Beranda / Romansa / Wanita Kedua / Kirana Kunci 2 Perusahaan

Share

Kirana Kunci 2 Perusahaan

Penulis: Sugar Baby
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-31 11:54:24

Sesampai di rumah.

"Ngantuk," keluh Anna, setelah harus membereskan semua keperluan mereka selama kepergian selama 3 hari.

Anna berencana ke kamar tidurnya dan segera tidur karena besok adalah hari senin. Anna sudah membayangkan, hari senin akan menjadi hari yang melelahkan.

Anna melihat ke sekeliling ruangan, sepi. Tak di jumpai sosok Aditya dimanapun. Anna memberanikan diri masuk ke dalam kamarnya yang selalu nggak di kunci. Baru saja dia selesai membereskan baju-baju Aditya di lemari kamarnya kemudian berganti membereakan baju miliknya di kamarnya sendiri.

Sambil mengetuk tapi juga mendorongnya hingga pintu kamar Aditya akhirnya terbuka, Anna bertanya.

"Mas. Kamu di dalam?"

Ternyata Aditya duduk terdiam di sebuah arm chair. Anna berpikir kalau Aditya sedang berpikir keras, hingga nggak membuatnya bergeming saat di panggil namanya. Tanga kanan yang menyangga pada dagu, sepertinya dia berusaha melakukan investigasi, mencari kebenaran atas tindakan atau kata-kata yang di tujukan padan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Wanita Kedua   Temani Aku Tidur Di Sini

    Melihat tatapan Aditya, Anna jadi bingung akan menampakkan ekspresi bagaimana. Dengan tersenyum ataukah raut serius . Aditya akan mengira selain dirinya kelihatan aneh, karena dia bertanya hal serius, tapi di balas senyuman dan takut Aditya menginterpretasikan senyumannya itu adalah godaan. Kalau misalkan menyengir, takut ketahuan bohongnya, apalagi ekspresi marah-marah, bakal ketahuan kalau dia menyembunyikan sesuatu. Anna hanya diam kaku beberapa saat, takut menampakkan ekspresi macam-macam pada laki-laki pandai menganalisa di depannya itu."Aku belum tahu pasti." jawab Anna singkat, berharap Aditya tidak lagi menanyainya lagi. Tapi, ekspektasinya salah."Berarti Alan sudah punya bayangan keputusan apa yang akan di ambilnya, dan kamu tahu itu?"'Aduh, itu pertanyaan atau pernyataan ya?' batin Anna.Anna semakin gemetaran, tapi takut menunjukkannya."Ehmm, mungkin minggu depan Pak Alan akan membuat keputusan seperti yang kamu sangkakan tadi," jawab Anna sambil mengangkat bahunya, sam

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Wanita Kedua   Tawaran Menggiurkan Alan

    "Mumpung Pak Alan di sandera Mas Aditya, main-main dulu ah."Dari meja kerjanya, Anna mengintip keberadaan Vani, sahabatnya yang terlihat serius di depan komputer dengan kerjaan.Anna menekan telpon yang menuju ke saluran telpon milik Vani."Selamat pagi, dengan Vani disini. Ada yang bisa di bantu?""Kesini kau, masuk ruanganku!" perintah Anna sambil melambaikan tangan ke arah Vani yang telah melihatnya."Siap Bu!" jawab Vani sambil terkekeh dan setelahnya berdiri, berlari kecil ke arah ruangan Anna."Anna," panggil Vani yang kepalanya mengintip dari balik pintu, kemudian masuk dan buru-buru duduk di depan Anna."Aku kangen deh, 3 hari nggak ketemu. Gimana perjalanan bisnismu sama Pak Alan, sama Pak Aditya."Vani menepuk tangan kegirangan karena ikut senang Anna bisa pergi dengan Aditya juga. Kemudian maju lebih ke depan, tidak sabar dirinya mendengarkan cerita Anna."Maka dari itu, mumpung Pak Alan nggak ada, aku panggil kamu kesini. Perjalanannya sih, seneng!"Vani langsung excited

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Wanita Kedua   Sempat Berpikiran Jahat

    Anna mendehem."Itu ... mungkin nanti akan saya bicarakan dengannya Pak.""Apa kira-kira dia akan menyetujuinya?"Sambil tersenyum, Anna menjawab."Saya belum tahu Pak. Belum ada gambaran soal itu."Setelah itu, bola mata Anna melirik ke arah kaca yang sengaja di tutup, tidak seperti biasanya Alan melakukannya, kecuali ada tamu penting menemuinya."Oh ya, kalau boleh saya tahu, apa rencana konsolidasi ini sudah di ketahui para pegawai Pak? Saya rasa, merekalah yang nanti paling terdampak Pak."Setelah mengatakannya, Anna memundurkan tempat duduknya.Alan menatap Anna serius untuk kesekian kali."Aku perhatikan, semakin lama kamu lebih pintar Anna. Kamu tidak mudah di pengaruhi. Bukan juga gadis yang cinta mati sama pria yang nyata-nyata mempunyai banyak kelebihan seperti Aditya. Justru Adityalah yang sepertinya memujamu."Anna tersenyum tersipu saat mendengarnya."Karena saya belajar Pak. Itu saja."'Karena pelajaran dari Mas Aditya juga,"' batin Anna sambil mengingat wajah Aditya."B

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Wanita Kedua   Aku Ingin Anak, Kirana

    Pagi hari yang galau buat Anna. Anna duduk membisu di depan meja makan. Di hadapannya tersedia dua keping roti bakar yang berisi telor mata sapi yang masih hangat. Tidak ada perjanjian tertulis, tapi Aditya dengan sendirinya selalu menyiapkan sarapan untuk mereka berdua. Anna melihat ke arah Aditya yang sedang menyiapkan untuk dirinya sendiri. Kemudian dengan membawa botol saos tomat, Aditya duduk di meja makan, depan Anna. Dia menatap Anna menyelidik. "Ada apa?" tanyanya kemudian. "Ehmm... aku mau tanya." "Tanya soal apa itu?" Mata Aditya menatap dalam ke gerak mata Anna. Dia berusaha memadukan antara gerakan bibir dalam berbicara dengan tatapan mata Anna. Aditya sudah hafal dua hal tersebut. "Kalau boleh tahu ... berapa prosentase sahammu di perusahaan Pak Alan?" "Oh, soal itu." Aditya menjawab datar saja. Di raih botol saos tomat, dan mengarahkannya di atas roti. "Aku baru saja bekerjasama dengannya, jadi aku belum lihat common stock pada laporan neracanya," jawab Aditya sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Wanita Kedua   Istri Aditya Ingin Bertemu

    Aditya kemudian melepas dengan lembut sapuan pada bibir Anna barusan."kenapa berhenti?" tanya Anna keheranan."Nanti kalau kebablasan, kamu ribut. Banyak alasan, ada saja yang di jadiin alasan. Kalau aku teruskan, sama saja kamu membuatku sengsara."Jawaban dari Aditya ini membuat Anna terkekeh. Jawaban yang memang benar adanya, tapi selalu coba Anna pungkiri."Oh ya, balik lagi ke yang tadi. Bagaimana kamu bisa tarik kesimpulan seperti itu Mas? Maksudku, aku nggak pernah menyampaikan secara gamblang soal keinginan seperti itu?"Aditya tersenyum."Aku pernah seperti dirimu Anna, jadi aku merasakannya. Waktu awal-awal aku merintis karier, aku selalu semangat belajar dan terus belajar. Pertanyaan demi pertanyaan aku ajukan pada ayahku. Tuntutan kewajiban sebagai anak laki-laki satu-satunya tidak menjadikan beban bagiku. Justru sebuah kesempatan untukku maju terus. Aku hanya tidak ingin kamu jatuh."Anna mencermati setiap kata-kata Aditya ini. Apa yang di katakannya benar adanya. Anna y

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Wanita Kedua   Istri Sah Dan Istri Siri

    Ting!Setelah pintu lift terbuka, Anna dan Aditya langsung bertemu dengan meja perawat. Aditya segera menanyakan letak kamar Jessica dengan singkat."Ruang VIP suster?""Ke arah kanan ini, paling ujung Pak," seorang perawat memberi jawaban dengan ramah."Terima kasih," balas Aditya yang segera menuju ke arah yang di tunjukkan suster tadi.Sesampai di depan kamar Jessica."Mas, beneran Jessica sendirikan yang ingin bertemu langsung denganku?"Aditya menoleh terlebih dulu ke arah Anna sebelum membuka pintunya."Memang pernah aku bohong padamu?"Helaan napas Anna membuat Aditya menunggu lagi sebelum membuka pintu."Sudah siap?"Pertanyaan Aditya itu yang akhirnya bisa membuat Anna tersenyum di sela perasaan galaunya."Jadi teman, iyakan?"Aditya mengangguk seraya membuka pintu, sedang Anna memilih berjalan di belakang Aditya.Memasuki ruang perawatan Jessica, bau obat-obatan dan langsung mengusik hidung Anna. Seseorang yang akan dia temui sedang berbaring setengah duduk di bednya. Wajahn

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Wanita Kedua   Istri Yang Merana

    Tubuh Anna masih gemetaran. Dalam pelukan Aditya, dia terus saja menggumam. "Aku nggak mengatakan apa-apa Mas. Jessica yang terus mendesakku, hingga ... hingga dia seperti itu," ucap Anna berulang-ulang dengan nada bergetar sambil menatap wajah Aditya yang masih terpaku menatap pintu kamar Jessica, yang di dalamnya sudah ada beberapa perawat. Sesekali Aditya menepuk-nepuk lembut punggung Anna, agar gadis itu lebih tenang. Hingga seorang perawat, yang sepertinya paling senior di antara semua perawat yang sedang berjaga, keluar dan langsung tertuju pada Aditya. "Bagaimana keadaannya, Suster?" Aditya langsung bertanya padanya, dan melepaskan pelukannya pada Anna. Suster itu tersenyum. "Ibu Jessica sudah tenang sekarang, tapi dia butuh istirahat dan untuk sementara oleh dokter tidak boleh menemui siapapun." "Kapan dokternya akan visite?" tanya Aditya yang sepertinya tidak sabar ingin bertemu dengan dokter yang menangani Jessica. "Jadwal visite pagi, tapi kalau di perlukan, setelah p

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Wanita Kedua   Cemburunya Kirana Pada Jessica

    Saat sendiri di kamar, Anna termenung duduk di sofa. Tangannya melingkar di kedua kaki yang di tekuk. Warna-warni cahaya lampu hiasan malam di luar jendela kaca besar di kamarnya, tak membuat hatinya senang.Bayangan wajah Jessica, saat memohon padanya tersirat, kemudian bayangan wajah Aditya, semakin membuat dada Anna menyesak."Untung saja klep jantungmu masih bagus Anna. Kalau tidak, saat itu aku pasti yang pingsan duluan!"Gumamnya dalam lirih, membicarakam dirinya sendiri.Hubungan asrama dan di lanjut pernikahan dengan Aditya, bagi Anna merupakan hubungan eksklusif yang sama-sama memuaskan tanpa satupun pertengkaran yang berarti. Tentu saja, memuaskan disini bukan definisi yang terlalu jauh, karena sampai saat ini, Anna belum bersedia memenuhi hasrat Aditya.Namun menurut Anna, dia sudah berlaku sangat sabar tiap kali menghadapi sikap Aditya yang kaku.Anna menoleh ke arah tempat tidur mereka berdua."Seandainya kami pasangan suami istri tanpa masalah, aku akan menunggunya di ra

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01

Bab terbaru

  • Wanita Kedua   Bagaimana Ivan Tahu?

    Perkataan Ivan mempunyai dua sisi baginya. Pertama, sebagai sanjungan pertama yang di dengarnya selama di rumah ibunya Aditya, yang kedua berkaitan dengan emosi Aditya, yang akan bertambah sinis pada Ivan.Anna menatap terang-terangan ke arah Aditya yang tercengang dengan ucapan Ivan.'Hei singa, tenanglah! Dia hanya memujiku, bukan mau merebutku!'Aditya bergerak, sedikit memundurkan letak duduknya, mengendalikan rasa tidak nyaman."Iya, tentu saja. Karena dia istriku," tegasnya tanpa ekspresi. Anna mengira Aditya memang tidak berniat menampakkan ekspresi apa-apa, hanya bersikap dingin seperti biasanya.Pandangan Ivan beralih pada Anna, dan langsung di balasnya dengan senyuman. Rasanya naif buat Anna kalau tidak tersenyum pada pria itu, karena dia benar-benar seperti cowboy Texas dengan garis wajah old westnya yang tampan."Anna, kamu bekerja di perusahaan bidang apa?" tanya Ivan berat dan dalam. Ivan merasa mendapat peluang mengambil alih pembicaraan, yang tadi hanya di isi percakap

  • Wanita Kedua   Boomerang Dari Ucapannya Sendiri

    Selama perjalanan menuju ke rumah Ivan. Masih saja terjadi adu argumentasi antara Anna dan Aditya. Hal yang masih mengganjal pada pikiran, selalu saja segera di ungkapkan. "Apa pentingnya kamu bertemu dengan Fita?" tanya Aditya seketika. Merasa heran, karena Anna terlihat sangat ingin melakukannya, bahkan seperti memaksakan diri. "Dia orang pertama yang menyadarkanku suatu hal," sahut Anna mencoba memberi jawaban masuk akal buat Aditya yang rasional person. Memang benar, selama di pesawat menuju ke tempat Aditya berada saat ini, Anna banyak mengobrol dengan wanita itu. Seornag wanita yang sudah menikah tiga kali dan kemudian menyadari kalau pernikahan tidak hanya sebuah skin to skin relationship, tapi juga pengorbanan. Pengorbanan yang tidak hanya satu, dua, tapi bisa mengorbankan banyak hal, dengan harapan mendapatkan imbalan yang manis, dan itulah yang ingin di dapatkan dalam sebuah pernikahan. "Apa itu?" sahut Aditya sangat ingin tahu. Anna menghela napas dalam-dalam sebelum

  • Wanita Kedua   Lebih Buas Daripada Kandang Singa

    Anna menatap sebuah benda dalam jepitan kedua jarinya dengan perasaan campur aduk. Sebenarnya, Aditya yang berniat membuangnya, tapi karena rasa ingin tahunya lebih besar dari rasa jijiknya, jadi Anna ngotot minta dia saja yang membuangnya. "Owh, jadi begini?" ucapnya pelan, lalu segera di buang cepat-cepat ke tempat sampah. Tanpa di sadari, Aditya telah membuntutinya dari arah belakang. Laki-laki itu tertawa tak tertahankan. "Sekarang kamu tahukan?" candanya, masih dengan tawanya. Anna berlari kecil melewati Aditya, "Aku nggak mau tahu lagi!" balas Anna, kedua tangannya melambai, ekspresi wajahnya cemberut. Aditya menyeringai. "Nggak mau tahu, tapi dianya yang ngebet duluan!" Setelah membersihkan diri bersama, masih menggunakan handuk mantelnya, Anna berlari ke arah lemari dan memilih baju yang akan di kenakan nanti. "Kalau kamu nggak mau datang, tak apa, aku janjian sama Fita aja," seru Anna sesaat setelah berpakain dan sambil menyiapkan hair dryer, mengeringkan rambu

  • Wanita Kedua   Cinta Timbal Balik

    Anna kemudian turun dari mobil secara enggan dan perlahan. Bertemu anak-anak saudara ibu Aditya di jadikan Anna sebagai kamuflase rasa canggung yang masih di rasakannya ketika harus berhadapan dengan adik-adik dari mendiang ibu Aditya. Anna berusaha mengajak mereka mengobrol di selingi canda."Jadi, kalian akan pulang sekarang? Tante juga akan pulang besok," ucapnya memulai pembicaraan, berjongkok dengan satu kaki menekuk, juga menggandeng si kembar. Mereka berdualah yang paling syok saat dirinya teriak kala bersama Aditya menjalin pelukan di bawah selimut pagi itu."Tante sama Om nanti ke sini lagi, kan?" tanya Kiki."Tentu saja. Tante bahkan sekarang sudah tahu mana yang Kiki dan mana yang Koko, kalian di bedakan dari garis panjang seperti lesung pada pipi kiri saat tersenyum, yaitu padamu Koko." balas Anna, lalu beralih cepat ke arah Koko, dan anak itu tersenyum setelah di kejutkan Anna yang di lakukannya secara sengaja itu.Kiki lebih cerewet dan banyak tanya, sedang Koko lebih ba

  • Wanita Kedua   Heyna Pilihan Singa

    Ketidaktahuan cerita yang sebenarnya, membuat Anna berusaha bijak. "Para singa berasal dari kumpulan yang sama, apa kau tega membiarkan kami para heyna betina kelaparan?" sahutnya dengan melingkarkan kedua tangannya pada lengan Aditya dengan manja, membuat Fita jadi terkekeh, Ronny dan Ivan yang menyaksikan juga jadi tersenyum. Urat syaraf pada kening Aditya berdenyut, dia berpikir sejenak menentukan apa jawabannya sebelun akhirnyapun menjawab. "Lebih baik kau siapkan tidak hanya satu daging, karena itu tidak cukup bagi seorang singa yang mudah marah," balas Aditya diplomatis, lalu dia menarik tangan Anna mengajaknya meninggalkan area pemakaman dan orang-orang yang di temui setelah berpamitan.Setelah keduanya berjalan menjauh, Adityapun melanjutkan isi dalam pikiran yang belum di utarakan semua. "Singa dan heyna tidak pernah akur. Lain kali, sepertinya aku harus berhati-hati dengan wanita yang menganggap dirinya heyna betina di sampingku ini, kalau tidak aku akan menerkamnya terleb

  • Wanita Kedua   Ivan

    "Anna, aku nggak pake pengaman lagi." Suara lembut bisikan Aditya pada kuping Anna yang masih terlelap. Suaranya memang lembut tapi justru membuat Anna sontak terperanjat. Tak perlu mengumpulkan nyawa dulu untuk bangun, karena ucapan Aditya itu sudah cukup berfungsi sebagai alarm yang memekakkan telinga Anna. "Ke kamar mandi! Buang-buang!" pekik Anna. Matanya langsung terbuka lebar walaupun kesadaran belum sepenuhnya. Meski begitu, artikel yang pernah di bacanya di sebuah kolom khusus wanita itu, segera saja terlintas. Anna berlari ke kamar mandi, dan sibuk sendiri, sedang Aditya tertawa sambil menggelengkan kepala. "Sebegitunya. Anna Anna," sahut Aditya tak habis pikir. Selama Anna di dalam kamar mandi, ponsel miliknya bergetar. Aditya meraihnya yang di letakkan Anna serampangan dan di temukannya di samping bawah nakas. Dengan tubuh masih di dalam selimut, Aditya meraih dengan sedikit membungkuk. Di lihat sebuah nama kontak yang di kenalnya, tapi justru karena itu Aditya

  • Wanita Kedua   Game Yang Menyudutkan

    "Apa kau tersinggung Anna?"Pertanyaan dari Fatma membuat Anna menurunkan pandangannya lagi karena merasa tak enak. "Eh, hanya ingin mencoba jawab saja," tusukan kecil buat Anna, tapi bagaimanapun juga dia merasa sudah terlanjur mengatakannya, jadi Anna berusaha bersikap biasa saja.Anna melirik ke arah Aditya, merasa cemas karena laki-laki itu belum memberi reaksi, tidak berniat membela atau semacamnya. Aditya bahkan tidak membalas tatapannya.Tapi, meskipun tak menatap secara langsung, ternyata Aditya tersenyum dan beberapa detik kemudian baru membalas memandangnya dengan sayu. Rasanya jantung Anna berdetak seperti saat pertemuan pertama mereka saja."Aku benar-benar mencintai Anna. Memang kami belum lama berkenalan, aku sadar itu, tapi aku sangat mencintainya. Dia partner bisnis dan juga hidupku sekarang," reaksi Aditya yang benar-benar Anna harapkan terjadi.Senyuman lebarpun tak dapat Anna sembunyikan.Sejenak Anna menjadi pusat perhatian, semua mata tertuju padanya."Ehmm, aku r

  • Wanita Kedua   Wanita Satu-Satunya

    'Berhentilah menatapku seperti itu. Kamu tahu, aku benci harus mengatakannya, tapi semua ini benar adanya. Sebenarnya, meski nggak aku akui secara jujur padamu, kehadiranmu lebih indah dari integritas ambisi dan mimpiku selama ini.'Anna membatin sambil melirik lagi ke Aditya yang sedang mengemudi dengan bersiul riang. Berbanding terbalik dengan perasaannya saat ini. Integritas mimpi dan ambisi yang belum sepenuhnya terwujud, masih mambuatnya galau.Memang benar, Aditya tidak pernah memaksa secara fisik atau kata-kata kalau mengenai pernikahan yang ingin Anna sembunyikan, tapi justru argumen-argumen kecilnya selalu masuk di akal dan membuat Anna berpikir, yah, masih dalam proses berpikir.Masalahnya, Anna masih menjadi penganut setia ajaran stashing, yaitu orang yang berakting seperti seorang lajang, padahal sebenarnya sudah memiliki pasangan karena alasan-alasan yang rasional. Rasionalitas menurut Anna tentunya."Apa kau sudah putuskan?" tanya Aditya di sela-sela fokus menyetirnya, b

  • Wanita Kedua   Menikah Tapi Bohong

    'Kenapa aku jadi suka berpikir yang berlebihan ya?' Senyuman Aditya, tidak ... semua yang ada pada laki-laki itu, membuat Anna jadi seperti kehilangan akal sehat. Anna merasa selalu ada keinginan untuk menjalin malam berdua lagi dengannya. Bahkan sekarang, keinginan itu tanpa ragu lagi terang-terangan akan dia perlihatkan. Anna yakin saja, kalau tidak akan mendapat penolakan dari Aditya. "Jawab dong, nanti aku dapat lagi, nggak?" tanya Aditya manja. Anna menatap Aditya dengan suara parau, "Mas, apa perlu melakukannya sesering mungkin ya?" tanya Anna polos. Keingintahuan Anna karena hal seperti itu tak pernah terpikir olehnya. Aditya tertawa keras, tawa yang baru pertama kali Anna melihatnya pada laki-laki itu. "Kau lucu Anna. Kita ini pasangan yang sudah menikah Kalau surat nikah kita sudah aku daftarkan, aku ingin membuat rencana bulan madu, oh tidak aku rasa ... tidak perlu di rencanakan. Lebih indah kalau dadakan." Aditya terus merandai-andai, hingga rasanya Anna ingin menget

DMCA.com Protection Status