Semua Bab Jejak di Antara Kita: Bab 21 - Bab 30

45 Bab

MENAPAK JALAN BARU

Kaira memandang kosong meja kayu di toko bunganya. Hari-hari terasa berjalan lambat sejak Adrian menghilang tanpa penjelasan. Sudah seminggu berlalu, tetapi pesan-pesan dan teleponnya tidak pernah berbalas. Satu-satunya yang ia tahu hanyalah sebuah pesan singkat yang Adrian tinggalkan di mejanya beberapa hari lalu:"Kaira, maafkan aku. Aku butuh waktu untuk sendiri. Jangan cari aku."Kalimat itu terus terngiang di benaknya. Tidak ada penjelasan, tidak ada alasan yang jelas. Hanya rasa kosong yang menyakitkan. Ia mencoba mengingat kembali percakapan terakhir mereka, mencari tanda-tanda apa yang salah. Namun, Adrian terlihat biasa saja, meski belakangan memang ia sering terlihat gelisah dan sulit diajak berbicara terbuka.“Kaira, kamu baik-baik saja?” suara Renata, sahabat sekaligus rekan kerja Kaira, memecah lamunan.Kaira tersentak, lalu mengangguk pelan. “Aku baik-baik saja,” jawabnya singkat. Tapi Renata tahu itu tidak benar.“Ini tentang Adrian, kan?” Renata duduk di sampingnya, me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

LANGKAH BARU - HATI BARU

memberikan kejelasan yang ia butuhkan, meskipun rasa sakitnya masih ada. Ia sadar bahwa hidupnya tidak bisa terus terjebak di masa lalu. Ada seseorang yang selama ini hadir di sisinya, mencintainya dengan tulus tanpa syarat—Ezra.Saat membuka toko bunga, suara lonceng pintu berbunyi. Kaira mendongak dan melihat Ezra masuk dengan membawa kotak kecil berwarna biru di tangannya. Senyumnya yang hangat seperti sinar matahari pagi membuat Kaira seketika merasa lebih tenang."Selamat pagi, Kai," sapa Ezra ceria sambil meletakkan kotak itu di meja. "Aku bawakan sarapan. Kupikir kamu mungkin lupa makan karena sibuk."Kaira tersenyum lembut. "Terima kasih, Ezra. Kamu selalu perhatian.""Sudah tugas teman, kan?" Ezra mengangkat bahu sambil tersenyum kecil. Tapi ada sesuatu di matanya yang menyiratkan lebih dari sekadar 'teman.'Mereka duduk bersama di meja kecil di sudut toko, menikmati kopi dan roti isi yang dibawa Ezra. Obrolan mereka mengalir dengan mudah, seperti biasa. Ezra bercerita tentan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-13
Baca selengkapnya

Warna-Warni Festival Bunga

Sabtu pagi, Kaira berdiri di depan cermin, mengenakan gaun musim panas berwarna pastel dengan motif bunga kecil. Ia menggerai rambutnya dan memastikan riasannya terlihat natural. Hari ini terasa istimewa, dan ia ingin terlihat baik. Pukul sembilan pagi, bunyi bel pintu rumahnya membuat Kaira tersenyum. Ia tahu siapa yang datang.Ketika Kaira membuka pintu, Ezra berdiri di sana dengan senyumnya yang khas, mengenakan kemeja putih santai dan jeans. Di tangannya, ia membawa sebuah buket kecil bunga matahari."Untukmu," kata Ezra, menyerahkan buket itu.Kaira tertawa kecil, menerima buket tersebut. "Aku kan punya banyak bunga di toko, Ezra.""Tapi yang ini spesial. Aku memilihnya sendiri," balas Ezra sambil tersenyum lebar.Kaira menggeleng pelan, tetapi senyum manis tidak bisa disembunyikan dari wajahnya. "Terima kasih. Ayo, kita berangkat."Mereka berjalan menuju taman kota yang telah dihiasi dengan berbagai warna bunga. Udara pagi terasa segar, dan suara musik lembut mengalun dari pangg
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

Saat-Saat yang Menentukan

Beberapa hari setelah festival bunga, Kaira merasa dunianya mulai terasa lebih stabil. Hubungannya dengan Ezra berkembang secara alami—tidak ada tekanan, tidak ada tuntutan, hanya kenyamanan yang tumbuh dari kebersamaan mereka. Namun, ada sesuatu yang belum selesai dalam pikirannya: percakapannya dengan Adrian.Sore itu, Kaira duduk di beranda belakang rumahnya, memandangi langit yang mulai berubah warna menjadi jingga. Tumpukan dokumen toko bunga yang perlu diurus tergeletak di meja, tetapi pikirannya melayang-layang. Ia masih memikirkan apa yang dikatakan Adrian tentang perjuangannya dengan kesehatan mental dan traumanya.Ezra muncul di pintu, membawa dua cangkir teh hangat. "Kupikir kamu butuh ini," katanya sambil menyerahkan secangkir ke Kaira."Terima kasih," jawab Kaira sambil tersenyum kecil. Ia memandang Ezra yang duduk di sampingnya, lalu berkata, "Ezra, boleh aku tanya sesuatu?""Tentu. Apa pun," jawab Ezra dengan nada tenang."Kalau kamu punya kesempatan untuk memperbaiki s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-15
Baca selengkapnya

Awal Baru yang Berbeda

Hari-hari berlalu dengan cepat sejak malam di kebun bunga itu, dan hubungan Kaira dan Ezra semakin erat. Mereka saling melengkapi dengan cara yang sederhana namun penuh makna. Ezra mulai terbiasa menemani Kaira di toko bunganya, terkadang membantu merapikan rangkaian bunga atau sekadar menjadi pendengar setia cerita-cerita Kaira.Suatu pagi yang cerah, Kaira sedang sibuk menyusun bunga mawar merah untuk pesanan pelanggan ketika pintu toko terbuka, dan Ezra masuk dengan membawa dua cangkir kopi. "Aku pikir kamu butuh tambahan energi pagi ini," katanya sambil tersenyum.Kaira tersenyum lebar, menyambut kopi itu dengan senang hati. "Kamu benar-benar tahu cara membuat hariku lebih baik, Ez."Ezra tertawa kecil, menatap Kaira dengan penuh kehangatan. "Aku hanya ingin memastikan kamu tetap tersenyum, itu saja."Namun, di tengah kebahagiaan mereka, sesuatu yang tak terduga terjadi. Saat Kaira sedang bersiap menutup toko di sore hari, sebuah mobil berhenti di depan toko bunga. Adrian keluar d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-16
Baca selengkapnya

Warna-Warni Festival

Hari itu tiba lebih cepat dari yang Kaira kira. Festival Bunga Tahunan akhirnya digelar. Langit cerah, matahari bersinar hangat, dan aroma bunga-bunga segar memenuhi seluruh sudut kota. Lapangan utama sudah dihiasi dengan rangkaian bunga berwarna-warni, sebagian besar hasil tangan Kaira dan timnya.Ezra berjalan di samping Kaira, mengenakan kemeja putih sederhana dengan lengan tergulung. Sementara Kaira, dalam balutan dress pastel lembut dengan aksen renda, terlihat bersinar di tengah dekorasi yang ia buat.“Karya kamu luar biasa, Kai,” puji Ezra dengan tulus. “Lihat itu. Semua orang kagum.”Kaira menoleh ke arah kerumunan yang sibuk berfoto dan mengagumi rangkaian bunga yang ia desain. Ada kebanggaan di dalam hatinya, tetapi juga sedikit rasa gugup. Ini adalah langkah besar baginya, dan ia ingin segalanya berjalan sempurna.“Semoga mereka tidak kecewa,” jawabnya pelan.Ezra menggeleng sambil tersenyum, lalu menepuk bahu Kaira. “Percayalah, kamu sudah melakukan lebih dari cukup. Sekar
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bayangan Lama yang Kembali

Festival bunga telah usai, namun kehangatannya masih terasa di hati Kaira dan Ezra. Hari itu, keduanya memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama di taman kota yang mulai lengang setelah hiruk-pikuk festival. Mereka duduk di bangku kayu yang menghadap ke danau kecil, dikelilingi oleh bunga-bunga yang masih segar.“Lucu, ya. Kadang kita nggak sadar kalau hal-hal sederhana seperti ini bisa jadi momen yang paling berharga,” ujar Kaira sambil melemparkan senyuman kecil ke arah Ezra.Ezra mengangguk setuju. “Mungkin karena kita terlalu sibuk mengejar hal besar, sampai lupa kalau kebahagiaan ada di sekitar kita. Seperti sekarang.”Kaira menunduk, memainkan ujung jaketnya sambil tersenyum. Hatinya dipenuhi rasa nyaman yang tak bisa ia gambarkan. Ezra adalah sosok yang selalu membuatnya merasa tenang, tanpa tekanan.Namun, momen itu terganggu ketika ponsel Kaira berdering. Ia melihat layar dan menemukan nama yang tak asing. Adrian. Lagi.Ezra melihat perubahan ekspresi di wajah Kaira. “Kamu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-19
Baca selengkapnya

Awal Baru yang Cerah

Hari itu terasa berbeda bagi Kaira. Setelah pertemuannya dengan Adrian, ia merasa seolah-olah telah melepaskan beban besar yang selama ini menekan dadanya. Ia kini bisa benar-benar melangkah maju tanpa lagi dihantui bayang-bayang masa lalu.Ezra datang menjemput Kaira seperti biasa pagi itu, namun wajah Kaira tampak lebih cerah dari sebelumnya. Ia tersenyum lebar begitu melihat Ezra keluar dari mobil.“Pagi, Ez,” sapa Kaira ceria.Ezra memiringkan kepalanya sedikit, mencoba menebak perubahan mood Kaira. “Pagi juga, Kai. Kamu kelihatan... lebih segar hari ini. Ada kabar baik?”Kaira tertawa kecil. “Aku rasa, iya. Aku sudah menyelesaikan semuanya dengan Adrian. Dan aku merasa... bebas.”Ezra mengangguk pelan. Ia tidak ingin terlalu mengorek apa yang terjadi, tetapi ia lega melihat Kaira bahagia. “Itu kabar bagus. Jadi, apa rencana kita hari ini?”Kaira berpikir sejenak. “Aku ingin menghabiskan waktu yang menyenangkan, sesuatu yang ringan dan santai. Gimana kalau kita pergi ke taman? Aku
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-20
Baca selengkapnya

Pilihan di Persimpangan

Hari itu, udara terasa lebih berat dari biasanya bagi Kaira. Meski matahari bersinar terang, ada awan gelisah yang terus menggelayuti pikirannya. Ia tahu pertemuannya dengan Adrian adalah hal yang perlu ia selesaikan, tetapi ada perasaan bersalah yang tidak bisa ia abaikan. Ezra sudah memberinya kepercayaan penuh, dan Kaira tak ingin merusaknya.Di sudut lain kota, Adrian duduk di sebuah kafe kecil, menunggu dengan pandangan gelisah ke arah pintu. Pesan singkat Kaira telah ia terima semalam, dan sejak saat itu, pikirannya dipenuhi berbagai kemungkinan. Apakah Kaira benar-benar bahagia bersama Ezra? Apakah masih ada peluang baginya untuk memperbaiki semuanya?Ketika Kaira tiba, Adrian berdiri untuk menyambutnya. Senyumnya muncul sekilas, namun ada kegetiran di matanya yang tak bisa ia sembunyikan. Kaira hanya memberikan anggukan kecil sebelum duduk di kursi di depannya.“Kaira, terima kasih sudah mau datang,” kata Adrian dengan nada tulus.Kaira mengangguk pelan. “Katakan apa yang ingi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-21
Baca selengkapnya

Janji di Bawah Langit Berbintang

Kembang api mulai menghiasi langit malam, memancarkan warna-warni yang berkilauan. Ezra dan Kaira berdiri di tepian taman, sedikit menjauh dari keramaian. Dari tempat mereka berdiri, pemandangan kembang api terlihat sempurna, menghiasi langit di atas festival bunga yang kini mulai mereda.Kaira bersandar di bahu Ezra, tubuhnya rileks namun hatinya masih bergemuruh dengan berbagai emosi. Ada perasaan damai yang belum pernah ia rasakan sebelumnya, seolah-olah untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia benar-benar percaya bahwa semuanya akan baik-baik saja."Indah sekali," ucap Kaira, suaranya hampir tenggelam dalam bunyi letupan kembang api."Iya," jawab Ezra sambil memandang Kaira, bukan ke langit. "Tapi tidak seindah ini."Kaira menoleh, matanya bertemu dengan tatapan Ezra yang begitu dalam dan penuh ketulusan. Dia tersenyum, sedikit malu, tetapi hatinya menghangat oleh kata-kata itu."Ezra," panggil Kaira, suaranya lembut."Hmm?""Terima kasih sudah ada untukku," katanya. "Aku tahu, ak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-22
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status