Home / Romansa / Wanita Kedua / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Wanita Kedua: Chapter 61 - Chapter 70

97 Chapters

Dia Juga Suamiku

"Kamu mau ngapain, Mas?" pertanyaan berkesan kekagetan.Keluar dari kamar mandi, Aditya hanya mengenakan handuk hotel, Anna yang menyiapkan baju untuknya jadi kaget karena laki-laki itu berniat membuka handuknya."Ganti baju. Memang kenapa?"Semalam, seperti biasanya, Anna hanya memperbolehkan Aditya menciumnya saja, tidak lebih. Tidur hanya berpelukan. Anna masih ketakutan akan kehadiran anak, dan Aditya tidak mempermasalahkanyya."Kenapa disini?" tanya Anna, menatap membeku terutama ke bagian handuk Aditya yang masih melingkar di pinggang."Lha terus? Masa di luar sih?!" Aditya menjawab dengan emosi."Kenapa nggak di kamar mandi?" Anna menyampaikn solusi, tapi buat Aditya bukanlah hal penting."Suka-suka aku lha!"Kalau Aditya sudah berbicara bernada seperti itu, Annapun nggak mampu menyanggah. Akhirnya, Anna yang mengalah. Dia mengambil baju ganti dan bergegas, cepat-cepat berjalan ke arah kamar mandi.*Sewaktu Aditya dan Anna keluar dari kamar. Ternyata Rama sudah menunggu di dep
last updateLast Updated : 2024-10-30
Read more

Aku Sudah Miliki Kirana

"Sebagai akhir sambutan saya kali ini. Saya sampaikan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberi bantuan kepada kami, baik itu berupa tenaga, pikiran maupun sumbangan dana demi berdirinya yayasan ini, yang merupakan impian saya sejak lama. Terima kasih. Selamat malam."Tepukan menggema seketika setelah Aditya menyampaikan akhir kata sambutan pada ruangan yang meja setnya di tata berbentuk huruf U, dan panggung berada di tengah depan sebagai centre viewnya.Setelah bertepuk tangan, para undangan kembali duduk, sehingga baik Aditya bisa melihat Anna lebih jelas walau cahaya temaram lampu berwarana ungu dengan dekorasi dominan warna ungu juga. Gadis itu masih berdiri di pojok bersama Rama.Turun dari podium, Aditya melepaskan tangan Jessica yang kembali melingkar pada tangannya setelah menyampaikan sambutan tadi. Mereka berdua melakukan ramah tamah kembali sebagai tuan rumah.Sedang di pojok ruangan, dua orang sedang membincangkan nasib mereka berdua."An, aku lapar. Kita
last updateLast Updated : 2024-10-30
Read more

Kirana Di Ganggu

Semua mata di meja bundar itu bersamaan menatap ke arah Aditya. Tapi, laki-laki itu seolah tak peduli pada apa tanggapan dari masing-masing pikiran orang yang mendengar perkataannya barusan.Aditya lalu berdiri, berjalan mendekati kursi temannya, Ray."Permisi Ray, aku tuker tempat duduk."Ray yang menatapnya kemudian kepada Anna, baru setelahnya berpindah tempat duduk di kursi kosong sebelah Alan, yang semula di tempati Allisa. Sedangkan Rama, mencari tempat duduk lain di sebelah meja mereka yang sedang kosong, menarik kursi tersebut dan di tempatkan agak ke belakang dekat kursi Aditya.Ray, Bob, dan Alan saling berpandangan, sedangkan Anna bukan tidak menunduk, tapi hanya tatapan bola matanya saja yang menunduk memperhatikan kemana Aditya bergerak lewat ujung matanya, hingga terlihat duduk di sampingnya. Degup jantung Anna lebih tidak karuan lagi. Menahan perasaan di kelilingi tiga laki-laki yang membuatnya seperti terpojok seolah membuatnya jadi orang yang menyedihkan. Kini, Aditya
last updateLast Updated : 2024-10-30
Read more

Menjadi Kirana Yang Baru

"Kemana kita akan pergi, Pak?" Dengan masih mengenakan baju dan dandanan acara malam, Anna duduk di sebelah Alan di sebuah Taxi online. "Karena sudah malam, aku buat janji di hotel tempat kita menginap saja. Jadi, kalau tadi Aditya terlalu khawatir berlebihan aku kira sangat menggelikan. Aditya sekarang jadi seperti monster. Dia jadi terlalu overprotecting padamu Anna." Anna tersenyum menanggapi opini alasannya itu. Dia mencoba untuk tidak terprovokasi perkataan Alan. "Mungkin Mas Aditya dalam kondisi tertekan akhir-akhir ini Pak. Banyak pekerjaan kantor yang harus di kerjakan, dan juga beban pikiran masalah pribadinya." Alan menggeser posisi duduk lebih dekat ke Anna. "Asal kau tahu Anna, tadi aku sempet berbincaag dengan Jessica." Annapun jadi tertarik. "Lalu, bagaimana tanggapannya Pak?" Alan mengerucutkan bibirnya. "Tentu saja dia juga tertekan, semua orang membicarakannya. Keadaan lebih sulit pada Jessica daripada dirimu Anna." Penekanan pada namanya membuat hati Anna
last updateLast Updated : 2024-10-30
Read more

Aku Inginkan Tubuhmu, Kirana

"Ayo Anna, sudah jam 9, waktu kita nggak banyak." Alan mengingatkan lagi waktu yang terus berlari, begitu juga debaran irama jantung Anna yang ikut berlari.Di tempat yang sama, restoran di lantai dasar hotel, tempat dia menemui Jessica, dan sekarang ayahnya.Sebelum mendekati pria dengan julukan si tangan besi dalam keluarga, Anna mencoba mengafeksi karakter orang yang akan di temuinya.Pria telah lewat paruh baya, mempunyai mata sipit, kulit putih, bibir kecil mengerucut, walau bentuk mukanya mirip Jessica tapi yang membedakan adalah rahang kuat yang di miliki ayahnya. Warna putih sudah mulai semburat pada rambutnya. Kesan kharismatik sekaligus menakutkan terlihat jelas pada pribadinya. Walaupun demikian, garis-garis ketampanan sewaktu muda masih tampak pada wajahnya itu. Dialah Robert Soeryadjaya, sudah hampir 35 tahun berpengalaman di dunia konstruksi dengan keterlibatannya dalam beberapa properti terkemuka dan usaha keuangan.Ayah Jessica duduk sendirian tanpa di temani sekretari
last updateLast Updated : 2024-10-30
Read more

Rencana Konsolidasi Perusahaan

"Bersabarlah." Dengan mata berbinar, Anna melingkarkan dengan lembut kedua tangannya pada area belakang leher Aditya. "Semua akan indah pada waktunya," hibur Anna. Tubuh Anna terasa lemas saat Aditya menindihnya. Napasnya tertahan karena rasa sakit dalam hati. Keinginan memberi kebahagiaan kepada Aditya, yang telah menjadi suaminya itu harus terus di tunda karena sebuah konsistensi pada keyakinan diri yang masih di pegang Anna hingga detik ini. Jemari Anna terangkat, menyentuh bibir Aditya yang terasa kering dan panas. "Aku ingin kita melakukannya nanti, setelah semua selesai." "Kapan itu?" tuntutan Aditya menanyakan dengan manja dan nada putus asa, seperti anak kecil menagih janji pada ibunya kapan akan di belikan permen lollypop warna-warni yang manis. Sekarang Anna membelai rambut Aditya, berharap bisa membuat laki-laki itu mengerti. "Aku ingin benar-benar merasakan kebahagiaan sejati. Hanya kita berdua. Tidak ada drama atau menyakiti siapa saja." "Aku bisa pakai pengama
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

Improvisasi Reaksi Emosi

Terdengar suara televisi menyala.Anna merasa lega, karena Aditya sepertinya nggak berniat mengikutinya.Anna belum ingin membahas semua soal rencana Alan. Saat ini Anna seperti sudah mulai pintar mana saja yang akan informasikan ke Aditya dan mana yang belum saatnya. Anna menyeringai, matanya menyipit, sambil menggumam."Tidak juga untuk yang satu itu Mas!"*Pagi di ke esokan harinya. Anna menyisir rambut saat terdengar suara kran shower terdengar, Aditya masih mandi pikirnya.Pagi ini, seharusnya Anna sudah berada di pesawat, di penerbangan paginya kembali pulang. Tapi, karena Aditya menginginkan dirinya ikut menemui ayah mertuanya, jadi rencanaawal harus di cancel dan dia ikut pulang malam harinya bersama Aditya.Anna tidak pernah menyangka akan bertemu lagi dengan Robert Soeryadjaya untuk yang kedua kalinya dengan topik bahasan berbeda.Anna menatap pantulan dirinya di depan cermin sambil terus menyisir rambutnya. Anna mencoba memotivasi diri sendiri."Semua sudah berjalan sejauh
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

Masa Lalu Aditya

Di dalam mobil.Karena Aditya sedang menelpon seseorang, pikiran Anna jadi melayang lagi. Dua orang laki-laki telah menjanjikan padanya akan kepemilikan suatu perusahaan. Alan dengan perusahaan baru, dan Aditya dengan pengalihan nama pemegang saham menjadi atas namanya.Dua-duanya sangat membuat Anna tertarik. Dengan Alan, Anna merasa bisa membuktikan diri akan mampu memulai suatu bisnis dan menunjukkannya baik kepada Aditya manapun orang terdekatnya, seperti tetangga-tetangga di rumahnya dulu. Bila dengan Aditya, Anna merasa akan sedikit kesulitan untuk eksploitasi diri, lebih susah mengekspresikan diri, karena sifat dan karakter Aditya yang kaku, bakalan sering terjadi saling argumentasi di antara mereka berdua, dan Anna sangat-sangat malas meladeni sifat kaku laki-laki itu.Anna beralih pandangan pada Aditya saat mendengar nama Rama di sebut."Iya, Rama? Kenapa?" Tanya Aditya pada Rama di ujung telepon.Anna menatap secara seksama sambil berusaha mendengar apa yang mereka bicarakan
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

Berbuat Salah Dulu

Annapun jadi ikut trenyuh, perasaan yang juga dapat di rasakannya. Kehilangan ayah, terlebih seorang sosok ayah yang telah menjadi panutan. Annapun teringat dengan ayahnya, dia menunduk dan menangis. Dia pandangi batu nisan yang bertuliskan nama Adrian Winata itu. Anna jadi membayangkan seandainya ayahnya dan ayah Aditya masih ada, mungkin mereka bisa membantu, memberi nasihat pada mereka berdua tentang masalah yang mereka hadapi saat ini. Tanpa di sadari, Aditya mennatapnya lama, kemudian menyapu air matanya dengan lembut. "Kamu jadi teringat ayahmu ya?" Dengan masih terisak Anna mengangguk. Karena tidak nyaman harus berjongkok dengan mengenakan High heels dan tidak mau terlalu larut dalam kesedihan karena mengingat almarhum ayahnya, Anna meminta sesuatu. "Mas, kita tunggu Pak Robert di bangku itu ya, kakiku rasanya sudah nggak nyaman." Aditya mengikuti arah pandangan Anna yang ke high heelsnya dan menyanggupi karena merasa iba. "Ok. Aku bantu kamu berdiri." Aditya dapat meng
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

Janji Yang Di Ingkari

Lambaian tangan Aditya di depan matanya membuyarkan lamunan Anna. "Bisa kesambet lho kalau ngelamun di kuburan," peringatan Aditya sambil menatap Anna yang tertegun sedang memikirkan sesuatu. "Memangnya, apa yang kamu pikirkan?" tambah Aditya kalem. "Nggak ada. Hanya teringat ayah saja," jawab Anna berbohong. "Oh ya, siapa yang punya inisiatif ketemuan disini tadi katamu Mas?" Tanya Anna ingin tahun lagi, karena hari ini dia banyak melamun, mengambil kesimpulan dari setiap topik pembicaraan. "Ayah Jessica." "Oh." Saat itu juga, arah pandangan Anna tertuju pada seorang pria paruh baya memakai kacamata hitam dengam membawa buket bunga seperti yang di beli Aditya di depan tadi. Anna heran, dengan posisinya sekarang, dia sering bepergian sendirian, tanpa di temani seorang asisten atau sekretaris. Anna menoleh pada Aditya yang merenung sambil menatap makam ayahnya. "Pak Robert sudah datang." Aditya langsung beralih ke arah pandangan Anna tuju. Segera dia berdiri dan berjalan mengha
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more
PREV
1
...
5678910
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status