Pagi harinya, Jingga begitu terlihat sibuk ku lihat. Mulai dari menyapu, cuci piring, cuci baju hingga membantu memerah sapi-sapi miliknya seperti biasa bersama asistennya. Siapa lagi kalau bukan si Yudi, laki-laki kegatalan itu hampir setiap subuh selalu mengetuk pintu rumah panggung ini dengan alasan mengambil ember lah, vitamin lah, air panas lah padahal semua itu sudah selalu tersedia di dalam kandang. Namun, Jingga selalu saja meladeni, dengan senyuman hangat dan sabar, seolah tak pernah lelah. Padahal, aku tahu betul, dia lebih sering terlihat lelah daripada bahagia. Yudi, si laki-laki kegatalan itu tak hanya sibuk dengan alasan-alasan kecil untuk mendekati Jingga, tetapi juga selalu berusaha mencari celah untuk menunjukkan perhatian lebih pada istriku itu. Hey, dulu kemana aja lu saat aku belum menikahinya? Apa sikapnya seperti saat ini, kegatelan? Kalau lu cinta sama si Jingga, kenapa gak lu nikahin dari dulu? Gedeg banget dah, gak gentle man lu. "Neng jingga, udah gak usah
Terakhir Diperbarui : 2024-11-07 Baca selengkapnya