"Kalau begitu aku tidak mau menikah denganmu, mas. Aku tidak mau. Tolong mas cari wanita lain saja. Wanita yang lebih baik dari pada aku." Entah darimana Moza mendapat keberanian untuk mengatakan itu. Yang pasti, itulah isi hatinya. Siapapun sebenarnya tidak bisa memaksa. Mendengar itu, Arthur terdiam untuk beberapa saat. Tapi setelah itu, rahangnya mengencang. Pesta pertunangan sudah di depan mata. Dan semua sudah dipesan. Baik gedung, undangan, catering, dan lain sebagainya.Selain itu, dia memang sangat menginginkan Moza. Sejak dia menyamar menjadi supir Leo, dia sudah jatuh cinta pada wanita itu. Dan tuhan memberinya kesempatan merebut Moza dari Leo karena Leo menikah lagi dengan Astrid."Berani sekali kamu mengatakan itu kepadaku?" tanya Arthur dengan nada dingin dan mengancam."Ya, aku tentu harus berani. Aku mengalami kesialan dalam hidupku karena selama ini aku bukanlah orang yang berani. Aku selalu memendam perasaanku dari orang lain. Dan aku tidak mau kisah burukku terulan
Baca selengkapnya