Share

Pergilah

Penulis: Mayangnoura
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-20 02:36:23

Bruk!

Astrid memeluk Moza erat dan kembali menangis di atas bahu wanita itu. “Moza, jujur aku tidak sanggup dimadu. Hatiku rasanya sakit sekali. Tapi Dion tidak mau mengerti perasaanku. Dia selalu menjadikan anak sebagai dalih untuk membenarkan keputusannya. Kamu tau Moza, aku sudah tidak bisa hamil lagi. rahimku sudah dibuang."

Deg.

Moza terhenyak mendengar itu. dia baru tahu kalau Astrid sudah tidak memiliki rahim lagi. ternyata nasib Astrid lebih buruk darinya.

Moza membalas pelukan Astrid dengan pelukan yang sama eratnya. “Aku ikut prihatin mendengar ini. aku baru tahu kalau kamu sudah tidak punya rahim.”

Astrid melepaskan pelukannya. Dia mengambil tisu dan mengusap airmatanya. “Aku kehilangan rahimku hampir bersamaan dengan kehilangan bayiku. Aku terjatuh dan rahimku rusak berat. Karena itu, rahimku diangkat. Alasan inilah yang dijadikan Dion untuk menikah lagi. Jika mengikuti kata hati, aku sangat menentang pernikahan ini. Sakit sekali rasanya hatiku.”

Moza mengusap punggung Ast
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Yang Tersakiti   Aku Tidak Pantas Di sana

    "Tok! Tok! Tok!""Siapa?" tanya Rebeca di tengah berkas-berkas hotel-hotel miliknya. Rebeca mempunyai beberapa hotel bintang lima yang cukup terkenal."Saya Nyonya, Candra." terdengar jawaban dari luar."Oh, kamu Can. Masuklah.""Baik, Nona."Klak. Pintu ruang kerja itu terbuka. Dari baliknya Candra muncul. Pria itu lalu memdekat pada Rebeca yang sedang duduk di meja kerjanya."Ada apa, Can?" tanya Rebeca tanpa mengalihkan pandang dari berkas di tangannya. "Ada hal penting yang mau kamu sampaikan?""Iya, nyonya. Ini mengenai istri Tuan Arthur."Mendengar kata Arthur, Rebeca langsung terdiam beberapa saat sebelum akhirnya mengangkat wajahnya dan menatap Candra. "Istri Arthur?""Ya, nyonya. Bukankah Anda meminta saya untuk mencari tahu tentang dia?""Ah, ya. Kamu benar. Tapi memangnya wanita itu istri Arthur dan bukan wanita bayaran?""Wanita itu memang istri Tuan Arthur, Nyonya. Mereka sudah menikah lebih dari satu bulan yang lalu."Rebeca menghela nafas panjang. Ada rasa marah yang k

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Istri Yang Tersakiti   Wanita Pilihan Arthur

    Setelah berhasil membujuk Moza, Arthur lalu menggandeng tangan wanita itu ke tempat pesta. Mereka melewati beberapa yang yang disapanya secara singkat sebagai bagian dari basa basi saja. Tujuan terakhirnya adalah Rebeca. Maka ke sanalah Arthur membawa Moza."Selamat ulang tahun, Oma. Ini hadiah untuk Oma." Arthur mengeluarkan sebuah kotak persegi panjang yang isinya adalah sebuah jam tangan mewah berharga ratusan juta."Oh, terima kasih." Rebeca menerima jam itu dan ditaruhnya di atas tumpukan kado-kado. "Aku senang kamu datang. Bergabunglah dengan yang lain."Arthur tersenyum kecil. Dia lalu melirik Moza sebagai kode untuk memberikan ucapan kepada Rebeca juga. Moza mengerti. Dia lalu mengulurkan tangan ke arah Rebeca, hendak menyalaminya. Tapi wanita itu langsung berpaling wajah dan memanggil seseorang."Johan! Kemari! Ini ada Arthur!"Moza pun menarik tangannya kembali. Arthur melihat itu. Untuk menguatkan Moza, dia mengusap punggung Istrinya itu dengan lembut. Yang dipanggil Johan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Istri Yang Tersakiti   Merasa Tidak Pantas

    Merasa cukup berkumpul bersama para lelaki itu, Arthur berdiri. Isyana yang ada di sebelahnya ikut berdiri. Meskipun dia sudah mendengar dari mulut Arthur sendiri kalau pria itu sudah menikah, Isyana tidak perduli selama oma dan kedua orangtuanya belum menggagalkan pertunangan. Selama ini, dalam keluarga mereka, keputusan oma adalah hal mutlak. Isyana tidak merasa cemburu ketika Arthur mengatakan kalau wanita itu adalah istrinya. Dari dulu dia sudah tahu kalau kehidupan Arthur yang dikelilingi banyak wanita. Isyana sudah terbiasa."Mas mau kemana?" tanya Isyana sembari mensejajari langkah Arthur."Tentu saja mau menemui istriku. Aku sudah berjanji padanya untuk tidak berlama-lama berkumpul dengan mereka.""Oh, aku ikut ya ke tempat oma?""Boleh."Keduanya berjalan berdampingan menuju oma berada. Tapi Arthur langsung celingukan karena tidak melihat Moza di sekitar tempat itu. "Oma, dimana Moza?" tanya Arthur kemudian.Rebeca terdiam sejenak. Beberapa menit yang lalu, setelah mendengar

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21
  • Istri Yang Tersakiti   Lepaskan Aku!

    Mereka sudah sampai di rumah. Tapi Moza masih tertidur di sofa mobil. Karena tidak tega untuk membangunkan Moza, Athur pun mengangkat tubuh wanita itu keluar dari dalam mobil dan masuk ke dalam rumah."Sudah pulang, tuan? Kok tidak lama? Aku fikir anda akan di sana hingga tengah malam. Biasanya pesta kebun seperti itu ya?" tanya Mbok Wati begitu melihat Arthur masuk dengan membopong Moza."Kami tidak nyaman di sana, mbok. Makanya kami pulang lebih dulu.""Itu nona kenapa? Nona baik-baik saja bukan?""Dia baik-baik saja. Karena tidur, aku tidak tega membangunkannya. Makanya aku bopong.""Oh, begitu. Tuan mau teh hangat?""Tidak, mbok. Kalau mau nanti akan memintanya kepada mbok.""Baiklah kalau begitu. Mbok mau masuk ke kamar untuk beristirahat kembali."Sementara itu, Arthur masuk ke dalam lift. Tak lama kemudian mereka tiba di lantai tiga. Arthur langsung membawa Moza ke dalam kamar dan menaruhnya di atas tempat tidur dengan hati-hati.Tak cukup sampai di situ, Arthur yang merasa ris

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21
  • Istri Yang Tersakiti   Jangan Mengganggu Kami

    Arthur berguling ke samping. Wajah dan tubuhnya berpeluh. Bagaimana tidak, Moza mencoba melawannya malam ini. Istrinya itu menolaknya malam ini. Arthur tidak suka diabaikan. Dia benci penolakan. Karena itu dia khilaf hingga melakukan pemaksaan kepada Moza. Arthur menghela nafasnya pelan-pelan untuk menghilangkan lelah setelah menyalurkan amarah dan hasratnya serta melawan penolakan Moza. Dia tahu malam ini dia telah menyakiti Moza dengan melakukan pemaksaan kepada istrinya itu. Akan tetapi dalam situasi tadi dia benar-benar tidak bisa menahan amarahnya. Sekali lagi karena dia benci penolakan.Setelah nafasnya stabil, Arthur menoleh ke sebelah kirinya. Dia mendapati Moza tidur berbaring dengan membelakanginya. Istrinya itu menangis sesegukan di sampingnya.Arthur menarik nafas panjang. Dia lalu memiringkan tubuhnya dan memeluk Moza dari belakang. "Maafkan aku atas apa yang sudah aku lakukan padamu barusan, Moza. Aku tidak bisa menahan amarahku. Kamu tahu sendiri bukan kalau aku benci

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21
  • Istri Yang Tersakiti   Jika Cinta Pasti Menghargai

    Klak!Selepas perginya Arthur dari ruangan direktur, Candra masuk ke dalam untuk melihat keadaan majikannya. Dia takut Arthur melakukan sesuatu pada majikannya tersebut meskipun pria itu adalah cucunya sendiri. Itu karena Candra sangat mengenal siapa Arthur. Orang yang cukup menakutkan kalau sudah marah."Nyonya, anda tidak apa-apa bukan?"Rebeca yang sedang menempelkan tangannya di kening, menoleh. "Oh, kamu Candra."Candra mendekat dan duduk di samping Rebeca. "Nyonya tidak apa-apa bukan?" Dia mengulangi pertanyaannya. "Tuan Arthur tidak melakukan apa pun kepada anda bukan?"Rebeca menghela nafas panjang. "Fisikku memang tidak apa-apa. Tapi hatiku ini bergemuruh. Aku tidak terima dengan sikapnya itu. Masak dia lebih memilih janda itu ketimbang Isyana. Aku sangat ingin dia menyadari kesalahannya tersebut. Aku yakin, sangat yakin kalau dia hanya emosi mencintai wanita itu sesaat. Tapi dikemudian hari akan menyadari kalau Isyana jauh lebih baik. Karena itu aku ingin menyadarkannya saat

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-22
  • Istri Yang Tersakiti   Tempat Tidur Yang Lengang

    Mendengar Arthur menyetujui dirinya untuk pisah kamar, Moza langsung berdiri dan menyodorkan tangan kanannya pada Arthur. "Kalau begitu mana kuncinya?"Alis Arthur terangkat ke atas. "Semangat sekali sih untuk pisah kamar sama aku.""Aku mau cepat makan, mas. Aku lapar.""Lalu apa hubungannya makan dengan kunci kamar?""Aku tidak mau makan kalau mas belum beri kunci kamar tamu. Aku takut mas mengingkari janji mas untuk meminjamkan kamar kalau aku makan duluan."Arthur tersenyum. Pria itu langsung berdiri. "Kalau aku mengingkari janji aku, ya sudah. Tidur di kamar ini saja. Begitu saja kok repot.""Oh, oke. Kalau begitu aku tidak akan makan. Biar saja aku dan anakku sama-sama kelaparan."Arthur menipiskan bibir. Sepertinya bayi dalam perut dijadikan senjata bagi Moza untuk mengancamnya. Dasar."Ya, sudah. Aku ambil kunci dulu."Arthur beranjak dari duduknya dan langsung keluar kamar. Tak lama kemudian, dia kembali dengan membawa sebuah kunci. Kedatangan Arthur sudah ditunggu-tunggu ol

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Istri Yang Tersakiti   Merayu Moza

    Pagi ini Moza senang sekali karena bisa ke perusahaan lagi. Dia sengaja berangkat pagi dan tidak pamitan pada Arthur karena takut dilarang oleh suaminya itu. Jadi daripada terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, lebih baik dia pergi sendiri menggunakan taksi. Sehari Moza tidak bekerja saja, Aditya merasa ada yang kurang. Dia kehilangan orang yang bisa dia ganggu. Akhirnya, ketika melihat Moza berangkat, dia tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk bercengkrama dengan wanita itu. Dia bercerita mengenai masa kecilnya yang dikejar-kejar induk ayam lantaran mengganggu anak-anaknya. Karena merasa ceritanya sangata lucu, Moza pun tertawa terpingkal-pingkal. Mereka berdua tidak sadar kalau Arthur sudah berdiri di dekat mereka."Ehem! Ehem!" Arthur berdehem kencang sekali. Jelas sekali itu adalah deheman yang dibuat-buat dan bukan karena batuk. Mereka berdua langsung menoleh dan terkesiap begitu tahu kalau Arthur telah berdiri di dekat mereka. Wajah pria itu tampak tidak senang.Tawa Moza dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25

Bab terbaru

  • Istri Yang Tersakiti   Terbongkarnya Siasat Busuk Rebeca

    "Maksud kamu apa sih?" tanya Haris dengan tatapan penuh selidik. Arthur tersenyum geli. Dia merasa lucu dengan drama ini. Dia lalu mencondongkan wajahnya pada Haris. "Paman mau tau apa yang sebenarnya sudah terjadi?"Haris tidak bereaksi. "Oke, lihat apa yang aku lakukan ya?"Dengan angkuhnya, Arthur mendekati tempat pembaringan Rebeca. Dia lalu duduk di samping Rebeca dekat kepala wanita itu. Dia menatap wajah Rebeca yang tampak lesu tidak berdaya."Oma," Arthur mulai berbisik di dekat telinga Rebeca. Tapi suaranya bisa di dengar oleh semua orang yang ada di dalam ruangan itu. "Kenapa Oma tidak bangun saja? Memangnya Oma tidak pegal berpura-pura sakit?"Deg.Saat itu juga, jantung Rebeca berdegup kencang. Apa maksud dari ucapan Arthur? Mungkinkah pria itu sudah mengetahui kepura-puraannya?"Sudahlah, Oma. Aku sudah tau kok kalau Oma itu sehat walafiat. Dan sakit Oma ini hanyalah sandiwara saja agar aku mengikuti keinginan Oma untuk menikah dengan Isyana."Melihat itu, Haris geram.

  • Istri Yang Tersakiti   Jebakan

    Akhirnya setelah dipikirkan dan setelah meminta pendapat Amelia, Moza ikut pulang bersama Arthur meski hatinya masih berkecamuk. Tapi dia memberi penegasan kapada suaminya itu bahwa di rumah nanti, dia ingin berpisah kamar dulu seperti yang pernah dia lakukan sampai tiga hari sesuai dengan kesepakan mereka. Arthur setuju dan akan secepatnya menyelesaikan masalah ini tanpa harus menyakiti hati siapa pun."Kamu tenang saja, ya. Masalah ini pasti akan selesai dengan baik. Aku butuh dukungan kamu untuk sabar dan jangan lagi melarikan diri. Kamu boleh marah padaku. Marah saja. Tapi jangan lagi melarikan diri. Aku sedang mencari jalan yang terbaik," ucap Athur sembari menggenggam tangan Moza. Moza mengangguk. "Iya, mas. Tapi waktu itu ketika aku marah dan tidak mau dikecup sama mas, mas balik marah sama aku dan langsung memaksaku."Glek.Arthur menelan salivanya. "Oh, kalau yang waktu itu sih aku sedang khilaf. Aku syok karena tiba-tiba kamu menolak.""Tapi tetap saja namanya mas tidak te

  • Istri Yang Tersakiti   Moza Yang Lelah

    "Aku lelah hidup seperti ini, Mel. Mengapa masalahku selalu ada orang ketiga? Mas Arthur memang berkata bahwa dia tidak akan menduakan aku dan lebih memilih diriku daripada keluarganya. Akan tetapi aku tidak nyaman dengan keadaan ini. Aku tidak mau dia berdosa mengabaikan keinginan almarhum kakek dan oma-nya. Gara-gara kehadiranku, oma-nya sampai sakit. Aku sepertinya jadi beban keluarganya."Amelia menghela nafas panjang. "Aku bingung mau memberi solusi apa, Moz. Aku merasa pendapat kalian berdua sama-sama benar. Kamu yang tidak nyaman di posisi ini lalu merasa lelah dan Mas Arthur yang lebih memilih kamu daripada keluarganya. Dia tidak mau dipaksa menikah dengan wanita yang tidak dia cinta.""Iya, bagaimana kalau oma-nya meninggal gara-gara ini? Aku merasa serba salah. Aku sudah capek dengan yang terjadi. Karena itu, aku merasa ingin menyerah saja. Aku tidak apa-apa kok hidup tanpa Mas Arthur.""Yakin kamu bisa hidup tanpa dia? Kamu itu sedang hamil anak dia. Jadi tentu saja kamu me

  • Istri Yang Tersakiti   Dilema

    Di ruangannya Arthur tampak gelisah. Apa yang terjadi semalam membuatnya tidak lagi fokus dengan pekerjaan yang seharusnya dia kerjakan saat ini. Rasanya pikirannya yang ruwet ini tidak bisa di ajak untuk bekerja. Roby yang sejak tadi ada bersama Arthur, sejak tadi memperhatikan atasannya tersebut. Dia ikut prihatin dengan masalah pelik yang menimpa Arthur. Dia ingin membantu jika memang memiliki cara yang tepat. Tiba-tiba saja, dia berfikir tentang sesuatu. Ini memang bukan untuk menyelesaikan masalah. Tapi ini adalah sesuatu yang membuat masalah menjadi jelas dan Arthur bisa mengambil keputusan dengan baik."Tuan." Panggilan itu cukup mengejutkan Arthur. Pria itu langsung menoleh pada Roby. "Ya, ada apa?""Ada yang ingin saya sampaikan.""Sampaikanlah saja."Roby mendekati Arthur dan membisiki sesuatu. Arthur angguk-angguk. Dia tampak setuju dengan apa yang disampaikan oleh Roby."Bagus itu. Aku setuju jika kamu mau melakukan itu. Aku akan mendukungnya. Kerjakan sekarang juga dan

  • Istri Yang Tersakiti   Penyebab Oma Tak Sadarkan Diri

    "Kamu keterlaluan Ar! Bisa-bisanya kamu menolak keinginan terakhir Oma! Kamu debat keinginan oma dan kakek kamu sendiri hanya demi seorang wanita! Kami ini keluargamu! Harusnya kamu mendengarkan keinginan kami juga! Lihat, Yana kamu buat tersinggung! Dan sekarang Oma jadi tidak sadarkan diri gara-gara kamu! Puas kamu!"Kalimat penuh amarah Haris terus berdengung di telinganya. Dia tidak menyangka kalau gara-gara penolakannya, Rebeca akhirnya tidak sadarkan diri. Semua keluarga sekarang menyalahkan dirinya. Mereka menganggap bahwa dirinya terlalu keras karena mempertahankan pendapatnya untuk tidak menyakiti istrinya dengan menikah lagi tapi menganggap tak punya hati kepada oma-nya sendiri.Akhirnya karena perdebatan itu, Rebeca pingsan dan akhirnya tidak sadarkan diri."Tuan masih memikirkan kejadian di rumah sakit tadi?" tanya Roby yang sejak tadi memperhatikan Arthur dari kaca tengah mobil."Ya, tentu saja aku memikirkannya. Kamu tau bukan kalau aku tidak mungkin mengingkari janjiku

  • Istri Yang Tersakiti   Keinginan Kakek

    Arthur mengalihkan pandangan dari layar tipisnya ke Candra yang baru saja masuk ke dalam ruangan. Setiap kali melihat orang-orang Rebeca, hatinya langsung merasa tidak enak. "Maaf tuan saya mengganggu," ucap Candra setelah mengangguk hormat. Arthur menatap tajam pada Candra. "Ada perlu apa kamu datang kemari? Apa kamu dapat perintah dari Oma untuk membujukku bertunangan dengan Isyana?""Tidak tuan. Saya tidak datang untuk itu.""Lalu?""Saya datang untuk memberi kabar yang kurang baik kepada anda."Kening Arthur mengerut. "Memangnya kabar apa?"Candra menunduk seolah sedih. "Nyonya...nyonya Rebeca drop. Dia sekarang terbaring di rumah sakit. Dia ingin bertemu dengan cucu-cucunya. Karena itu saya datang kesini tuan. Saya harap secepatnya anda mengunjungi Nyonya Rebeca. Karena walaupun anda tidak menyukainya, dia tetaplah nenek anda yang harus anda hargai dan hormati. Apalagi saat ini keadaan Nyonya sangat memprihatikan."Arthur terdiam. Selama ini setahunya Rebeca memang kerap drop.

  • Istri Yang Tersakiti   Kembali Seperti Dulu

    Seperti biasa, Moza akan membersihkan dirinya sebelum tidur. Begitu pun dengan malam ini. Kebiasaan itu sudah dia terapkan sejak remaja. Moza tidak suka dengan make up tebal tapi membersihkan diri adalah kewajiban baginya.Setelah membersihkan diri dan menggosok gigi, Moza keluar dari dalam kamar mandi. Tak langsung naik ke atas tempay tidur, wanita itu melakukan perawatan wajah sebelum tidur yang rutin dia lakukan. Perawatannya simpen kok. Hanya meneteskan beberapa tetes serum ke kulit wajahnya. Sudah itu saja. Menurutnya, serum baik untuk menjaga kesehatan kulit wajah agar tetap sehat dan kenyal. Setelah perawatan wajahnya yang simpel itu selesai, Moza mematikan lampu kamar dan hanya membiarkan lampu tidur untuk tetap menyala. Tidur dalam keadaan gelap membuat tidur lebih nyenyak dan berkualitas. Paginya, biasanya tubuhnya akan terasa fit dan semangat pergi bekerja.Usai kamar agak gelap dan hanya remang-remang saja, Moza naik ke atas tempat tidur. Dia membaringkan tubuhnya di atas

  • Istri Yang Tersakiti   Merayu Moza

    Pagi ini Moza senang sekali karena bisa ke perusahaan lagi. Dia sengaja berangkat pagi dan tidak pamitan pada Arthur karena takut dilarang oleh suaminya itu. Jadi daripada terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, lebih baik dia pergi sendiri menggunakan taksi. Sehari Moza tidak bekerja saja, Aditya merasa ada yang kurang. Dia kehilangan orang yang bisa dia ganggu. Akhirnya, ketika melihat Moza berangkat, dia tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk bercengkrama dengan wanita itu. Dia bercerita mengenai masa kecilnya yang dikejar-kejar induk ayam lantaran mengganggu anak-anaknya. Karena merasa ceritanya sangata lucu, Moza pun tertawa terpingkal-pingkal. Mereka berdua tidak sadar kalau Arthur sudah berdiri di dekat mereka."Ehem! Ehem!" Arthur berdehem kencang sekali. Jelas sekali itu adalah deheman yang dibuat-buat dan bukan karena batuk. Mereka berdua langsung menoleh dan terkesiap begitu tahu kalau Arthur telah berdiri di dekat mereka. Wajah pria itu tampak tidak senang.Tawa Moza dan

  • Istri Yang Tersakiti   Tempat Tidur Yang Lengang

    Mendengar Arthur menyetujui dirinya untuk pisah kamar, Moza langsung berdiri dan menyodorkan tangan kanannya pada Arthur. "Kalau begitu mana kuncinya?"Alis Arthur terangkat ke atas. "Semangat sekali sih untuk pisah kamar sama aku.""Aku mau cepat makan, mas. Aku lapar.""Lalu apa hubungannya makan dengan kunci kamar?""Aku tidak mau makan kalau mas belum beri kunci kamar tamu. Aku takut mas mengingkari janji mas untuk meminjamkan kamar kalau aku makan duluan."Arthur tersenyum. Pria itu langsung berdiri. "Kalau aku mengingkari janji aku, ya sudah. Tidur di kamar ini saja. Begitu saja kok repot.""Oh, oke. Kalau begitu aku tidak akan makan. Biar saja aku dan anakku sama-sama kelaparan."Arthur menipiskan bibir. Sepertinya bayi dalam perut dijadikan senjata bagi Moza untuk mengancamnya. Dasar."Ya, sudah. Aku ambil kunci dulu."Arthur beranjak dari duduknya dan langsung keluar kamar. Tak lama kemudian, dia kembali dengan membawa sebuah kunci. Kedatangan Arthur sudah ditunggu-tunggu ol

DMCA.com Protection Status