Semua Bab DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU: Bab 21 - Bab 30

131 Bab

Tidak Peduli

Pagi hari, seperti biasa. Aku sudah siap untuk ikut ke kantor Bang Fahad. Aku duduk di kursi teras menunggunya yang masih di dalam.Pandanganku tertuju pada kedua tungkai yang menjuntai dan kaki terbalut flatshoes putih. Sejak didapuk jadi asisten pribadi lelaki tua itu, aku diharuskan selalu memakai celana panjang.Seperti pagi ini, celana katun hitam sudah membungkus kaki jenjangku. Begitu juga kemeja lengan panjang berwarna magenta yang terpasang di badan. Rasanya ini bukanlah diriku sendiri. Sebab aku lebih suka memakai rok dan celana pendek. Kaus dan kemeja pass body, bukan pakaian-pakaian longgar begini. Bang Fahad memang terlalu kolot. Tidak tahu style.Tiba-tiba pandanganku tertuju pada sosok yang baru saja masuk dari pintu pagar. Dia terlihat berjalan gontai melewati halaman dengan kemeja putih dan celana hitam yang terpasang. Lalu di luar dugaanku, dia berjalan mendekat ke arahku. Tanpa bisa dicegah, pandangan kami bertemu. Cepat-cepat aku membuang muka.Dia tidak naik ke t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-21
Baca selengkapnya

Membuang Seluruh Perasaan

Kriingggg Telepon ekstensi di atas meja kerja Bang Fahad berbunyi nyaring. Aku yang sedang asyik menonton youtube pun teralihkan. Tampak lelaki yang mengisi meja CEO perusahaan itu menerima panggilan pada telponnya. Tampak berbincang sebelum kemudian ditutup agak kasar. Aku melanjutkan kegiatan menonton youtube, masih seperti hari-hari kemarin, tidak ada pekerjaan apapun yang diberikan padaku hingga detik ini selain mempelajari file-file dalam flashdisk. Materi tanpa praktik, bukankah hanya akan menguap begitu saja? Jadi, kubiarkan saja file-file itu menjadi task bar penghias layar laptop. Tok Tok Tok. "Masuk!" Suara Bang Fahad terdengar begitu tajam dan tegas. Kulirik arloji di tangan yang menunjukkan pukul sembilan pagi. Sudah lewat satu jam dari jam masuk kantor saat pintu ruangan ini diketuk. Aku terperangah, saat Marvin yang merupakan sekertaris Bang Fahad masuk ke dalam ruangan bersama Rakana. Untuk apa dia datang ke kantor ini? Apa ... dia berubah pikiran dan mau bekerja
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-21
Baca selengkapnya

Tatapan Mesum

************KrieeeetAku tersentak, saat pintu kamar tiba-tiba saja dibuka. Waktu menunjukkan pukul delapan malam. Aku yang baru saja selesai berkemas dan menutup zipper dari koper langsung berbalik badan. Bang Fahad tampak berdiri menjulang di ambang pintu.Aku mendecak sambil menurunkan koper yang semula berada di ujung spring bed kini tersimpan di depan lemari. "Ketuk pintu dulu bisa kali!" ucapku ketus. Aku memang lupa belum mengunci pintunya."Suka-suka saya. Ini rumah saya kok!" jawabnya sangat lah menyebalkan.Aku pun hanya mencebik. Kemudian berlanjut membuka pintu lemari. Mengambil sleeveless shift dress warna pink dengan motif bunga-bunga kecil, serta jaket jeans crop top warna sky blue untuk persiapan outfit pergi besok."Kamu sudah selesai berkemas?" tanya Bang Fahad yang kini sudah berdiri menyandar pada sisi lemari.Aku hanya mengangguk pelan tanpa mengeluarkan suara.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-22
Baca selengkapnya

Ganti atau Saya Robek!

Mataku membulat seketika. Sedangkan Bang Fahad berjalan mundur dengan senyum asimetris yang terukir di wajahnya, sampai sosoknya lenyap setelah keluar dari kamar ini.Rahangku terasa mengeras diikuti kedua tangan mengepal. Aku melangkah cepat-cepat menuju pintu dan menutupnya kasar, bahkan hingga terdengar berdebam. Tidak lupa aku juga menguncinya. Setelah memastikan aman, aku melangkah lebar menuju kasur lalu menjatuhkan tubuhku dalam keadaan tengkurap.Tangan kanan mengepal memukuli dahiku sendiri. Bisa-bisanya Bang Fahad mengambil lingerie tadi dan menatapku dengan tatapan anehnya.Aku jadi heran. Dia sering mengatakan kalau tidak bernafsu padaku karena tubuhku ini terlalu kurus. Tapi sikapnya tadi? Duhhh ... geli aku mengingatnya.Aku mendecak sebal. Bagaimana kalau di Bali nanti dia malah melakukan yang iya-iya? Bagaimana kalau dia melakukannya diam-diam atau memaksaku?Apa aku batalkan saja kepergiannya, ya?
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-22
Baca selengkapnya

Sunset

"Pegangan!" perintahnya saat aku memasrahkan diri untuk digendong di punggung tegap itu. Kedua tanganku melingkari lehernya. Sementara kedua tangan kekar Bang Fahad terasa menyangga tubuhku di mana ke dua kaki ini tidak memakai lagi sepatu.Sialan sekali, karena aku tidak hati-hati saat keluar mobil untuk ke minimarket, aku tidak sengaja menginjak paku payung kecil tapi berhasil membuat telapak kaki ini berdarah-darah.Untungnya Bang Fahad membawa persediaan kotak obat, sehingga lukaku bisa ditangani dan kaki kiriku juga sudah dibalut perban.Dia juga memesan kembali taksi lain yang akhirnya mengantarkan kami sampai ke depan area resort. Bahkan aku tidak mempedulikan, berapa pasang mata yang memperhatikan saat aku digendong seperti anak kecil ini saat kami harus mengurus lebih dulu semuanya di meja resepsionis.Hingga mendapat kunci dan akhirnya porter membantu membawakan barang-barang kami sampai ke privat villa yang sudah dis
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-24
Baca selengkapnya

Mencuri Ciuman Pertamaku

Aku terdiam berada dalam gendongan di belakang punggung Bang Fahad. Entah apa yang dipikirkan orang lain yang melihat keadaan ini. Karena di sini lebih terlihat seperti kakak yang sedang menggendong adiknya.Meski keadaannya seperti ini, setidaknya aku bisa menikmati udara sekitar yang begitu menyejukkan dibanding harus berdiam di dalam villa. Semilir angin sore menerpa dahan pepohonan rindang yang dilewati sepanjang jalan memberikan ketenangan. Di mana aku bisa menghirup oksigen dengan begitu rakus."Bang, cepetan jalannya kenapa? Pelan banget. Sengaja pengen lama-lama gendong aku, iya?!" Aku menegur Bang Fahad yang terlampau santai berjalan. Sementara aku sudah cepat ingin diturunkan dan tiba di pantainya."Kamu gak sadar, ya? Kamu ini berat, tahu! Saya heran, tubuh kurus begini tapi kok berat banget. Emm, kayaknya kamu kelebihan dosa," cetusnya membuat mataku membola."Iya, iya deh, si paling suci!" jawabku malas. Mulutnya b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-24
Baca selengkapnya

Ternoda

Sorot mata itu lagi-lagi mengintimidasi. Dominan dan sangat menuntut, seolah mengunci gerakan mataku. Entah apa maunya laki-laki menyebalkan ini."Apa kamu tidak bisa melihat, bagaimana kamar di villa ini dibuat begitu manis hingga memberikan kesan romantis bagi siapa saja yang menghuninya?" tanyanya dengan tatapan menghujam itu."Apa kamu akan menyia-nyiakan tempat semanis dan seromantis ini hanya dengan terus berdebat, hmmm?" sambungnya dengan jari telunjuk yang mengarah di atas dadaku.Aku ingin melawan. Menggeplaknya kuat-kuat meski dengan tangan kosong. Namun aku tidak bisa, tubuh kekar Bang Fahad benar-benar mengunci pergerakanku."Seandainya bukan sama Abang, aku juga tidak akan menyia-nyiakan tempat seindah ini! Seandainya aku pergi bersama orang yang aku cintai, sudah tentu tempat ini akan sangat berguna dan bukan diisi hanya dengan perdebatan! Tapi aku tidak pernah mencintai Abang! Aku gak suka sama Abang! Aku benci B
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-25
Baca selengkapnya

Coba Membuka Diri

Sudah jam delapan malam. Menu makan malam sudah diantar dan saat ini aku sedang menikmatinya. Mau tidak mau, aku makan malam bersama Bang Fahad di ruangan depan. Ditemani layar televisi yang menyala. Namun di tengah makan, aku mulai merasakan tidak nyaman. Sebab sejak tiba siang tadi, aku belum mandi sama sekali. Aku mulai merasakan gatal serta gerah di tubuh, hingga buru-buru menyelesaikan sisa makananku. Meneguk habis air dalam gelas sebelum kemudian mencoba bangkit. Sayangnya, aku benar-benar harus menahan rasa sakit pada kaki ini saat berusaha untuk berdiri dan meninggalkan sofa ruangan televisi. "Mau ke mana kamu?" tanya Bang Fahad yang belum selesai makan. "Mandi!" jawabku tanpa menoleh dan terus menyeret kaki untuk masuk ke dalam kamar. "Yakin bisa?" tanya Bang Fahad di belakang sana. "Harus bisa lah!" tukasku sambil terus melangkah dan akhirnya sampai di dalam kamar. Tidak kudengar lagi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-25
Baca selengkapnya

Pejamkan Matamu

Aku terpaku.Terdiam mencerna pertanyaan yang terlontar dari mulut Bang Fahad barusan.Apa aku tidak salah dengar? Mencoba membuka membuka diri dan pernikahan ini? Apa mungkin?Namun belum sempat aku menjawab pertanyaan anehnya itu, tiba-tiba saja dia malah terbahak.“Ha ha ha. Gak usah kamu anggap serius. Saya cuma bercanda, enggak beneran kok nanya begitu,” ucapnya masih sambil tertawa-tawa. Tanpa rasa bersalah tapi raut wajah dan tawanya justru terdengar meledek.Kurang ajar.“Pasti kamu lagi mikir dan menganggap saya serius ‘kan? Ha ha ha. Saya justru lagi mikir, kesialan apa yang sedang menimpa saya, sampai-sampai harus terjebak pernikahan dengan bocah keras kepala seperti kamu,” sambungnya tak berhenti meledek.Kedua tanganku mengepal. Andai aku tidak sedang demam dan lemas begini, sudah aku lemparkan lampu duduk di atas nakas itu sampai menghantam kepalanya. Biar otak laki-laki itu ti
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-26
Baca selengkapnya

Mau Taruhan?

Sesuatu terasa hangat dan lembut membungkam bibirku, lalu perlahan diikuti sapuan basah di permukaannya. Aku terdiam, merasakan first kiss yang baru kudapatkan selama hidupku. Ketika sunset dan terjadi di pantai diiringi terpaan angin. Sungguh romantis, bukan? Namun, bukan bersama orang yang aku inginkan.Aku terdiam. Merasakan ciuman yang Bang Fahad berikan. Otakku menolak perbuatannya ini. Tapi tidak dengan hatiku, yang berbisik bahwa hal ini bukanlah sebuah dosa. Hati kecilku mengatakan bahwa aku harus tetap diam. Membiarkan Bang Fahad yang notabene adalah suamiku untuk mengambil apa yang memang telah jadi miliknya. Bibirku, tubuhku, rambutku. Semua itu memang telah menjadi hak Bang Fahad. Dia berhak atas diriku. Tapi, aku belum rela memberikannya.Benda kenyal itu masih terasa mengoyak bibirku. Kesadaranku sepertinya telah kembali. Aku siap untuk menarik diri, tetapi pinggang dan tengkuk leherku tertahan.“Awh!” Aku memekik saat Bang Fah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-26
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
14
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status