Beranda / Fantasi / Sang KAISAR PRODEO / Bab 201 - Bab 210

Semua Bab Sang KAISAR PRODEO: Bab 201 - Bab 210

222 Bab

Bab 201. PERCAKAPAN DUA SAHABAT

"Baik Marsha, aku penuhi keinginanmu itu sayang," ucap Leonard lembut, seraya wajahnya mendekat, hendak mencium pipi Marsha yang mulus itu. "Haish..! Kita belum syah jadi suami istri Leonard..!" sentak Marsha, seraya menjauhkan wajahnya dari angsuran wajah tampan Leonard. "Ahh, ok Marsha," keluh Leonard, namun segera dia tersenyum senang. Sikap Marsha malah membuatnya semakin penasaran dan bergairah, untuk 'melahap' Marsha habis-habisan setelah mereka menikah nanti. 'Hmm. Awas kau Marsha sayang..', bisik hati Leonard gemas. Rupanya sang Lokha Lama guru Leonard di kuil Rituo - Tibet, memang tak salah dalam 'melihat' watak asli Leonard di masa depan.Kini ilmu yang diturunkannya pada Leonard sudah berada kembali di jalurnya dengan benar. Sungguh guru yang waskita..! *** Sementara kesepakatan telah terjadi, antara Norman dan Bara cs. Norman bersedia Bara cs memasang taruhan atas namanya sebesar 1 triliun rupiah. Demi melihat besarnya nilai taruhan dan keyakinan Bara cs, maka No
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

Bab 202. TIBA DI AMERIKA

Dua buah mobil meluncur menuju ke arah puncak pagi itu. Nampak Jeep Cherokee putih yang dikemudikan Dimas, diikuti oleh sebuah Pagero Sport hitam milik David. Bara duduk di sebelah David, mereka bertiga memang berniat mencari sebuah vila berlahan luas, yang sedang dijual di daerah puncak. Tak membutuhkan waktu lama, mereka pun menemukan sebuah vila yang dijual, dengan bangunan dan sisa lahan yang cukup luas untuk markas mereka. Bangunan vila cukup megah itu memiliki 11 kamar dengan lahan seluas 8000 meter persegi. Setelah David melakukan nego maka dicapailah kesepakatan harga menjadi 20,25 miliar, dari harga awal yang ditawarkan senilai 20,5 miliar. Dimas pun bersedia menghandel urusan jual beli vila itu. Sedangkan David dan Bara langsung melanjutkan perjalanan mereka, menuju ke vila milik penyelenggara. "David. Aku dan Mas Dimas hendak meminta bantuanmu, untuk mengurus visa kami berdua ke Amerika. Kami hendak melacak keberadaan Marsha di sana. Itu pun jika ada waktu senggang,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

Bab 203. SAMBUTAN WINSTON FAMILY

"Nah, Marsha sayang. Selamat datang di kediamanku. Kita akan menetap di sini hingga hari pernikahan kita tiba," ucap Leonard lembut, dengan senyum penuh kebahagiaan. "Kediaman yang asri Leonard," puji Marsha tersenyum. Betapa bahagianya hati Leonard, melihat kini Marsha sudah bisa tersenyum lepas seperti itu. "Benar Marsha. Di sinilah aku menghabiskan masa kecilku. Sedangkan masa remajaku, aku menghabiskannya di New York," ujar Leonard. Teringat dia akan masa kecilnya yang bahagia, serta masa remajanya yang 'liar dan penuh gelora' di New York. 'Hmm, sepertinya Tuan Muda kali ini serius dengan wanita jelita ini. Sungguh beruntung Nona Marsha itu, dan beruntung pula Tuan Muda mendapatkan wanita yang tak ada duanya di Medina ini. Sungguh cantik dan ramah tak dibuat-buat', bathin Jason, seraya mengemudikan mobilnya masuk ke area kediaman Leonard. Dan mobil yang dikemudikan Jason akhirnya berhenti, di depan teras megah dan luas bangunan kastil itu. Nampak pintu utama rumah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

Bab 204. KALAH ATRAKSI

"Hmm. Rupanya dia ingin membalik keadaan pada kita, dan meraup semua uang taruhan khusus di pasar pertaruhan," ujar David langsung mengerti apa maksud si Jendral culas itu. Tak lama kemudian malam pun menjelang, Bara dan David bergegas menunggu helikopter pihak penyelenggara, yang akan menjemput mereka di belakang vila. Akhirnya helikopter yang menjemput mereka pun datang, setelah pemegang kunci melepas 'gelang khusus palsu' mereka. Maka helikopter pun kembali mengudara menuju ke arena pertarungan kompetisi wilayah, yang pastinya tengah menunggu kedatangan Bara. Tampak suasana di area gedung arena kompetisi telah ramai dengan para tamu dan para penonton. Mereka juga kebanyakkan adalah para peserta taruhan, pada pertarungan perdana kompetisi penguasa wilayah itu. Maka begitu helikopter mereka mendarat, banyak di antara orang-orang itu yang meneriaki mereka. "Wahh..! Itu Sang Kaisar Prodeo telah tiba..!" "Hidup Sang Kaisar..!! Aku bertaruh untukmu..!" "Bara..! Kau harus menang..
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-15
Baca selengkapnya

Bab 205. ABAIKAN INTIMIDASI

Namun bukanlah Bara, jika dia bisa di pecundangi dengan jurus seperti itu. Dengan jurus Naga Emas Melolos Tulangnya, kelima serangan awal dari Resmana bisa dielakkannya dengan tanpa kesulitan. Hal mana membuat Resmana makin jengkel dan emosi terhadap Bara. Resmana langsung meningkatkan kecepatan geraknya. Hingga kini hanya nampak kilatan-kilatan cahaya putih, yang mengelilingi dan menyambar-nyambar sosok Bara. Bara pun tak lengah. Dengan menerapkan aji Perisai Besi yang digabungkan dengan jurus Naga Emas Melolos Tulang miliknya, dia pun mengelak dan meliuk-liukkan tubuhnya. Tagh..! Tughk! Terdengar benturan berapa serangan patukkan tangan Resmana yang tak bisa dielakkan Bara, dan akhirnya berbenturan dengan 'perisai baja' di tubuhnya. Bara hanya merasa tubuhnya sedikit tergetar akibat benturan itu. Namun Resmana malah merasa ujung-ujung jarinya yang membentuk patukkan, terasa panas dan berdenyut nyeri. Padahal Bara baru mengerahkan sepertiga dari tenaga dalam yang dimiliknya. D
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-15
Baca selengkapnya

Bab 206. TERPANA DAN BERSORAK

Byarrshk..! Seketika muncul cahaya keemasan menyilaukan di kedua tangan Bara. Nampak dari ujung jari hingga ke siku tangan Bara diselimuti sisik emas, yang berkeredepan menyilaukan mata. Sebuah bola energi berwarna keemasan pun mulai membungkus kedua tangan Bara. Sementara Resmana secara tiba-tiba melenting tinggi ke udara, dan melakukan putaran yang sangat cepat di atas arena petarungan. Gerakan Resmana semakin lama semakin cepat. Hingga kini hanya terlihat garis lintasan cahaya putih, yang berputar di atas arena pertarungan. Weerrssh..!! Sungguh bagaikan lingkaran cahaya putih menyilaukan, yang semakin lama semakin turun ke bawah, dan melingkar di atas sosok Bara. Bara merasakan tekanan hawa panas membakar di atas tubuhnya. Sungguh jika orang biasa yang berada di bawah tekanan itu, maka pastilah orang itu sudah hangus terbakar saat itu juga. Namun yang dihadapi Resmana sekarang adalah Bara! Sang pewaris tunggal Ilmu Naga Emas, yang tentunya tidaklah asing dengan hawa sepana
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-15
Baca selengkapnya

Bab 207. BUNUH BARA!

Braghk..! "Keparat kau Bara..! Kau membangkang perintahku..! Matilah kau malam ini juga..!!" teriak sang Jendral murka. Spontan dia menggebrak hancur laptop sekaligus mejanya berkeping keping. Hingga jatuh berserakkan di lantai rumahnya. Sang Jendral segera menghubungi pemegang remote 'gelang khusus' Bara dan David. Tuttt ... Tuttt ... Tuttt.! Klik.! "Siap Jendral..!" Sahut orang di sana penuh hormat. "Riko..! Kuperintahkan kau tekan tombol ledak pada gelang khusus Bara dan David, saat mereka masuk ke dalam helikopter mereka..!!" seru tegas sang Jendral, tanda perintahnya tak bisa ditawar lagi. "Tapi Jendral ... helikopter dan orang-orang kita di dalamnya ..... "Lakukan..! Atau kuperintahkan pengawal di sana menembak kepalamu sekarang juga Riko..!!" "Ba-baik Jendral..! Siap laksanakan..!" seru Riko cepat dan agak tergagap panik. Klik.! Sang Jendral pun langsung menutup panggilannya. Akhirnya Riko mempersiapkan remote control ledak pada gelang khusu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-15
Baca selengkapnya

Bab 208. FIRASAT TAK ENAK

"Hhh..! Beberapa bulan lagi aku bebas Paul. Tentu saja aku sedih," sahut Jarot seraya menghela nafasnya. "Ayolah Jarot..! Kau kan bisa tetap ikut taruhan setiap jadwal Sang Kaisar bertarung..!" seru Paul menghibur sobatnya itu. "Itu benar Paul. Tapi aku rindu sama Bara dan juga David. Kapan aku bisa bertemu lagi dengan mereka ya..? Semoga sebelum aku bebas, aku sempat bertemu dengan mereka," ujar Jarot pelan penuh harap. "Benar Jarot, kita semua juga merindukan Sang Kaisar. Lama sekali rasanya tak melihat dia hadir di tengah-tengah kita lagi," timpal Paul. "Kalian benar. Bara adalah penguasa terbaik yang pernah ada di Penjara Kota ini. Kita semua merindukannya," ucap Rojak, yang tiba-tiba muncul di tengah-tengah mereka. "Ayo minumlah..! Aku menyimpannya untuk merayakan kemenangan Sang Kaisar malam ini," ucap Rojak, seraya mengangsurkan 2 botol bir pada kedua rekannya itu. Sementara dia sendiri telah memegang sebotol untuk dirinya. *** David melajukan mobilnya menuju ke rumah B
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-16
Baca selengkapnya

Bab 209. PERCAKAPAN MARSHA DAN SHELVIA

"Bagus David, tak salah memang kau menjadi pengelola puncak 'Kharisma Group'," ucap Dimas memuji. "Benar sekali..! Karena memang kita akan rugi, jika dana kita hanya mengendap begitu saja. Tanpa berputar dan termanajemen dengan baik," tukas Brian, menyetujui usulan anggaran dari David. "Dan sebaiknya juga kita bangunkan sebuah Panti Asuhan David. Tidak lengkap rasanya, jika kita berbisnis tanpa diimbangi dengan ibadah," usul Bara. "Setuju Mas Bara," ucap Resti senang, mendengar niat baik kekasihnya. "Bagus Bara..! Paman baru mau mengusulkan hal itu, agar semua yang kita hasilkan menjadi berkah buat semuanya," seru Drajat senang sekali, mendengar usulan Bara. "Setujuu..!!" akhirnya semuanya menyetujui usul Bara tersebut. "Ok, akan kita anggarkan juga untuk hal itu," sahut David bersemangat. *** Sementara itu di Medina, Washington. Marsha sedang berada di kamar lux bergaya klasik, yang disediakan oleh keluarga Winston. Marsha baru saja terbangun dari istirahatnya, saat di deng
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-16
Baca selengkapnya

Bab 210. PANGGILAN TAK TERDUGA

'Hmm, sulit rasanya menolak pemberiannya ini. Baiklah, kuterima saja dulu pemberian ini. Namun jika Leonard nantinya melanggar komitmen, maka aku harus mengembalikan perhiasan ini', bathin Marsha akhirnya. "Baik ibu, Marsha terima pemberian ini. Marsha akan menyimpannya dengan baik, terimakasih Ibu," Marsha berkata dengan nada serak, sungguh dia terharu dengan kebaikkan dan ketulusan Shelvia. Ya, dia merasa Shelvia seperti sudah menganggapnya sebagai bagian dari keluarga Winston. "Nah begitulah seharusnya wanita di keluarga Winston, Marsha. Kau harus berani bertindak tegas terhadap suamimu sekalipun Marsha. Jika kau merasa teraniaya atas sikap dan prilaku putraku sebagai suami. Bersikap tegaslah Marsha.Namun jika suamimu sudah baik, maka beri dia apresiasi dan pujian. Hal itulah yang menjadikan diri dan martabatmu semakin bernilai di mata suamimu. Sehingga dia akan menghargaimu dengan segenap hatinya," ujar Shelvia, memberitahukan prinsipnya sebagai seorang istri. Marsha begit
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
181920212223
DMCA.com Protection Status