Home / Romansa / Istriku Seorang Juragan / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Istriku Seorang Juragan : Chapter 11 - Chapter 20

75 Chapters

perdebatan kecil

Jingga tetaplah Jingga, meski mandi berjam-jam dengan sabun beraroma strawbery milikku tetap saja aroma tubuhnya menguar tidak sedap entah kenapa. Padahal mandinya juga baru selesai dua jam yang lalu. Aku misuh-misuh saat Jingga mendekati, emak sama bapak entah kemana sedari pulang tadi tak kelihatan batang hidungnya. "Kamu kenapa sih kang, kok kaya gak suka gitu dekat sama aku?" Jingga bertanya dengan raut wajah sedih saat aku menggeser dudukku dengan sangat jauh dari arahnya. Aku mengedikkan bahu sebagai jawaban, kedua netra ini terus fokus menatap layar kaca yang menampilkan serial naruto kesukaanku. "Kang," panggilnya lagi, namun kali ini ia menyerah tak lagi mendekatiku. Aku mendengus sebal, "apa sih? Lagi fokus juga" keluhku. "Akang dari tadi belum sarapan, minum juga Jingga gak lihat tadi. Mau dibikini menu sarapan apa?" tawarnya. Mendengar tawaran itu, bukannya senang jelas aku malah menolak dengan gelengan tegas. "Gak usah!" Ucapku sembari terus fokus menon
last updateLast Updated : 2024-10-23
Read more

perhatian Jingga

Hachim ... Uhuk ... Uhuk ... Tengah malam begini, aku tidak berhenti bersin dan batu-batuk. Tubuhku rasanya remuk, udara malam bahkan terasa begitu menusuk hingga selimut tebal yang ku gunakan tak terasa di tubuh ini. Kepalaku rasanya cenat-cenut, perutku seolah tengah diobok-obok tak karuan. Hoek .. Ah, akhirnya keluar juga. Jingga yang tertidur di sebelahku rupanya kini sudah sigap membantu mengelap muntahan di selimut yang ku kenakan. "Ya allah akang, ini suhu tubuhnya tinggi sekali" samar ku dengar suara kepanikannya sembari memegang termometer yang entah kapan diletakam di ketiakku. Aku menoleh,"tolong ambilkan air hangat" pintaku lemas. Jingga mengangguk, segera ia menghilang dari pandanganku. Sembari menunggu, aku kembali hendak berbaring namun lilin aroma terapi yang kunyalakan rupanya sudah padam, alamat bahaya ini. Bisa-bisa sakitku tambah parah. Buru-buru aku terpaksa kembali bangun dan sege
last updateLast Updated : 2024-10-23
Read more

perhatian jingga 2

Sudah seminggu ini aku terbaring di kamar dengan rasa sakit yang sudah mulai mereda. Kata dokter, aku terserang penyakit tipes yang mengharuskan aku mendapatkan perawatan yang tepat namun aku memilih untuk di rawat di rumah saja. Bukan apa, aku gak mau semua orang kesusahan karena sakit ku ini. Sudah seminggu ini pula, aku mendapatkan perhatian lebih dari Jingga. Ia begitu telaten merawat ku, hingga ia rela begadang demi menjagaku. Masalah emak sama bapak? Mereka jelas mengomeli, katanya aku tak pandai menjaga kesehatan, tak pandai menjaga pola makan dan tidur teratur padahal penyakit siapa yang tau datangnya kapan. Hari ini badanku sudah merasa mendingan, dan meminta Jingga untuk tidak perlu terlalu ketat menjagaku. Masalah aroma tubuhnya? Jelas aku masih terganggu, tapi tidak terlalu. Kini aromanya agak sedikit berkurang mungkin karena hidungku masih tersumbat kali ya, jadinya tidak terlalu menyengat di indra penciumanku. "Akang makan dulu ya buburnya
last updateLast Updated : 2024-10-24
Read more

bertanggung jawab?

Aku mendengus saat silau matahari pagi dari jendela kamar ini menganggu tidur damaiku. Perlahan kedua bola mata ini mengerjap, membuka dengan perlahan. Lagi, aku menghela nafas dama saat tak ku dapati bagian kasur sebelah kanan ini sudah kosong tak ada keberadaan sosok perempuan yang sudah seminggu lebih satu hari ini menemani dan setia merawatku. "Sudah jam sembilan rupanya," gumamku saat tak sengaja netra ini memandang jam dinding tepat di berhadapan denganku. Seketika sudut bibir ini membentuk lengkungan saat netra ini menangkap sebuah kertas kecil yang di tindih menggunakan kunci dengan gantungan boneka sapi . Biar ku tebak, pasti ulahnya Jingga yang akhir-akhir ini selalu saja memberiku pesan jika aku sudah tak mendapati dirinya ketika bangun pagi. To: Suami tersayangku From: Istri cantikmu. Kang, maaf. Jingga hari ini harus ke peternakan pagi-pagi sekali tanpa berpamitan terlebih dahulu. Jingga gak tega jika harus kembali membangunkan akang yang tertidur nyenyak, akang h
last updateLast Updated : 2024-10-24
Read more

2

"Mak, ahmad butuh waktu. Semua butuh proses, gak bisa langsung jadi. Lagi pula setiap orang punya kekurangan mak" keluhku merasa terpojok dengan nasihat emak yang tiba-tiba ini. “Emak tahu, Kang, setiap orang punya kekurangan. Tapi itu bukan alasan untuk kamu terus-terusan malas!” jawab emak, nada suaranya masih penuh ketegasan. “Kalau gitu, kenapa emak tidak mengingatkan Jingga untuk lebih menjaga diri? Dia kan juga bisa berbenah,” jawabku dengan nada tak sabar. “Mad, bukannya itu yang seharusnya kamu lakukan sebagai suami? Menjadi teladan?” Emak menatapku tajam, seolah ingin menembus dinding ketidakpedulian ku. Aku mendengus, masih merasa terpojok. “Tapi kan aku sudah bilang, Ahmad bukan robot. Kita semua punya kebiasaan buruk.” "Mad, apa kamu tidak merasakan betapa jingga mencintaimu selama seminggu ini? Dia berjuang dan dengan sabar merawatmu dan apa ini?" tanya emak dengan menunjuk kunci motor yang masih berada di genggamanku. Aku terdiam tidak menjawab, emak merebut
last updateLast Updated : 2024-10-25
Read more

memanfaatkannya?

"Pinjam motor bapak aja ya pak," aku memohon dengan wajah memelas kearahnya. Bapak mengedikkan kedua bahunya, sedetik kemudian kepalanya menggeleng. "Ogah ah, bensinnya masih penuh. Enak dikamu itu mah," Astagfirullah bapak. Kenapa pelit sekali, sama anak sendiri ini kok itungan sih. Cihhh ... "Ahmad ganti pas nanti gajian deh pak," rayuku. Bapak tetap kukuh menggeleng,"suka lupa kamu mah kalau udah ngomong gitu teh. Gak ah, lagian kamu udah punya motor sendiri, sudah sana berangkat. Mau di pecat kamu? udah mah gak masuk seminggu ini malah ditambah acara kesiangan. Udah sana!" perintah bapak mendorongku agar segera berangkat. Dengan menggerutu tak jelas, aku berjalan cepat langsung menaiki motor pemberian Jingga yang terparkir di depan rumah itu dengan terpaksa. Tepat ketika aku menghidupkan mesin motor, deru suara yang terdengar menggema di sekelilingku, seolah menyuarakan kebangkitan hariku. Di balik jendela, kucing tetangga melirik dengan mata penuh rasa ingin tahu, m
last updateLast Updated : 2024-10-25
Read more

salah ngomong!

Dua mangkuk indomie rebus dengan toping telur dan sawi sudah tersaji dihadapanku. Kepulan asapnya menguar, menusuk indra penciumanku. Wanginya begitu menggoda, tadi setelah mengganti pakaian dengan pakaian milik adiknya aku bergegas menyajikan makan malam sederhana yang ada di dapur kecil ini sembari menunggu Jingga selesai mandi. "Makan malam sudah siap, ayo makan" seruku mengintrupsi Jingga yang baru saja keluar dari kamar dengan pakaian bersihnya. Jingga mengangguk antusias, mendekat ke arahku. Tapi tunggu ... Ini aroma bumbu mie yang menggoda kenapa bisa hilang di gantikan dengan bau yang lain. Ah, selera makanku kayaknya bakalan hilang setelah ini. "Wah, dari tampilan dan aromanya menggoda sekali kang. Jingga cobain ya," ujarnya meraih satu mangkuk indomie rebus dihadapanku ini. "Tunggu," cegahku segera menariknya pergi memasuki kamar. "Loh, akang ngapain malah bawa jingga ke kamar? Gak tahan ya lihat Jingga dengan pak
last updateLast Updated : 2024-10-26
Read more

khawatir?

"Mak! Jingga kemana?" tanyaku setengah berteriak, kedua bola mata ini memutar kesana kemari mencari keberadaannya. Hari sudah hampir gelap, setelah setengah jam lalu aku baru pulang dari sekolah dan tak ku dapati perempuan itu entah kemana. Padahal, selama ini dia selalu menunggu di depan pintu, menyambut kepulanganku. Emak yang tengah sibuk memasak kini menoleh sebal ke arahku. "Istrimu belum pulang, sibuk" ketusnya. Keningku berkerut, jawaban emak sungguh di luar ekspektasi ku. Apa iya sedari pagi buta sampai hari mulai gelap perempuan itu masih betah di peternakannya? "Ck. yang benar aja mak," decakku tak percaya. Mata emak membola, tangannya kini bersiap melemparkan satu buah tomat kearahku. "Sejak kapan emak bohong sama kamu, Mad? Sudah sana jemput istrimu, emak khawatir" Aku menggeleng, "males ah mak, biarin aja pulang sendirian. Ahmad capek," tolakku yang segera dihadiahi emak lemparan tomat yang sudah sangat matang. Pluk! "Mak!" teriakku tak terima saat tomat
last updateLast Updated : 2024-10-26
Read more

mulai nyaman?

Jingga tertawa, "Berarti akang mau makan masakan jingga?" Eh. Alamaaaak salah ngomong aku! Eh, maksudku... itu bukan berarti aku suka," ucapku terbata-bata, berusaha memperbaiki kesalahan. Jingga menatapku dengan senyum menggoda. "Halah, bilang aja mau dimasakin sama istri. Iya kan? Asal akang tau, Jingga jago masak loh" beritahunya bangga. "Dih geer plus sombong, saya gak percaya ya sebelum mencicipi masakannya enak apa enggak" jawabku sambil mengalihkan pandangan. Ia tertawa, matanya berbinar. "Deal! Besok-besok Jingga akan buktikan ya kalau perempuan tangguh ini selain kaya, dia juga jago masak seperti chef Renata!" Tiba-tiba perasaan aneh hinggap, hatiku terasa berdesir mendengar dan melihat ia tertawa begitu lepas tak seperti biasanya. "Level sombongnya bisa diturunin dikit gak? Malu aja nanti kalau omongan sama kenyataan beda jauh" Jingga terkekeh, pura-pura m
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more

impian jingga

"Jing, kamu ngapain sih pake beliin saya motor segala?" aku bertanya mencoba mengalihkan pembicaraan saat Jingga terus menerus mengorek prihal urusan pribadiku. Enak saja, emang siapa dia. Berani-beraninya menanyakan hal sensitif tentangku, merayuku agar menceritakan segala hal padanya. Tidak, ini tidak benar! Jingga mengerjap, mata bulatnya begitu menggemaskan saat tau aku memulai pembicaraan ketika kami sudah memutuskan untuk tidak pulang malam ini dan segera menaiki ranjang untuk merebahkan tubuh yang lelah ini. "Eh iya, gimana kang motornya nyaman kan?" Aku mencibir ucapan yang keluar dari mulut Jingga dengan kesal, apa-apaan Jingga ini bukannya menjawab malah berbalik menanyakan sesuatu hal yang tidak penting. "jangan mengalihkan pembicaraan Jingga, saya tidak suka!" "Mhehehe, maaf kang" ucapnya dengan cengiran. "Jadi?" tanyaku menuntut. Jingga mulai memperbaiki posisiny
last updateLast Updated : 2024-10-28
Read more
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status