All Chapters of Kak, Lihat Saja Kesuksesanku: Chapter 41 - Chapter 50

50 Chapters

Bab 41

Amarah yang membara melonjak di dalam hati Raffi."Jangan beri tahu aku siapa bajingan ini atau aku akan membunuhnya!"Raffi menahan amarah di dalam hatinya dan menatap Leticia yang penuh kesedihan."Kak Leticia, jangan khawatir, aku akan menjadikanmu artis paling memesona di dunia!"Raffi memberikan janji yang sangat serius.Leticia menepuk bahu Raffi."Bodoh, kalau kamu punya niat ini, aku sudah sangat senang."Jelas sekali, apa yang Raffi katakan terlalu sulit untuk dipercaya dan Leticia sama sekali tidak memercayainya.Raffi kembali membuat janji dengan wajah serius."Kak Leticia, aku serius. Beri aku sedikit waktu lagi dan aku akan menjadikanmu, Kak Jessy, Kak Karina, Kak Nelsa dan Kak Veronica wanita paling bahagia di dunia!""Aku akan mewujudkan keinginan kalian, membuat kalian bebas dari rasa khawatir dan berbahagia seumur hidup."Leticia merasa terhibur dengan tatapan serius Raffi."Dasar kamu ini. Oke, aku percaya padamu dan aku akan menunggu sampai kamu mewujudkan keinginank
Read more

Bab 42

Leticia merasa terhibur dengan ekspresi malu Raffi dan tertawa."Hahaha! Raffi malu!"Raffi tersipu dan menjelaskan, "Bukan, aku benar-benar belum memikirkan hal ini.""Kamu nggak pernah berpikir untuk tidur dengan salah satu dari kami atau ingin tidur dengan kami berlima?"Leticia meminum sisa vodka di gelas dalam satu tegukan, memegang bahu Raffi dan mendekatinya dengan terhuyung."Raffi, sekarang kamu pengusaha besar dan sudah dewasa."Leticia menepuk bahu Raffi."Pria harus lebih berani, jangan begitu penakut. Kalau menyukai seseorang, kamu harus mengatakannya dan melakukannya dengan berani!"Raffi membantu Leticia yang hampir kehilangan keseimbangan."Baiklah, aku akan mengatakannya dan melakukannya dengan berani, oke?"Leticia mengetuk hidung Raffi."Kamu yang bilang, ya. Kalau begitu katakan padaku, malam ini saat tidur kamu akan tidur sekamar denganku atau terpisah dariku?"Raffi terkejut dengan pertanyaan ini, "Kak Leticia, kamu mabuk.""Siapa bilang aku mabuk? Aku sadar, sada
Read more

Bab 43

Raffi tersenyum, kemudian meletakkan kontrak di meja makan dan mulai menikmati sarapan mewah yang disiapkan Leticia untuknya."Dok, dok dok! Dok, dok dok!"Ada ketukan keras di pintu kamar kelas atas.Tidak lama setelah itu, teriakan marah terdengar di luar pintu."Raffi! Dasar bajingan! Bukakan pintunya! Cepat buka!"Raffi mendengar ini adalah omelan marah Herman."Dok, dok dok! Dok, dok dok!"Ketukan di pintu terus berlanjut.Raffi hanya pura-pura tidak mendengar dan terus menyantap sarapannya perlahan."Reaksi orang ini begitu besar. Seharusnya tagihan pengisian bahan bakar kapal pesiar itu diserahkan kepadanya."Sambil memikirkan ini, Raffi perlahan menyesap susu.Ketukan di pintu terus berlanjut dan teriakan tidak pernah berhenti.Raffi baru bangun perlahan setelah kenyang, kemudian berjalan ke arah pintu dan membukanya.Detik berikutnya, Herman dengan wajah marah muncul di mata Raffi."Ternyata kamu! Kenapa kamu begitu marah?""Bisa-bisanya kamu nggak tahu kenapa aku marah!?"Her
Read more

Bab 44

"Kamu mengakuinya!"Wajah Herman pucat dan dia memelototi Raffi."Aku nggak punya dendam denganmu, kenapa kamu ingin mencelakaiku?""Kamu nggak punya dendam denganku? Heh!"Raffi mendengus dingin dan bertanya."Izinkan aku bertanya, siapa yang terus menarikku untuk berjudi? Siapa yang berkolusi dengan ahli judi untuk membuatku berjudi semakin besar di meja judi dan kalah semakin banyak?""Siapa yang membuat Kak Jessy berhutang pada rentenir cuma untuk membantuku melunasi utangku?"Raffi mengulurkan tangan dengan ganas dan menunjuk ke hidung Herman."Itu kamu!""Kamu membuat Kak Jessy nyaris bunuh diri! Kamu menyebabkan rantai modal perusahaan Kak Karina putus! Aku membuatmu menanggung utang lebih dari 14 miliar disebut setimpal!"Wajah Herman menjadi pucat ketika dia mendengar kata-kata Raffi, "Jadi, kamu tahu semua yang aku lakukan padamu!""Benar!" Raffi mengangguk.Raut wajah Herman menjadi ganas, "Aku akan bertanya sekali lagi, mau memberiku 45 miliar nggak?"Raffi berkata dengan n
Read more

Bab 45

"10 miliar ini ditambah biaya bahan bakar 14,6 miliar jadi 24,6 miliar.""Tuan Muda Raffi, kamu cuma memberiku 20 miliar, i ... ini nggak cukup! Kalau aku menandatangani kontrak ini, ayahku akan menghajarku sampai mati!"Tanah gudang yang dikatakan Herman adalah milik leluhur Keluarga Santos.Raffi tidak ragu mengeluarkan 20 miliar untuk mendapatkan sebidang tanah ini karena tahu nilai sebidang tanah ini akan meroket sepuluh kali lipat dalam sebulan berkat ingatan dari kehidupan masa lalunya.Sebulan kemudian, pemerintah Kota Lotus akan merilis rencana pengembangan kawasan bisnis Kota Diagon.Lahan gudang Keluarga Santos terletak di tengah lingkaran bisnis yang baru direncanakan, lokasi utama di antara lokasi utama.Selama Raffi memenangkan sebidang tanah ini lebih dulu, dia bisa mendapat untung sepuluh kali lipat tanpa melakukan apa pun."Aku nggak memaksamu untuk menandatangani kontrak. Kalau mau tanda tangan, silakan. Kalau nggak mau, lupakan saja."Raffi mengulurkan tangan untuk me
Read more

Bab 46

"Aku sudah memberitahumu caranya. Percaya atau nggak, itu terserah kamu."Raffi mengatakan ini dan berjalan menuju pintu keluar aula bisnis.Herman melihat sosok Raffi yang pergi dan merasa linglung."Kenapa aku merasa orang ini benar-benar berbeda dari sebelumnya?"Sebelumnya, Herman sibuk menjual kembali Walnara, hanya memikirkan bagaimana mendapatkan sejumlah uang dari penjualan kapal pesiar tersebut.Sekarang setelah semuanya beres, Herman menyadari Raffi bukan lagi petaruh bodoh.Raffi menipu Remon dan meyakinkan Yakob untuk menjual kembali kapal pesiar tersebut.Dari dua orang ini, yang satu adalah pria kejam yang telah mendominasi dunia bisnis Kota Lotus selama lebih dari 20 tahun dan yang lainnya adalah salah satu pewaris keluarga super Negara Hurlan.Menghadapi dua orang hebat seperti itu, Raffi mampu bertarung dua arah dan mengalahkan penipu tanpa hasil apa pun dengan mudah.Herman yakin meskipun sepuluh dari mereka bersatu, mereka tidak akan mampu mencapai prestasi ini.Yang
Read more

Bab 47

"Jessy, ternyata kamu punya adik yang tampan. Haha, kamu harus membawanya ke reuni kelas malam ini!"Raffi terlihat terkejut, "Kak, malam ini kamu akan menghadiri reuni kelas?"Jessy menganggukkan kepalanya, "Kami teman sekelas sudah lama nggak bertemu, jadi akhirnya malam ini kami bisa bertemu."Raffi mengambil alih percakapan sambil tersenyum, "Aduh, malam ini aku belum tahu mau makan apa. Kak Jessy, kalau nggak, aku akan mengambil sedikit risiko dan dengan enggan menemanimu ke reuni kelas."Jessy tersenyum dan menghardik, "Siapa yang memaksamu? Dasar nggak tahu malu."Selina buru-buru mencoba membujuknya, "Jangan! Sayang sekali kalau pria tampan seperti itu nggak menghadiri reuni kelas kita! Raffi, kalau kakakmu nggak mengizinkanmu pergi, aku akan mengajakmu pergi.""Oke!" kata Raffi dengan gembira.Saat itu sebuah sedan Toyota melaju lewat.Yang terdengar hanya suara percikan dan air di pinggir jalan memercik."Awas!"Raffi menggunakan tubuhnya untuk melindungi Jessy dan Selina.Pa
Read more

Bab 48

Kantong jas di tangan Raffi terbuat dari kain bermutu tinggi.Tahan debu, anti serangga, ada sirkulasi udara dan aroma ringan. Hanya saja tidak tahan air.Kotoran yang memercik ke dalamnya telah menembus kantong jas dan menodai pakaian kelas atas di dalamnya."Mau aku memberi kompensasi? Oke! Aku akan menemanimu!"Rudolf mengeluarkan 200 ribu dan melemparkannya ke wajah Raffi."Ambillah 200 ribu ini sebagai hadiah dariku dan gunakan itu untuk mencuci pakaianmu yang compang-camping!"200 ribu dihantamkan ke wajah Raffi dan melayang ke lantai."Cepat minggir! Aku mau membawa Selina pergi!"Rudolf ingin mendorong Raffi menjauh.Raffi mengulurkan tangan dengan kecepatan kilat, meraih pergelangan tangan Rudolf dan mendorongnya ke arahnya."Maaf, 200 ribu ini nggak cukup untuk kompensasi."Rudolf melepaskan tangan Raffi, raut wajahnya masih angkuh."Bocah, untuk setelan lusuhmu, harga 200 ribu itu sudah cukup untuk memberimu muka! Biar kuberitahu kamu. Kalau ingin memeras uang dariku, kamu m
Read more

Bab 49

"Baik, baik."Welly mengambil kantong jas dari Raffi.Rudolf mencibir dari samping."Berpura-pura, 'kan!? Kalian ini cuma bekerja sama dan terus berpura-pura! Aku ingin melihat trik apa yang bisa kalian lakukan selanjutnya!"Welly terlihat marah, "Siapa orang ini?"Selina menunjuk ke arah Rudolf dan berkata dengan marah, "Itu dia! Dialah yang memercikkan air kotor saat mengemudi dan mengotori kantong jas."Welly menatap Raffi sebelum menatap Rudolf, benar-benar memahami situasi di tempat."Tuan Raffi, jangan khawatir, kami akan membuat perhitungan kompensasi yang paling masuk akal."Welly menekankan kata "masuk akal" dengan sangat serius.Raffi tersenyum penuh arti sambil mengulurkan tangannya dan berkata, "Terima kasih.""Tuan Raffi, sama-sama."Welly melambaikan tangan kepada dua bawahan di belakangnya."Januar, Rendra, kemarilah. Buka kantong jas, keluarkan pakaian dan perkirakan kerusakannya.""Baik, Pak!"Dua pegawai toko Armani membuka ritsleting kantong jas dan mengeluarkan satu
Read more

Bab 50

Rudolf langsung kebakaran jenggot."Kamu bilang kompensasi langsung kuberi kompensasi? Aku juga bisa mengatakan setelan ini sama sekali nggak bernilai 1 miliar! Kalian bekerja sama untuk menipuku!"Raffi berkata dengan nada dingin, "Jangan bicara omong kosong lagi! Kamu pasti akan membayarnya!"Welly menyela, "Tuan Raffi, kami sangat berpengalaman dalam menangani hal semacam ini. Bagaimana kalau kamu serahkan saja masalah ini kepada kami?"Raffi menganggukkan kepalanya, "Baiklah, kuserahkan masalah ini pada kalian.""Terima kasih atas kepercayaan Tuan Raffi."Welly menghadap Rudolf dan berkata dengan suara rendah."Tuan Rudolf, kami akan memberimu waktu tiga hari. Dalam tiga hari, kamu harus mengantarkan 190 juta ke toko kami."Rudolf berkata dengan nada menggertak, "Bagaimana kalau aku nggak mau membayar?""Nggak mau bayar? Heh!"Welly tertawa dingin."Si Gendut, kami nggak mungkin bisa membuka toko mewah tanpa latar belakang. Kalau kamu nggak mau bayar kompensasi, takutnya kamu nggak
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status