Semua Bab Si Bibir Merah - The Red Lips : Bab 41 - Bab 50

66 Bab

TRL 41-Interogasi

Lovy memutari lelaki itu karena penasaran dengan sosoknya. Namun, tiba-tiba, matanya terbelalak lebar. Ia terkejut karena merasakan sakit di beberapa bagian tubuhnya.Lovy memejamkan matanya rapat menahan rasa sakit. Saat ia membuka mata, tiba-tiba dirinya terbaring di sebuah ranjang dan salah satu tangannya tertancap jarum infus.Lovy melihat banyak tenaga medis yang berdiri di sekelilingnya. Ia melihat tubuhnya terluka di beberapa bagian dan seperti sedang diobati."Dia sadar!" pekik salah satu tenaga medis yang menyadari Lovy menatapnya."Sa-sakit ...." rintihnya."Bertahanlah. Kau gadis kuat, Nona. Kau selamat dari ledakan itu," ucap seorang tenaga medis yang menutup wajahnya dengan masker.Lovy merasa lemas dan pada akhirnya ia kembali pingsan. Entah sudah berapa lama ia tak sadarkan diri, hingga akhirnya, Lovy merasakan tangannya seperti digenggam erat dan hangat.Ia membuka matanya perlahan dan merasa haus. Lovy melihat seseorang sedang meletakkan kepalanya di samping ranjang d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-22
Baca selengkapnya

TRL 42-Aku Membidikmu, Santiago

Lovy mendengar yang Sean katakan dengan kawannya, Marcus. Lovy yang pura-pura tidur itu cemas jika jati dirinya ketahuan. Dalam hatinya, ia meminta maaf kepada Patricia yang asli karena terpaksa menggunakan identitas dirinya.Sean kembali menemani Lovy karena ia sangat mencemaskan keadaannya. Sean berencana untuk membawanya kembali ke Portland ketika Lovy sudah diizinkan pulang oleh pihak rumah sakit.Tak lama, datang polisi setempat ke ruang Lovy dirawat. Sean dan Marcus dengan sigap menyambut kedatangan mereka dengan salam hormat."Halo, Sean. Aku detektif Stephen yang bertugas di kota ini. Kau bisa memanggilku Steve. Aku dan Marcus sudah saling mengenal serta melakukan penyelidikan selama kau berjaga di sini," ucap Steve sembari mengajak Sean bersalaman.Sean menyambut jabat tangan itu dengan mantap. Mereka bertiga berdiri dan menatap Lovy sekilas dari kejauhan lalu kembali fokus untuk saling memberikan informasi."Aku juga sudah menda
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-23
Baca selengkapnya

TRL 43-Pesta Pernikahan?

Lovy terlihat gugup saat semua orang akhirnya tahu jika ia akan menikah dengan Sean. Lovy dipeluk oleh semua orang yang datang ke rumah Tuan Wilver. Banyak tamu yang diundang termasuk Sophia, Isabel dan Bob. Mereka menyambut kepulangan Lovy. Tuan Wilver menginginkan agar Lovy bekerja lagi di perusahaannya. Lovy duduk di ruang tengah di mana semua orang kini menatapnya saksama. "Ayolah, Lovy. Baru kali ini aku memohon kepada seseorang. Baru kali ini juga aku mengakui kemampuanmu dalam menyelesaikan pekerjaan. Aku kewalahan jadi ... kembalilah," ucap Isabel memelas. Semua orang terkejut karena Isabel sampai bisa berucap demikian di mana ia biasanya selalu bersikap dingin kepada semua orang. Lovy tersenyum. "Tapi ... sepertinya hanya kau dan Tuan Wilver yang menginginkanku kembali ke kantor. Bob dan Sophia cuek saja," jawab Lovy memonyongkan bibir. Dua orang itu terkejut dan malah salah tingkah. Tuan Wilver, Isa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-23
Baca selengkapnya

TRL 44-Ancaman

Pagi itu, Sean mengantarkan Elda ke bandara ditemani oleh Lovy. Sebenarnya, Lovy ingin agar Elda bisa tinggal bersamanya di Portland, tetapi Elda menolak karena harus mengurusi bisnis pensiunannya yang berada di Ithaca. Lovy memahami hal tersebut dan merelakan kepergian sang nenek. Lovy memeluknya erat begitupula Elda. Mereka berdua harus menahan kerinduan hingga bisa bertemu lagi saat pernikahan nanti. Elda masuk ke boarding room sembari melambaikan tangan kepada pasangan itu. Lovy dan Sean balas melambai yang akhirnya pergi meninggalkan bandara. Sean menatap Lovy saksama yang tertunduk dan meremas ujung jaket jeans-nya entah apa yang dipikirkan."Kau baru akan masuk kerja minggu depan. Lalu, apa yang ingin kau lakukan hari ini, Sayang?" tanya Sean yang sudah tak memanggil nama Lovy lagi sejak gadis itu memutuskan untuk menikah dengannya.Lovy hanya mengangkat kedua bahunya. Sean tersenyum tipis. Ingin rasanya ia menghabiskan waktu dengan kekas
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-24
Baca selengkapnya

TRL 45-Kau adalah Obatku, Sean

Hari itu, Lovy sudah siap pergi bekerja ke kantor Travel Agent milik Tuan Wilver. Sang ayah, Robinson juga menginvestasikan uang dan dedikasinya di perusahaan tersebut. Lovy langsung disambut meriah dan pelukan dari Sophia ketika ia masuk ke lobi kantor. Sean yang ikut mengantarkan disalami oleh banyak orang. Mereka memberikan selamat atas rencana pernikahan yang akan segera dilangsungkan. Sean tersipu malu begitu pula Lovy karena digoda oleh orang-orang. Terlebih, saat lelaki berwajah tampan itu akan pergi. "Tak ada pelukan perpisahan? Kalian ini sungguh kaku sekali," ledek Bob yang tiba-tiba muncul dari balik pintu masuk lobi dan sontak mengejutkan semua orang. "Ya, itu benar. Peluk! Peluk!" teriak semua orang dengan tepuk tangan dan beberapa karyawan wanita hanya tersipu malu menunggu adegan itu. Sean dan Lovy gugup seketika. Rasanya aneh saat disaksikan banyak orang dan malah diminta melakukannya secara terang-terangan. Jantung Sean berdebar kencang saat menatap Lovy di kejauh
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-24
Baca selengkapnya

TRL 46-Bob dan Sophia

Kabar Sean akan menikahi Lovy langsung tersebar luas di kantor Travel Agent Paradise dan kantor kepolisian tempat Sean bekerja. Lovy ditemani oleh Sophia untuk membeli gaun pengantin yang akan ia kenakan saat pesta pernikahan. Lovy dan Sean sepakat untuk mencari baju pengantin masing-masing dan saling memberikan kejutan saat menikah nanti. Lovy dan Sean sepakat ingin pernikahan dengan nuansa serba putih.Hari itu, saat libur kerja. Lovy dan Sophia pergi ke sebuah butik di mana Sophia dulu pernah ke sana sebelumnya. Lovy yang sudah mengetahui cerita masa lalu Sophia dengan Bob merasa bersalah. Ia mengajaknya ke butik yang mungkin akan membuat Sophia sedih karena teringat kenangan saat masa-masa yang seharusnya diliputi kebahagiaan oleh sahabatnya itu."Kita ke butik lainnya saja jika kau kurang nyaman berada di sini," ucap Lovy tak enak hati saat mereka sudah masuk ke dalam."Bicara apa kau ini? Santai saja, aku sudah melupakannya. Dia masa laluku dan aku sudah menguburnya dalam-dalam
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-25
Baca selengkapnya

TRL 47-Janji Suci

Hari itu, Lovy terlihat begitu cantik dan menawan dengan gaun pernikahan. Renda dan ornamen bunga cantik berwarna putih, senada dengan sepatu serta kelambu yang menghiasi kepalanya. Rambut Lovy disanggul ke atas dengan jepit bunga-bunga indah berwarna putih. Memperlihatkan lehernya yang jenjang dan kedua pundak tak terbalut kain. Gaun pengantin dengan penutup buah dada berbentuk lengkungan love seperti namanya. Memperlihatkan keanggunan dari seorang wanita yang sudah dewasa. Wajah cantik Lovy dirias dan membuatnya bak bidadari yang turun dari khayangan, ditakdirkan untuk mencintai Sean seorang. Di sisi lain, ruang ganti mempelai pria. Sean terlihat gugup dan berulang kali mencoba menenangkan jantungnya yang meletup-letup seperti popcorn sedang di-oven. Marcus memandangi kawannya yang sebentar lagi keluar menuju altar. Ia menahan senyum melihat tingkah kawannya yang berulang kali membenarkan setelan agar terlihat menawan di hari spesialnya itu. "Meskipun kau berdandan seperti
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-25
Baca selengkapnya

TRL 48-Malam Terindah

Setelah pernikahan yang berlangsung meriah itu, Lovy terlihat sangat kelelahan karena menjamu semua tamu undangan seharian. Ia tak menyangka jika resepsi pernikahan yang dihadiri oleh sebagian besar kawan di kepolisian Sean dan rekan bisnis Tuan Wilver, membuatnya sedikit iri.Hanya segelintir tamu yang datang dari rekan kerja Elda dan juga dirinya. Lovy yang tak memiliki kawan itupun merasa sedih dan tak sadar jika Sean memperhatikannya sedari tadi. Sean melihat rona wajah kebahagiaan dari isterinya itu seakan tenggelam bersama datangnya rembulan."Ada apa, Sayang? Kenapa kau murung?" tanya Sean seraya mendatangi Lovy yang duduk di pinggir ranjang, masih mengenakan gaun pengantin.Lovy tertegun saat Sean sudah berjongkok di depannya. Pria tampan itu memegang kedua tangannya lembut dengan tatapan syahdu."Tak ada, hanya saja ... kau dikelilingi oleh banyak orang yang peduli padamu. Sangat terasa rasa solidaritas kalian," jawab Lovy lirih tersenyum tipis.Sean menyadari jika hanya sedi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-26
Baca selengkapnya

TRL 49-Gempuran Dahsyat

Lovy sampai mencengkeram lengan Sean karena aksi panas mereka malam itu. Ia yang awalnya lelah karena seharian menyambut tamu, seakan lenyap setelah mendapatkan sensasi baru dalam pengalaman hidupnya. Sean tak menyangka jika Lovy bisa bertahan di malam pertamanya. Ia yang melihat Lovy menikmati setiap sodokan yang diberikannya, semakin semangat menggempur tanpa harus menahannya lagi. "Hah, ingin coba posisi lain?" tanya Sean. Lovy mengangguk. Kini Sean menarik tangan sang istri dan meletakkan di tengkuknya. Dudukan Lovy dirapatkan dalam pangkuan Sean dengan Junior masih tertelan penuh di dalam sana. Wanita cantik itu menatap mata suaminya dalam. Ia mulai menyadari jika Sean sungguh tampan. Lovy yang sebelumnya masih malu dan canggung jika bertatapan dengan detektif itu, kini tidak lagi. Lovy malah meraba wajah dan menelusuri tiap jengkalnya. Sean memegang pinggul Lovy dan membiarkan isterinya yang cantik itu mengagumi dirinya. "Kenapa kau bisa begitu tampan, Sean?" tanya Lovy lir
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-01
Baca selengkapnya

TRL 50-Berjanjilah Tetap Di Sisiku

Lovy yang sudah selesai membersihkan diri, segera berpakaian. Ia yang biasanya hanya mengenakan celana dalam dan kaos tanpa penutup tempurung ketika akan tidur, malam itu ragu karena ada Sean di sana. Padahal pria itu adalah suaminya.Ia yang belum pernah tidur bersama lelaki lain sebelumnya kecuali tidur secara berkelompok ketika menjalankan misi gabungan dengan tentara lainnya menjadi gugup. Lovy malah mondar-mandir di samping ranjang sembari menggigit ujung jarinya.Meski ia sudah melakukan malam pertama, tetapi ia masih kikuk dengan hal tersebut. Jantung Lovy kembali berdebar. Ia duduk perlahan memunggungi Sean mencoba menangkan diri karena masih belum terbiasa dengan keadaan ini.Namun, tiba-tiba, sebuah tangan kekar melingkar di perutnya. Lovy terkejut dan menoleh. Ia mendapati Sean tersenyum dengan mata terpejam di mana suaminya itu masih tak berbusana."Kenapa kau bangun? Hmm, kau wangi. Apa kau mandi, Sayang?" tanya Sean sembari mengendus aroma feminim dari tubuh sang isteri
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-02
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status