Heng Tingfeng terlihat marah, karena pengganggu dianggap merusak peraturan Mufu. Dia termasuk orang yang sangat membenci orang-orang yang melecehkan hukum Mufu.“Ketua Kang! Ketua Kang!” ucap semua orang setelah melihat sosok tampan yang membawa He Jinhai.“Kau baik-baik saja?” tanya Chiu Kang.“Ketua Kang, kau tidak boleh mencampuri urusan internal perguruan kami. Bukankah itu merupakan salah satu hukum di Perkumpulan Pendekar Song yang telah disepakati?” ujar He Jinhai.“Aku tahu, tapi aku tak bisa membiarkan Ketua He mati begitu saja,” jawabnya.“Anak muda, kau telah berani mengganggu urusan dalam Perguruan Mufu. Untuk kesalahan ini, kau harus mati,” ujar Heng Tingfeng.“Hahahaha,” Chiu Kang tertawa terbahak-bahak. “Aku kemari tidak untuk mengganggu, tapi membantumu untuk tidak berbuat salah,” katanya dengan gaya urakan.“Rupanya Gurumu tidak mengajarimu dengan baik. Aku yakin, dia hanya seorang begundal jalanan,” hina Heng Tingfeng.Mata Chiu Kang merah. Wajahnya menyiratkan kemar
Mereka berdua sangat ketakutan melihat Feng Huizhong melangkah ke depan. Tubuh mereka semakin gemetar hebat.Kemudian Feng Huizhong berjongkok dan mengelus rambut Chiu Kang dengan penuh kelembutan.“Berdirilah, Muridku,” perintahnya.Chiu Kang berdiri berhadapan dengan gurunya. Matanya berkaca-kaca penuh keharuan. Dia pun memeluk Feng Huizhong dengan erat.“Anak bodoh. Sudah kubilang kita akan bertemu lagi,” katanya sambil membelai rambut Chiu Kang.Di sekitarnya tidak ada seorang pun yang berani mengangkat kepala mereka. Semuanya berlutut dan bersujud.“Guru, bagaimana kesehatan Guru?”“Kau tak usah khawatir. Guru tak akan mati secepat itu,” Feng Huizhong tersenyum. “Bagaimana denganmu?” Feng Huizhong balik bertanya.Di antara begitu banyak orang, hanya mereka berdua yang berdiri, yang lainnya masih bersujud dengan tubuh bergetar.“Aku baik-baik saja. Setiap hari aku selalu merindukan Guru.”“Hidup itu seperti air, biarlah terus mengalir. Ada cinta, ada pula rindu, semuanya berjalan
Ledakan terjadi di mana-mana, bahkan hampir meruntuhkan satu tebing kecil di tepi Ibukota Bianjing.Dengan gerakan silat yang memukau, kedua pemuda itu saling serang tiada akhir. Telah lebih setengah hari mereka bertempur habis-habisan, tapi tak seorang pun yang terluka, apalagi kalah dan keluar sebagai pemenang.Ilmu silat mereka berdua benar-benar seimbang, seakan tiada kelebihan dan kekurangan sedikit pun, benar-benar sama.Dalam radius dua ratus kaki, tak ada satu burung pun yang berani mendekati area itu. Mereka memilih terbang dan bermukim di tempat lain daripada di tempat yang menjadi arena pertempuran tanpa batas.Jurus-jurus hebat dikeluarkan oleh mereka berdua. Hanya anehnya, jurus mereka berdua tampak sama, tidak hanya tampak, tapi memang benar-benar sama. Begitu pun besarnya tenaga dalam yang mereka keluarkan, semuanya benar-benar sama.Zhao Bingwen mengubah gerakan kakinya lebih ke atas, sementara Zhao Nianzu menekuk sedikit lengan kanannya. Mereka mulai bersiap saling se
Chiu Kang berhenti memandang mereka berdua.“Menungguku?”“Beenaaar, Paman Guru. Kaami telaah melakukan dosa pada Paman Guru,” meski sempat terbata-bata, perlahan-lahan Quan Shirong dapat berbicara dengan lancar.“Aku telah memaafkan kalian,” ujar Chiu Kang. “Kalian berdirilah!” lanjutnya dengan perintah.Akan tetapi, mereka berdua masih tak bergerak sedikit pun. Tentu saja itu membuat Chiu Kang bingung. Sebab itu, dia menghentakkan kakinya keras ke atas tanah. Mukanya menjadi seram dan sorot matanya tajam.“Kalian sudah kurang ajar kepadaku satu kali, kali ini kalian mau mengulanginya lagi dengan tidak mematuhi perintahku!” bentak Chiu Kang keras.“Maaaf,” ucap mereka terbata-bata, tapi masih tak bergerak untuk berdiri.Lalu Chiu Kang mengibaskan tangan kirinya ke arah pohon besar di sudut sana.Bulgh..............Pohon besar itu jatuh ter
“Aku juga merasa beruntung datang tepat waktu.”Chiu Kang menghela nafas.“Maaf, Ketua Kang,” ucap Li Chongyang. “Kenapa aku tidak melihat Liwei bersama Ketua?”“Aku sengaja meninggalkannya di penginapan Chongqing. Tuan Li tak usah khawatir, dia baik-baik saja.”“Maaf telah menanyakannya, Ketua Kang,” Li Chongyang tertunduk.Chiu Kang tersenyum.“Kakek Guru, apa yang sedang dilakukan Paman Guru Heng dan Paman Guru Quan?” tanya He Jinhai.Saat ini suasana benar-benar sudah mencair.Chiu Kang kembali tersenyum.“Aku menyuruh mereka menghabiskan semua makanan yang ada di meja. Jika tidak, aku mengancam akan menghukum mereka,” katanya.He Jinhai terperanjat, tapi kemudian disusul oleh tawa para ketua dan orang-orang yang berada di tempat itu, termasuk saudara seperguruan He Jinhai dan murid-muridnya.“Aku paham maksud Ketua Kang,” ucap Jian Jun dengan tawa yang cukup keras.Kemudian mereka membicarakan banyak hal, khususnya mengenai kejadian yang menimpa Perguruan Mufu.Dalam beberapa bul
“Ong Fei Yin?” ujarnya sekali lagi.“Hahaha, aku harap kau tak lari ketakutan,” ledek Ong Fei Yin.“Aku tak akan pernah lari menghadapimu. Mungkin kau yang seharusnya lari,” balasnya.“Paman Guru, biar aku yang menghadapinya,” seorang anak muda berusia dua puluh tiga tahun maju menyerang Gu Buchou.“Kau bukan lawannya,” Ong Fei Yin memperingatkan dengan wajah cemas.Tringg.....Tak mempedulikan peringatan Paman Gurunya, pemuda itu mulai menyerang. Dua pedang hebat pun berbenturan.Meski berusia masih sangat muda, anak itu berani mengadu nyawa dengan seseorang yang jauh lebih berpengalaman dan hebat daripada dirinya.Pemuda itu menggelombangkan serangannya dengan cepat. Sesaat kecerdasan anak itu membuat Gu Buchou bingung, tapi secepatnya dia dapat memahami arah mana yang akan diambil anak itu.Gu Buchou meloncat ke samping, kemudian ke kanan. Dia melaku
Seperti hari-hari biasa, Hubei selalu ramai dengan pedagang, pengunjung dan pertunjukkan silat pinggir jalan.Hari ini, ketika rembulan hanya berwujud separuh, dan bintang-bintang menjadi tampak lebih bersinar dari biasanya, Delapan Ketua Utama Perkumpulan Pendekar Song berkumpul di Perguruan Danau Liangzi.Walaupun malam hari dan tidak mendapat pencahayaan yang cukup dari rembulan, Danau Liangzi masih tampak mengagumkan, apalagi di atas airnya yang jernih dapat dilihat rembulan dan bintang-bintang di langit.Seumpama cermin yang bening, Danau Liangzi seakan membuat lukisan di permukaan airnya. Ada lambai cabang pohon berdaun lebat bergoyang-goyang tergambar di atasnya, ditambah rembulan dan bintang-bintang yang memukau.Sehingga, permukaan air itu seperti kanvas bersih yang tidak berwarna putih, tapi kebeningan yang jernih. Dengan gelombangnya yang tidak besar, sesekali lukisan itu membuyar indah, tapi kembali lagi seperti semula.Semua orang yang melintasi Danau Liangzi menjadi terp
Awan gelap menutupi bangunan megah di Changbai. Tempat itu dipenuhi cairan salju yang telah memudar. Banyak pakaian yang terbuat dari kulit-kulit binatang tergantung di sana-sini.Anehnya, keadaan pakaian itu tidak teratur, tersebar dan seperti terbuang di mana-mana.Hujan es terus turun dengan pelan, membasahi tempat yang sudah dingin menjadi lebih dingin.Di musim-musim seperti ini, pepohonan tampak layu, meski mereka tidak mati. Hijaunya seakan pergi berlari, memilih bersembunyi dari kedinginan yang menyesakkan ini.Bangunan besar itu terlihat lengang, hanya ada beberapa orang berputar-putar mengenakan pakaian musim dingin.Akan tetapi, mereka sama sekali tidak memunguti baju-baju tebal yang berceceran di mana-mana. Mereka hanya melintas, bahkan tak memandangnya sekalipun.Beberapa hari ini, suasana Istana Es memang mencekam. Semua itu dikarenakan Son Ca Gang yang pulang dalam keadaan luka parah enam hari yang lalu.Lukanya yang te
“Aku yakin,” ucapnya tersenyum. “Aku lihat Ketua Park orang yang baik dan berbeda dengan Son Ca Gang.”Ong Fei Yin mengangguk tersenyum.“Aku dukung keputusan Ketua Kang.”“Terima kasih, Tuan Ong.”“Ternyata Ketua Kang tidak hanya mahir ilmu silat.”“Tuan Ong terlalu memuji.”“Tidak. Ketua Kang telah membuka pemahaman baru bagiku,” ujarnya.Chiu Kang menggeleng mendengar pujian Ong Fei Yin.Karena mengalami perjalanan hidup yang sulit, pendidikan yang baik semasa kecil dan ajaran-ajaran dari gurunya, Chiu Kang tumbuh menjadi seseorang yang berpandangan luas.Dia tidak memandang sesuatu secara sepihak, tapi menyeluruh. Sebagai manusia biasa dia menyimpan dendam kepada Pangeran Zhao You, tapi dendamnya itu tidak membuatnya terobsesi, melainkan membuatnya menjadi pribadi yang semakin kuat menahan cobaan.Hal yang paling berpengaruh da
Di bawah pohon rindang, Chiu Kang duduk bermain-main dengan seruling pemberian Liu Changpu, putri Ketua Perguruan Zhongshan, Liu Kang Wei.Dia meniupnya penuh semangat tanpa irama. Bisa dibilang, ini pertama kalinya dia membunyikan seruling. Walau demikian, dia tidak kehilangan gairahnya dan terus memainkannya dengan buruk.Tak terasa, malam terus bergerak, suara derik jangkrik dan belalang mendampingi suara seruling Chiu Kang.Siapa pun yang mendengarnya, akan merasa sangat terganggu. Tidak ada irama dan nada yang sesuai dari tiupan seruling itu. Hanya kesumbangan yang mengganggu telinga.Lalu tiba-tiba terdengar suara derap langkah kaki menghampirinya dengan terburu-buru. Jika didengar dari suara langkah kakinya, ada lebih dari dua orang yang menuju ke arahnya.“Hormat kepada Ketua Kang.”Rupanya Kam Nam Su dan dua saudaranya yang datang menghadap Chiu Kang, mereka membawa Hu Hongyin pula.Awalnya, Hu Hongyin hampir saja berlutut memberi hormat, tapi dia urungkan niatnya karena ada
Untuk sesaat Duan Fang You menghela nafas panjang. Tulang-tulang di tangannya terasa panas dan nyeri. Dari pertarungan ini dia tahu, kemampuannya masih jauh di bawah Da Bolin.Karena itu dalam hatinya dia memilih berhenti melanjutkan pertarungan. Beruntung Mu Long Bui maju sebagai penengah.Duan Fang You langsung membalikkan badannya menjauhi mereka semua.“Aku pergi,” katanya dingin sembari melangkah pergi meninggalkan kediaman Keluarga Jin.“Ingat, pertarungan kita belum berakhir!” Da Bolin masih memendam kemarahan besar di hatinya.“Adik seperguruan, kau harus ingat tugas kita terlebih dahulu. Kau tahu apa yang akan Pangeran Zhao You lakukan jika mengetahui hal ini?”Mu Long Bui berusaha menenangkan adik seperguruannya.“Tuan Mu benar. Ketua Da seharusnya lebih tenang. Jangan terusik dengan kata-kata Duan Fang You. Dia memang bukan dari kalangan kita,” kata Chiu Sek.Da Bolin m
Memang, sepanjang karier kemiliterannya Jenderal Hu Qiqiang tidak pernah dicela dan dipandang remeh, karena ada titah Kaisar Song Renzong yang memerintahkan hal tersebut.Dia adalah satu-satunya keturunan Perdana Menteri Hu Lian Tang. Selama ini, dia sering merasa kecil hati jika menghadiri pertemuan bersama kaisar, pejabat dan jenderal-jenderal lainnya.Perdana Menteri Li Xiaobo mendekati Jenderal Hu Qiqiang.“Kau bukan anak seorang pengkhianat, kau putra seorang pahlawan sejati,” kata Perdana Menteri Liu Xiaobo sambil menepuk-nepuk pundak Jenderal Hu Qiqiang yang tanpa sadar telah menitikkan air mata.“Perdana Menteri Liu benar, pahlawan sejati tidak butuh tanda jasa, tapi sebuah hati yang besar. Kau beruntung telah mewarisinya dari ayahmu,” sambung Jenderal Besar Li Guzhou.Tangis di mata Jenderal Hu Qiqiang semakin deras.“Terima kasih telah menceritakannya, jika tidak aku akan terus menganggap Ayahku pengkhianat busuk.”“Anak orang besar tak boleh secengeng itu,” goda Jenderal We
Pagar sedang berdiri kokoh. Warnanya yang putih membuatnya tidak tampak seperti benteng. Bendera naga berkibar kencang di atasnya.Di depan pintu gerbang masuk rumah itu dijaga beberapa prajurit kerajaan. Mereka mengenakan pakaian besi ringan, tidak seperti pakaian besi untuk berperang.Seperti halnya rumah-rumah menteri lainnya, selalu ada keamanan ketat yang menjaganya, demikian pula dengan Menteri Keadilan Li Weiyuan.Walaupun jika dibandingkan dengan kediaman menteri lainnya, keamanan di rumah Li Weiyuan masih terbilang longgar.Beberapa saat yang lalu, seorang kurir tiba dari Taiyuan. Mereka membawa sebuah surat penting yang dikirimkan oleh Tai bersaudara dari Dali.Setelah menerima surat itu, muka Jenderal Besar Li Guzhou mendadak berubah cemas. Seketika dia mondar-mandir seperti seseorang yang telah kehilangan arah.Sepupunya, Menteri Keadilan Li Weiyuan tampak bingung melihat tingkah aneh Li Guzhou. Demikian pula dengan anaknya, Jend
Park Wan dan dua bawahannya tertegun, terutama Park Wan. Dia tidak percaya ilmu tertinggi Sekte Gunung Es tidak berarti apa-apa bagi Chiu Kang. Bahkan gabungan tenaga dalam mereka bertiga hilang begitu saja.Setelah berhasil mengendalikan tenaga dalamnya, Chiu Kang berjalan menghampiri Park Wan.“Kau baik-baik saja?” tanya Chiu Kang.“Ilmu silat Ketua Kang memang luar biasa. Aku mengaku kalah,” ujar Park Wan.Sementara Son Kam Jeu dan Son Hyeun In masih terlihat tidak terima, tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa.“Aku masih harus banyak belajar,” ucap Chiu Kang sembari mengulurkan tangan membantu Park Wan berdiri.“Terima kasih,” kata Park Wan setelah berdiri.Chiu Kang tersenyum.“Aku akan menyelamatkan Son Ca Gang,” kata Chiu Kang tiba-tiba.Park Wan, Son Kam Jeu dan Son Hyeun In terkejut mendengar ucapan Chiu Kang. Tidak terkecuali dengan para bawahannya di Perkumpulan Pendekar Song.“Ketua Kang! Kau tidak bisa melakukannya,” ujar Xiao Bojing.“Benar, Ketua Kang,” ujar para ketua
Setelah cukup lama Chiu Kang berada dalam posisi ini, lalu dia mengubah telapak tangannya yang terbuka menjadi mengepal.Dia tarik sedikit mundur kedua telapak tangannya, lalu memukulkannya sekuat tenaga. Jurus yang dikeluarkannya saat ini adalah jurus Pukulan Tanah Hampa milik ayahnya.Wusshh...Park Wan terdorong ke atas sehingga dia harus bersalto beberapa kali untuk mengendalikan tenaga dalamnya. Sedangkan Son Hyeun In terdorong jatuh di atas tanah karena tidak mampu menahan serangan Chiu Kang.Lalu Chiu Kang mendaratkan kakinya di atas tanah dengan kedua tangan bergerak mengendalikan tenaga dalamnya.“Kau memang hebat, Ketua Kang,” ucap Park Wan yang sudah berdiri di atas tanah.Dia membantu Son Kam Jeu dan Son Hyeun In bangun.“Apa tuan-tuan masih ingin memaksamu?” tanya Chiu Kang.“Tidak ada cara lain untuk menyembuhkan Kakak Gang selain membawamu ke sana,” kata Park Wan.
Setelah mengeluarkan jurus Pedang Es Putih, Park Wan menangkis semua serangan pedang He Jinhai dengan tangan telanjang, tapi karena tangan tersebut dibalut tenaga dalam es yang luar biasa, membuatnya lebih keras dari baja.Lalu kemudian Park Wan mulai menyerang He Jinhai dengan lebih serius.He Jinhai seketika terkejut. Dia tidak siap menghadapi serangan yang sangat cepat dari segala arah bagian tubuhnya. Kali ini He Jinhai benar-benar terdesak. Ilmu Pedang Es Putih milik Park Wan berhasil mengungguli jurus Pedang Hujan Badai.Traang...Pedang He Jinhai jatuh terkena sabetan tangan Park Wan. He Jinhai terdesak beberapa langkah ke belakang untuk menghindari serangan Park Wan.Melihat gurunya berada dalam bahaya, Hong Chuntao masuk ke dalam pertempuran, tapi dia juga tak banyak membantu. Bahkan hanya beberapa jurus, dia sudah terkena pukulan hebat dan terpental jauh.Lalu secara bergantian masuk Yang Mingyu, Chan Juan dan terakhir Ho Fengge. Dengan keterlibatan mereka, pertempuran menja
“Pergi ke Song rasanya tidak mungkin. Di sana terlalu banyak orang-orang Pangeran Zhao You,” kata Tai Niu Xin.“Kita harus membawanya ke sebuah tempat di mana Pangeran Zhao You tidak punya banyak pengaruh,” Bu Liak mengajukan saran.“Adik Keempat benar, kita harus melakukannya,” sambung Bu Sengku, saudara kedua dari Empat Pendekar Wangi.Miao Yin Feng dan lainnya manggut-manggut.Lalu tiba-tiba Tai Kun Lun angkat bicara: “Ke Liao. Di sana Pangeran Zhao You tidak mempunyai kekuasaan.”“Masalahnya, di mana kita akan tinggal di sana?” tanya Jin Su Yu.“Ya, itu masalahnya,” Bu Peng membenarkan.“Kalian tak usah khawatir. Di Liao kita bisa minta bantuan Hu Chen Wu, saudara kandung Jenderal Hu Hongyin,” ucap Tai Kun Lun.“Apa dia bisa dipercaya?” tanya Bu Huang.Tai Kun Lun tersenyum.“Dia adalah seorang Jenderal Song,