หน้าหลัก / Rumah Tangga / PERMAISURI YIN / บทที่ 41 - บทที่ 47

บททั้งหมดของ PERMAISURI YIN: บทที่ 41 - บทที่ 47

47

41. Mimi

Su Yin jatuh ke dalam dinginnya arus sungai. Matanya pedih dan darahnya mewarnai air yang jernih. Gadis itu berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan diri. Masih ingat ia kata Li Wei tak jauh dari sungai ada air terjun yang begitu deras. Tangan kanan Su Yin berpegangan pada sebuah dahan yang kokoh. Sembari tetap menahan rasa sakit di dada sebelah kiri akibat panah yang masih menancap. Ia berusaha memanjat dahan dan melangkah perlahan. Kemudian melompat ke daratan yang kini berseberangan dengan tempatnya jatuh. “Kenapa? Kenapa aku tidak kembali ke masa depan padahal aku sudah jatuh ke sungai.” Su Yin batuk dan memuntahkan air. Dadanya terasa begitu dingin sekali. Anak panah itu tak bisa sembarangan ia cabut agar darah tak mengalir begitu deras. Ia terus melangkah melawan aliran sungai sambil berkata tolong. Namun, tak ada satu pun yang mendengar suaranya. Lama-kelamaan rasa dingin di bagian dada itu menjalar terus ke kepala dan kakinya. Lalu Su Yin roboh dan tak sadarkan diri. *
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-27
อ่านเพิ่มเติม

42. Reinkarnasi

Pagi-pagi sekali Su Yin menaiki bus kota untuk segera sampai ke kantor. Kota Shanghai yang notabene penduduknya sekitar 24 juta jiwa sudah sangat sibuk. Gadis itu jadi teringat ketika menaiki kereta dan melihat para pengemis di kota Chang An. Kota yang di masa lalu juga sangat sibuk. Bus berhenti karena lampu merah. Su Yin menoleh ke kiri, kebetulan mobil mewah menurunkan kaca. Artis Mimi Yang sedang merapikan make up. Ada seorang laki-laki di sebelah Mimi. Su Yin coba mengintip tapi tidak terlihat dan keburu lampu sudah berubah jadi hijau.“Apa mungkin nenek sihir itu menikah lagi dengan kaisar dan jadi istrinya?” tanya Su Yin sambil memainkan ponsel.Iseng ia mencari weibo milik Mimi Yang. Biodata dan status artis papan atas itu jelas belum menikah di usia yang sudah kepala empat. Di Shanghai sekarang memang sedang trend melajang sampai tua karena tekanan ekonomi dan persaingan ketat. Sampai di kantor polisi, Su Yin diberi hormat oleh beberapa bawahannya. Ia pun langsung ke ruanga
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-28
อ่านเพิ่มเติม

43. Surat Perintah

Su Yin ditangai oleh seorang dokter di klinik terdekat. Anak tadi sudah ia serahkan pada polisi yang ada di area tersebut dan ia pun menunjukkan identitasi diri. Selanjutnya anak lelaki tadi akan diproses sesuai hukum yang berlaku. “Kuat juga kau jadi orang, luka ini tidak terlalu dalam, tapi sangat menyakitkan dan Nona tidak menangis sama sekali,” ucap dokter yang menjahit luka di dada Su Yin. “Menangis tidak mengubah keadaan.” “Setidaknya perasaan kita terluahkan.” “Pekerjaan membuat aku terbiasa menahan perasaan,” balas Su Yin. “Apa tidak sakit kepala karena kau tak bisa mengungkapkan perasaan? Kita perempuan, perasaan kita perlu dirayakan.” Dokter wanita itu tersenyum. “Aku tidak punya waktu untuk hal-hal seperti itu, Dokter, bagiku hanya ada pekerjaan dan hidupku sendiri.” “Keluargamu tahu?” “Hanya tinggal Bibi seorang, dia juga sudah tua, lagi pula lukaku di bagian dalam tidak akan kelihatan.” “Nona, jangan terlalu keras dengan diri sendiri. Berbagi juga tidak ada salah
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-29
อ่านเพิ่มเติม

44. Pasukan Elite

“Paracetamol, ibuprofen, antibiotik, anestesi, ah, aku membutuhkan semua itu,” gumam Su Yin ketika denyut luka dalam dadanya semakin terasa. Ru Yi tahu wanita yang ia selamatkan tidak akan bisa tidur nyenyak sebelum menemukan obat-obatan yang dibutuhkan. Namun, ia juga bukan tabib yang mendapat mandat dari Kementrian Kesehatan untuk menyembuhkan orang. “Aiiiyah, cucuku, tidak bisakah kau menolongnya?” Guanin juga gusar. Sesekali ia sentuh dahi Su Yin dan wanita itu demam tinggi. “Bisa, Nek, tapi obat-obatannya tidak ada. Banyak yang harus dibeli untuk menyembuhkan luka dalamnya.” “Perlu uang banyak tidak?” tanya Guaning. “Hmm, aku akan membeli sulfur untuk membiusnya dulu, lalu aku akan ke kota untuk mencari jarum dan benang sutra guna menjahit lukanya.” “Tidak ditolong kasihab, ditolong juga aku …” Walau dengan rasa ragu, akhirnya Guaning membuka kotak penyimpanan uang satu-satunya. “Jangan, Nek, itu, kan harta berharga simpanan Nenek.” Ru Yi tak mau neneknya berkorban untuk s
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-30
อ่านเพิ่มเติม

45. Tidak Enak Hati

Ru Yi membuat Su Yin tertidur dengan obat bius yang ia beli di apotek pusat kota. Perlahan-lahan mata sang permaisuri tertutup dan tak ada pergerakan sama sekali. Setelah itu Ru Yi baru berani mengambil tindakan tertentu. Gadis yang usianya lebih tua daripada permaisuri mulai menjahit luka di bagian dada. Kemudian lanjut memberikan salep dan menutup jahitan dengan menggunakan kasa bersih. Setelahnya Su Yin dibiarkan tertidur tanpa adanya infus. Sebab di zaman Dinasti Tang cairan infus belum ditemukan. Siang hari ketika matahari sudah sudah tinggi, Su Yin pun siuman. Ia merasa sudah membaik dari hari-hari biasanya. Baju lapis luarnya terjatuh ketika ia mencoba duduk. “Eh, ini ada benang jahit, berarti ada jarumnya juga?” Sang permaisuri meraba dadanya yang ditutup kasa, ia lihat jahitannya cukup rapi. “Berarti medis Dinasti Tang cukup baik, tapi kenapa saat di istana aku tidak mendapat perawatan yang cukup.” Su Yin memandang tangannya yang ada bekas luka besar. Oleh Ru Yi luka itu d
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-01
อ่านเพิ่มเติม

46. Nasehat

Rombongan Suku Bintang dari Pegunungan Utara meninggalkan Chang An ketika sudah puas jalan-jalan. Mereka melewati lagi wilayah tempat perburuan beberapa hari yang lalu. “Berhenti!” ucap Yun Zi tiba-tiba saja. “Istriku, kenapa? Apa masih ada benda yang ingin kau beli?” Ba Luo menarik tali kekang kudanya. “Kita ke sana!” tunjuk Yun Zi. “Ke mana? Untuk apa?” Yun Zi tak menjawab pertanyaan suaminya. Anak ketua suku itu terus melajukan kudanya hingga sampai di depan rumah Guaning. “Di sini tidak ada apa-apa, istriku?” “Ada, tempat ini ditutup kabut sihir. Karena itu pencarian Permaisuri Yin tidak juga ketemu sampai sekarang.” Yun Zi menutup mata dan menyatukan dua tangan di dada. Beberapa saat lamanya ia membaca mantra dan terhapus sudah sihir yang menutupi rumah Guaning.Yun Zi dan Ba Luo mengetuk perlahan pintu rumah itu sebab hari masih pagi. Guaning menyambut tamu dan bertanya siapa dan ada perlu apa. “Dari beberapa hari yang lalu ada saja orang aneh yang lewat.” Guaning memand
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-01
อ่านเพิ่มเติม

47. Mungkin

Menteri Urusan Kesejahteraan Rakyat meminta izin untuk menghadap Pangeran Kedua. Desas-desus tentang hilangnya permaisuri semakin beredar kencang. Lelaki itu tak bisa tinggal diam, sebab selain kasihan saat dulu A Yin dihukum mati, sang menteri juga masih punya hubungan kerabat jauh dengan orang tau A Yin dulunya. “Katakan, aku tak punya banyak waktu.” Li Wei berencana turun tangan sendiri mencari A Yin. Sudah terlalu lama menunggu. Bahkan pasukan elite diturunkan tapi tetap tak ada hasil. “Hamba akan memerintahkan pasukan pribadi hamba untuk mencari Permaisuri,” jawab Menteri Du Sui. “Jadi, kau sudah tahu?” “Seluruh istana sudah tahu, Pangeran.” “Berarti Kaisar sudah tahu?” “Tentu, menurut perhitungan hamba demikian.” “Kira-kira langkah apa yang akan diambil ayahku andaikata istriku tidak juga ditemukan? Kau sudah lama mendampingi Kaisar, tentu tahu tabiatnya bagaimana?” Li Wei melipat tangannya di bagian belakang. Ia berjalan mendekati Menteri Du beberapa langkah. “Dalam ha
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-02
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
12345
DMCA.com Protection Status