Beranda / Horor / Belenggu Rumah Darah / Bab 71 - Bab 80

Semua Bab Belenggu Rumah Darah: Bab 71 - Bab 80

120 Bab

Bab 71 - Ritual Gagal

Malam itu, angin berhembus kencang di Desa Sinarjati, membuat pepohonan bergoyang seperti bayangan kelam yang meliuk-liuk di bawah cahaya bulan yang tertutup awan. Suasana desa semakin mencekam, dengan bisikan-bisikan ketakutan yang merayap di antara penduduk. Kejadian-kejadian aneh yang terus berulang membuat desa itu terasa seperti dikelilingi oleh aura kegelapan yang tak terlihat.Di tengah lapangan terbuka desa, Pak Kusuma berdiri dengan wajah penuh beban. Dia telah mengumpulkan beberapa penduduk desa yang masih berani untuk ikut serta dalam ritual malam itu. Mereka berharap, dengan melakukan ritual kuno ini, mereka bisa menenangkan roh-roh yang telah meresahkan desa. Namun, ada ketakutan yang tidak bisa mereka sembunyikan—ketakutan bahwa kekuatan di dalam rumah tua itu jauh lebih besar daripada yang mereka perkirakan.Pak Kusuma mempersiapkan lilin, dupa, dan benda-benda ritual lainnya dengan tangan yang sedikit gemetar. Di sekelilingnya, beberapa penduduk d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-01
Baca selengkapnya

Bab 72 - Kehadiran yang Mengerikan

Malam itu di Desa Sinarjati terasa lebih mencekam dari biasanya. Angin dingin yang biasanya hanya membawa aroma tanah basah kini tampak membawa sesuatu yang lebih mengerikan—sebuah kehadiran yang tak kasat mata, namun terasa begitu nyata di setiap sudut rumah. Setelah ritual yang gagal, suasana desa semakin tenggelam dalam kecemasan dan ketakutan. Roh-roh yang menghuni rumah tua tampaknya semakin kuat, semakin dekat, seolah-olah batas antara dunia mereka dan dunia manusia sudah mulai hancur.Di dalam kamar tempat mereka menginap, Mira duduk di tepi tempat tidur, tubuhnya bergetar ringan. Tangannya membelai lengannya sendiri, berusaha menghangatkan kulitnya yang terasa aneh, tapi bukan sekadar dingin yang biasa. Ada sensasi yang berbeda, sesuatu yang dia tidak bisa jelaskan dengan kata-kata. Malam ini terasa lebih dingin dari sebelumnya, tapi ini bukan hanya dingin yang disebabkan oleh udara malam. Ini adalah sentuhan yang mengerikan, dingin yang menusuk hingga ke tulang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-01
Baca selengkapnya

Bab 73 - Rahasia di Bawah Lantai

Matahari pagi yang biasanya membawa kehangatan dan kedamaian kini tidak lagi memberikan kenyamanan di Desa Sinarjati. Meski sinar lembutnya menerobos pepohonan dan menimpa atap-atap rumah, bayangan kelam dari malam-malam sebelumnya masih menggantung di udara. Kengerian yang dirasakan Arga dan Mira semakin nyata, semakin pekat. Keputusan mereka untuk kembali ke rumah tua itu tak lagi bisa dihindari—mereka harus mengakhiri kutukan yang telah menguasai hidup mereka.Hari itu, Arga dan Mira kembali ke rumah tua dengan tekad yang baru. Mereka tahu bahwa tidak ada cara lain selain mencari akar dari semua teror yang telah menghantui mereka. Jika ada jawaban, itu ada di dalam rumah ini. Sesuatu yang lebih tua dan lebih jahat dari yang pernah mereka bayangkan tersembunyi di sini, dan kali ini, mereka siap untuk menemukannya.Setelah memasuki rumah, Arga segera menyadari ada yang tidak beres. Ada perbedaan dalam suasana di dalam rumah itu. Langit-langit yang menjulang ting
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-02
Baca selengkapnya

Bab 74 - Kegelapan di Ruang Bawah Tanah

Suasana di rumah tua itu semakin menekan, seolah-olah setiap sudut ruangan menyimpan rahasia kelam yang siap menerkam kapan saja. Arga dan Mira berdiri di depan pintu ruang bawah tanah yang kini terasa lebih kelam dan menakutkan daripada sebelumnya. Mereka pernah menjejakkan kaki di sini sebelumnya, tapi kali ini, perasaan kegelapan yang melingkupi ruangan itu begitu nyata. Udara di sekitar mereka lebih pekat, dan bau busuk yang tajam menyeruak, membuat perut mereka bergejolak."Rasanya ada sesuatu yang berubah," kata Mira pelan, menahan napas saat bau busuk itu semakin kuat. "Seperti ada yang meneruskan ritual di sini setelah kita pergi."Arga mengangguk tanpa berkata-kata. Nalurinya memberitahu bahwa mereka akan menghadapi sesuatu yang jauh lebih gelap dari yang mereka bayangkan. Dengan napas tertahan, mereka mulai menuruni tangga kayu yang mengarah ke ruang bawah tanah. Setiap langkah terasa berat, seperti ada sesuatu yang menahan mereka, berusaha menarik mereka kem
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-02
Baca selengkapnya

Bab 75 - Pesan dari Dunia Lain

Kegelapan yang pekat di ruang bawah tanah semakin terasa menekan di sekeliling Arga dan Mira. Nafas mereka tercekat di tenggorokan, setiap langkah semakin terasa berat di tengah hawa busuk yang menyelimuti. Namun, di tengah rasa takut yang menguasai mereka, sesuatu menarik perhatian Arga—sebuah tumpukan kertas tua di sudut ruangan, yang tampaknya telah tertinggal selama bertahun-tahun."Ini... apa ini?" Arga bertanya dengan suara bergetar, menatap surat-surat itu dengan waspada.Mira, yang masih berusaha menenangkan detak jantungnya, mendekati Arga. Surat-surat itu tampak tua dan rapuh, dengan tinta yang mulai pudar di beberapa bagiannya. Mereka disusun dengan rapi di atas meja kecil yang hampir tertutup debu, namun surat-surat tersebut tampak tak tersentuh oleh kotoran yang memenuhi ruang bawah tanah ini. Ada sesuatu yang aneh dan tidak wajar dalam kehadirannya di tengah kegelapan ini."Surat?" gumam Mira, mencoba memahami apa yang dilihatnya. "Tapi siapa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-03
Baca selengkapnya

Bab 76 - Hilangnya Pak Kusuma

Pagi itu, Desa Sinarjati tampak lebih sunyi dari biasanya. Tidak ada suara ayam jantan yang berkokok atau aktivitas pagi hari dari para penduduk yang biasanya sibuk di sekitar rumah mereka. Seolah-olah desa itu terperangkap dalam kabut ketakutan yang menekan setiap sudutnya. Namun, bukan hanya keheningan yang membuat penduduk gelisah. Hilangnya Pak Kusuma, orang yang paling dihormati di desa, menjadi berita buruk yang menyebar dengan cepat, memunculkan ketakutan baru di antara mereka.Arga dan Mira terbangun dengan kabar mengerikan itu. Mereka tahu bahwa Pak Kusuma telah banyak membantu mereka dalam mencoba memecahkan misteri kutukan yang melanda desa dan rumah tua itu. Namun, kehilangannya tanpa jejak, setelah membantu mereka dalam pencarian surat-surat roh di rumah tua, membawa perasaan bersalah dan ketakutan yang lebih dalam.“Kita harus mencari tahu apa yang terjadi pada Pak Kusuma,” kata Arga dengan suara tegang, mempersiapkan diri untuk kembali ke rum
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-03
Baca selengkapnya

Bab 77 - Siklus Kegelapan

Hari mulai beranjak malam saat Arga dan Mira kembali ke rumah mereka di desa. Meski telah meninggalkan rumah Pak Kusuma, pikiran mereka masih dipenuhi oleh ketakutan akan hilangnya pria tua itu dan kehadiran jimat misterius yang mereka temukan. Segalanya mulai terasa semakin mendekati klimaks yang tak bisa dihindari—sebuah perasaan yang begitu kuat, bahwa mereka berada di tengah-tengah sesuatu yang jauh lebih besar daripada yang mereka bayangkan.Di tengah kesunyian, Mira berdiam di depan meja, menelusuri catatan-catatan yang telah mereka kumpulkan selama ini. Di hadapannya, surat-surat dari arwah, gulungan catatan Pak Kusuma, dan diagram-diagram mistik tersebar di atas permukaan meja. Dia telah menghabiskan berjam-jam mencoba menyusun kembali semua informasi itu, mencari pola di balik semua kejadian mengerikan yang terus menghantui rumah tua itu dan desa.“Arga,” panggil Mira tiba-tiba, dengan nada serius yang membuat Arga mendekat.“Ada
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-04
Baca selengkapnya

Bab 78 - Arga yang Terpilih

Suara angin yang menderu di luar rumah tua itu seolah menjadi bisikan lembut dari kegelapan yang lebih dalam, memanggil-manggil Arga setiap kali dia melangkah lebih dekat. Rumah itu bukan lagi sekadar bangunan tua yang terkutuk—kini terasa seperti makhluk hidup yang penuh amarah dan kehendak, yang tak henti-hentinya menarik Arga lebih dalam ke dalam teror yang tersembunyi di balik dinding-dindingnya.Mira berjalan di sampingnya, napasnya tercekat, dan meskipun tak satu pun dari mereka berbicara, ketegangan di antara mereka terasa jelas. Setiap langkah yang mereka ambil di rumah itu seolah menggiring mereka menuju sesuatu yang tak terhindarkan—sebuah takdir yang semakin hari semakin jelas.Ruangan demi ruangan yang mereka lewati tampak lebih pekat oleh bayang-bayang. Suara lantai kayu yang berderit, gemerisik angin yang menusuk dari celah jendela tua, semuanya menambah rasa ngeri yang menggantung di udara. Namun, satu hal yang terasa paling berbeda kali ini
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-04
Baca selengkapnya

Bab 79 - Pengaruh Kegelapan

Malam semakin pekat saat Arga dan Mira terus menjelajahi rumah tua itu, mencari cara untuk menghentikan siklus kegelapan yang hampir mencapai puncaknya. Namun, semakin lama mereka berada di dalam rumah, semakin jelas bahwa sesuatu yang lebih kuat sedang menguasai Arga. Suasana rumah terasa semakin menyesakkan, seolah-olah dinding-dinding kayu tua itu mulai menutup, perlahan-lahan menelan mereka.Di balik kegelapan yang membelit setiap sudut ruangan, Arga mulai mendengar bisikan-bisikan. Awalnya, mereka samar—hanya suara-suara halus yang hampir tidak terdengar, seperti angin yang lewat di sela-sela jendela. Namun, semakin lama, bisikan-bisikan itu semakin jelas, semakin tegas. Mereka tidak lagi seperti suara angin, tetapi suara yang langsung masuk ke dalam benaknya."Tinggal... Kau harus tinggal... Ini tempatmu sekarang..."Arga berhenti sejenak, mencoba memahami apa yang baru saja dia dengar. Dia memandang sekeliling, tapi tidak ada siapa pun sela
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-05
Baca selengkapnya

Bab 80 - Perlawanan Terakhir

Malam terasa semakin mencekam di Desa Sinarjati. Bayang-bayang panjang dari pepohonan bergoyang perlahan seiring angin dingin yang berhembus, sementara udara di sekitar desa dipenuhi oleh ketakutan yang merayap. Hilangnya Pak Kusuma, semakin kuatnya pengaruh rumah tua, dan fakta bahwa Arga telah dipilih sebagai pengorbanan berikutnya membuat segalanya tampak tak terhindarkan. Namun, Mira tahu bahwa mereka tidak bisa menyerah begitu saja. Ada satu kesempatan terakhir untuk melawan kegelapan yang semakin kuat itu—dan dia bersumpah untuk memanfaatkannya sebaik mungkin.Di dalam balai desa yang kecil, Mira berkumpul bersama beberapa penduduk desa yang masih berani. Wajah-wajah mereka dipenuhi kecemasan, namun tekad mereka tak tergoyahkan. Mereka tahu bahwa jika kutukan ini tidak dihentikan sekarang, maka mereka semua akan terperangkap dalam kegelapan selamanya, bersama roh-roh yang terjebak di rumah tua itu."Saya sudah memeriksa catatan Pak Kusuma dan buku-buku ritu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-05
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status