Beranda / Romansa / Wanita Kedua / Bab 51 - Bab 60

Semua Bab Wanita Kedua: Bab 51 - Bab 60

97 Bab

Ketakutan Dalam Batin

Seperti malam sebelumnya, baik Anna maupun Aditya hanya melakukan rutinitas tidur malam hanya dengan berpelukan saja. Meskipun hal itu membuat Aditya agak kesulitan karena harua berbesar hati untuk menahan diri untuk menghormati keinginan dan kesepakatan yang di inginkan oleh Anna, jadi Aditya memilih aman saja, menuruti keinginan Anna, asalkan bisa terus memeluk wanita yang sangat dia cintai ini.Pada keesokan harinya, selesai jam kantor."Kau sudah siap Anna?" Alan membuka pintu ruangan Anna tanpa mengetuk terlebih dulu."Iya Pak." Anna menjawab dengan tersenyum dan kemudian berjalan di samping Alan.Setelah sampai di lantai dasar."Aku ambil mobil dulu, kamu tunggu di luar lobby.""Baik Pak." Annapun menuruti perintah atasannya ini. Karena menurutnya akan lama untuk menuju ke arah luar lobby, jadi Anna berjalan santai saja."Hai sobatku, apa kau mau ke parkiran mobil juga?"Suara Alan yang sedang menyapa seseorang ini, membuat Anna menghentikan langkah dan membalikkan badannya.Ann
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Alan Lagi!

"Huff"Anna mengambil napas tipis dan melepasnya cepat, tak di ketahui Alan yang berjalan di sampingnya. Sebenarnya Anna gugup dengan keadaan yang akan di hadapi di depannya sekarang.Dengan kegugupan yang tidak di tampakkan, Anna berusaha bersikap sewajarnya saja."Hai, Anna." Sapa Vera, tersenyum lalu berdiri dan memeluk Anna sebentar. "Senang bertemu denganmu lagi." Pelukan hangat dari Vera ini dapat Anna rasakan, memanglah tulus. "Aku sudah banyak dengar soal hasil pekerjaanmu, dan sepertinya aku nggak salah memilihmu sebagai penggantiku." Vera menggenggam tangan Anna dan mengajak Anna duduk di sampingnya.Setelah duduk, Anna menoleh ke arah cowok yang beberapa hari lalu sudah hampir menjebaknya. Kalau saja Aditya tidak datang waktu itu, Anna tak dapat membayangkan apa yang akan terjadi. Dani memang tampan, punya senyuman dan pesona memikat, tapi Dani benar-benar bukanlah tipe Anna."Hai, Dan." Anna masih berusaha bersikap sewajarnya saja.Dani terlihat merespon hanya dengan terse
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Kita Hadapi Berdua

"Lepaskaannn!"Anna terbangun, dia duduk dengan napas tersengal-sengal. Di kerjapkan matanya berulang kali, mencoba keluar dari alam bawah sadarnya, dari mimpi buruk yang menyergap hingga jantungnya jadi berdetak tak karuan."Anna! Kamu nggak apa-apa?" Suara ketukan pintu bersamaan dengan suara panggilan dadi Aditya baru membuat Anna kembali tersadar kalau dirinya tadi berteriak setelah mengalami mimpi buruk."Anna, buka pintunya!" Suara Aditya masih saja terdenger menyuruhnya membuka pintu, kali ini nadanya lebih keras. Tapi Anna masih belum sepenuhnya sadar dan punya kekuatan untuk beranjak ke arah pintu dan membukanya untuk Aditya. Anna hanya menatap pintu itu sambil mengatur napas.Anna mengambil napas panjang dan menghembuskan perlahan-lahan.Pelan-pelan Anna beringsut berniat turun dari tempat tidur, tapi terdengar suara anak kunci di putar dan pintu kamarnyapun terbuka. Anna jadi mengurungkan niatnya dan kembali naikkan kaki ke atas tempat tidur.Sosok Aditya beringsut terlihat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-30
Baca selengkapnya

Kau Harus Hamil Anaknya!

"Ramaa."Anna memanggil Rama yang sudah datang terlebih dahulu."Hi, Anna," sapa Rama pada Anna, kemudian pandangannya beralih pada laki-laki berbadan tegap dan berwajah dingin di belakang Anna. "Selamat pagi Pak," sapa Rama jug pada Aditya.Adityapun mengangguk. "Alan belum datang?" tanya Aditya kemudian."Saya belum bertemu dengan Pak Alan dimana-mana Pak," laporan Rama.Baru selesai Rama mengatakannya, yang di harapkan datang menyapa mereka."Hai, selamat pagi semua," sapa Alan dengan wajah sumringah."Baiklah, karena sudah datang semua kita segera ke dalam." Tanpa basa-basi lagi Aditya berinisiatif mengajak terlebih dulu.Selama bercakap dengan Alan, Aditya memperhatikan kalau temannya itu suasana hatinya sedang dalam good mood, banyak tertawa dan antusias setiap kali membahas suatu topik.Aditya hanya menanggapi dengan sewajarnya saja. Tapi, tatapan Aditya seringkali memandang tajam pada Alan, atau dengan kerutan alis khas milik wajah Aditya yang menandakan dia sedang berpikir ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-30
Baca selengkapnya

Sekamar

Setelah sesampainya di dalam kamar.Anna membantu Aditya merapikan lagi baju-baju yang sudah di persiapkan untuk beberapa acara."Harusnya aku juga membantu Pak Alan. Aku jadi nggak enak sama Pak Alan." Gerutu Anna, walau dengan suara yang sengaja di pelanin tapi Aditya sempat mendengarnya, sehingga wajah Aditya berubah cemberut."Kamu lebih mentingin siapa sih?" tanya Aditya ketus."Akukan kerja sama dia.""Aku juga memberi belanja bulanan lebih besar dari gajimu!" Aditya seolah tidak mau kalah."Lalu kenapa aku nggak boleh resign?" Tanya Anna dengan alis mengkerut. Pertanyaan yang masih sering mengganjal dari dalam hatinya."Jangan sekarang. Aku masih membutuhkanmu disana." Aditya menatap Anna dengan pandangan sayu. "Setelah aku rasa semua sudah selesai, kamu boleh resign, dan kamu akan jadi istriku seutuhnya." Janjinya pada Anna.Anna.menunduk dan melanjutkan aktifitasnya lagi."Iya, aku tahu.""Malam ini aku akan pergi menemui suami adik iparku. Ada beberapa hal yang harus aku uru
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-30
Baca selengkapnya

Maafkan Aku, Mas

Setelah mandi, Anna melihat ponselnya. Baik Aditya, maupun Alan tidak ada dari keduanya ini yang menghubunginya. Lagipula, Aditya mengatakan bahwasannya dia sudah mengultimatum Alan agar tidak menganggunya malam ini.Anna memandang ke sekeliling kamar, rasa bosan melandanya. Kalau harus memikirkan pertengkaran dengan Aditya barusan akan semakin membuatnya kalut. Anna merasa tidak peduli apa pikiran Aditya lagi."Mau marah, mau nggak, terserah deh!" gumam Anna, seolah tak peduli tapi sebenarnya di dalam hati juga membayangkan kalau seandainya Aditya berada di kamar ini lagi, membawa bunga atau benda-benda pencetus suasana romantis lainnya sebagai permintaan maaf. "Kayaknya orang itu nggak mungkin berbuat romantis-romantis gitu deh," gumam Anna dengan lesu.Harapannya saat ini hanya Rama. Aditya bilang, dia akan menemui suami adik iparnya sendirian, tanpa Rama."Berarti Rama nggak ikut," cetus Anna senyum ceria.Anna berniat keluar kamar dan menemui Rama, mengajaknya sekedar jalan mengi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-30
Baca selengkapnya

Dalam Pelukanmu

2. Ego dan realistis"Maaf? Sayang?"Aditya masih saja bengong dengan sikap Anna saat ini. Meamang bukan pertama kalinya Anna mengatakan katanitu, tapi Aditya keheranan karena Anna mengatakannya sambil menangis."Are you okay?" tanya Aditya kemudian dengan salah satu alisnya terangkat."Iya, nggak apa-apa." Jawab Anna masih saja menangis sambil menunduk. "Aku minta maaf, Mas. Kalau misalkan kata-kataku ada yang menyinggungmu," tambah Anna.Aditya tersenyum geli, tapi di biarkan saja Anna berdiri seperti murid di hukum."Lalu, kenapa pake menangis?" tanya Aditya masih keheranan.Anna berangsur menhapus air matanya, tapi masih sesenggukan."Aku kira ... kamu tersinggung dan marah."Aditya turun dari tempat tidur melewati Anna, menuju ke jendela kaca besar kamar hotel. Dia menerawang, kedua tangannya di masukkan ke dalam kantung celana. Setiap merasakan hal yang terus mengganggu pikirannya, Aditya selalu melakukan hal itu. Tak ada respon darinya walau jelas-jelas melihat Anna menangis. B
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-30
Baca selengkapnya

Cepat Tanda Tangani Surat Perceraian

Drettt! Drettt!Terdengar suara ponsel bergetar, ponsel milik Aditya."Biarkan saja," gerutuan kesal Aditya karena terganggu. Diapun kembali melancarkan aksinya lagi, tapi kemudian di urungkan, karena panggilan pada ponselnya itu terus berbunyi, membuat konsentrasinya pecah. Dengan raut wajah cemberut dia berjalan ke arah ponselnya berada, di nakas dekat tempatnya duduk tadi, sambil menggerutu."Kalau ini Rama, langsung aku pecat dia!"Anna yang mendengarnya jadi tertawa geli.Aditya meraih ponsel, namun kini wajahnya berubah tegang. Dia mengangkat sambil menatap Anna."Iya, Jessi?"Ternyata Jessica, istrinya.Tawaan Anna seketika itu juga berubah jadi ketakutan tersendiri."Ehmm ... apa nggak terlalu malam?"Aditya melihat jam tangannya. "Baiklah, kalau itu maumu. Tunggu dulu ya."Wajah Anna jadi ikutan tegang."Nggak usah, aku saja yang menemuimu."Aditya lalu menutup telpon."Apa tadi ... " tanya Anna tergagap."Iya. Barusan telpon ini Jessica. Dia ingin menemuiku. Dia ... sudah di
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-30
Baca selengkapnya

Aku Selingkuh

3. PertemuanSuasana hening tercipta untuk beberapa detik lamanya.Aditya menatap Anna dengan tersenyum tipis. Tak di sangka, gadis yang kini telah jadi istrinya itu berani mengatakan secara to the point apa yang menjadi penghalang hubungan mereka berdua. Begitu juga Jessica, seolah tersentak dengan keberanian Anna mengutarakan apa yang ada di pikirannya. Penilaian Jessica tentang Anna sebagai gadis penurut dan hanya berani berdiri di belakang Aditya saja jadi berubah. Jessica mulai menganggap Anna tidak bisa di remehkan begitu saja."Maafkan aku Jessica. Kalau menilai mana yang paling realistis adalah dengan mencoba memposisikan diri sebagai orang lain, orang yang sedang kau hadapi. Kita berdua wanita yang sama-sama mencintai seorang laki-laki. Kalaupun laki-laki itu lebih memilihmu, aku dengan sadar akan mundur. Sejak dari awalpun aku sudah menyadari dan selalu melakukannya. Tapi ..."Anna menunduk setelah menatap Jessica, dia merasa sangat sulit mengatakannya untuk kalimat selanjut
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-30
Baca selengkapnya

Pasrah, Deh

Anna memandang Aditya dengan sikap dingin dan tatapan sinis."Apa nggak ada alasan lain? Enak saja suruh-suruh orang lakuin yang dia mau. Lalu, apa konsekuensinya kalau kamu membuat pengakuan seperti itu ke ayah mertuamu?" rasa ingin tahu Anna jadi semakin besar.Aditya menghela napas terlebih dahulu sebelum berucap. "Jessica bilang, justru ayahnya menyalahkan dirinya.""Kenapa? Kok bisa begitu?" tanya Anna penasaran."Walaupun Jessica anak sulung, tapi belum bisa di andalkan mewarisi bisnis keluarganya. Itu salah alasan yang aku tahu meskipun Jessica tidak secara terang-terangan mengatakannya.""Terus?" Pertanyaan Anna kali ini lebih lembut karena dia jadi merasa iba lagi pada Jessica."Bagaimana kalau misalkan dirimu selalu di anggap jadi pecundang terus?" Jawaban Aditya lebih kepada sebuah pertanyaan. Anna menelan ludahnya."Aku ... tentunya nggak mau di katakan sebagai pecundang terus.""Iya. Seperti itulah posisi Jessica saat ini." Aditya menerawang sebentar memikirkan apa yang d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-30
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
10
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status