All Chapters of Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan: Chapter 181 - Chapter 190

283 Chapters

Yang Terjadi Di Rumah Sakit

Livia duduk di ruang tunggu poli anak Alva Hospital dengan Gadis di dalam dekapannya. Wajah Livia terlihat tegang, pikirannya juga terusik. Sejak tadi beberapa kali ia merasa seperti sedang diawasi, namun tidak menemukan siapa pun yang mencurigakan. Diusapnya kepala Gadis yang tertidur pulas. Anak itu tampak begitu damai. Ia tidak tahu pada kekacauan yang terjadi di sekitarnya. "Livia!" Dengan refleks Livia menoleh. Di detik itu jantungnya seperti hampir terlepas dari rongganya ketika menyaksikan Rajendra berdiri di ambang ruang tunggu. Kedua mata lelaki itu menatapnya dengan lekat. Lalu dengan mantap langkahnya mendekat. "Rajendra ...," suara Livia begitu lirih dan hampir tidak terdengar. "Gimana kamu bisa--" "Ya aku tahu kamu ada di sini," sela Rajendra memutus perkataan Livia lalu duduk di sebelahnya. "Aku cuma mau kita bicara baik-baik. Aku nggak akan macam-macam," ucapnya dengan wajah terpaku di wajah Livia. Livia mendekap Gadis dengan lebih erat. Tubuhnya terasa kak
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Rencana Untuk Mengobati Kaki Livia

Livia susah payah menahan geram di saat melihat Rajendra masih berdiri di dekat pintu seperti seorang bodyguard.Livia sadar, semakin lama ia berada di sana semakin besar kemungkinan Rajendra mengejarnya.Menarik napas panjang, Livia memikirkan cara agar bisa pergi tanpa Rajendra yang terus membuntutinya.Sayangnya kondisi fisik Livia tidak mengizinkannya untuk berlari. Ia hanya bisa berjalan ke dalam lift. Dan seperti yang ia duga Rajendra mengikutinya."Tunggu aku, Livia!" panggil Rajendra. Tapi Livia tidak merespon. Ia terus berjalan dengan langkah tertatih.Livia menekan tombol lift dan menanti pintu terbuka. Ketika lift tiba ia masuk dengan cepat. Seperti yang bisa ditebak Rajendra juga ikut masuk. Livia menghentikannya."Jangan ikuti saya, Ndra. Saya ingin sendiri.""Aku hanya ingin memastikan kalian aman," balas Rajendra."Saya dan Gadis aman. Kamulah yang membuat kami jadi nggak nyaman. Jadi pergilah."Dengan perlahan pintu lift tertutup. Dan Rajendra tetap berada di dalam. Be
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Bertemu Utary

Sepeninggal Livia Rajendra termenung. Walaupun belum bisa menaklukkan Livia tapi ia senang melihat perempuan itu melunak karena janji pengobatannya tadi. Rajendra tidak main-main dengan ucapannya. Kalau Livia setuju ia akan langsung membawa perempuan itu berobat. Selanjutnya pikiran Rajendra tertuju pada perdebatan dengan Livia di ruang tunggu poli anak, mengenai nafkah. Rajendra baru sadar ia tidak memberikan sepeser uang pun pada Livia untuk biaya hidupnya dan Gadis. 'Wanita menyukai uang. Dia pasti takluk kalau aku kasih uang,' bisiknya di dalam hati. Tanpa berpikir panjang Rajendra membuka aplikasi M-banking di ponselnya. Ia mengetikkan sejumlah angka dengan nominal yang besar. Dalam sekejap mata uang sebesar seratus juta rupiah berpindah dari rekeningnya ke rekening Livia. Tanpa sadar bibir Rajendra menyimpul senyum. Setelah Livia kembali dari toilet nanti ia akan mengatakannya. Ia yakin Livia akan melunak dan jalannya untuk kembali pada perempuan itu akan terbuka lebar.
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Mempermalukan Utary

Di dalam butik tersebut Rajendra menemukan Utary sedang mencoba sebuah kalung berlian mahal. Di samping perempuan itu Indra berdiri memuji kecantikan Utary."Kalungnya cantik banget, Tar.""Jadi cuma kalungnya doang nih yang cantik?" Utary pura-pura merajuk sambil menatap Indra dengan manja.Indra tertawa. "Dua-duanya dong. Ya kalungnya, ya orangnya. Tapi kalungnya jauh lebih cantik kalau kamu yang pakai. Kalau orang lain yang pakai belum tentu akan secantik ini."Utary tersipu-sipu mendengar pujian yang dilayangkan Indra padanya. "Pasti harganya mahal," ucapnya sambil menyentuh kalung itu dengan jemarinya.Rajendra yang sudah tidak tahan lagi menahan emosi, menampakkan dirinya di depan kedua manusia itu."Kalung itu memang mahal, bahkan sangat mahal. Tapi harga diri lo ternyata jauh lebih murah dari yang gue pikir."Utary dan Indra sama terkejutnya. Wajah Utary memucat ketika melihat Rajendra berdiri di depan mereka dengan tatapan tajam."Ra ... jendra ..." Utary tergagap. "Eh, lo d
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Main Bertiga

Utary terduduk di lantai memegangi pergelangan kakinya yang terasa nyeri. Matanya mencari Indra, tetapi lelaki itu sudah menghilang di antara keramaian.Air mata yang sejak tadi ditahannya agar tidak tumpah akhirnya meleleh juga, bercampur dengan perasaan malu dan frustrasi.Rajendra masih berdiri di dekat Utary, menyaksikan pemandangan tersebut dengan ekspresi tanpa belas kasih. Tangannya bersedekap di dada, matanya menatap dingin ke arah wanita yang dulu pernah menjadi bagian hidupnya."Kenapa masih duduk di sana? Udah nggak sanggup berdiri?" ujar Rajendra mengejek.Utary mendongak dan menatap Rajendra dengan matanya yang basah. "Kamu nggak bakal ngerti perasaanku, Ndra."Rajendra tertawa mendengarnya. Sebuah kekehan yang lebih menyerupai cemoohan. "Gue nggak ngerti lo bilang? Ya emang gue nggak ngerti. Sekarang bilang ke gue siapa bapaknya Randu? Gue perlu tahu."Utary menggeleng pelan. Air matanya mengucur semakin kencang. "Aku nggak tahu, Ndra," lirihnya nyaris tak terdengar.Dah
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Terkejut

Setelah dua hari berada di Singapura, Rajendra pulang ke Indonesia dengan membawa berbagai perasaan.Pengkhianatan Utary serta fakta yang ditemuinya mengenai perempuan itu membuat penyesalannya pada Livia menjadi semakin dalamSetelah tiba di bandara Geri sudah menunggu. Rajendra menyuruh menjemputnya. Sedangkan Tasia pulang naik taksi."Ke rumah Papi," kata Rajendra setelah mereka meninggalkan area bandara."Baik, Pak," jawab Geri.Rajendra bukan ingin bertemu dengan Erwin ataupun Lola. Ia hanya rindu pada Randu. Setelah fakta mengejutkan yang membuatnya syok ia menjadi sangat kasihan pada anak itu. Ia tidak akan pernah mengizinkan Randu hidup dengan perempuan seperti Utary."Pak, selama Bapak pergi saya sudah coba mencari ibu Livia," lapor Geri dari balik kemudi."Nggak usah dicari dulu. Biarin aja."Jawaban Rajendra membuat Geri mengerutkan keningnya. Biasanya Rajendralah yang paling antusias tapi kali ini tampak tidak bersemangat."Kenapa begitu, Pak?" tanya Geri penasaran."Saya
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bingung

Di dalam taksi yang membawanya pulang Livia melihat buku tabungannya. Transaksi 100 juta itu terjadi tepat di hari Livia bertemu Rajendra di rumah sakit beberapa hari yang lalu. Namun kala itu Rajendra tidak mengatakan apa-apa padanya.Bagi Livia seratus juta adalah jumlah yang begitu besar. Dadanya bergejolak. Ia merasa terkejut, marah dan juga bingung.Apa maksud Rajendra mengirim uang itu? Apa Rajendra ingin membelinya dengan uang itu?Apa itu sebagai tanda permintaan maaf? Apa Rajendra pikir Livia bisa dibeli dengan uang?Livia tidak yakin tapi ia tidak suka dengan cara ini.Livia akan sangat marah dan tersinggung jika memang itu tujuan Rajendra.Setibanya di rumah Livia langsung membuka baby carrier. Ia meletakkan Gadis di atas tempat tidur. Kemudian Livia mengambil ponselnya. Ia termenung sesaat sebelum mengaktifkan SIM card 1 dan membuka blokiran Rajendra.Ia mengetikkan pesan ke lelaki itu."Saya nggak butuh uangmu, Rajendra. Jika ini caramu agar saya mau memaafkanmu, kamu s
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Nikah Denganku, Liv

Cici menyadari kebimbangan di wajah Livia. Gadis itu pun mencoba meyakinkan mantan pasien yang pernah ditanganinya."Mbak, saya tahu mungkin saja saat ini banyak hal yang menyita waktu dan pikiran Mbak. Tapi percayalah, Mbak, fisioterapi itu bukan hanya soal fisik tapi juga tentang kepercayaan diri. Kalau Mbak Livia rajin terapi, kaki Mbak akan pulih. Mbak akan bisa berjalan normal seperti sebelum kecalakaan itu."Livia menerbitkan senyum tipis dari bibirnya. "Terima kasih, Ci, tapi saya belum tahu kapan bisa meluangkan waktu untuk fisioterapi lagi. Apalagi sekarang saya sedang punya bayi."Mata Cici refleks terpaku pada bayi mungil yang berada di dalam gendongan Livia. "Jadi ini anak, Mbak? Dia cantik kayak Mbak Livia.""Terima kasih, Ci," jawab Livia atas pujian itu.Perbincangan keduanya terhenti sesaat ketika seseorang masuk ke dalam toilet."Mbak, ini nomor handphone saya. Kalau Mbak berubah pikiran hubungi saya ya. Nggak usah sungkan." Cici memberi kartu namanya pada Livia."Ter
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Hati Yang Panas

Usai pembicaraan dengan Langit, Livia merenung lama. Kata-kata Langit terus menghantuinya.'Kamu masih punya aku, kamu nggak sendiri'.Livia memandangi putri kecil yang tertidur lelap di sampingnya. Gadis adalah segalanya. Namun ia juga menyadari bahwa kesehatan fisik adalah kunci untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi putrinya.'Jika aku sehat aku bisa mengurus Gadis dengan sempurna. Aku bisa mencari pekerjaan yang lebih baik untuk kehidupan yang lebih baik,' pikir Livia.Pada akhirnya Livia menerima tawaran dari Langit walau dengan hati berat. Ia juga menghubungi Cici tentang rencananya untuk kembali menjalani fisioterapi."Lang, saya sudah pikirin. Saya setuju dengan rencanamu tapi ada beberapa syarat," kata Livia ketika menghubungi Langit.Langit merasa penasaran di balik teleponnya. "Apa syaratnya, Liv?""Ada tiga sih.""Oke, bilang aja.""Pertama, kamu harus pastikan Gadis aman di mana pun dia berada. Lalu kalau ada hal-hal yang mencurigakan langsung hubungi saya. Terak
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Tidak Bisa Diingkari

Langit menarik napasnya sedalam mungkin, mencoba meredam ketegangan. Gadis yang berada dalam gendongannya menggeliat kecil. Anak itu seolah merasakan energi negatif di antara kedua lelaki itu. Langit mengelus-elus punggung Gadis lembut, mencoba menenangkannya."Gue nggak mau ribut di sini, Ndra. Gadis ada sama gue karena Livia yang menitipkannya," kata Langit mencoba menjelaskan."Memangnya ke mana, Livia?" balas Rajendra dengan kedua tangan terkepal erat di sisi tubuhnya."Sorry, gue nggak bisa bilang sama lo."Langit yang menyembunyikan keberadaan Livia membuat suasana semakin panas.Rajendra melangkah mendekat, memangkas jarak di antara dirinya dan Langit. "Kenapa lo nggak bisa bilang? Apa hak lo nyembunyiin keberadaan istri gue?" suaranya penuh kemarahan yang ia coba menahannya.Seperti biasa Langit tetap tenang menghadapi Rajendra. "Satu hal yang lo harus tahu, memastikan Livia dan Gadis tetap aman adalah kewajiban gue.""Memangnya lo siapa hah? Sok-sok peduli sama istri dan anak
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
29
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status