All Chapters of Membawa Pergi Benih Calon Pewaris sang Presdir: Chapter 21 - Chapter 30

63 Chapters

Bab 21. Tak Ingin Berpisah

Bab 21. Pertemuan Mereka tiba di sebuah kafe dekat kantor Hardi. Adrian memilih meja yang sedikit tersembunyi. Begitu mereka duduk, Adrian menghela napas, mencoba menyusun kata-kata di kepalanya. “Gita,” Adrian memulai, “Aku tahu banyak hal yang selama ini aku abaikan. Mungkin… ini semua salahku, dan aku menyesal—”Belum selesai Adrian bicara, Rima tiba-tiba menyela dengan suara dingin, “Kamu hanya bisa menyesal sekarang, setelah istrimu membuat keluargamu khawatir dengan caranya sendiri.” Ia menoleh ke arah Gita, tatapannya tajam. Gita tertunduk, menelan sindiran pedas yang diarahkan padanya. “Ma, cukup!” tegur Adrian. Tapi Rima tak memedulikannya. “Gita, bisa-bisanya kamu pergi begitu saja selama lebih dari sebulan. Kamu gak memberi kabar, gak peduli sama Adrian! Anak saya terus-terusan nyari kamu, kamu malah malah sedang antre untuk wawancara kerja,” ucap Rima
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

Bab 22. Pilihan yang Sulit

Gita berjalan keluar dari kafe dengan langkah tergesa-gesa, perasaannya masih kacau. Keputusan untuk berpisah tidak mudah, tetapi ia merasa ini adalah langkah yang tepat demi menjaga harga dirinya dan kedamaian yang selama ini hilang. Namun, langkahnya terhenti saat suara langkah cepat di belakangnya mendekat. Adrian menyusulnya. “Gita,” ujar Adrian, meraih tangannya dengan cemas. “Aku mohon pikirkan dulu.”Gita menatapnya sejenak, menimbang perasaan yang telah lama ia simpan. Namun, ia tahu bahwa perasaannya bukanlah alasan untuk terus bertahan dalam hubungan yang membuatnya merasa terpinggirkan. Dengan tegas, ia berkata, “Kalau kamu nggak mau menceraikan aku, maka aku yang akan ajukan gugatan.”Adrian tampak terpukul mendengar ketegasan itu. Gita melanjutkan dengan tenang, “Aku nggak akan menuntut apa pun darimu. Aku nggak butuh harta atau gono-gini. Aku cuma ingin berpisah, Dri. Bebas dari pernikahan yang bikin aku me
last updateLast Updated : 2024-11-12
Read more

Bab 23. Perhatian Naufal

Menjelang sore, Naufal menyelesaikan pemeriksaan pasien terakhirnya. Ia memperhatikan catatan medis di layar komputer sambil berdiskusi singkat dengan suster yang mendampinginya.“Tekanan darah pasien sudah cukup stabil, ya,” ucap Naufal sambil mengetik catatan tambahan. “Pastikan ia datang minggu depan untuk kontrol, terutama karena ini masih trimester awal.”Suster mengangguk sambil mencatat instruksi Naufal di berkas pasien. “Baik, Dokter. Akan saya atur jadwal kontrolnya.”Setelah pasien keluar, suster mulai membereskan peralatan dan dokumen. Naufal menatapnya sebentar. “Kita sudah selesai untuk hari ini. Terima kasih, silakan pulang duluan,” ujarnya singkat.Suster tersenyum dan merapikan dokumen terakhirnya. “Terima kasih, Dokter. Sampai besok.”Setelah ruangan sepi, Naufal duduk kembali di kursinya. Ia membuka ponselnya untuk mengisi waktu setelah hari yang sibuk. Tanpa sadar, ia membuka media sosial dan melihat berita-berita di akun gosip yang ramai membahas kehidupan Adrian.
last updateLast Updated : 2024-11-13
Read more

Bab 24. Bisik Tetangga

Setelah masuk ke dalam kontrakan, Naufal memperhatikan raut wajah Gita yang tampak lelah. Ia duduk di kursi seberang dan, tanpa bermaksud mengganggu, bertanya dengan nada lembut, “Dari mana kamu? Kok baru pulang malam begini?”Gita menghela napas, “Aku baru saja dari wawancara kerja di sebuah perusahaan.” Namun, ekspresinya mendadak berubah ketika ia menambahkan, “Tapi, tanpa sengaja aku bertemu Adrian dan mama mertua aku di sana.”Naufal terdiam sejenak, menangkap perubahan emosi di wajah Gita. Meskipun ia ingin tahu lebih lanjut, ia menahan diri agar tidak bertanya, khawatir justru memperburuk suasana hati Gita. Namun, tampaknya Gita ingin berbagi, dan setelah beberapa saat, ia melanjutkan dengan suara pelan.“Adrian masih ingin mempertahankan pernikahan kami,” kata Gita, senyum pahit tergurat di wajahnya. “Tapi aku... aku merasa pernikahan ini sudah nggak mungkin bisa dipertahankan lagi, Fal. Rasanya seperti sudah terlalu banyak yang hilang, terlalu banyak yang tidak bisa diperbaik
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more

Bab 25. Menguatkan Hati

Setelah masuk ke kontrakan, Gita menutup pintu dan duduk di ruang tamu, berusaha menenangkan diri. Kata-kata para tetangga tadi masih berputar di kepalanya, mengganggu seperti gema yang sulit dihilangkan. Ia menarik napas dalam, mencoba menyingkirkan segala penilaian dan bisik-bisik yang terus menghantuinya.Mencari cara untuk mengalihkan pikirannya, Gita meraih ponsel di sakunya dan menyalakannya. Begitu layar menyala, rentetan pesan dari Adrian langsung muncul, notifikasi bertubi-tubi hingga memenuhi layarnya. Pesan-pesan itu seakan berusaha menyampaikan keputusasaan dan harapan Adrian, kata demi kata yang menandakan bahwa Adrian masih berupaya keras untuk meyakinkannya agar tidak berpisah.Gita menatap layar, namun hanya sesaat. Dengan napas berat, ia memutuskan untuk tidak membaca semua pesan itu. Perlahan, ia meletakkan ponsel di meja samping tanpa membuka satu pun pesan yang masuk, menyadari bahwa mungkin inilah saatnya ia memprioritaskan dirinya sendiri.Dengan langkah lelah, i
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

Bab 26. Menjaga Jarak

Di kantornya, Adrian sedang sibuk bekerja ketika pintu diketuk pelan, dan Luna muncul dengan senyum khasnya. “Hai, Adrian. Bagaimana kalau kita makan siang bareng? Aku rasa kita bisa sekalian bahas detail proyek kita,” tawarnya, nada suaranya santai dan akrab.Adrian mengangkat pandangan, tersenyum sambil menutup dokumen di mejanya. “Terima kasih, Luna, tapi hari ini aku lebih baik tetap di sini. Kalau ada hal mendesak soal proyek, kita bisa bahas di kantor saja.”Luna tampak sedikit terkejut mendengar penolakannya, namun ia segera menyembunyikan keterkejutannya dengan senyum tipis. “Oh, baiklah. Hanya saja… aku pikir kita bisa mengobrol lebih santai di luar, seperti dulu,” ucapnya sambil mengangkat bahu ringan.Adrian tersenyum ramah, namun tetap pada pendiriannya. “Aku rasa lebih baik seperti ini, Luna. Kita bisa tetap produktif tanpa harus keluar,” jawabnya dengan nada tenang, menjaga agar suasana tetap profesional.Menyadari perubahan sikap Adrian, Luna mengangguk singkat. Meskipu
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

Bab 27. Menatap dari Kejauhan

Gita memulai hari sebagai sekretaris di kantor Hardi. Meski sempat merasa khawatir akan tuntutan pekerjaan, hari-harinya berlalu dengan lebih mudah dari yang ia bayangkan. Hardi memberikan arahan yang jelas dan jarang memberinya tugas yang tidak terlalu berat. Sebagian besar waktu, Gita hanya duduk di mejanya, mengatur jadwal dan memastikan administrasi berjalan lancar.Pagi itu, Hardi melewati meja Gita dan berhenti sejenak. “Gita, semuanya baik-baik saja, kan? Kalau ada yang kamu butuhkan, langsung sampaikan saja,” ujarnya dengan senyum ramah.Gita mengangguk dan tersenyum. “Terima kasih, Pak Hardi. Sejauh ini semuanya lancar. Saya kira akan lebih sibuk dari ini.”Hardi tertawa kecil. “Jangan khawatir, kamu akan sibuk pada waktunya,” katanya. “Tapi di sini, saya ingin memastikan kamu nyaman dan bisa bekerja dengan tenang. Kita di kantor ini mengutamakan keseimbangan.”Gita mengangguk, sedikit terkejut namun lega mendengar jawaban itu. “Terima kasih, Pak.”Hardi menatap Gita dengan t
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Bab 28. Pertemuan Tak Terduga

Gita berjalan pulang menuju kontrakannya setelah turun dari angkutan umum. Udara terasa sejuk, dan ia menikmati momen-momen kesendirian setelah seharian bekerja. Namun, di sudut jalan yang sepi, sebuah mobil berhenti tak jauh darinya. “Gita!” panggil Naufal sambil melambai. Ia membuka jendela mobil, menatap Gita dengan tatapan ramah. “Baru pulang kerja? Mau aku antar sampai rumah?”“Makasih, tapi… aku rasa lebih baik kalau aku pulang sendiri. Kamu tahu sendiri, tetangga di sini cukup suka ngomongin hal-hal yang... bukan urusannya,” kata Gita dengan nada bercanda, berusaha menjaga suasana tetap ringan. “Statusku dengan Adrian juga belum resmi berakhir, jadi aku lebih nyaman begini dulu.”Naufal menatap Gita, rasa khawatir muncul di matanya. “Ada yang terjadi? Ada yang ngomongin kamu?”Gita tersenyum, mencoba menutupi kegelisahannya. “Nggak ada apa-apa, Fal. Aku baik-baik aja.”Naufal mengangguk, meski raut wajahnya masih terlihat cemas. Naufal turun dari mobil, “Gita, kalau ada sesuat
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

Bab 29. Kehadian Tak Diinginkan

Hari Minggu itu, Adrian duduk di ruang tengah rumahnya, berusaha menikmati waktu istirahat dengan pikiran yang tenang. Suasana sepi di rumah membuatnya sedikit lega dari segala keruwetan pekerjaan dan masalah pribadinya. Namun, ketenangan itu tak berlangsung lama. Tiba-tiba, suara bel pintu berbunyi, dan tak lama kemudian, ia mendengar suara Rima berseru dari pintu depan.“Luna! Senang sekali kamu datang!” ucap Rima dengan nada penuh antusias.Rima menyambut Luna dengan senyum lebar dan mempersilahkannya masuk. Luna membalas dengan senyuman lembut yang membuatnya tampak anggun dan ramah. Ia mengenakan pakaian elegan yang tampak rapi, seolah-olah kehadirannya telah dipersiapkan dengan baik. Adrian, yang mendengar percakapan mereka, menghela napas. Meski tahu kehadiran Luna akan menyenangkan ibunya, ia sendiri merasa segan untuk menanggapi, mengingat gosip-gosip yang telah berkembang di antara mereka.Adrian berniat menghindar, memutuskan untuk masuk ke kamarnya dan meninggalkan mereka
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

Bab 30. Kebenaran yang Terungkap

Sudah sebulan berlalu sejak Gita mulai bekerja sebagai sekretaris Hardi. Meski awalnya ia merasa nyaman dengan pekerjaannya, belakangan ini suasana di kantor mulai terasa berat. Gosip-gosip miring tentang dirinya mulai beredar. Beberapa rekan kerja menganggap Gita mendapatkan perlakuan istimewa dari Hardi, menuding bahwa posisinya sebagai sekretaris mungkin bukan hanya karena kemampuannya.Saat makan siang di kantin, Gita tak bisa menghindari bisikan-bisikan samar yang terdengar dari meja sebelah."Dia kan istri Adrian, presdir itu. Ngapain juga masih kerja di sini?" celetuk seorang karyawan dengan nada merendahkan.“Iya, katanya suaminya kaya raya. Kalau nggak cari perhatian dari Pak Hardi, apa lagi?” timpal yang lain dengan tawa mengejek.Gita hanya bisa menunduk, berusaha tak memedulikan bisikan itu. Namun, setiap perkataan itu terasa menyengat. Tuduhan bahwa dirinya sengaja mencari perhatian Hardi bahkan sampai dianggap sebagai selingkuhannya benar-benar melukai perasaannya. Padah
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status