Home / Pendekar / Pangeran Pendekar Terasing / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Pangeran Pendekar Terasing: Chapter 111 - Chapter 120

234 Chapters

Kong Kuanyin Mendatangi Perguruan Mufu

Chiu Kang cukup kaget mendengarnya.“Sebelum aku melihat isi buku ini, aku ingin menanyakan sesuatu kepada kalian.”“Ketua tak perlu sungkan, kami akan menjawabnya,” Kam Nam In selalu mewakili saudara-saudaranya.“Di pertemuan itu, apakah ada pendekar dari Perguruan Mufu?” tanyanya.“Memang ada. Kenapa ketua menanyakannya?”“Siapa mereka?”“Setahuku, mereka diwakili oleh Cao Dingxiang, Wei Long, Zhang Shoushan, dan Xue Yaozu,” jelas Kam Nam In.“Aku kenal Cao Dingxiang, tapi siapa Zhang Shoushan, Wei Long dan Xue Yaozu?”“Kami tak tahu pasti siapa mereka, Ketua.”“Apakah kerusuhan yang disebabkan Perguruan Mufu kali ini juga perbuatan mereka?”“Benar. Itu memang telah direncanakan oleh mereka untuk memecah belah perguruan-perguruan aliran putih,” jawab Kam Nam In.“Sebelum aku pergi, aku ingin kau memeriksa, siapa saja para jenderal dan menteri yang mendukung Pangeran Zhao You. Dan ingat, sekali kau mendapat informasi, langsung menghadapku, jangan seperti kali ini!” ancam Chiu Kang.D
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

Menuntut Keadilan di Perguruan Mufu

“Ketua Jia,” balas Kong Kuanyin dengan santun walau sorot matanya menampakkan keheranan. “Apa yang sedang Ketua Jia lakukan di Mufu?” tanyanya.“Aku kemari ingin minta penjelasan kepada Ketua He tentang semua kekacauan yang terjadi di luar,” jawabnya. “Bagaimana dengan Ketua Kong sendiri?” gilirannya balik bertanya.“Aku ingin minta pertanggung jawaban,” kata Kong Kuanyin tegas.Kata ‘pertanggung jawaban’ membuat kening Jia Lihua berkerut. Menurut kamus dunia persilatan, kata ‘pertanggung jawaban’ sama saja dengan menuntut balas atas perbuatan seseorang.“Ketua Kong pasti bergurau.”Jia Lihua sedikit tersenyum. Wanita yang telah ditinggal mati suaminya dua tahun yang lalu itu berusaha mencairkan ketegangan.“Apa Ketua Jia pernah melihatku bercanda dengan perkataanku?” tanya Kong Kuanyin serius.Jia Lihua terdiam. Kata-kata itu membuatnya tidak bisa mengungkapkan apa pun.“Guru, kita harus cepat menemui He Jinhai sebelum dia kabur,” saran Lin Meifin tegas.Kong Kuanyin menatap Jia Lihu
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

Menghukum He Jinhai

“Paman Guru, bagaimana murid membuktikannya?” He Jinhai butuh penjelasan.“Tetua Heng, aku yakin ada dalang di balik semua ini, tapi bukan Ketua He,” Ketua Jian Jun membela He Jinhai.“Paman Guru, kakak pertama tak mungkin melakukan hal serendah itu,” ujar Xiao Dan, adik kedua He Jinhai.“Benar. Paman Guru harus mempertimbangkannya kembali,” ucap Xue Xin dan Chao Dong hampir bersamaan sembari berlutut di depan Heng Tingfeng dan Quan Shirong.“Tolong Kakek guru pertimbangkan kembali,” semua murid He Jinhai berlutut di depannya.Dalam tradisi Mufu, para sesepuh memiliki hak untuk menghukum murid-murid Mufu yang melenceng dan melakukan kejahatan.Dalam kasus He Jinhai, maka Heng Tingfeng dan Quan Shirong yang harus melakukannya.Untuk sesaat Heng Tingfeng dan Quan Shirong diam melihat semua murid bersujud di depannya.“Tetua Heng, jika kau benar-benar ingin menegakkan hukum, kau harus membunuh si brengsek He Jinhai. Atas perintahnya murid-murid Mufu telah memenggal kepala kakak seperguru
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

Heng Tingfeng Melawan Chiu Kang

Heng Tingfeng terlihat marah, karena pengganggu dianggap merusak peraturan Mufu. Dia termasuk orang yang sangat membenci orang-orang yang melecehkan hukum Mufu.“Ketua Kang! Ketua Kang!” ucap semua orang setelah melihat sosok tampan yang membawa He Jinhai.“Kau baik-baik saja?” tanya Chiu Kang.“Ketua Kang, kau tidak boleh mencampuri urusan internal perguruan kami. Bukankah itu merupakan salah satu hukum di Perkumpulan Pendekar Song yang telah disepakati?” ujar He Jinhai.“Aku tahu, tapi aku tak bisa membiarkan Ketua He mati begitu saja,” jawabnya.“Anak muda, kau telah berani mengganggu urusan dalam Perguruan Mufu. Untuk kesalahan ini, kau harus mati,” ujar Heng Tingfeng.“Hahahaha,” Chiu Kang tertawa terbahak-bahak. “Aku kemari tidak untuk mengganggu, tapi membantumu untuk tidak berbuat salah,” katanya dengan gaya urakan.“Rupanya Gurumu tidak mengajarimu dengan baik. Aku yakin, dia hanya seorang begundal jalanan,” hina Heng Tingfeng.Mata Chiu Kang merah. Wajahnya menyiratkan kemar
last updateLast Updated : 2024-11-08
Read more

Chiu Kang dan Feng Huizhong di Perguruan Mufu

Mereka berdua sangat ketakutan melihat Feng Huizhong melangkah ke depan. Tubuh mereka semakin gemetar hebat.Kemudian Feng Huizhong berjongkok dan mengelus rambut Chiu Kang dengan penuh kelembutan.“Berdirilah, Muridku,” perintahnya.Chiu Kang berdiri berhadapan dengan gurunya. Matanya berkaca-kaca penuh keharuan. Dia pun memeluk Feng Huizhong dengan erat.“Anak bodoh. Sudah kubilang kita akan bertemu lagi,” katanya sambil membelai rambut Chiu Kang.Di sekitarnya tidak ada seorang pun yang berani mengangkat kepala mereka. Semuanya berlutut dan bersujud.“Guru, bagaimana kesehatan Guru?”“Kau tak usah khawatir. Guru tak akan mati secepat itu,” Feng Huizhong tersenyum. “Bagaimana denganmu?” Feng Huizhong balik bertanya.Di antara begitu banyak orang, hanya mereka berdua yang berdiri, yang lainnya masih bersujud dengan tubuh bergetar.“Aku baik-baik saja. Setiap hari aku selalu merindukan Guru.”“Hidup itu seperti air, biarlah terus mengalir. Ada cinta, ada pula rindu, semuanya berjalan
last updateLast Updated : 2024-11-08
Read more

Kitab Sakti Sebelas Jari

Ledakan terjadi di mana-mana, bahkan hampir meruntuhkan satu tebing kecil di tepi Ibukota Bianjing.Dengan gerakan silat yang memukau, kedua pemuda itu saling serang tiada akhir. Telah lebih setengah hari mereka bertempur habis-habisan, tapi tak seorang pun yang terluka, apalagi kalah dan keluar sebagai pemenang.Ilmu silat mereka berdua benar-benar seimbang, seakan tiada kelebihan dan kekurangan sedikit pun, benar-benar sama.Dalam radius dua ratus kaki, tak ada satu burung pun yang berani mendekati area itu. Mereka memilih terbang dan bermukim di tempat lain daripada di tempat yang menjadi arena pertempuran tanpa batas.Jurus-jurus hebat dikeluarkan oleh mereka berdua. Hanya anehnya, jurus mereka berdua tampak sama, tidak hanya tampak, tapi memang benar-benar sama. Begitu pun besarnya tenaga dalam yang mereka keluarkan, semuanya benar-benar sama.Zhao Bingwen mengubah gerakan kakinya lebih ke atas, sementara Zhao Nianzu menekuk sedikit lengan kanannya. Mereka mulai bersiap saling se
last updateLast Updated : 2024-11-09
Read more

Perguruan Mufu yang Kembali Tenang

Chiu Kang berhenti memandang mereka berdua.“Menungguku?”“Beenaaar, Paman Guru. Kaami telaah melakukan dosa pada Paman Guru,” meski sempat terbata-bata, perlahan-lahan Quan Shirong dapat berbicara dengan lancar.“Aku telah memaafkan kalian,” ujar Chiu Kang. “Kalian berdirilah!” lanjutnya dengan perintah.Akan tetapi, mereka berdua masih tak bergerak sedikit pun. Tentu saja itu membuat Chiu Kang bingung. Sebab itu, dia menghentakkan kakinya keras ke atas tanah. Mukanya menjadi seram dan sorot matanya tajam.“Kalian sudah kurang ajar kepadaku satu kali, kali ini kalian mau mengulanginya lagi dengan tidak mematuhi perintahku!” bentak Chiu Kang keras.“Maaaf,” ucap mereka terbata-bata, tapi masih tak bergerak untuk berdiri.Lalu Chiu Kang mengibaskan tangan kirinya ke arah pohon besar di sudut sana.Bulgh..............Pohon besar itu jatuh ter
last updateLast Updated : 2024-11-09
Read more

Pembantaian Sekte dan Perguruan

“Aku juga merasa beruntung datang tepat waktu.”Chiu Kang menghela nafas.“Maaf, Ketua Kang,” ucap Li Chongyang. “Kenapa aku tidak melihat Liwei bersama Ketua?”“Aku sengaja meninggalkannya di penginapan Chongqing. Tuan Li tak usah khawatir, dia baik-baik saja.”“Maaf telah menanyakannya, Ketua Kang,” Li Chongyang tertunduk.Chiu Kang tersenyum.“Kakek Guru, apa yang sedang dilakukan Paman Guru Heng dan Paman Guru Quan?” tanya He Jinhai.Saat ini suasana benar-benar sudah mencair.Chiu Kang kembali tersenyum.“Aku menyuruh mereka menghabiskan semua makanan yang ada di meja. Jika tidak, aku mengancam akan menghukum mereka,” katanya.He Jinhai terperanjat, tapi kemudian disusul oleh tawa para ketua dan orang-orang yang berada di tempat itu, termasuk saudara seperguruan He Jinhai dan murid-muridnya.“Aku paham maksud Ketua Kang,” ucap Jian Jun dengan tawa yang cukup keras.Kemudian mereka membicarakan banyak hal, khususnya mengenai kejadian yang menimpa Perguruan Mufu.Dalam beberapa bul
last updateLast Updated : 2024-11-10
Read more

Penyerangan Kediaman Gui di

“Ong Fei Yin?” ujarnya sekali lagi.“Hahaha, aku harap kau tak lari ketakutan,” ledek Ong Fei Yin.“Aku tak akan pernah lari menghadapimu. Mungkin kau yang seharusnya lari,” balasnya.“Paman Guru, biar aku yang menghadapinya,” seorang anak muda berusia dua puluh tiga tahun maju menyerang Gu Buchou.“Kau bukan lawannya,” Ong Fei Yin memperingatkan dengan wajah cemas.Tringg.....Tak mempedulikan peringatan Paman Gurunya, pemuda itu mulai menyerang. Dua pedang hebat pun berbenturan.Meski berusia masih sangat muda, anak itu berani mengadu nyawa dengan seseorang yang jauh lebih berpengalaman dan hebat daripada dirinya.Pemuda itu menggelombangkan serangannya dengan cepat. Sesaat kecerdasan anak itu membuat Gu Buchou bingung, tapi secepatnya dia dapat memahami arah mana yang akan diambil anak itu.Gu Buchou meloncat ke samping, kemudian ke kanan. Dia melaku
last updateLast Updated : 2024-11-10
Read more

Pertemuan di Danau Liangzi

Seperti hari-hari biasa, Hubei selalu ramai dengan pedagang, pengunjung dan pertunjukkan silat pinggir jalan.Hari ini, ketika rembulan hanya berwujud separuh, dan bintang-bintang menjadi tampak lebih bersinar dari biasanya, Delapan Ketua Utama Perkumpulan Pendekar Song berkumpul di Perguruan Danau Liangzi.Walaupun malam hari dan tidak mendapat pencahayaan yang cukup dari rembulan, Danau Liangzi masih tampak mengagumkan, apalagi di atas airnya yang jernih dapat dilihat rembulan dan bintang-bintang di langit.Seumpama cermin yang bening, Danau Liangzi seakan membuat lukisan di permukaan airnya. Ada lambai cabang pohon berdaun lebat bergoyang-goyang tergambar di atasnya, ditambah rembulan dan bintang-bintang yang memukau.Sehingga, permukaan air itu seperti kanvas bersih yang tidak berwarna putih, tapi kebeningan yang jernih. Dengan gelombangnya yang tidak besar, sesekali lukisan itu membuyar indah, tapi kembali lagi seperti semula.Semua orang yang melintasi Danau Liangzi menjadi terp
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
24
DMCA.com Protection Status