Home / Horor / Belenggu Rumah Darah / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Belenggu Rumah Darah: Chapter 101 - Chapter 110

120 Chapters

Bab 101 - Kebenaran yang Mengerikan

Cahaya lilin yang redup memantul di dinding-dinding rumah tua itu, menimbulkan bayangan yang tampak hidup dan bergerak seiring dengan langkah Mira yang semakin dalam memasuki kegelapan. Hawa dingin semakin menyelimuti tubuhnya, dan bisikan-bisikan yang mengisi udara semakin jelas, seolah-olah roh-roh yang terperangkap di dalam rumah itu kini menuntut perhatian. Meski ketakutan terus mengendap di dalam hatinya, Mira tahu bahwa dia semakin dekat dengan kebenaran—kebenaran yang selama ini disembunyikan di balik dinding-dinding rumah terkutuk ini.Setelah menyalakan lilin di tengah simbol bercahaya di lantai, Mira merasa ada sesuatu yang bergeser di bawahnya, seperti lantai kayu yang menyembunyikan rahasia gelap. Getaran aneh terasa merambat melalui kakinya, mengalir ke seluruh tubuhnya seperti peringatan bahwa dia telah melangkah terlalu jauh. Namun, justru inilah yang membuat Mira yakin bahwa jawabannya ada di sini—di pusat rumah ini.Matanya tertarik ke arah
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Bab 102 - Malam di Bawah Teror

Langkah-langkah Mira semakin berat saat dia melangkah lebih jauh ke dalam rumah yang sekarang benar-benar terasa hidup. Suara lantai kayu yang berderit di bawah kakinya hampir tenggelam dalam bisikan-bisikan yang memenuhi udara di sekelilingnya. Rumah ini, yang dulu hanya terasa menyeramkan, kini terasa penuh dengan kegelapan yang nyata, kekuatan yang lebih besar daripada yang pernah dia bayangkan.Di setiap sudut, ada perasaan bahwa sesuatu sedang mengawasinya. Suara samar dari dunia lain, seolah-olah roh-roh itu sedang menunggu saat yang tepat untuk menyerang. Jurnal yang baru saja dia temukan di lantai bawah memberikan gambaran mengerikan tentang rumah ini, dan Mira tahu bahwa dia tidak bisa membiarkan teror ini menyebar ke luar. Namun, semakin lama dia berada di dalam rumah, semakin dia merasakan kekuatan itu semakin kuat, semakin mendekat.Tiba-tiba, suara tangisan kecil terdengar di sekelilingnya, melayang di udara seperti suara angin lembut yang membawa jeritan
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Bab 103 - Cahaya Terakhir

Malam semakin dalam, dan hawa dingin di Desa Sinarjati terasa semakin pekat. Kegelapan yang menyelimuti rumah tua itu hampir terasa hidup, bergerak seperti makhluk yang siap menelan siapa pun yang berani mendekat. Mira berdiri di tengah ruang bawah tanah, tubuhnya gemetar bukan hanya karena udara yang dingin, tetapi juga karena ketegangan yang semakin meningkat. Di sebelahnya, Pak Surya, dukun desa yang dihormati, menyiapkan perlengkapan ritual dengan tangan yang terampil namun penuh kecemasan.Pak Surya adalah satu-satunya harapan Mira sekarang. Setelah kembali dari rumah, Mira menceritakan semua yang dia temukan—tentang jurnal kuno, tentang portal yang terhubung dengan dunia arwah, dan tentang siklus 30 tahun yang akan segera mencapai puncaknya. Pak Surya mendengarkan dengan serius, menyadari betapa bahayanya situasi ini. Dia tahu bahwa mereka tidak punya banyak waktu. Jika portal tidak ditutup sekarang, roh-roh yang terperangkap di rumah itu akan melarikan diri, memb
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

Bab 104 - Kehancuran yang Tidak Terelakkan

Malam di Desa Sinarjati, yang sebelumnya dipenuhi dengan ketegangan dan bisikan-bisikan dari dunia lain, kini bergemuruh dengan kekuatan yang lebih besar. Udara di sekitar rumah tua itu semakin tebal, berat, seolah-olah ruang dan waktu di dalamnya terlipat oleh kekuatan yang tidak bisa dijelaskan. Rumah itu sendiri tampak bergetar, kayu-kayunya meretak di bawah tekanan energi gaib yang kini bangkit dengan kekuatan penuh.Mira berdiri di tengah ruang bawah tanah, masih memegang lilin yang berkedip lemah di tangannya. Cahaya yang semula menjadi simbol harapan kini tampak rapuh, seolah-olah kekuatan jahat yang telah mereka coba lawan semakin dekat untuk menang. Pak Surya, yang baru saja menyelesaikan bagian terakhir dari ritual, terhuyung ke belakang, terengah-engah, napasnya berat. Wajahnya tampak tegang, matanya dipenuhi oleh kengerian."Pak Surya, apa yang terjadi?" tanya Mira, suaranya bergetar penuh kecemasan. Dia bisa merasakan sesuatu yang salah—ritual yang m
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

Bab 105 - Laras sebagai Pengorbanan

Udara malam di Desa Sinarjati masih diselimuti hawa dingin yang menusuk, meskipun rumah tua itu sudah lenyap dari pandangan, seolah-olah tenggelam ke dalam kegelapan yang tak terlihat. Namun, meski bangunan fisik itu sudah hilang, kekuatan jahat yang menghuni tempat itu tidak benar-benar pergi. Rumah itu mungkin telah runtuh, tetapi kutukan yang melekat pada tanah ini masih terasa, menyusup ke setiap sudut desa, membuat penduduk terperangkap dalam ketakutan.Di tepi desa, Laras berdiri sendirian, tubuhnya gemetar dalam kegelapan malam. Wajahnya pucat, matanya penuh dengan rasa bersalah yang mendalam. Dia tahu, jauh di dalam hatinya, bahwa semua ini berawal dari keluarganya. Kutukan ini, kegelapan yang membayangi desa selama ratusan tahun, adalah hasil dari kesalahan keluarganya. Dan sekarang, satu-satunya cara untuk menghentikan kutukan ini adalah dengan pengorbanan yang telah lama ditunggu-tunggu.Mira, yang baru saja kembali dari reruntuhan rumah tua itu, berlari men
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

Bab 106 - Arga yang Kembali

Malam semakin gelap di Desa Sinarjati, dan kegelapan itu terasa lebih hidup daripada sebelumnya. Bayangan-bayangan bergerak di antara pepohonan, suara-suara bisikan arwah semakin keras, dan tanah yang telah menjadi penjara bagi roh-roh terkutuk kini tampak semakin bergolak. Kehadiran Laras yang menghilang ke dalam pusaran kegelapan membawa teror yang tidak terelakkan. Para roh semakin kuat, dan Mira berdiri di tengah kekacauan ini, tubuhnya gemetar oleh ketakutan yang mencengkeram erat.Mira jatuh berlutut di atas tanah yang retak, merasakan jiwanya terbebani oleh kehancuran yang tampaknya tidak bisa dihentikan. Di sekelilingnya, roh-roh bangkit dari tanah, sosok mereka gelap dan penuh dengan dendam. Mata mereka kosong, tetapi penuh dengan kebencian yang membara. Mira tahu bahwa waktunya hampir habis, bahwa kegelapan ini tidak bisa dibendung lagi. Semua pengorbanan, semua usaha, terasa sia-sia.Namun, di tengah kekacauan itu, tiba-tiba udara terasa berubah. Hawa dingin
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

Bab 107 - Portal yang Terbuka

Langit di atas Desa Sinarjati tampak seperti robek oleh kegelapan yang semakin meluas, menciptakan suasana yang mencekam. Udara terasa berat dan sesak, seolah-olah setiap helaan napas adalah perjuangan melawan sesuatu yang tak kasat mata, namun nyata. Di tengah reruntuhan rumah tua, di atas tanah yang retak dan terbuka, portal ke dunia arwah kini terbuka lebih lebar, memancarkan cahaya gelap yang menyilaukan.Mira dan Arga, yang masih berdiri di ambang portal, dapat merasakan kekuatan jahat yang tak terhitung jumlahnya mulai melarikan diri dari penjara mereka. Suara gemuruh dari dunia lain memenuhi udara, suara jeritan, isakan, dan bisikan yang semakin keras, semakin menuntut. Mira memegang erat tangan Arga, merasa bahwa hubungan mereka adalah satu-satunya hal yang mencegah dirinya terseret ke dalam kegelapan."Ini… lebih buruk dari yang kita kira," desis Mira dengan napas terengah-engah. Di depan mereka, sosok-sosok besar dan hitam mulai bermunculan dari dalam
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more

Bab 108 - Korban Jiwa Terakhir

Malam itu, setelah portal ke dunia arwah tertutup sebagian dan kegelapan tampak surut, suasana Desa Sinarjati tidak sepenuhnya kembali tenang. Angin dingin yang bertiup membawa sisa-sisa energi jahat yang masih mengendap di tanah, mengingatkan semua orang bahwa meskipun banyak roh sudah kembali ke dunia arwah, sesuatu yang lebih besar dan mengerikan masih tersisa. Sebuah kekuatan yang menolak untuk pergi, meski portal tampak tertutup.Pak Surya, dukun desa yang terluka oleh serangan entitas sebelumnya, kembali berdiri dengan susah payah. Dia merasakan ada yang salah—ritual yang seharusnya menutup portal untuk selamanya hanya menghentikan sebagian dari kekuatan itu. Sebagai penjaga desa, dia tahu bahwa ada satu hal yang masih harus dilakukan.Saat malam semakin larut, Mira duduk di atas tanah yang baru saja menjadi medan pertempuran, napasnya masih terengah-engah setelah menyelesaikan ritual bersama Arga. Meskipun portal telah tertutup, dia bisa merasakan bahwa an
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more

Bab 109 - Perang Batin

Malam di Desa Sinarjati kembali sunyi, namun keheningan itu terasa lebih mencekam daripada kedamaian. Udara berat dengan sisa-sisa energi gelap yang masih menyelimuti desa, seolah-olah meski portal telah tertutup, rumah itu masih menyimpan sisa-sisa kegelapan yang menolak untuk pergi. Di dalam rumah yang kini runtuh, Mira berdiri sendirian, napasnya masih terengah-engah dari pengorbanan terakhir yang dilakukan Arga. Meski kutukan telah diakhiri, dia merasakan bahwa segalanya belum benar-benar berakhir.Pikiran Mira dipenuhi dengan bayangan Arga—pengorbanannya yang penuh keberanian, dan cara dia hilang, terserap ke dalam cahaya terakhir. Namun, sesuatu yang mengerikan mulai menghantui pikirannya. Saat dia berdiri di tengah reruntuhan, kesedihan yang mendalam perlahan-lahan berubah menjadi kecemasan. Suara-suara bisikan, yang seharusnya telah lenyap, kembali terdengar, semakin keras, semakin merasuk ke dalam pikirannya."Arga...?" bisik Mira, suaranya penuh dengan
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

Bab 110 - Pergeseran Realitas

Malam semakin gelap, namun kegelapan di sekitar rumah tua di Desa Sinarjati bukan lagi kegelapan biasa. Udara di sekitar Mira dan Laras terasa tebal, seperti menyatu dengan kabut yang menyelimuti desa. Realitas di sekitar mereka mulai berubah, dan mereka berdua terperangkap dalam sesuatu yang jauh lebih besar daripada sekadar kutukan lama—batas antara dunia nyata dan dunia arwah perlahan memudar, mengaburkan garis-garis yang selama ini memisahkan kehidupan dan kematian.Mira berdiri dengan kaki goyah, merasa dunia di sekelilingnya mulai berputar dengan kecepatan yang semakin tak terkendali. Cahaya bulan yang seharusnya menerangi desa kini tampak memudar, tergantikan oleh kabut tebal yang bergelombang, seolah-olah bergerak dengan sendirinya. Rumah tua itu, meskipun sebagian besar sudah runtuh, tetap berdiri di antara kedua dunia itu, menjadi poros dari kekacauan yang kini terjadi."Laras... apa yang terjadi?" Mira bertanya dengan suara tercekik, tubuhnya mulai keh
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status