkah ke depan. Matanya menyapu seluruh ruangan hingga akhirnya berhenti pada Olmund yang berdiri tegak di dekat mej
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 65- Janji Membantu?

Cilera, yang sejak tadi diam, akhirnya angkat bicara. “Kau sungguh berani menantang mereka,” ucapnya dengan nada rendah. “Tapi kau tahu, Redwolf tidak akan tinggal diam. Mereka pasti akan kembali dengan lebih banyak orang.”Olmund menghela napas panjang, wajahnya dipenuhi kekhawatiran. Ia berjalan ke meja kerjanya, mengambil kain lap untuk membersihkan darah yang tercecer di lantai. “Seharusnya kalian tidak ikut campur,” katanya pelan, namun suaranya terdengar tegas. “Ini adalah masalahku, bukan urusan kalian.”Darrel menoleh ke arah Olmund, matanya penuh ketegasan. “Tapi mereka mengancam Anda dan cucu Anda, Pak Tua. Tidak ada seorang pun yang pantas diperlakukan seperti itu.”Lean menambahkan, “Dan mereka juga membantai desaku. Aku tidak akan membiarkan mereka terus melakukan kejahatan mereka!”Olmund terdiam, menatap mereka satu per satu. Dalam hatinya, ia merasa bersyukur atas keberanian mereka, namun rasa khawatir tetap menghantui. “Kalian tidak mengerti. Redwolf adalah organisas
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 66- Penyergapan

Di bawah sinar bulan yang redup, langkah kaki mereka perlahan meninggalkan jejak di atas tanah lembap. Darrel, Lean, dan Cilera berjalan menuju desa kecil yang terletak di seberang sungai, tepat di pinggiran hutan. Meski kelelahan sudah mulai terasa, tidak ada yang berani mengeluh, terutama karena tekad Cilera yang begitu kuat untuk menemukan temannya.“Aku masih tidak percaya kita harus keluar dari kota,” gumam Lean sambil menggosok tengkuknya. “Kita sudah mengitari kota selama berjam-jam. Bagaimana kalau temannya itu sebenarnya tidak di sini?”Darrel menepuk pundaknya. “Kalau kau ingin menyerah, kembali saja ke penginapan, tunggu aku di sana... Aku sudah berjanji untuk membantu Cilera, dan tidak akan mengingkarinya.”Lean mendesah panjang, namun akhirnya mengangguk. “Baiklah, aku akan tetap ikut. Kalau aku membiarkanmu pergi sendirian, aku takut kau mengalami kecelakaan atau semacamnya.”Cilera hanya menatap mereka tanpa ekspresi, namun di balik wajah dinginnya, ada sedikit rasa le
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Bab 67- Kemunculan Tak Terduga

Darrel berdiri tegak, mencengkeram gagang pedangnya lebih erat saat aura gelap di sekitar mereka kian pekat. Energi sihir hitam yang menyelimuti tempat itu membawa kenangan suram yang selama ini menjadi bayang-bayang dalam mimpi. Sebuah firasat buruk mulai menekan dadanya.Sementara itu, lusinan sosok bertudung hitam tetap mengepung mereka tanpa sepatah kata, hanya berdiri diam seperti boneka tanpa jiwa. Namun, satu langkah kaki bergema dari balik barisan mereka, diiringi suara tawa rendah yang membuat bulu kuduk Lean meremang.Dari balik kegelapan, muncul seorang pria tinggi dengan langkah mantap, mengenakan jubah hitam yang tak kalah pekat. Saat ia berhenti beberapa meter di hadapan Darrel, ia menyingkap tudungnya, memperlihatkan wajah yang tak asing.Sosok yang mereka kenali dan tak mereka lihat dalam waktu yang cukup lama.“Sebastian Vandirc?” seru Lean, suaranya bergetar antara kaget dan marah. “Apa yang kau lakukan di sini?!”Darrel mempersempit matanya, menatap sosok yang be
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Bab 68- Takdir Sang Pewaris

Darrel melompat mundur untuk menghindar, tapi ia tidak cukup cepat untuk mengelak dari semua serangan. Energi itu menghantam tubuhnya, membuatnya terlempar ke belakang.“Darrel!” teriak Lean, berusaha berlari ke arahnya, tetapi dikepung oleh dua sosok hitam.Sementara itu, komplotan Redwolf yang sebelumnya menjadi ancaman kini hanya bisa menyaksikan dalam diam. Beberapa dari mereka masih tergeletak di tanah, tak berani bergerak. Beast Master, yang masih setengah sadar, hanya melirik situasi itu dengan ekspresi ketakutan.“Tidak... ini bukan urusanku,” gumamnya sambil kembali berpura-pura tak sadarkan diri. Energi gelap Sebastian membuat seluruh tubuhnya bergetar.Di tengah kekacauan itu, Darrel terpaksa harus menggunakan semua kekuatan yang dia miliki. Ketika Sebastian melancarkan serangan lain, tubuhnya merespons dengan cara yang tidak biasa. Energi merah yang familiar mulai muncul, mengalir dari dalam dirinya.“Apa boleh buat…” bisik Darrel, mengendalikan kekuatan dalam dirinya. En
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Bab 69- Keputusan Darrel

Mata Darrel menatap permata di kalung itu dengan tatapan tajam, seolah mencoba memahami makna tersembunyi yang diungkapkan oleh Drakonis. Cahaya yang memancar darinya terasa hidup, seolah berbisik langsung ke dalam jiwanya. Suara Drakonis terdengar menggema, memberikan arahan yang jelas:"Seiring berjalannya waktu, kau akan mengetahui bahwa dunia membutuhkanmu lebih dari apa yang kau pikirkan, nak. Ambil lah setiap langkah dalam hidupmu, dan ukirlah jalan takdirmu sendiri sebagai pewaris Drakonis."Darrel menarik napas dalam-dalam. Sebenarnya, ia tidak pernah membayangkan akan melangkah sejauh ini. Namun, takdir sebagai pewaris Raja Naga sudah lama ia terima, meski sering kali terasa seperti beban. Jika Drakonis telah berbicara, maka ia tahu dirinya tidak memiliki pilihan lain.Dengan tangan yang sedikit gemetar, Darrel menggenggam kalung itu dan menyerahkannya kembali pada Cilera. Mata wanita itu berkilau, mengharapkan jawaban yang akan mengubah segalanya. Setelah beberapa saat he
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Bab 70- Di Tengah Perjalanan

Perjalanan semakin jauh menuntun mereka ke dalam hutan yang semakin lebat dan gelap.Pohon-pohon raksasa dengan akar menjalar menciptakan jalur-jalur sulit yang memaksa mereka memanjat atau merunduk. Hawa dingin mulai menusuk tulang, dan kabut tebal perlahan menyelimuti jalur.Darrel, Cilera, dan Vindel bergerak lebih hati-hati. Suara ranting yang patah atau angin yang mendesir membuat mereka semua siaga. Meskipun pertarungan melawan Shadowfang telah selesai, rasa lega tidak bertahan lama."Jadi ini hanya awal," gumam Darrel, menatap hutan yang seperti hidup di sekeliling mereka.Cilera mengangguk, wajahnya tampak serius. "Hutan ini bukan sekadar hutan biasa. Semakin dalam kita pergi, semakin banyak makhluk sihir yang berbahaya.""Dan bukan hanya makhluk sihir," tambah Vindel, suaranya rendah. "Ada juga jebakan alam dan—"Suara raungan tiba-tiba memotong kalimat Vindel. Tanah di bawah mereka mulai bergetar. Darrel segera mengangkat kepalanya, menatap ke arah depan. Dari balik kabut,
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status