Semua Bab Istri Yang Tersakiti: Bab 81 - Bab 90

100 Bab

Serba Pink

"Nona semalam bersembunyi di mana sampai tuan tidak tau?" tanya Aditya usil. Moza melirik Aditya. "Menurutmu di mana tempat di rumah yang tidak mudah ditemukan?"Bola mata Aditya bergerak ke atas. "Hm, di kolong tempat tidur?""Salah.""Kamar mandi.""Salah juga.""Ah, di lemari.""Yap. Betul.""Hah, jadi nona di dalam lemari sementara aku harus menyudahi mimpiku dengan gadis cantik hanya karena diperintah mencari nona?"Moza tersenyum geli. "Kenapa tidak cari istri saja daripada sebatas mimpi?""Belum dapat.""Padahal kamu lumayan."Aditya menyisir rambutnya dengan jari begitu mendengar ucapan Moza. "Lumayan ganteng ya?""Lumayan jelek maksudku. Hihi..."Aditya merengut. "Ternyata benar kata Tuan Arthur kalau nona mulai nakal."Moza hanya tersenyum menanggapi ucapan Aditya. Menurutnya wajar kalau dirinya mulai nakal karena suaminya juga nakal. Istri adalah cerminan suami bukan?Ting!Pintu lift terbuka. Dari baliknya Devgan muncul seorang diri. Tidak lagi bersama Elisa karena wanita
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-18
Baca selengkapnya

Kabar Gembira

Moza membasuh mulutnya dengan air. Rasanya lumayan lega meskipun mualnya masih bersisa."Moza kamu kenapa?" Arthur hendak menuntun Moza tapi didorong oleh istrinya itu. "Ini gara-gara, Mas!" ucap Moza kesal.Kening Arthur mengerut. "Kok gara-gara aku, Moz?""Jelas gara-gara, mas! Tadi 'kan aku minta mas jangan pakai parfum mas karena baunya menyengat! Tapi mas tetap nekad pakai! Bau menyengat itu membuat perutku mual, mas." Moza lalu melangkah keluar kamar mandi dengan diikuti Arthur dari belakang."Tapi 'kan biasanya aku memang pakai parfum itu dan kamu tidak apa-apa, Moz.""Aku tidak tau. Tiba-tiba saja aku benci bau parfum mas itu."Moza membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur untuk menghilangkan mualnya. Arthur mengambil duduk di samping Moza, lalu menempelkan tangannya di kening istrinya tersebut. "Mungkin kamu masuk angin, Moz. Keningnya agak hangat.""Entahlah. Tapi masih terasa mual, mas.""Mas minta tolong Mbok Wati buatkan teh hangat saja ya. Siapa tau mualnya menghila
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-18
Baca selengkapnya

Oma Rebeca

Semua orang di perusahaan Arthur senang mendapatkan nasi kotak dari Arthur. Bahkan mereka dipersilahkan menikmati nasi kotak itu sebelum jam istirahat. Suasana pun jadi riuh. Ada yang makan sambil tetap mengetik dan memeriksa berkas, ada yang makan berkelompok, dan ada juga yang makan sambil berdiri dari meja ke meja untuk memeriksa apakah lauk mereka sama atau tidak setiap kotak. Di salah satu meja, Leo dan Hendra bercengkrama sembari menikmati nasi kotak. Mereka tidak terganggu sedikit pun dengan keriuhan sekitar."Kamu sudah dengar belum kenapa Tuan Arthur memberi semua karyawan dengan nasi kotak?" tanya Hendra pada Leo yang sudah menyuapkan nasi ke mulutnya."Memangnya ada apa? Tuan Arthur ultah? Atau Moza yang ultah?" tanya Leo cuek."Moza hamil."Leo langsung berhenti mengunyah dan mematung. Dia sangat terkejut dengan apa yang diucapkan Hendra."Itu artinya Moza tidak mandul seperti yang kamu dan keluargamu perkirakan dulu."Leo mengunyah kembali makanan dalam mulutnya. Rasanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-19
Baca selengkapnya

Aku Tahu Apa Yang Kamu Rasakan

Seperginya Rebeca dari ruangan itu, Moza termenung. Dia merasa tidak enak di hatinya. Selama dia menikah dengan Arthur, suaminya tersebut memang tidak pernah mengenalkannya dengan keluarganya. Dan hari ini, datang seorang wanita tua yang di panggil Oma yang ternyata adalah salah satu keluarga suaminya. Ini seolah menyadarkan Moza bahwa ada ketidakberesan dengan pernikahannya atau ketidakberesan hubungan antara Arthur dengan keluarganya. Harusnya, sejak awal Arthur memang memperkenalannya dengan keluarganya untuk meminta restu, bukan dirahasiakan."Moza soal yang barusan...," ucap Arthur seolah tahu apa yang sedang difikiran Moza.Moza menoleh. "Dia nenek-nya mas?"Arthur menggenggam tangan Moza. "Ayo duduklah dulu. Nanti aku cerita."Moza menurut. Dia lalu mengambil duduk di tempatnya semula. "Jadi dia neneknya, mas?" Moza mengulangi pertanyaannya.Arthur menghela nafas panjang, lalu menggenggam tangan Moza lebih erat "Bisa dikatakan begitu. Tapi begini Moza, dia itu namanya Oma Rebe
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-19
Baca selengkapnya

Pergilah

Bruk!Astrid memeluk Moza erat dan kembali menangis di atas bahu wanita itu. “Moza, jujur aku tidak sanggup dimadu. Hatiku rasanya sakit sekali. Tapi Dion tidak mau mengerti perasaanku. Dia selalu menjadikan anak sebagai dalih untuk membenarkan keputusannya. Kamu tau Moza, aku sudah tidak bisa hamil lagi. rahimku sudah dibuang."Deg.Moza terhenyak mendengar itu. dia baru tahu kalau Astrid sudah tidak memiliki rahim lagi. ternyata nasib Astrid lebih buruk darinya.Moza membalas pelukan Astrid dengan pelukan yang sama eratnya. “Aku ikut prihatin mendengar ini. aku baru tahu kalau kamu sudah tidak punya rahim.”Astrid melepaskan pelukannya. Dia mengambil tisu dan mengusap airmatanya. “Aku kehilangan rahimku hampir bersamaan dengan kehilangan bayiku. Aku terjatuh dan rahimku rusak berat. Karena itu, rahimku diangkat. Alasan inilah yang dijadikan Dion untuk menikah lagi. Jika mengikuti kata hati, aku sangat menentang pernikahan ini. Sakit sekali rasanya hatiku.”Moza mengusap punggung Ast
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-20
Baca selengkapnya

Aku Tidak Pantas Di sana

"Tok! Tok! Tok!""Siapa?" tanya Rebeca di tengah berkas-berkas hotel-hotel miliknya. Rebeca mempunyai beberapa hotel bintang lima yang cukup terkenal."Saya Nyonya, Candra." terdengar jawaban dari luar."Oh, kamu Can. Masuklah.""Baik, Nona."Klak. Pintu ruang kerja itu terbuka. Dari baliknya Candra muncul. Pria itu lalu memdekat pada Rebeca yang sedang duduk di meja kerjanya."Ada apa, Can?" tanya Rebeca tanpa mengalihkan pandang dari berkas di tangannya. "Ada hal penting yang mau kamu sampaikan?""Iya, nyonya. Ini mengenai istri Tuan Arthur."Mendengar kata Arthur, Rebeca langsung terdiam beberapa saat sebelum akhirnya mengangkat wajahnya dan menatap Candra. "Istri Arthur?""Ya, nyonya. Bukankah Anda meminta saya untuk mencari tahu tentang dia?""Ah, ya. Kamu benar. Tapi memangnya wanita itu istri Arthur dan bukan wanita bayaran?""Wanita itu memang istri Tuan Arthur, Nyonya. Mereka sudah menikah lebih dari satu bulan yang lalu."Rebeca menghela nafas panjang. Ada rasa marah yang k
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-20
Baca selengkapnya

Wanita Pilihan Arthur

Setelah berhasil membujuk Moza, Arthur lalu menggandeng tangan wanita itu ke tempat pesta. Mereka melewati beberapa yang yang disapanya secara singkat sebagai bagian dari basa basi saja. Tujuan terakhirnya adalah Rebeca. Maka ke sanalah Arthur membawa Moza."Selamat ulang tahun, Oma. Ini hadiah untuk Oma." Arthur mengeluarkan sebuah kotak persegi panjang yang isinya adalah sebuah jam tangan mewah berharga ratusan juta."Oh, terima kasih." Rebeca menerima jam itu dan ditaruhnya di atas tumpukan kado-kado. "Aku senang kamu datang. Bergabunglah dengan yang lain."Arthur tersenyum kecil. Dia lalu melirik Moza sebagai kode untuk memberikan ucapan kepada Rebeca juga. Moza mengerti. Dia lalu mengulurkan tangan ke arah Rebeca, hendak menyalaminya. Tapi wanita itu langsung berpaling wajah dan memanggil seseorang."Johan! Kemari! Ini ada Arthur!"Moza pun menarik tangannya kembali. Arthur melihat itu. Untuk menguatkan Moza, dia mengusap punggung Istrinya itu dengan lembut. Yang dipanggil Johan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-20
Baca selengkapnya

Merasa Tidak Pantas

Merasa cukup berkumpul bersama para lelaki itu, Arthur berdiri. Isyana yang ada di sebelahnya ikut berdiri. Meskipun dia sudah mendengar dari mulut Arthur sendiri kalau pria itu sudah menikah, Isyana tidak perduli selama oma dan kedua orangtuanya belum menggagalkan pertunangan. Selama ini, dalam keluarga mereka, keputusan oma adalah hal mutlak. Isyana tidak merasa cemburu ketika Arthur mengatakan kalau wanita itu adalah istrinya. Dari dulu dia sudah tahu kalau kehidupan Arthur yang dikelilingi banyak wanita. Isyana sudah terbiasa."Mas mau kemana?" tanya Isyana sembari mensejajari langkah Arthur."Tentu saja mau menemui istriku. Aku sudah berjanji padanya untuk tidak berlama-lama berkumpul dengan mereka.""Oh, aku ikut ya ke tempat oma?""Boleh."Keduanya berjalan berdampingan menuju oma berada. Tapi Arthur langsung celingukan karena tidak melihat Moza di sekitar tempat itu. "Oma, dimana Moza?" tanya Arthur kemudian.Rebeca terdiam sejenak. Beberapa menit yang lalu, setelah mendengar
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-21
Baca selengkapnya

Lepaskan Aku!

Mereka sudah sampai di rumah. Tapi Moza masih tertidur di sofa mobil. Karena tidak tega untuk membangunkan Moza, Athur pun mengangkat tubuh wanita itu keluar dari dalam mobil dan masuk ke dalam rumah."Sudah pulang, tuan? Kok tidak lama? Aku fikir anda akan di sana hingga tengah malam. Biasanya pesta kebun seperti itu ya?" tanya Mbok Wati begitu melihat Arthur masuk dengan membopong Moza."Kami tidak nyaman di sana, mbok. Makanya kami pulang lebih dulu.""Itu nona kenapa? Nona baik-baik saja bukan?""Dia baik-baik saja. Karena tidur, aku tidak tega membangunkannya. Makanya aku bopong.""Oh, begitu. Tuan mau teh hangat?""Tidak, mbok. Kalau mau nanti akan memintanya kepada mbok.""Baiklah kalau begitu. Mbok mau masuk ke kamar untuk beristirahat kembali."Sementara itu, Arthur masuk ke dalam lift. Tak lama kemudian mereka tiba di lantai tiga. Arthur langsung membawa Moza ke dalam kamar dan menaruhnya di atas tempat tidur dengan hati-hati.Tak cukup sampai di situ, Arthur yang merasa ris
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-21
Baca selengkapnya

Jangan Mengganggu Kami

Arthur berguling ke samping. Wajah dan tubuhnya berpeluh. Bagaimana tidak, Moza mencoba melawannya malam ini. Istrinya itu menolaknya malam ini. Arthur tidak suka diabaikan. Dia benci penolakan. Karena itu dia khilaf hingga melakukan pemaksaan kepada Moza. Arthur menghela nafasnya pelan-pelan untuk menghilangkan lelah setelah menyalurkan amarah dan hasratnya serta melawan penolakan Moza. Dia tahu malam ini dia telah menyakiti Moza dengan melakukan pemaksaan kepada istrinya itu. Akan tetapi dalam situasi tadi dia benar-benar tidak bisa menahan amarahnya. Sekali lagi karena dia benci penolakan.Setelah nafasnya stabil, Arthur menoleh ke sebelah kirinya. Dia mendapati Moza tidur berbaring dengan membelakanginya. Istrinya itu menangis sesegukan di sampingnya.Arthur menarik nafas panjang. Dia lalu memiringkan tubuhnya dan memeluk Moza dari belakang. "Maafkan aku atas apa yang sudah aku lakukan padamu barusan, Moza. Aku tidak bisa menahan amarahku. Kamu tahu sendiri bukan kalau aku benci
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-21
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status