Semua Bab Si Bibir Merah - The Red Lips : Bab 31 - Bab 40

66 Bab

TRL 31-Hati yang Bermekaran

Sean terkejut. Ia tak menyangka jika Lovy bersedia menikah dengannya. "Sungguh? Kau serius ingin menikah denganku?" tanya Sean menatap Lovy saksama sampai matanya melebar. "Yeah. Sepertinya seru," jawabnya enteng dengan senyuman tipis. Sean yang begitu senang langsung memeluk Lovy lagi dengan semakin erat. Matanya sampai terpejam karena begitu bahagia bisa menikahi gadis impiannya. Lovy yang masih kaget itu balas memeluk Sean dengan ragu-ragu. Namun, ia bisa menghirup aroma maskulin dari tubuh Sean yang membuatnya nyaman. Jantungnya ikut berdebar karena pernyataan Sean tadi. "Baiklah. Aku tunggu di luar. Kau berpakaianlah lalu kita membeli obat untuk kakimu. Aku takut melepuh karena airnya tadi sangat panas. Aku minta maaf, Sayang," ucap Sean tiba-tiba yang kini malah memanggilnya dengan kata-kata sayang. Lovy menelan ludah. Entah kenapa di depan Sean ia tak bisa berkata-kata. Beda saat berbicara dengan Bob dan lainnya. Apa sungguh ia mencintainya? Lovy juga ingin memastikan hal
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-10
Baca selengkapnya

TRL 32-Rumah Peter

Hari itu, Lovy menghabiskan waktu bersama Sean dari pagi hingga malam menjelang seperti sedang kencan. Mereka selalu bergandengan tangan sepanjang jalan. Senyum merekah di antara keduanya membuat orang-orang iri karena Sean dan Lovy terlihat sangat serasi. Hingga tiba-tiba, ponsel Sean berdering ketika ia dan Lovy sedang duduk berdua di teras balkon hotel, memandangi hiruk-pikuk kota Nebraska di malam berbintang. Sean segera menerima panggilan itu, yang ternyata dari Markus. Lelaki itu menunggunya di kantor kepolisian Wichita, Kansas. "Kau di mana? Ini sudah malam. Kau masih ingin melanjutkan penyelidikan tidak? Apa gadismu sudah ketemu?" tanya Marcus terdengar jengkel. Sean menoleh ke arah Lovy. Terlihat kekasihnya itu sedang menikmati milkshake vanilla yang mereka beli saat di pusat perbelanjaan. "Ya, sudah ketemu. Aku akan tiba esok pagi. Aku masih ada urusan yang harus diselesaikan malam ini," jawab Sean terlihat enggan untuk pergi. "Kalian berkencan, ya?" ledek Marcus d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-12
Baca selengkapnya

TRL 33-Misi Baru

Lovy bersiap untuk mengendarai mobilnya lagi menuju ke Meksiko yang menempuh perjalanan selama 35 jam. Ia yang memilih untuk tetap berkendara tak menggunakan pesawat, segera melaju kendaraannya saat waktu menunjukkan pukul 2 dini hari. Lovy tak takut kegelapan, jalan sepi ataupun saat sendirian. Mobil Camaro milik Lea membelah jalanan aspal Amerika dengan kecepatan sedang karena sepi. Lovy menjaga kecepatannya ketika melewati jalan-jalan tertentu karena ada polisi pengawas yang mengecek kecepatan kendaraan. Lovy yang menghindari masalah tertangkap itupun tetap mematuhi peraturan agar misinya bisa dikerjakan sesuai jadwal. Ia sudah menandai titik-titik mana saja saat dirinya bisa singgah untuk beristirahat, isi bahan bakar ataupun melengkapi perlengkapannya. Lovy bahkan terpikirkan untuk membeli senjata ilegal di black market saat di Meksiko. Dulu Lovy pernah memata-matai mafia asal Italia yang melakukan kerjasama perdagangan senjata ilegal dengan para mafia di Amerika Utara. Lo
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-13
Baca selengkapnya

TRL 34-Baron Dimension

Lovy bersiap untuk mengendarai mobilnya lagi menuju ke Meksiko. Perjalanan yang akan ditempuhnya kali ini memakan waktu kurang lebih 35 jam. Lovy yang memilih untuk tetap berkendara tak menggunakan pesawat, segera melaju kendaraannya saat waktu menunjukkan pukul 2 pagi. Lovy tak takut kegelapan, jalan sepi ataupun saat sendirian. Mobil Camaro milik Lea membelah jalanan aspal Amerika dengan kecepatan tinggi karena sepi. Ia menjaga kecepatannya ketika melewati jalan-jalan tertentu karena ada polisi pengawas yang mengecek kecepatan kendaraan. Ia yang menghindari masalah tertangkap oleh pihak kepolisian, tetap mematuhi peraturan agar misinya bisa dikerjakan sesuai jadwal. Lovy sudah menandai titik-titik mana saja dirinya bisa singgah untuk beristirahat, isi bahan bakar dan melengkapi perlengkapannya. Wanita bermata biru itu terpikirkan untuk membeli senjata ilegal di black market saat berada di Meksiko. Dulu, Lovy pernah memata-matai mafia asal Italia yang melakukan kerjasama perdag
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-15
Baca selengkapnya

TRL 35-Menyeberang

Tinggal 1km lagi dan mereka akan tiba di pintu pengecekan untuk memasuki perbatasan. Lovy sudah bersiap dengan dramanya. Ia yang awalnya santai, kini malah ikut tegang karena membawa Baron bersamanya. Ia yakin jika lelaki itu sedang diburu dan menjadi buron di beberapa negara baik di Amerika atau Inggris karena termasuk dalam daftar penjahat yang dicari. Akhirnya, mobil Camaro merah menyala milik Lea diberhentikan. Seorang petugas meminta Lovy membuka kaca jendela untuk menunjukkan identitas diri dan dokumen lainnya. "Selamat siang, Nona ... Patricia Magdalena. Hm, mohon tunggu sebentar untuk pengecekan," ucap petugas bersenjata itu. "Tentu saja," jawab Lovy dengan senyum merekah. Lovy berdandan agar menyerupai si Patricia asli. Terlihat petugas lain mendatangi mobilnya untuk dilakukan pengecekan secara menyeluruh. Lovy gugup, tapi ia mencoba untuk santai. Namun, kegelisahan Lovy makin memuncak ketika seekor anjing ikut serta dalam pengecekan itu. Jantungnya berdebar kencang dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-16
Baca selengkapnya

TRL 36-Simbiosis

Lovy sudah memasang kamera tersembunyi di kamar itu. Ia kembali ke kamarnya sembari mengawasi pergerakan Baron. Lovy melihat jika Baron mengambil satu stel pakaian baru yang ia berikan untuknya. Baju biasa yang dijual di mini market kawasan hostel. Baron melepaskan pakaiannya dan Lovy terkejut. Ia lalu meletakkan ponselnya karena enggan menonton Baron yang tak berbusana. Lovy beranjak dari dudukannya dan menyiapkan makanan untuk Baron yang ia beli di bar tadi. Setelah 30 menit, Baron datang mengetuk pintu kamar Lovy. Dengan sigap, Lovy mematikan tampilan dari kamera tersembunyi. Wanita cantik itu membuka pintu dan mempersilakan Baron masuk. "Duduk dan makanlah sembari aku menanyakan banyak hal padamu. Berani kau berbohong padaku, paku dari senapan tembak ini akan tertancap di tubuhmu. Kau paham, Tuan Baron Dimension?" tanya Lovy menaikkan salah satu alisnya. Baron mengangguk. Ia akhirnya duduk dan Lovy menutup pintu kamarnya rapat. Senjata tembak di tangan kanannya, telah memb
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-17
Baca selengkapnya

TRL 37-Selamat Tinggal, Fernando

Akhirnya, perjalanan panjang yang melelahkan itu berakhir saat mereka sudah tiba di daerah Cancun seperti dugaan Baron, lewat tengah malam. Lovy menyiapkan segala peralatan untuk aksinya nanti. Ia segera mengganti sepatunya dengan boots andalan berikut atribut lain. Baron yang masih tidur, akhirnya terbangun saat mendengar suara gaduh dari dudukan belakang. Matanya terbelalak saat melihat Patricia hanya mengenakan bra yang menutupi dua tempurung padatnya itu dan memperlihatkan perutnya yang berotot. Baron menelan ludah karena Lovy tak menyadarinya. Jantung Baron malah berdebar tak karuan karena tak menyangka jika wanita yang dikenalnya ini selain cantik, mematikan, dia juga sangat seksi. Baron langsung merapikan rambut dan juga pakaiannya. Ia merasa diumurnya yang sudah menginjak 40 tahun, dirinya masih tampan dan menawan. Lovy yang sudah bersiap, kembali masuk dan duduk di bangku kemudinya. Baron pura-pura baru bangun dan melihat Patricia dengan wajah malas. Lovy menatapnya d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-19
Baca selengkapnya

TRL 38-Penguasa Baru

Semua orang terkejut. Seorang gadis cantik dengan mudahnya menghabisi Fernando yang dikenal sulit didekati karena banyaknya bodyguard yang melindunginya. Lovy dikepung dan ditodongkan banyak moncong senjata. Baron panik dan kebingungan menghadapi hal ini. Ia tak mengira jika Patricia akan langsung melakukan aksinya. "Dia sudah mati. Tak ada gunanya membunuhku. Orang mati tak bisa berkuasa lagi. Kekayaan dan kekuasaannya tumbang saat ia tiada. Namun, aku persembahkan Tuan Baron Dimension sebagai penggantinya. Soal urusan dia siapa, kalian tanyakan saja pada bos baru itu," ucap Lovy tenang seraya menunjuk Baron. Semua orang tercengang termasuk Baron karena wanita seksi itu dengan santai mencabut dua pisaunya lalu mengelap noda darah di piyama tidur Fernando. Para bodyguard Fernando saling memandang. Mereka seperti memikirkan ucapan wanita misterius tersebut. Lovy kembali berdiri dan memasukkan dua pisau lipat itu di dua kantong celana belakangnya. Baron perlahan menurunkan kedua
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-20
Baca selengkapnya

TRL 39-I Love Money!

Lovy mendekati Baron. Namun, bodyguard dari Fernando, dengan sorot mata tajam dan todongan pistol pada genggaman tangan kanan, makin menekan Baron karena ia berada di atas tubuhnya. Baron merintih dan terlihat wajahnya sudah babak belur terkena pukulan dari bodyguard bertubuh kekar itu. Lovy tersenyum miring. Dua orang itu heran dengan sikap wanita cantik tersebut karena seperti tak memihak di antara mereka. "Silakan saling menghabisi karena di sini, aku yang akan diuntungkan. Akan kuambil seluruh kekayaan Fernando. Namun, sayang, bukan begitu cara mainnya, gentlemen," ucap Lovy seraya duduk di sebuah sofa dekat pintu ruang kerja Fernando. "Akan kulenyapkan kawanmu ini lalu kau selanjutnya, Nona cantik," ucap bodyguard itu yang makin kuat mencekik Baron. Baron tak bisa menutupi kepanikannya karena wajahnya berkerut dan berusaha bernapas. Lovy terkekeh sembari mengarahkan senjatanya ke tubuh bodyguard itu. "Harus tetap ada yang berkuasa di Meksiko dan orang itu adalah Baron.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-21
Baca selengkapnya

TRL 40-Hadiah Kematian

Lovy tertidur pulas karena begitu lelah. Hampir dua hari ia tidak tidur. Sean yang akhirnya mendapati keberadaan Lovy, mencoba untuk tak emosi karena sang kekasih masih berada di luar Portland entah apa yang dilakukan di dekat Los Angeles. Sean berniat untuk menyusulnya, tetapi harus diurungkan karena urusannya untuk menyelidiki tragedi di salah satu hotel di Oregon belum selesai. Sean mulai tak memahami jalan pikiran Lovy yang baginya menyimpan misteri di balik keluguannya itu. "Ada apa, Sean? Kenapa lagi dengan kekasihmu?" tanya Marcus yang menemani Sean kembali ke Portland karena mencemaskan keadaan Lovy. "Entahlah, Marcus. Aku memang belum mengenal dia cukup baik dan berharap bisa lebih memahaminya jika kami saling bertemu. Hanya saja, ada beberapa hal yang belum kumengerti tentang jalan pikirannya," jawab Sean lesu. Marcus menepuk pundak Sean. Kekasih Lovy itu tersenyum tipis sebagai jawaban. "Oke, Sean. Selama kau pergi, aku sudah menyelidiki soal kasus di hotel Oregon
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-22
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status