Home / Romansa / Wanita Kedua / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Wanita Kedua: Chapter 71 - Chapter 80

97 Chapters

Robert VS Aditya

Robert yang sedari tadi hanya terdiam, jadi terusik dengan permohonan maaf dari Anna tersebut dengan memalingkan wajahnya. Tapi, masih tetap belum mengeluarkan perkataan maupun jawaban.Aditya menatap Anna dengan menyunggingkan bibir sebelah kiri naik sedikit ke atas. Aditya tahu, Anna berusaha membantunya. Kemudian dia beralih menatap ayah mertuanya."Kamu sudah yakin dengan gadis ini?"Pertanyaan Robert yang tiba-tiba saat menatapnya dari samping membuat Aditya tertegun.Aditya tidak mau menyia-nyiakan lagi kesempatan untuk menyatakan keberadaan Anna."Iya, Pap." Jawab Aditya sambil terus menatap Robert dari samping, menunggu reaksinya."Lalu, Jessica? Kau tahu bagaimana dia, dan hanya kau yang bisa." Tambah Robert.Aditya lalu mengangguk pelan, isyarat dia mengerti maksud Robert. Kemudian Aditya kembali menatap batu nisan ayahnya."Sebelum aku menikahi Jessi, setelah ke makam ibu, aku kesini, ke makam ayah. Aku berjanji padanya, akan membahagiakan putri sahabatnya."Getaran kembali
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

Amarah Aditya

Anna mencoba menarik tangan Aditya yang masih mencengkeram kerah baju Robert. "Mas, bersabarlah. Ingat, dimana kita sekarang.""Mundur kamu Anna! Kamu nggak ada sangkut pautnya dengan semua ini."Karena sikap kaku Aditya itu, Anna jadi ketakutan dan beringsut mundur. Tapi, bagaimanapun juga, Aditya menuruti apa perkataan Anna barusan. Di lepas perlahan dan mengatur lagi napasnya yang sempat tersengal-sengal karena amarah."Aku ... sudah lama menduganya, kenapa kau tidak pernah memperlakukan Jessica seperti putrimu sendiri. Diapun selalu merasakan hal yang sama."Baru sekarang Aditya berani menatap Robert, kali ini dengan tatapan sinis, matanya memicing."Kenapa Jessica nggak pernah tahu? Lalu ... siapa ayah kandungnya?"Robert menghindari merespon tatapan mata Aditya yang sudah menjurus menanyakan hal-hal yang nggak berniat dia ungkit lagi."Waktuku nggak banyak. Aku harus pergi." Robert berbalik badan, dan berjalan begitu saja meninggalkan Aditya dan Anna."Hei, jangan sampai rasa ho
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

Kirana Kunci 2 Perusahaan

Sesampai di rumah."Ngantuk," keluh Anna, setelah harus membereskan semua keperluan mereka selama kepergian selama 3 hari.Anna berencana ke kamar tidurnya dan segera tidur karena besok adalah hari senin. Anna sudah membayangkan, hari senin akan menjadi hari yang melelahkan.Anna melihat ke sekeliling ruangan, sepi. Tak di jumpai sosok Aditya dimanapun. Anna memberanikan diri masuk ke dalam kamarnya yang selalu nggak di kunci. Baru saja dia selesai membereskan baju-baju Aditya di lemari kamarnya kemudian berganti membereakan baju miliknya di kamarnya sendiri.Sambil mengetuk tapi juga mendorongnya hingga pintu kamar Aditya akhirnya terbuka, Anna bertanya."Mas. Kamu di dalam?"Ternyata Aditya duduk terdiam di sebuah arm chair. Anna berpikir kalau Aditya sedang berpikir keras, hingga nggak membuatnya bergeming saat di panggil namanya. Tanga kanan yang menyangga pada dagu, sepertinya dia berusaha melakukan investigasi, mencari kebenaran atas tindakan atau kata-kata yang di tujukan padan
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

Temani Aku Tidur Di Sini

Melihat tatapan Aditya, Anna jadi bingung akan menampakkan ekspresi bagaimana. Dengan tersenyum ataukah raut serius . Aditya akan mengira selain dirinya kelihatan aneh, karena dia bertanya hal serius, tapi di balas senyuman dan takut Aditya menginterpretasikan senyumannya itu adalah godaan. Kalau misalkan menyengir, takut ketahuan bohongnya, apalagi ekspresi marah-marah, bakal ketahuan kalau dia menyembunyikan sesuatu. Anna hanya diam kaku beberapa saat, takut menampakkan ekspresi macam-macam pada laki-laki pandai menganalisa di depannya itu."Aku belum tahu pasti." jawab Anna singkat, berharap Aditya tidak lagi menanyainya lagi. Tapi, ekspektasinya salah."Berarti Alan sudah punya bayangan keputusan apa yang akan di ambilnya, dan kamu tahu itu?"'Aduh, itu pertanyaan atau pernyataan ya?' batin Anna.Anna semakin gemetaran, tapi takut menunjukkannya."Ehmm, mungkin minggu depan Pak Alan akan membuat keputusan seperti yang kamu sangkakan tadi," jawab Anna sambil mengangkat bahunya, sam
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

Tawaran Menggiurkan Alan

"Mumpung Pak Alan di sandera Mas Aditya, main-main dulu ah."Dari meja kerjanya, Anna mengintip keberadaan Vani, sahabatnya yang terlihat serius di depan komputer dengan kerjaan.Anna menekan telpon yang menuju ke saluran telpon milik Vani."Selamat pagi, dengan Vani disini. Ada yang bisa di bantu?""Kesini kau, masuk ruanganku!" perintah Anna sambil melambaikan tangan ke arah Vani yang telah melihatnya."Siap Bu!" jawab Vani sambil terkekeh dan setelahnya berdiri, berlari kecil ke arah ruangan Anna."Anna," panggil Vani yang kepalanya mengintip dari balik pintu, kemudian masuk dan buru-buru duduk di depan Anna."Aku kangen deh, 3 hari nggak ketemu. Gimana perjalanan bisnismu sama Pak Alan, sama Pak Aditya."Vani menepuk tangan kegirangan karena ikut senang Anna bisa pergi dengan Aditya juga. Kemudian maju lebih ke depan, tidak sabar dirinya mendengarkan cerita Anna."Maka dari itu, mumpung Pak Alan nggak ada, aku panggil kamu kesini. Perjalanannya sih, seneng!"Vani langsung excited
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

Sempat Berpikiran Jahat

Anna mendehem."Itu ... mungkin nanti akan saya bicarakan dengannya Pak.""Apa kira-kira dia akan menyetujuinya?"Sambil tersenyum, Anna menjawab."Saya belum tahu Pak. Belum ada gambaran soal itu."Setelah itu, bola mata Anna melirik ke arah kaca yang sengaja di tutup, tidak seperti biasanya Alan melakukannya, kecuali ada tamu penting menemuinya."Oh ya, kalau boleh saya tahu, apa rencana konsolidasi ini sudah di ketahui para pegawai Pak? Saya rasa, merekalah yang nanti paling terdampak Pak."Setelah mengatakannya, Anna memundurkan tempat duduknya.Alan menatap Anna serius untuk kesekian kali."Aku perhatikan, semakin lama kamu lebih pintar Anna. Kamu tidak mudah di pengaruhi. Bukan juga gadis yang cinta mati sama pria yang nyata-nyata mempunyai banyak kelebihan seperti Aditya. Justru Adityalah yang sepertinya memujamu."Anna tersenyum tersipu saat mendengarnya."Karena saya belajar Pak. Itu saja."'Karena pelajaran dari Mas Aditya juga,"' batin Anna sambil mengingat wajah Aditya."B
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

Aku Ingin Anak, Kirana

Pagi hari yang galau buat Anna. Anna duduk membisu di depan meja makan. Di hadapannya tersedia dua keping roti bakar yang berisi telor mata sapi yang masih hangat. Tidak ada perjanjian tertulis, tapi Aditya dengan sendirinya selalu menyiapkan sarapan untuk mereka berdua. Anna melihat ke arah Aditya yang sedang menyiapkan untuk dirinya sendiri. Kemudian dengan membawa botol saos tomat, Aditya duduk di meja makan, depan Anna. Dia menatap Anna menyelidik. "Ada apa?" tanyanya kemudian. "Ehmm... aku mau tanya." "Tanya soal apa itu?" Mata Aditya menatap dalam ke gerak mata Anna. Dia berusaha memadukan antara gerakan bibir dalam berbicara dengan tatapan mata Anna. Aditya sudah hafal dua hal tersebut. "Kalau boleh tahu ... berapa prosentase sahammu di perusahaan Pak Alan?" "Oh, soal itu." Aditya menjawab datar saja. Di raih botol saos tomat, dan mengarahkannya di atas roti. "Aku baru saja bekerjasama dengannya, jadi aku belum lihat common stock pada laporan neracanya," jawab Aditya sa
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

Istri Aditya Ingin Bertemu

Aditya kemudian melepas dengan lembut sapuan pada bibir Anna barusan."kenapa berhenti?" tanya Anna keheranan."Nanti kalau kebablasan, kamu ribut. Banyak alasan, ada saja yang di jadiin alasan. Kalau aku teruskan, sama saja kamu membuatku sengsara."Jawaban dari Aditya ini membuat Anna terkekeh. Jawaban yang memang benar adanya, tapi selalu coba Anna pungkiri."Oh ya, balik lagi ke yang tadi. Bagaimana kamu bisa tarik kesimpulan seperti itu Mas? Maksudku, aku nggak pernah menyampaikan secara gamblang soal keinginan seperti itu?"Aditya tersenyum."Aku pernah seperti dirimu Anna, jadi aku merasakannya. Waktu awal-awal aku merintis karier, aku selalu semangat belajar dan terus belajar. Pertanyaan demi pertanyaan aku ajukan pada ayahku. Tuntutan kewajiban sebagai anak laki-laki satu-satunya tidak menjadikan beban bagiku. Justru sebuah kesempatan untukku maju terus. Aku hanya tidak ingin kamu jatuh."Anna mencermati setiap kata-kata Aditya ini. Apa yang di katakannya benar adanya. Anna y
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

Istri Sah Dan Istri Siri

Ting!Setelah pintu lift terbuka, Anna dan Aditya langsung bertemu dengan meja perawat. Aditya segera menanyakan letak kamar Jessica dengan singkat."Ruang VIP suster?""Ke arah kanan ini, paling ujung Pak," seorang perawat memberi jawaban dengan ramah."Terima kasih," balas Aditya yang segera menuju ke arah yang di tunjukkan suster tadi.Sesampai di depan kamar Jessica."Mas, beneran Jessica sendirikan yang ingin bertemu langsung denganku?"Aditya menoleh terlebih dulu ke arah Anna sebelum membuka pintunya."Memang pernah aku bohong padamu?"Helaan napas Anna membuat Aditya menunggu lagi sebelum membuka pintu."Sudah siap?"Pertanyaan Aditya itu yang akhirnya bisa membuat Anna tersenyum di sela perasaan galaunya."Jadi teman, iyakan?"Aditya mengangguk seraya membuka pintu, sedang Anna memilih berjalan di belakang Aditya.Memasuki ruang perawatan Jessica, bau obat-obatan dan langsung mengusik hidung Anna. Seseorang yang akan dia temui sedang berbaring setengah duduk di bednya. Wajahn
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

Istri Yang Merana

Tubuh Anna masih gemetaran. Dalam pelukan Aditya, dia terus saja menggumam. "Aku nggak mengatakan apa-apa Mas. Jessica yang terus mendesakku, hingga ... hingga dia seperti itu," ucap Anna berulang-ulang dengan nada bergetar sambil menatap wajah Aditya yang masih terpaku menatap pintu kamar Jessica, yang di dalamnya sudah ada beberapa perawat. Sesekali Aditya menepuk-nepuk lembut punggung Anna, agar gadis itu lebih tenang. Hingga seorang perawat, yang sepertinya paling senior di antara semua perawat yang sedang berjaga, keluar dan langsung tertuju pada Aditya. "Bagaimana keadaannya, Suster?" Aditya langsung bertanya padanya, dan melepaskan pelukannya pada Anna. Suster itu tersenyum. "Ibu Jessica sudah tenang sekarang, tapi dia butuh istirahat dan untuk sementara oleh dokter tidak boleh menemui siapapun." "Kapan dokternya akan visite?" tanya Aditya yang sepertinya tidak sabar ingin bertemu dengan dokter yang menangani Jessica. "Jadwal visite pagi, tapi kalau di perlukan, setelah p
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more
PREV
1
...
5678910
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status