All Chapters of Turun Ranjang: Dikhianati Suami, Dimanjakan Adik Ipar : Chapter 61 - Chapter 70

119 Chapters

Keberhasilan Bisma

Malam Kian beranjak semakin larut. Hawa dingin di luar sana tak membuat Bisma beranjak, dia lebih menyukai keindahan malam dengan kelingan bintang, dari tempatnya berpijak. Sesekali dia menghisap bungkusan tembakau yang akan sedikit bisa menghalau udara dingin yang ia rasa."Aku mau." tutur Nimas dengan wajah condong ke depan serta pancaran mata yang begitu bersinar, saat Bisma melamarnya hari itu. Membuat Bisma gemas ingin mencubitnya.Bisma tertawa ketika mengingat ucapan manja dari Nimas. Dia sudah terlanjur menjatuhkan hatinya kepada perempuan itu. Berharap waktu akan cepat berlalu.Menanti hari dimana dia akan kembali dan segera akan mengajukan berkas pernikahannya. Untuk mengikat perempuan yang pernah menjadi Kaka iparnya itu.Kembali Bisma menerawang jauh, baru dua minggu dia meninggalkan dua perempuan yang menjadi tujuannya dimasa depan. Namun, rasa rindu sudah menggerogoti hatinya begitu dalam.Sampai detik ini belum ada komunikasi diantara mereka selama Bisma bertugas.Misi
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Penculikan

"Bunda maafkan saya, saya tidak bermaksud untuk membuat Bunda kecewa. Namun, sebelumnya saya sudah menerima lamaran Bisma." dari pada berkhianat, Nimas memilih mengambil resiko."Bisma melamar Nimas untuk dijadikan istri?" dapat Nimas lihat gurat terkejut dari wajah cantik wanita itu."Maafkan Nimas membuat Bunda Zoe kecewa."Zoe berlari dan segera memeluk Nimas. Zoe sangat menyayangi Nimas. Begitu juga dengan Bisma, kasih sayangnya kadang lebih tercurahkan kepada Bisma daripada Yudhistira."Jangan berkata seperti itu, Nimas. Itu justru melukai perasaan Bunda. Bisma juga anak kami, kamu tidak perlu merasa bersalah.""Tapi Bang Tira?" tanya Nimas melihat pria yang kini menyeringai kearahnya."Yudhistira urusan kami berdua. Dia harus menerima itu semua. Dia harus berlapang dada."Yudhistira bisa menutupi rasa kecewanya dengan sempurna, dari awal dia menyadari jika Nimas tidak akan pernah mau diajak kerja sama. Dan dugaannya benar.Yudhistira mengikuti kemauan bundanya untuk segera berto
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Ikat pinggang

"Jangan bocorkan hal ini pada siapapun, terlebih pada Bunda. Saya tidak mau membuatnya bersedih." Nimas menatap lekat pria dihadapannya. Percuma dia memberontak. Yudhistira bisa lepas kendali jika sampai dia kembali memercik emosinya. Demi Tuhan luka-luka ditubuhnya masih basah.Jikapun Nimas ingin melawan lelaki itu, ia hanya bisa melakukannya dengan angan, tanpa bisa dia wujudkan karena jika sampai salah bicara nyawa Vanilla dan dirinya akan terancam."Kalau begitu, kita cari dokter di luar negeri." saran Nimas.Nimas tersentak ketika tiba-tiba Yudhistira berdiri dan gegas menghubungi seseorang. Nimas hanya diam memperhatikan pria itu terlihat begitu serius bicara dengan seseorang di sebrang sana.Lama Yudhistira bicara dengan orang di telepon, tetapi hal tak terduga tiba-tiba mengejutkan Nimas. Masih di tempatnya saat ini perempuan itu melihat Yudhistira membanting ponsel pintarnya sendiri hingga membentur dinding kamar. Pecahannya berhamburan di sekitar lantai. Tak hanya itu, p
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

titik terang

Hati Bisma seperti tercabik.Jangan lagi. Tolong. Jangan kedua kalinya dia pulang tugas harus dapat kenyataan buruk. Bisma merintih dalam hati."Kenapa Nimas dan Vanilla. Kenapa?" Desak Bisma menjarahkan tatapannya kepada satpam, Bu Jihan dan juga Genta."Nimas hilang, Mas. Tidak ada yang tau apa yang terjadi. karena motornya juga masih berada di teras." jelas Genta pada Bisma.Bisma tertawa getir sesaat, sebelum berlari cepat memasuki rumah Nimas. Sebagai seorang Intel yang memiliki keahlian diambil dengan tes khusus, Bisma mulai menjalankan perannya. Pekerjaan Intel itu seperti panca indra. Jadi apa yang dia lihat, dia dengar, dia cium dan dia rasa itu dikirim ke otak secepat-cepatnya.Barang-barang Nimas dan Vanilla masih utuh. Segala kartu identitas bahkan ponsel Nimas yang kehabisan daya masih berada di kamar perempuan itu.Nimas tidak di rampok, keadaan rumah tidak menunjukkan tanda-tanda itu. Tetapi Bisma bisa memastikan jika Nimas hilang sudah lebih dari dua puluh empat jam.P
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Menemukan Nimas

"Woeee!!?"Suara nyaring dari dalam sudah Bisma perhitungkan.Dua manusia yang saling baku tindih, didalam ruangan mewah itu begitu marah dan terkejut aktivitasnya di ganggu.Wajah Bisma tidak menunjukkan rasa takut, tapi lebih ke rasa kecewa karena kamar yang dia geledah diisi orang yang tak sesuai dari data tamu.Namun begitu Bisma tidak menunjukkan rasa bersalah, dia segera meminta pada timnya untuk meringkus keduanya.Dua orang itu di interogasi. Yang tadinya pria itu begitu berani kini tampak menciut dihadapan Bisma yang tegas dan berwibawa."Ampun, Pak. Saya hanya disuruh untuk menempati kamar hotel ini bersama dengan istri oleh orang yang kini berada di rumah kami." dengan gemetar pria itu mengatakan alasannya berada di hotel ini.Istri pria tersebut bahkan terus menangis.Dari pasangan suami istri itu Bisma bisa tahu jika Yudhistira telah menggunakan kekuasaannya untuk menekan orang.Sosok lembut dan pendiam yang selama ini Yudhistira tampilkan, rupanya hanya topeng belaka.Bi
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Terbongkar

Bisma dibantu pihak kepolisian setempat segera membawa Nimas dan Vanilla menuju mobil."Nimas, Demi Allah tolong tetap buka matamu," lirih Bisma seperti sedang membujuk kekasih hatinya.Perhatian Bisma terbagi dua, satu untuk kekasih hatinya satu untuk Vanilla yang terus nangis memanggil nama Nimas.Sesampainya di rumah sakit dokter segera melakukan pertolongan pertama untuk pasien yang hilang kesadaran.Di atas brankar beralaskan sprei putih dan ditemani beberapa alat kesehatan, di sanalah kini Nimas berbaring dengan mata tertutup.Salah seorang perawat berjalan mendatangi Bisma yang menunggu di depan ruang IGD bersama dengan polisi lainnya.Perawat itu berkata bahwa Nimas dalam kondisi baik-baik saja, pasien pingsan karena kelelahan dan tekanan darah rendah. Perawat juga mengatakan bahwa beberapa jahitan di punggung Nimas terbuka, lukanya yang belum kering kembali terluka karena kembali mendapatkan kekerasan.Mendengar hal itu, emosi Bisma meledak.Seorang polisi meremas pundak Bism
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Siapa yang curang

Bisma berdiri dengan sikap tegak di hadapan komandan tertingginya.Wajahnya baru saja mendapatkan satu tamparan keras karena secara terang-terangan menolak dan membantah perintah pemimpin.Namun, meskipun begitu Bisma tidak akan gentar ataupun kalah, apalagi manut dengan perintah.Bisma berpegang teguh pada kebenaran. Dia akan melawan kejahatan, biar kebenaran yang akan membantunya."Kerjakan perintah saya, AKP Bisma!" bentak komandan tersebut dengan suara lantang."Tidak akan!" tolak Bisma lugas."Belagu kau mentang-mentang baru dapat penghargaan naik jabatan? Sombong kau karena pangkatmu naik sekarang? Komandan Bisma terdengar nyinyir. Pundak Bisma bahkan dipukul tapi dia tetap bergeming."Jalani perintah saya atau saya akan membuatmu di demosi 1 tahun?" Ancam atasan Bisma.Bisma meneguk air liur. Dia menatap tegas komandan yang kini dianggap sebagai lawan."Silakan, saya tidak takut, Komandan. Bagi saya, kebenaran harus tetap ditegakkan.""Kamu tahu siapa yang kamu lawan? Yudhistir
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Setuju menikah

"Aku sudah pasrah jika aku harus mati di tangannya. Aku pikir kamu nggak akan pernah datang." lirih Nimas masih dalam dekapan hangat Bisma. "Awalnya aku ingin berikan kamu kejutan, tapi nyatanya malah aku yang terkejut." timpal Bisma sambil terkekeh."Terimakasih sudah tolongin aku, saat aku membuka mata dan menemukan Vanilla berada di pelukanku, itu hadiah yang tak ternilai."Nimas tidak tahu, bagaimana hancur berkepingnya hari Bisma melihat luka-luka ditubuhnya akibat Yudhistira."Aku akan lakukan apapun untuk calon istri dan anakku." jawab Bisma getir mengingat keadaan Nimas sebelumnya."Maaf selalu membuatmu repot," Nimas kembali memeluk tubuh Bisma."Nggak mau. Aku nggak mau maafin sebelum kamu jadi istriku." Nimas menyunggingkan senyum manis. Dibalik punggung Nimas Bisma meneteskan air mata."Ini kenapa nangis?" ledek Nimas."Kangen, sayang." Bisma sedang memperlihatkan sisi anak kecilnya kepada perempuan yang sangat dia cintai dan dia rindukan.Tanpa jarum infus Nimas leluasa
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Cemburu

"Sungguh?" tanya Bisma semakin mengeratkan pelukannya. Bisma seperti tidak rela berpisah dengan Nimas. Nimas hanya bergumam guna menjawab tanya Bisma. "Pelukanmu ada apanya sih? Begitu hangat dan nyaman."Pertanyaan Bisma kembali membuat Nimas tertawa kecil. Sepertinya kebahagiaan yang dirasa saat ini membuatnya mudah tertawa. "Aku pasang pemanas di sana.""Hemm, pantasan. Bisa bikin hatiku panas juga." kembali Bisma mengeratkan dekapannya pada tubuh Nimas lalu memejamkan mata."Mas harus memaafkan Bang Tira. Dia itu perlu dampingan " Bisma mengerucutkan bibirnya dengan mata yang masih terpejam."Nanti." Bisma hanya menjawab singkat. Matanya masih terus terpejam. Hal itu membuat Nimas menduga kalau dia sedang mengantuk."Udah dong Mas meluknya, aku nggak bakal kemana-mana, sini tidur di samping aku. Malu nanti dilihat sama Bu Surti dan Vanilla" Gurau Nimas, dia sadar Bisma pasti letih."Masih mau sama kamu," rajuknya manja.Nimas tertawa kecil melihatnya. "Ini beneran AKP Bisma yan
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Tidak setuju

30 menit kemudian, meja makan di rumah Nimas sudah penuh dengan makanan hasil masakan Nimas dan Bu Surti."Wah..! Ini semua hasil masakan kamu?" tanya Bisma.Bu Surti mengangguk sambil berdiri di samping meja makan "Di cicipi Mas, dijamin ketagihan!""Ibu dan Nimas nggak ikut makan?" tanya Bisma saat Nimas dan Bu Surti nasih berdiri di samping meja."Badanku masih bau asap. Aku mau mandi dulu." Kata Nimas sambil mengendus tubuhnya sendiri."Aku tunggu kamu aja.""Eh, kamu langsung makan aja!"Tapi Bisma malah meninggalkan meja makan dan mengikuti langkah Nimas masuk kembali ke dalam kamar. Meninggalkan Bu Surti yang mengulum senyum.Bisma tertawa kecil menatap wajah Nimas."Mau dimandiin?" goda Bisma."Apaan, sih?" sahut Nimas sambil membalikkan tubuhnya kembali menatap lemari pakaian dengan pipi menghangat.Bisma tersenyum dengan Bibir bawahnya yang tergigit dan memainkan alisnya. Kemudian, ia melangkah santai masuk ke dalam kamar Vanilla sambil bersenandung.Sementara Nimas keluar
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status