Home / Fantasi / Sang KAISAR PRODEO / Chapter 181 - Chapter 190

All Chapters of Sang KAISAR PRODEO: Chapter 181 - Chapter 190

222 Chapters

Bab 181. PISAU KOMANDO KENANGAN

"Bara, aku lupa menginfokan pada kalian. Di belakang kediaman jendral Graito, ada sebuah rumah berukuran sedang. Di sanalah pelatih pasukkan Harimau Besi tinggal. Bukankah itu yang dimaksud Mas Dimas sebagai Paman Drajat si Tapak Es..?" tanya Sandi, yang memang belum pernah bertemu Drajat. Padahal Drajat ternyata juga adalah sahabat mendiang ayahnya, Prana. "Baik Sandi, terimakasih sekali atas info penting ini. Kami memang sedang mencari lokasi Paman Drajat berada, di kediaman Graito." "Syukurlah Bara. Hanya itu info yang bisa kuberikan pada kalian. Disamping itu, mereka juga memiliki sebuah helikopter besar, yang mampu mengangkut semua pasukkan Harimau Hitam ke dalamnya," ucap Sandi lagi. "Ya benar Sandi. Baru saja kami melihat helikopter angkut itu. Mas Dimas bilang itu adalah helikopter Mil Mi-17 buatan Rusia, yang mampu menampung seluruh Pasukkan Harimau Besi di dalamnya," sahut Bara menanggapi. "Luar biasa..! Pasti harga helikopter itu bernilai puluhan juta dolar Amerika Bar
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

Bab 182. DUEL SINGKAT

"A-apa maksudmu Dimas..?! Jelas-jelas cucu sang Panglima yang telah berkhianat..! Dia telah membunuh kakeknya sendiri, lalu membunuh empat serangkai, dan juga kedua orangtuanya..! Apa maksudmu dengan mengatakan aku telah salah berpihak Dimas..?! Jelaskan pada paman..!" sontak Drajat naik tensi, saat dikatakan dirinya telah bergabung di pihak pengkhianat oleh Dimas. "Hahh..?!" Bara sangat terkejut mendengar srgala yang dituduhkan Drajat padanya. Namun Bara segera sadar, bila itu adalah fitnah Denta dan sang Jendral. Untuk merekrut Drajat di pihak mereka. "Paman. Sesungguhnya Denta dan jendral Graitolah yang telah membantai ayah dan sahabat yang lainnya. Putra para sahabat Ayah sekarang bergabung dengan Dimas, untuk menuntut balas pada jendral Graito. Dialah dalang dari semua pembunuhan serta masalah yang terjadi Paman," sahut Dimas, menjelaskan garis besarnya saja. Karena memang kondisi mereka yang tengah menyusup, tak memungkinkan mereka berlama-lama di tempat itu. "Hahh..!!
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

Bab 183. BERUBAH HALUAN

Braallghks..!! Tembok pembatas itu pun jebol ambyar, dan hancur berkeping luruh ke tanah. Sementara sosok Bara sendiri langsung melesat, dengan puncak ilmu meringankan tubuhnya menyusul Dimas dan Drajat. Baik Pandu maupun Bara sama-sama menahan daya getar hebat, yang membuat tangan mereka agak kesemutan dan kebas sejenak. Keduanya sama membathin dan memuji power masing-masing, dalam hati mereka. Pandu pun tak hendak mengejar lagi Bara dan kedua sosok lainnya. Dirinya berpikir cepat, 'Menghadapi satu orang itu saja, aku belum tentu bisa mengalahkannua. Apalagi menghadapi ke tiganya sekaligus', bathinnya segan. Sayangnya dia juga tak berhasil melihat jelas wajah Bara yang memang memakai masker di wajahnya saat itu. Pandu sama sekali tak menyadari, bahwa salah satu sosok dari ketiganya adalah Drajat si Tapak Es. Bara sampai di rumah pengintaian, tak lama setelah Drajat dan Dimas tiba sebelumnya. Drajat bahkan sempat berpikir teman Dimas itu akan tewas, atau setidaknya tertangk
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Bab 184. GEMPAR, PEMBATALAN, DAN PERTEMUAN

"Bedebah..! Di mana kau Drajat..?!".seru Graito terkejut dan murka.Ya, pagi harinya terjadi kegemparan di kediaman sang Jendral. Saat Graito yang bermaksud menengok Drajat pagi itu, menjadi kaget bukan kepalang. Karena dia mendapati rumah Drajat dalam keadaan kosong, dan ransel milik Drajat pun tak dilihatnya di dalam rumah. Sontak sang Jendral pun langsung meradang, dan memerintahkan orang-orangnya mencari Drajat di sekitar lahan kediamannya yang luas itu. Dan pada akhirnya sang Jendral harus menerima kenyataan, bahwa Drajat telah pergi tanpa pamit dari kediamannya. Dari kejauhan Pandu terlihat mendekat ke arahnya. "Ada apa Paman Jendral, sepertinya ada hal buruk yang terjadi pagi ini..?" tanya Pandu. "Pandu, apakah kau tak melihat Drajat sejak semalam, usai kita makan malam bersama..?" tanya sang Jendral. "Terakhir Pandu melihatnya hanya pada saat makan malam saja Paman," sahut Pandu. "O iya, Paman Jendral. Semalam ada tiga sosok berpakaian hitam menyusup, dan melesat kelua
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Bab 185. RESTI DETECTED

"Ahh, apakah Haryo itu adalah Singa Langit, Paman Drajat..?" tanya Bara mengira-ngira. "Sepertinya begitu Bara," sahut Drajat, membenarkan dugaan Bara. "Lalu dari mana pasokan senjata mutakhir yang dimiliki oleh Graito itu paman..?" tanya Gatot. "Oh ya, aku hampir lupa menambahkan. Graito memiliki 'link' di dunia pasar gelap penjualan senjata. Dan aku kan telah menyebut nama Tuan Winston dari Amerika di awal keteranganku tadi Gatot. Sepertinya Tuan Winston inilah, yang menjadi pemasoknya atau paling tidak sebagai 'perantara' Graito mendapatkan senjata. Dan ada juga seorang pemuda asing. Dia pernah beberapa hari tinggal di kediaman Graito, karena terluka dalam parah akibat pertarungan. Namanya Leonard, kalau aku tak salah sebut," sahut Drajat, menambahkan keterangannya. "Hmm. Jelas sudah siapa pemuda asing yang bertarung dengan Dimas saat itu Paman. Dialah Leonard yang terluka dalam, akibat bertarung dengan Dimas di pemakaman dekat Casablanca," ucap Dimas yakin."Dan menurut pe
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Bab 186. TERCULIK DAN PENGEJARAN

"Heyy..!! Tolonggg..! Ada penculikk..!!" teriak nyaring wanita itu. Hal yang langsung mengundang perhatian Satpam, yang berada di pos jaga dekat area parkir kampus. "Stopp..! Berhentii..!!" hadang dua orang satpam di tengah pintu keluar. Broomm..mm..!! Nnngeng...!! BMW 3 yang dikendarai Leonard segera melesat menuju keluar area kampus. "Siall..!! Brengsekk..!!" Maki dua orang satpam kampus, yang coba menghadang di pintu keluar. Keduanya meloncat ke samping kiri kanan. Menghindari lesatan mobil Leonard yang tak peduli dan terus melaju, seolah hendak menabrak mereka. "GILAAA..!!" Kembali kedua satpam kampus itu memaki marah dan jengkel. Dengan mata berkilat marah, menatap mobil Leonard yang semakin menjauh. "Bagaimana ini Pak Ujang..?! Pak Mamad..?!" seru gadis yang berteriak tadi panik. Dia adalah sahabat dari Resti. Putri dari Patrick, pemilik resto Maestro Kitchen yang dulu membantu Resti dan Revina. "Tenang Mbak Sabrina. Baiknya kita langsung laporkan pada para dos
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Bab 187. MURKA DAN INTIMIDASI

Weerrnngg..! Ngunnggg..!! Sebuah helikopter nampak mengudara di atas kediaman rumah Freedy, lalu terbang menjauh dari lokasi. Bara tiba di heliport kediaman Freedy saat helikopter itu sudah terbang tinggi. Dia bisa saja melepaskan pukulan jarak jauhnya, untuk menghantam helikopter itu. Namun dia sadar, kekasihnya pasti berada di dalam helikopter itu. "Laknat..! Bedebah kalian Leonard..! Freedy..! Hiahhh..!!" Weerrsshk..!!" Dalam amarahnya Bara melepaskan Pukulan Kilat Naga Emas level 3 nya dengan tenaga dalam penuh, ke arah belakang rumah Freedy. Sinar keemasan diselimuti kobaran api hitam berhawa panas segera melesat, dan menghantam ambyar rumah Freedy dari arah belakang. Blaarrgghkss....!!! Braagghk..!!Sontak bagian belakang rumah Freedy yang berlantai dua itu runtuh dan ambyar berantakkan, hingga sampai ke ruang tengahnya. Getaran dan guncangan keras bak gempa besar pun terjadi. Sebagian lantai dua rumah Freedy ambruk menimpa lantai di bawahnya. Kerusakan parah pastilah te
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

Bab 188. MEMAKSA PERJODOHAN DAN KECEMASAN

"Apa maumu Graito..?!" seru Bara. "Hahahaa..! Mauku..?! Akan kujelaskan menjelang pertarunganmu nanti Bara. Tunggu dan turutilah perintahku maka kekasihmu ini akan aman..!" Klik.! Sang Jendral langsung mengakhiri pembicaraannya. "Bedebah Graito..!" sentak Bara dengan wajah kelam. "Tepat seperti dugaanku Bara! Mereka akan menjadikan Resti sebagai sandera, atas hasil pertarunganmu di kompetisi wilayah. Sungguh culas dan pengecut cara mereka itu..!" seru David jengkel sekali. "Sabarlah Mas Bara. Kita pasti akan menemukan cara membebaskan Resti," ucap Marsha, seraya memegang lembut lengan Bara. Hati Marsha bagai tersayat, melihat Bara yang dikasihinya tampak begitu terpukul dan bersedih. 'Mas Bara. Apa yang harus kuperbuat untuk membantumu sayang..?', keluh bathin Marsha. Hingga menjelang sore, suasana di kediaman Bara masihlah sunyi. Mereka kini nampak berpencar di sekitar kediaman Bara. Drajat dan Dimas nampak bertukar pikiran di teras. Gatot, David, dan Brian, berdiskusi di g
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

Bab 189. RENCANA MARSHA

'Ahh, Mas Bara. Tahukah kamu, keadaan Mas seperti ini sungguh membuat Marsha sedih', rintih bathin Marsha. "Pagi Mas Bara, apakah Mas sudah sarapan pagi ini..?" tanya Marsha lembut. Tanpa menjawab, Bara hanya menggelengkan kepalanya pada Marsha dengan pandangan kosong. Dan melihat mata Bara yang tampak lelah. Maka Marsha pun maklum, bahwa Bara tak tidur semalaman. Sedih sekali Marsha melihat kondisi pria pujaannya sampai seperti itu. 'Ya Tuhan, kenapa bukan aku saja yang diculik mereka. Resti masih terlalu polos untuk menghadapi masalah ini', desah hati Marsha, dalam rasa ketak berdayaannya. Tutt ... Tuttt ... Tutt.! Ponsel Bara berdering, nomor tak dikenal nampak di layar ponselnya. Namun tanpa pikir panjang, Bara segera menerimanya. Dia memang tengah menunggu kabar tentang Resti, tak peduli dari siapa pun itu. Klik.! "Ya halo siapa..?" sapa Bara cepat. "Hahaaa..! Kau pasti tengah menanti kabar tentang kekasihmu Bara..!" seru suara pria dengan aksen aneh di sana. Dan Bara
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

Bab 190. PENGORBANAN MARSHA

'Ahh..! Sebaiknya sekarang aku pinjam salah satu mobil Paman Jendral dulu. Lalu aku pegang saja kunci mobilnya, untuk persiapan keluar dari Bandung bersama Resti', pikir Leonard. Leonard sangat sadar, kalau perbuatannya ini tentunya akan menimbulkan kehebohan di kediaman sang Jendral. Hubungannya dengan sahabatnya Angga, Freedy, dan juga sang Jendral beresiko akan rusak dan tak harmonis lagi. Tentunya ini juga akan berpengaruh dengan bisnis ayahnya dengan sang Jendral. Namun Leonard tak peduli, menurutnya masih banyak relasi bisnis sang ayah selain sang jendral ini. Dan hal itu takkan berpengaruh banyak ataupun mengurangi omset bisnis sang ayah. Karena mereka pada posisi yang dibutuhkan, bukan membutuhkan. Berpikir begitu, Leonard pun memanggil kontak sang ayah. Tuttt ... Tuttt ... Tutt.!Klik. "Ya Leo," sapa Winston. "Ayah, bisakah Ayah mengirimkan pesawat pribadi ke Jakarta..? Besok Leonard akan kembali ke Amerika ayah." "What's..?! Kenapa begitu tiba-tiba Leo..?!" seru Wi
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
23
DMCA.com Protection Status