Share

Menghukum He Jinhai

Author: Afzah Nujati
last update Last Updated: 2024-11-07 16:07:51

“Paman Guru, bagaimana murid membuktikannya?” He Jinhai butuh penjelasan.

“Tetua Heng, aku yakin ada dalang di balik semua ini, tapi bukan Ketua He,” Ketua Jian Jun membela He Jinhai.

“Paman Guru, kakak pertama tak mungkin melakukan hal serendah itu,” ujar Xiao Dan, adik kedua He Jinhai.

“Benar. Paman Guru harus mempertimbangkannya kembali,” ucap Xue Xin dan Chao Dong hampir bersamaan sembari berlutut di depan Heng Tingfeng dan Quan Shirong.

“Tolong Kakek guru pertimbangkan kembali,” semua murid He Jinhai berlutut di depannya.

Dalam tradisi Mufu, para sesepuh memiliki hak untuk menghukum murid-murid Mufu yang melenceng dan melakukan kejahatan.

Dalam kasus He Jinhai, maka Heng Tingfeng dan Quan Shirong yang harus melakukannya.

Untuk sesaat Heng Tingfeng dan Quan Shirong diam melihat semua murid bersujud di depannya.

“Tetua Heng, jika kau benar-benar ingin menegakkan hukum, kau harus membunuh si brengsek He Jinhai. Atas perintahnya murid-murid Mufu telah memenggal kepala kakak seperguru
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
semakin seru
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pangeran Pendekar Terasing   Heng Tingfeng Melawan Chiu Kang

    Heng Tingfeng terlihat marah, karena pengganggu dianggap merusak peraturan Mufu. Dia termasuk orang yang sangat membenci orang-orang yang melecehkan hukum Mufu.“Ketua Kang! Ketua Kang!” ucap semua orang setelah melihat sosok tampan yang membawa He Jinhai.“Kau baik-baik saja?” tanya Chiu Kang.“Ketua Kang, kau tidak boleh mencampuri urusan internal perguruan kami. Bukankah itu merupakan salah satu hukum di Perkumpulan Pendekar Song yang telah disepakati?” ujar He Jinhai.“Aku tahu, tapi aku tak bisa membiarkan Ketua He mati begitu saja,” jawabnya.“Anak muda, kau telah berani mengganggu urusan dalam Perguruan Mufu. Untuk kesalahan ini, kau harus mati,” ujar Heng Tingfeng.“Hahahaha,” Chiu Kang tertawa terbahak-bahak. “Aku kemari tidak untuk mengganggu, tapi membantumu untuk tidak berbuat salah,” katanya dengan gaya urakan.“Rupanya Gurumu tidak mengajarimu dengan baik. Aku yakin, dia hanya seorang begundal jalanan,” hina Heng Tingfeng.Mata Chiu Kang merah. Wajahnya menyiratkan kemar

    Last Updated : 2024-11-08
  • Pangeran Pendekar Terasing   Chiu Kang dan Feng Huizhong di Perguruan Mufu

    Mereka berdua sangat ketakutan melihat Feng Huizhong melangkah ke depan. Tubuh mereka semakin gemetar hebat.Kemudian Feng Huizhong berjongkok dan mengelus rambut Chiu Kang dengan penuh kelembutan.“Berdirilah, Muridku,” perintahnya.Chiu Kang berdiri berhadapan dengan gurunya. Matanya berkaca-kaca penuh keharuan. Dia pun memeluk Feng Huizhong dengan erat.“Anak bodoh. Sudah kubilang kita akan bertemu lagi,” katanya sambil membelai rambut Chiu Kang.Di sekitarnya tidak ada seorang pun yang berani mengangkat kepala mereka. Semuanya berlutut dan bersujud.“Guru, bagaimana kesehatan Guru?”“Kau tak usah khawatir. Guru tak akan mati secepat itu,” Feng Huizhong tersenyum. “Bagaimana denganmu?” Feng Huizhong balik bertanya.Di antara begitu banyak orang, hanya mereka berdua yang berdiri, yang lainnya masih bersujud dengan tubuh bergetar.“Aku baik-baik saja. Setiap hari aku selalu merindukan Guru.”“Hidup itu seperti air, biarlah terus mengalir. Ada cinta, ada pula rindu, semuanya berjalan

    Last Updated : 2024-11-08
  • Pangeran Pendekar Terasing   Kitab Sakti Sebelas Jari

    Ledakan terjadi di mana-mana, bahkan hampir meruntuhkan satu tebing kecil di tepi Ibukota Bianjing.Dengan gerakan silat yang memukau, kedua pemuda itu saling serang tiada akhir. Telah lebih setengah hari mereka bertempur habis-habisan, tapi tak seorang pun yang terluka, apalagi kalah dan keluar sebagai pemenang.Ilmu silat mereka berdua benar-benar seimbang, seakan tiada kelebihan dan kekurangan sedikit pun, benar-benar sama.Dalam radius dua ratus kaki, tak ada satu burung pun yang berani mendekati area itu. Mereka memilih terbang dan bermukim di tempat lain daripada di tempat yang menjadi arena pertempuran tanpa batas.Jurus-jurus hebat dikeluarkan oleh mereka berdua. Hanya anehnya, jurus mereka berdua tampak sama, tidak hanya tampak, tapi memang benar-benar sama. Begitu pun besarnya tenaga dalam yang mereka keluarkan, semuanya benar-benar sama.Zhao Bingwen mengubah gerakan kakinya lebih ke atas, sementara Zhao Nianzu menekuk sedikit lengan kanannya. Mereka mulai bersiap saling se

    Last Updated : 2024-11-09
  • Pangeran Pendekar Terasing   Perguruan Mufu yang Kembali Tenang

    Chiu Kang berhenti memandang mereka berdua.“Menungguku?”“Beenaaar, Paman Guru. Kaami telaah melakukan dosa pada Paman Guru,” meski sempat terbata-bata, perlahan-lahan Quan Shirong dapat berbicara dengan lancar.“Aku telah memaafkan kalian,” ujar Chiu Kang. “Kalian berdirilah!” lanjutnya dengan perintah.Akan tetapi, mereka berdua masih tak bergerak sedikit pun. Tentu saja itu membuat Chiu Kang bingung. Sebab itu, dia menghentakkan kakinya keras ke atas tanah. Mukanya menjadi seram dan sorot matanya tajam.“Kalian sudah kurang ajar kepadaku satu kali, kali ini kalian mau mengulanginya lagi dengan tidak mematuhi perintahku!” bentak Chiu Kang keras.“Maaaf,” ucap mereka terbata-bata, tapi masih tak bergerak untuk berdiri.Lalu Chiu Kang mengibaskan tangan kirinya ke arah pohon besar di sudut sana.Bulgh..............Pohon besar itu jatuh ter

    Last Updated : 2024-11-09
  • Pangeran Pendekar Terasing   Pembantaian Sekte dan Perguruan

    “Aku juga merasa beruntung datang tepat waktu.”Chiu Kang menghela nafas.“Maaf, Ketua Kang,” ucap Li Chongyang. “Kenapa aku tidak melihat Liwei bersama Ketua?”“Aku sengaja meninggalkannya di penginapan Chongqing. Tuan Li tak usah khawatir, dia baik-baik saja.”“Maaf telah menanyakannya, Ketua Kang,” Li Chongyang tertunduk.Chiu Kang tersenyum.“Kakek Guru, apa yang sedang dilakukan Paman Guru Heng dan Paman Guru Quan?” tanya He Jinhai.Saat ini suasana benar-benar sudah mencair.Chiu Kang kembali tersenyum.“Aku menyuruh mereka menghabiskan semua makanan yang ada di meja. Jika tidak, aku mengancam akan menghukum mereka,” katanya.He Jinhai terperanjat, tapi kemudian disusul oleh tawa para ketua dan orang-orang yang berada di tempat itu, termasuk saudara seperguruan He Jinhai dan murid-muridnya.“Aku paham maksud Ketua Kang,” ucap Jian Jun dengan tawa yang cukup keras.Kemudian mereka membicarakan banyak hal, khususnya mengenai kejadian yang menimpa Perguruan Mufu.Dalam beberapa bul

    Last Updated : 2024-11-10
  • Pangeran Pendekar Terasing   Penyerangan Kediaman Gui di

    “Ong Fei Yin?” ujarnya sekali lagi.“Hahaha, aku harap kau tak lari ketakutan,” ledek Ong Fei Yin.“Aku tak akan pernah lari menghadapimu. Mungkin kau yang seharusnya lari,” balasnya.“Paman Guru, biar aku yang menghadapinya,” seorang anak muda berusia dua puluh tiga tahun maju menyerang Gu Buchou.“Kau bukan lawannya,” Ong Fei Yin memperingatkan dengan wajah cemas.Tringg.....Tak mempedulikan peringatan Paman Gurunya, pemuda itu mulai menyerang. Dua pedang hebat pun berbenturan.Meski berusia masih sangat muda, anak itu berani mengadu nyawa dengan seseorang yang jauh lebih berpengalaman dan hebat daripada dirinya.Pemuda itu menggelombangkan serangannya dengan cepat. Sesaat kecerdasan anak itu membuat Gu Buchou bingung, tapi secepatnya dia dapat memahami arah mana yang akan diambil anak itu.Gu Buchou meloncat ke samping, kemudian ke kanan. Dia melaku

    Last Updated : 2024-11-10
  • Pangeran Pendekar Terasing   Pertemuan di Danau Liangzi

    Seperti hari-hari biasa, Hubei selalu ramai dengan pedagang, pengunjung dan pertunjukkan silat pinggir jalan.Hari ini, ketika rembulan hanya berwujud separuh, dan bintang-bintang menjadi tampak lebih bersinar dari biasanya, Delapan Ketua Utama Perkumpulan Pendekar Song berkumpul di Perguruan Danau Liangzi.Walaupun malam hari dan tidak mendapat pencahayaan yang cukup dari rembulan, Danau Liangzi masih tampak mengagumkan, apalagi di atas airnya yang jernih dapat dilihat rembulan dan bintang-bintang di langit.Seumpama cermin yang bening, Danau Liangzi seakan membuat lukisan di permukaan airnya. Ada lambai cabang pohon berdaun lebat bergoyang-goyang tergambar di atasnya, ditambah rembulan dan bintang-bintang yang memukau.Sehingga, permukaan air itu seperti kanvas bersih yang tidak berwarna putih, tapi kebeningan yang jernih. Dengan gelombangnya yang tidak besar, sesekali lukisan itu membuyar indah, tapi kembali lagi seperti semula.Semua orang yang melintasi Danau Liangzi menjadi terp

    Last Updated : 2024-11-11
  • Pangeran Pendekar Terasing   Park Wan Menuju Kekaisaran Song

    Awan gelap menutupi bangunan megah di Changbai. Tempat itu dipenuhi cairan salju yang telah memudar. Banyak pakaian yang terbuat dari kulit-kulit binatang tergantung di sana-sini.Anehnya, keadaan pakaian itu tidak teratur, tersebar dan seperti terbuang di mana-mana.Hujan es terus turun dengan pelan, membasahi tempat yang sudah dingin menjadi lebih dingin.Di musim-musim seperti ini, pepohonan tampak layu, meski mereka tidak mati. Hijaunya seakan pergi berlari, memilih bersembunyi dari kedinginan yang menyesakkan ini.Bangunan besar itu terlihat lengang, hanya ada beberapa orang berputar-putar mengenakan pakaian musim dingin.Akan tetapi, mereka sama sekali tidak memunguti baju-baju tebal yang berceceran di mana-mana. Mereka hanya melintas, bahkan tak memandangnya sekalipun.Beberapa hari ini, suasana Istana Es memang mencekam. Semua itu dikarenakan Son Ca Gang yang pulang dalam keadaan luka parah enam hari yang lalu.Lukanya yang te

    Last Updated : 2024-11-11

Latest chapter

  • Pangeran Pendekar Terasing   Akhir dari Sebuah Cerita

    Lalu dia menanggapi perkataan mereka dengan mengucapkan:“Baiklah. Tapi Perkumpulan Pendekar Song merupakan sesuatu yang merdeka, tidak terikat dengan Kekaisaran seperti para tentara. Kalian mempunyai hak penuh untuk melakukan apa pun yang kalian suka, asalkan tidak melanggar hukum dan mengganggu kehidupan rakyat Song yang berjalan dengan damai. Di samping itu, Kekaisaran tidak akan ikut campur lebih jauh dengan tindakan maupun sikap yang diambil Perkumpulan, meskipun Kaisar Song adalah Ketua Perkumpulan. Selain itu perintah kaisar tidak mutlak harus dipatuhi jika bertentangan dengan asas keadilan, dan kalian diperbolehkan untuk melawan. Aku mengeluarkan keputusan ini, karena takut kelak anak atau cucu-cucuku ada yang bertindak semena-mena terhadap rakyat. Karena itu, aku menghendaki Perkumpulan Pendekar Song sebagai penyeimbang yang bisa menjadi penilai antara kebaikan dan kejahatan!”Kata-kata Kaisar Song Yingzong yang cukup panjang itu membuat semua orang terperangah, khususnya para

  • Pangeran Pendekar Terasing   Kaisar yang Membuat Semua Orang Terkejut

    Air mata menetes deras di pipi Chiu Kang dan Zhao Rong.Kemudian Zhao Ming datang. Mereka bertiga akhirnya berpelukan dengan sangat erat, seperti orang tua yang lama tak bertemu anak-anaknya.Perasaan bahagia dan haru bercampur aduk di hati mereka. Setelah sekian lama terpisah, hidup dalam pelarian dan selalu bersembunyi, akhirnya mereka bisa bersama, memadu kasih dalam naungan rindu yang tak pernah berkarat.Kesedihan itu, benar-benar seumpama pelangi yang terpisah-pisah warnanya menjadi tujuh bagian dan tidak pernah kembali menyatu.Lalu tiba-tiba, di sebuah hari yang cerah, tujuh warna pelangi itu dapat kembali bersama, memberi keindahan yang tidak hanya dinantikan oleh manusia, tapi oleh dirinya sendiri.Orang-orang yang berada di sekitar mereka juga ikut menangis, terutama Jenderal Besar Li Guzhou dan orang-orang yang tahu betul kesukaran hidup yang pernah mereka bertiga alami.“Maafkan aku, Kakak,” bisik Zhao Rong lirih. “Hari itu aku telah berlaku kasar kepadamu,” tangis Zhao R

  • Pangeran Pendekar Terasing   Zhao Ming dan Zhao Rong Menjadi Sandera

    Yang Mingyu dan Wei Sun bergegas mengikat tangan dan kaki Pangeran Zhao You, Fu Gang dan Qi Renshu.“Bawa mereka ke depan ruang pertemuan,” perintahnya lagi.Di depan ruang pertemuan, meskipun sangat lebar, tapi memiliki atap yang dapat melindungi dari terik matahari. Atap itu dipenuhi tiang, memanjang sampai gerbang utama Istana Kaisar.“Liao akan menaklukkan kalian. Aku dengar mereka sudah melintasi Zhending,” ujar Pangeran Zhao You terbata-bata dengan darah kental di bibirnya. Meski dalam keadaan terluka parah, dia masih menampakkan kesombongannya.Chiu Kang tersenyum.“Kau tidak tahu apa-apa tentangku, sementara aku tahu semuanya tentangmu,” ujarnya.Dari samping ruang pertemuan, muncullah Zhao Bingwen, Zhao Nianzu, Zian Zhong dan beberapa tentara menyeret Zhao Ming, Zhao Rong, Tai Kun Lun dan beberapa orang lainnya.Chiu Kang melihat ke arah mereka dengan mata berkaca-kaca. Dia tak kuasa melihat darah memenuhi tubuh kedua adiknya.“Lepaskan Ayahku!” seru Zhao Bingwen. “Atau aku a

  • Pangeran Pendekar Terasing   Pertarungan Mematikan Chiu Kang dan Pangeran Zhao You

    Qi Renshu menyaksikan pertarungan itu dengan mata berkaca-kaca. Dia senang masih ada orang yang berhasil menguasai jurus tertinggi gurunya.Setelah berhasil menghindari Tinju Pengendali Angin milik Chiu Kang, Pangeran Zhao You balik menyerang dengan jurus Naga Menghantam Bumi. Dia mengubah bentuk tangannya seperti cakar, dan terus berusaha mencabik-cabik tubuh Chiu Kang.Setiap kali cabikan cakarnya meleset, bangunan istana di bawah mereka hancur cukup parah. Tapi Chiu Kang berhasil menangkis dan menghindari semua serangan mematikan dari Pangeran Zhao You.Mereka terus bertarung tanpa henti. Jurus demi jurus digunakan, tapi belum juga menemukan pemenanganya.Chiu Kang berkali-kali menghantamkan pukulannya dengan hawa semesta, tapi Pangeran Zhao You mampu menghindari dan menahannya.Ini pertama kalinya Chiu Kang menghadapi lawan yang sangat sulit dikalahkan. Setiap jurus dan tenaga dalamnya seakan-akan selalu gagal mengenainya.Begitu pun sebaliknya, Pangeran Zhao You merasa tidak bisa

  • Pangeran Pendekar Terasing   Chiu Kang vs Pangeran Zhao You

    Namun, Chiu Kang tidak menggubris ejekan tersebut. Dia harus melakukan sesuatu untuk mengulur waktu, dan salah satu caranya adalah melompat-lompat ke seluruh tempat seperti monyet kelaparan.Di sisi lain, Pangeran Zhao You berbisik kepada Zian Zhong dan kedua putranya. Agaknya dia memerintahkan sesuatu kepada mereka, karena setelah itu mereka bertiga pergi ke belakang.Melihat saudara-saudaranya terlibat pertempuran, Pangeran Zhao You tidak bisa tinggal diam. Akhirnya dia menyerang Kong Kuanyin dan lainnya dengan hebat, apalagi lima ratus tentara pengamannya telah banyak yang meregang nyawa di tangan Qi Peizhi, Wang Jiang, Kong Kuanyin dan pendekar-pendekar lainnya.Pangeran itu mengamuk, menghantam siapa saja yang menjadi penghalang di jalannya.“Kakak Ketiga!” teriak Yang Mingyu setelah melihat Hong Chuntao muntah darah dan mati terkena pukulan Pangeran Zhao You.Gu Buchou dan Duan Fang You yang masih dalam keadaan lemah pun turut bertarung dengan hebat. Setelah tali yang melilit di

  • Pangeran Pendekar Terasing   Jurus Pedang Sembilan

    Pangeran Zhao You menuding Chiu Kang dengan mata merah karena marah.“Bunuh seluruh keluarga si brengsek itu!” perintahnya.“Ketua Kang, apa yang harus kita lakukan?” tanya Jian Jun, Ketua Perguruan Jingshan.Chiu Kang diam. Kemudian dia menatap Tie Butong dan orang-orang yang berada di bawah pengaruhnya dengan pekat.Sreeet... sreettt...Ikatan Tuan Chao, Nyonya Chao dan Chao Chengping terlepas seketika. Rupanya Tie Butoang, Kam bersaudara dan lainnya mengerti arti tatapan Chiu Kang.“Bawa mereka jauh-jauh dari sini!” teriak Chiu Kang sembari menerjang ke depan mencegah orang-orang Pangeran Zhao You mengejar mereka.Pangeran Zhao You marah.“Kalian telah mengkhianatiku! Bunuh mereka semua!”Liu Sing Ming dan Fu Gang langsung bergerak hendak menyerang Tie Butong, Kam bersaudara dan lainnya yang telah membebaskan keluarga angkat Chiu Kang.Namun, dengan sigap Chiu Kang menghalangi mereka berdua. Terjadilah pertarungan hebat.Fu Gang menghantamkan pukulan kanannya ke dada Chiu Kang, sem

  • Pangeran Pendekar Terasing   Berhadapan dengan Pangeran Zhao You

    Pangeran Zhao You marah. Dia berdiri dari tempat duduknya.“Aku akan mencincangmu jika sehelai rambut putraku hilang. Bawa mereka semua kemari!” perintahnya.Dari samping ruangan besar itu, para prajurit menyeret beberapa tahanan dengan tanpa belas kasihan.Melihat wajah para tahanan itu membuat wajah Chiu Kang memerah marah. Matanya berair karena alasan tertentu.“Ibu?” kata Chiu Kang dengan bibir bergetar.Wanita itu memandang Chiu Kang dengan mata basah. Wajah wanita itu dipenuhi dengan kotoran. Tubuhnya tercabik bekas cambuk besar mengenainya.“Kang-er?” gumam wanita itu pelan.Chiu Kang sangat marah melihat keadaan Nyonya Chao yang sangat buruk dan dipenuhi luka.“Kalian salah! Dia bukan anakku!” teriak Nyonya Chao.Kemudian Chiu Kang mengalihkan pandangannya. Dia melihat laki-laki tua dengan keadaan jauh lebih mengenaskan dari Nyonya Chao. Di samping laki-laki itu ada seorang gadis muda dengan tatap yang tak henti-henti memandang wajah Chiu Kang.“Ayah? Adik?” gumamnya dengan bi

  • Pangeran Pendekar Terasing   Peperangan di Bianjing

    “Aku juga ingin Ketua Kong, Ketua He, Ketua Jia, Ketua Jun, Ketua Bojing dan beberapa pendekar yang bersedia untuk mengikutiku menyerang Istana Kaisar,” kata Chiu Kang. “Dan jangan lupa, bawa kedua putra Pangeran Zhao Yaou juga,” lanjutnya.“Apakah kita akan langsung menyerang istana Kaisar sekarang?” tanya Kong Kuanyin.Chiu Kang menggeleng.“Tidak. Kita harus menunggu satu dari tiga pintu gerbang Benteng Bianjing terbuka.”Selain mereka, para ketua seperti Ong Fei Yin, Ye Tao, Cao Ehuang, Lin Qiao, Lin Yao, Shu Shaiming, dan beberapa lainnya bertugas memimpin para pendekar menghancurkan pintu gerbang Benteng Bianjing.Sementara Heng Tingfeng dan Quan Shirong diberi tugas khusus untuk memimpin para pendekar membuka pintu gerbang Benteng Selatan oleh Chiu Kang.“Kita harus menunggu sekarang,” ujar Chiu Kang dengan kedua tangan mengepal.Pemuda itu memandang langit yang biru laut di atas sana. Dia terdiam dengan wajah dipenuhi keringat cemas. Bagaimana pun juga, rasa takut sangat kuat

  • Pangeran Pendekar Terasing   Pengepungan Bianjing

    “Kalian berdua tunggu di sini, aku akan menyelinap keluar Bianjing,” ujar Kaisar Song Yingzong.“Bukankah itu terlalu berbahaya, Yang Mulia?” tanya Yang Mingyu.“Kalian tak usah khawatir, aku tahu apa yang sedang kulakukan,” kata Kaisar Song Yingzong. “Kalian berdua tunggulah di sini, aku akan segera kembali,” lanjutnya.Kedua jenderal muda itu berlutut dan menganggukkan kepalanya.“Semoga Yang Mulia Kaisar panjang umur,” ucap mereka bersamaan.Gelapnya malam sedikit memberi ruang bagi Chiu Kang untuk keluar dari Bianjing. Saat membawa kakeknya, Kaisar Song Renzong ke Daming, dia diberitahu bahwa ada sebuah jalur rahasia dari dalam istana untuk keluar benteng tanpa diketahui.Jalur itu hanya cukup untuk satu orang, karena luasnya yang tidak besar. Jalur itu berada di bawah tanah, semacam gua buatan yang khusus dibuat untuk keselamatan Kaisar jika ada bahaya.Chiu Kang menyelinap memasuki Istana Kaisar yang besar. Dia melihat para penjaga sedang berdiri siaga, ada juga yang mondar-mand

DMCA.com Protection Status