Home / Pendekar / Pangeran Pendekar Terasing / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Pangeran Pendekar Terasing: Chapter 91 - Chapter 100

234 Chapters

Perguruan Jingshan

“Namanya Chao Kang. Dia tuan muda dari Keluarga Chao di Ningbo.”“Kata murid-muridku, dia mempunyai ilmu yang luar biasa. Kau tahu itu?”“Tidak, selama bersama kami dia berpura-pura bodoh dan menyebalkan.”“Yang aku heran, kenapa tentara kerajaan bisa sampai ke sana. Apa kau tahu kenapa?”“Mungkin karena Chao Kang adalah adik angkat Jenderal Hu Hongyin. Saat itu, dialah yang membawa seribu tentara ke Istana Air.”“Begitu rupanya. Beberapa hari ini aku dibingungkan oleh masalah ini, apalagi setelah melihat luka Yan Lian, tentu ilmu pemuda itu sangat tinggi. Siapa gurunya?” Xiao Bojing menerawang kosong. “Sayang putriku telah bertindak ceroboh,” keluhnya.“Sudahlah, tidak perlu meratapi sesuatu yang telah berlalu,” ucap He Jinhai.“Aku tidak meratapinya. Aku hanya menyesal orang berilmu tinggi sepertinya harus mati muda. Jika tidak, dia bisa membantu kita di pertarungan Gunung Jingshan menghadapi orang-orang Tibet, Liao dan Xi Xia.”Mendengar kata-kata Xiao Bojing tentu membuat hati Qi
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

Tamu-Tamu Berdatangan di Perguruan Jingshan

Chiu Kang menoleh ke belakang. Dia melihat orang tua yang menyambut mereka tadi sore berjalan ke arahnya.“Maaf, Kakek, aku tak bisa tidur,” ucap Chiu Kang polos.“Kenapa?” tanya kakek itu yang kemudian duduk di sampingnya.“Aku selalu susah tidur di tempat baru.”“Hahaha, kau aneh,” katanya.“Aneh?” Chiu Kang memandang wajah keriput kakek itu dengan dahi mengerut.“Ya, kau terlalu membesar-besarkan sesuatu,” ujarnya dengan nada acuh.Pemuda tampan itu tersenyum.“Kakek benar, aku memang selalu begitu,” katanya datar.“Kau tahu anak muda, hidup itu seperti pedang tajam, akan berjalan tergantung pada siapa yang menggunakannya.”Mendengar kata-kata kakek di sampingnya, Chiu Kang terperanjat.“Kakek, itu kata-kata luar biasa.”Senyum kakek itu diarahkan pada wajah Chiu Kang.“Aku senang kau menganggapnya luar biasa?”“Kenapa?” Chiu Kang heran.“Berarti kelak di masa depan kau akan menggunakan kata-kataku ini. Tentu itu membuatku senang.”“Kenapa kakek begitu yakin?”“Kau mengatakannya de
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

Perjamuan di Istana

“Kurang ajar! Apa kau bosan hidup?” salah satu murid He Jinhai tak bisa menahan amarahnya.“Duduklah,” perintah He Jinhai.“Tapi Guru?”“Duduklah! Kau tak boleh tidak hormat pada orang yang lebih tua.”Belum juga murid tersebut duduk, datang lagi sekelompok orang dengan pakaian putih dan rambut panjang.“Guru, Son Ca Gang,” bisik Fa Duyi.Kong Kuanyin melihat wajah Son Ca Gang dengan sorot tajam. Dia menyimpan dendam atas kematian adik seperguruannya, Ping Jianguo.“Hahaha, rupanya wakil ketua Sekte Gunung Es dari Changbai juga datang,” Mu Long Bui maju menyambut kedatangan Son Ca Gang.“Aku tak bisa melewatkan pertemuan ini. Aku juga memohon maaf pada Ketua Jian Jun karena ketua kami tak bisa hadir,” katanya dengan tangan menjura.Gunung Changbai adalah sebuah gunung yang berada di dalam kekuasaan Kekaisaran Liao. Maka wajar saja jika tatapan orang-orang Song sedikit sinis terhadapnya.“Apa tujuanmu kemari?” tanya Kong Kuanyin tidak berdiri sama sekali.“Oh, rupanya si tua Kong Kuany
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

Pertarungan Dua Tahunan di Gunung Jingshan

Semua orang di halaman istana terkejut, terutama Pangeran Zhao You. Satu-satunya orang yang tak terkejut adalah Li Guzhou.“Aku yakin perkiraan Jenderal Besar Li benar?” tebak Kaisar Song Renzong.“Hamba tak berani memperkirakan keputusan Yang Mulia Kaisar.”“Hahahaha,” tawa Kaisar Renzong. “Semua orang berhak memperkirakan apapun di dunia ini, bahkan kehendak dewa sekalipun,” katanya.“Yang Mulia Kaisar memang bijaksana.”“Kau tahu Jenderal Besar, sebenarnya aku bosan mendengar kata-kata bijaksana, hahahaha,” tawanya lagi.Di samping Kaisar Song Renzong, Pangeran Zhao You menekam tangan kanannya keras. Dia merasa jengkel dengan semua kegagalannya. Padahal dia telah merencanakan semuanya dengan sempurna.Kerusuhan yang diciptakannya di mana-mana, ancaman perang dengan negara tetangga, bahkan dia berhasil menghasut Dai-vet untuk menyerang Song, dan pemberontakan meyakinkan di Chengdu, tapi kenapa semuanya berjalan ke arah yang salah.“Zhao You, kenapa wajahmu tak terlihat bahagia?” tan
last updateLast Updated : 2024-11-02
Read more

Chiu Kang Melibatkan Diri

Chiu Kang mengangguk dengan senyum.Fan Yi bergegas memeriksa luka mereka berdua. Luka Hung Mengyao hanya beberapa tulang dada yang patah. Kemudian dia memberi Hung Mengyao pil penyambung tulang seperti yang diberikannya kepada Chiu Kang tempo hari.Sementara luka cakaran di rusuk Liu Kang Wei, Fan Yi tidak bisa menjamin dapat menyembuhkannya.“Bagaimana luka Ayahku, Nyonya?” tanya Liu Changpu dengan mata tak henti-hentinya menitikkan air mata.“Maaf, Nona Liu, aku tak bisa menjamin dapat menyembuhkannya, tapi aku akan mencobanya sekuat tenaga,” ujarnya dengan tenang. “Bawa dia ke bahwa pohon itu,” perintahnya pada Chiu Kang dan pekerja lainnya.Para pendekar mengerubungi Tuan Liu Kang Wei yang sedang terluka parah. Di mata mereka ada yang benar-benar khawatir, ada juga yang hanya penasaran ingin melihat.“Bisa tuan-tuan pergi membiarkannya sendirian,” ucap Fan Yi sedikit kesal.Kemudian mereka semua bubar dan kembali melihat pertarungan seru di atas panggung.“Nyonya, tolong selamatk
last updateLast Updated : 2024-11-02
Read more

Chiu Kang dan Banyak Pendekar di Gunung Jingshan

Melihat wajah itu, Qi Peizhi terkejut tak kepalang. Tanpa sadar air matanya mengalir di pipinya. Dia terperanjat, terperangan dan tercengang.Dengan tubuhnya yang terluka, Qi Peizhi berusaha bangun mendekatinya, tapi Chiu Kang menghampirinya dan mencegahnya.“Bukankah aku sudah bilang akan baik-baik saja,” katanya dengan senyum hangat kepada Qi Peizhi. Tangannya menahan tubuh Qi Peizhi yang hendak berdiri.Namun, entah setan apa yang merasuki Qi Peizhi, dia tiba-tiba memeluk Chiu Kang dengan erat diiringi tangis yang tiada habisnya. Chiu Kang tentu sangat terkejut diperlakukan seperti ini.“Ke mana saja kau? Kenapa kau lama kembali? Aku kira kau mati karena aku. Kupikir kau telah mati,” ujarnya seperti tak sadarkan diri.Chiu Kang kebingungan harus bersikap seperti apa, dia hanya bisa diam.Xiao Chen pun demikian, merasa tak mau kalah dengan Qi Peizhi dia memeluk Chiu Kang dari belakang.“Maafkan aku, Kakak Kang. Aku khilaf,” bisiknya.Semua orang di panggung itu terkejut melihat pema
last updateLast Updated : 2024-11-02
Read more

Kitab Sebelas Jari yang Hilang

Ahhhh.........Teriakan mereka sangat keras saat tubuhnya terlempar jauh dan mendarat di bawah arena pertarungan.Mereka semua memegang dada masing-masing dan muntah darah dengan hebat. Karena tahu tidak akan menang, Tie Butong dan murid-murid lainnya memapah mereka dan membawa orang-orang terluka itu pergi.Sementara Chiu Kang masih berdiri melihat kepergian mereka. Lalu, setelah tubuh mereka menghilang tak terlihat lagi, Chiu Kang jatuh terlutut. Darah kental mengalir dari kedua sisi mulutnya.“Kang!” teriak Wang Jiang yang meloncat ke atas panggung. “Ibu! Ibu!” panggilnya.Dengan sigap Fan Yi naik ke atas panggung dan memeriksa Chiu Kang. Dia memegang tangan kirinya dan memperhatikan nadinya.“Nyonya Wang, aku tidak apa-apa,” katanya tersenyum.“Dasar! Lihat lukamu separah ini, kau masih bilang tak apa-apa,” Wang Jiang membentaknya.Kemudian semua orang datang menghampirinya, kecuali orang-orang yang sedang terluka. Dengan bantuan Fan Yi dan Wang Jiang, Chiu Kang berdiri dan tersen
last updateLast Updated : 2024-11-03
Read more

Tertidur di Puncak Jingshan

“Adik, Ayahanda benar, kita memang harus menguatkan kemampuan kita dulu sebelum terjun ke dunia persilatan,” Zhao Bingwen menenangkan adiknya.“Kakakmu benar, kalian harus lebih kuat dari orang lain agar tidak pernah diremehkan,” jelas ayahnya.“Kami mengerti Ayahanda,” jawab mereka bersama.“Ayah pergi. Jaga nenek, ibu dan adik kalian baik-baik.”****Gunung Jingshan memukau, keindahannya tersebar dengan udara yang terasa embun. Seperti salju yang meleleh di atas gunung bergula, manis tapi tak meninggalkan lengket.Satu hari lebih Chiu Kang mengelilingi Perguruan Jingshan dan pegunungannya mencari Ma Jin, guru ayahnya.Namun sampai gelap datang, sosok tua itu tak kunjung ditemukan. Dia bahkan mengabaikan para tamu dan keluarga Wang sehari penuh. Tentu saja itu membuat mereka khawatir karena tidak melihatnya.Malam terus memburuk, gelapnya tak lagi bisa diterangkan dengan kata-kata. Chiu Kang masih terus menyisiri jalan setapak di atas gunung.Orang-orang bilang, Kakek Guru Ma Jin ser
last updateLast Updated : 2024-11-03
Read more

Perkumpulan Pendekar Song

“Sudahlah, jangan dengarkan wanita-wanita itu, kau pasti lapar, bukan?” tanya Wang Zhu Ren.“Benar, Tuan. Aku seharian belum makan.”“Kau ikut aku ke balai utama,” ajak Wang Zhu Ren.“Tapi aku belum mandi.”“Kau tak butuh mandi,” Wang Zhu Ren menarik tengannya.Chiu Kang terpaksa mengikuti Wang Zhu Ren. Meski sebenarnya dia merasa tidak nyaman dengan bau tubuhnya.Tak berselang lama, mereka sampai di balai utama tempat para pendekar tamu dijamu oleh Perguruan Jingshan.“Tuan-tuan, lihat! Pahlawan kita telah kembali,” kata Wang Zhu Ren sesampainya di depan pintu.Semua orang berdiri menyambut kehadiran Chiu Kang. Mereka menjura ke arahnya memberi hormat.“Hormat pada Ketua Kang,” ucap mereka bersama.“Ketua?” Chiu Kang heran. “Tuan, ada apa ini?” tanyanya heran.“Kakak Kang, kemarin para tetua di sini sepakat mengangkat Kakak sebagai ketua mereka,” sela Liu Changpu sembari mendekati Chiu Kang.“Ah, tidak, tidak. Aku tidak bisa menerimanya. Aku kemari hanya numpang lewat, tidak punya ma
last updateLast Updated : 2024-11-03
Read more

Pertemuan di Taiyuan

Jenderal Wei Mingli maju. “Kami telah memastikannya Jenderal Besar,” ujarnya meyakinkan.“Kita tidak boleh bertindak gegabah. Jika salah langkah, semua harapan mendiang Pangeran Zhao Kong akan berakhir sia-sia,” kata Jenderal Besar Li Guzhou.“Jenderal Benar, lalu apa yang harus kita lakukan?” tanya seorang menteri dari klan Wei, namanya Wei Qiao.“Bagaimana menurut kalian?” Jenderal Besar Li Guzhou mengajukan pertanyaan.Dia ingin mendengar pendapat para jenderal dan beberapa menteri yang datang ke kediamannya.Ada empat jenderal yang datang ke kediaman Jenderal Besar Li Guzhou, yaitu Wei Mingli, Hu Qiqiang, Yang Un, dan Sun Changyi.Sementara dua menteri kerajaan juga datang ke rumahnya, mereka adalah Menteri Kebudayaan Song, Wei Qiao dan Menteri Keadilan, Li Weiyuan, yang masih sepupu Jenderal Besar Li.“Hamba kira kita harus bertindak cepat, Jenderal Besar,” ujar Yang Un.“Tidak, jika kita salah langkah, semuanya bisa hancur,” Hu Qiqiang tampak tidak setuju dengan saran Yang Un.“
last updateLast Updated : 2024-11-03
Read more
PREV
1
...
89101112
...
24
DMCA.com Protection Status