Share

Pejamkan Matamu

Penulis: Sity Mariah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-26 10:05:14

Aku terpaku.

Terdiam mencerna pertanyaan yang terlontar dari mulut Bang Fahad barusan.

Apa aku tidak salah dengar? Mencoba membuka membuka diri dan pernikahan ini? Apa mungkin?

Namun belum sempat aku menjawab pertanyaan anehnya itu, tiba-tiba saja dia malah terbahak.

“Ha ha ha. Gak usah kamu anggap serius. Saya cuma bercanda, enggak beneran kok nanya begitu,” ucapnya masih sambil tertawa-tawa. Tanpa rasa bersalah tapi raut wajah dan tawanya justru terdengar meledek.

Kurang ajar.

“Pasti kamu lagi mikir dan menganggap saya serius ‘kan? Ha ha ha. Saya justru lagi mikir, kesialan apa yang sedang menimpa saya, sampai-sampai harus terjebak pernikahan dengan bocah keras kepala seperti kamu,” sambungnya tak berhenti meledek.

Kedua tanganku mengepal. Andai aku tidak sedang demam dan lemas begini, sudah aku lemparkan lampu duduk di atas nakas itu sampai menghantam kepalanya. Biar otak laki-laki itu ti
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Mau Taruhan?

    Sesuatu terasa hangat dan lembut membungkam bibirku, lalu perlahan diikuti sapuan basah di permukaannya. Aku terdiam, merasakan first kiss yang baru kudapatkan selama hidupku. Ketika sunset dan terjadi di pantai diiringi terpaan angin. Sungguh romantis, bukan? Namun, bukan bersama orang yang aku inginkan.Aku terdiam. Merasakan ciuman yang Bang Fahad berikan. Otakku menolak perbuatannya ini. Tapi tidak dengan hatiku, yang berbisik bahwa hal ini bukanlah sebuah dosa. Hati kecilku mengatakan bahwa aku harus tetap diam. Membiarkan Bang Fahad yang notabene adalah suamiku untuk mengambil apa yang memang telah jadi miliknya. Bibirku, tubuhku, rambutku. Semua itu memang telah menjadi hak Bang Fahad. Dia berhak atas diriku. Tapi, aku belum rela memberikannya.Benda kenyal itu masih terasa mengoyak bibirku. Kesadaranku sepertinya telah kembali. Aku siap untuk menarik diri, tetapi pinggang dan tengkuk leherku tertahan.“Awh!” Aku memekik saat Bang Fah

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-26
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Forever and Ever

    Satu Minggu Berlalu~ Menjalani rutinitas dan kehidupan setelah pulang dari Bali seperti biasa kembali, tapi ada yang berbeda kali ini. Satu hari sejak pulang dari Bali, pintu kamar tamu dikunci. Aku tidak bisa masuk apalagi menempatinya. Bang Fahad memaksa agar aku tidur lagi di kamar utama. Bersamanya lagi. Dalam satu ranjang yang sama kembali. Lebih parahnya, dia memintaku tidur tepat di sebelahnya. Menjadikan dadanya sebagai pengganti bantal untuk kepalaku. Entah apa yang sudah merasuki lelaki itu. Karena sepertinya dia benar-benar ingin mewujudkan ucapannya, yaitu mulai menjalani peran sebagai suami dan istri selayaknya. Karena dia suamiku, mau tak mau aku memang harus patuh padanya. Aku ikuti apa yang dia mau, dan sejauh ini semuanya masih aman. Dia memang tidak menuntut hak sebagai suami yang belum bisa aku berikan. Aku masih perawan hingga saat ini. Tidak ada yang terjadi lebih dari sekedar pelukan, meski sikapnya sudah mulai melunak sekarang. Semua masih sangat aman, teruta

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Pantang

    Malam hari, aku ditinggal bersama dua pembantu di rumah. Mama dan Papa pergi karena ada urusan dengan bisnisnya. Karena masih jam tujuh dan aku merasa cukup bosan, akhirnya aku memutuskan pergi ke mall sendirian. Mall yang sering aku kunjungi setiap weekend, tentu bersama Rakana. Seperti muda-mudi umumnya yang memilih hang out di mall atau kafe di dalamnya. Puas berkeliling mall, aku masuk ke toko buku. Memilih satu sampai dua buku yang kemudian aku beli dan membawanya ke area baca yang tersedia. Menempati sofa empuk yang disediakan dengan satu buku novel di tangan. Hingga tiba-tiba, gelato es krim strawberry dalam cup berukuran sedang muncul di depan mata saat aku sedang asyik membaca. Membuatku menoleh dan rupanya, itu perbuatan Rakana. "Kamu?!" Aku berseru. Kaget sekaligus kesal karena malah bertemu dengannya di sini. Rakana malah tersenyum. Kemudian tanpa permisi menghempas bobotnya pada sisi kosong di sebelahku. "Es krim buat kamu, Chi," ucapnya dan aku menggeleng cepat. "Ga

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Game Over!

    Angin malam menerpa sepanjang perjalanan pulang. Rakana yang sudah tidak waras menghadang jalanku dan memaksaku ikut pulang dengan motornya. Padahal aku sudah menolak mentah-mentah, tapi dia terus memaksa dan malah membuatku menjadi tontonan pengunjung mall lain. Akhirnya dengan terpaksa aku diantarnya pulang. Dia membawa kendaraan roda dua ini dengan kecepatan sedang dan hati-hati. Seperti ini, seakan mengulang saat-saat kami berpacaran dulu. Setiap malam Minggu, pasti menjadi agenda kami jalan-jalan. Bedanya, waktu itu kadang menggunakan mobil atau motor off-road, sekarang hanya memakai motor matic. Kendaraan ini masih terus melaju. Membelah jalanan malam yang lumayan ramai. Tiba-tiba tangan Rakana meraih tanganku. Membuatku terkesiap apalagi saat ia mengarahkan ke depan perutnya. "Peluk, Chi," ucapnya seraya menoleh sesaat. Plakkk! Aku memukul punggungnya. "Jangan sentuh aku, Raka. Atau aku turun di sini sekarang," ancamku tak suka dia menyentuhku seenaknya. Rakana tak bersua

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Mempertahankan Pernikahan

    "Chi, sebenarnya saya ke Jogja bukan hanya untuk mengurus pekerjaan." Deg! Bang Fahad tiba-tiba berucap kembali tanpa aku bertanya. Aku menggerakkan kepala hingga menoleh dan menatapnya yang sedang fokus menyetir. "Di sana, saya menemui mantan istri saya," ucapnya kembali. Aku terdiam dengan bibir terkatup rapat. Jadi benar, Bang Fahad ke sana memnag bertemu mantan istrinya. Ada yang aneh dalam diriku saat mendengar kabar ini. Kenapa aku merasa biasa saja? Bang Fahad suamiku, dan dia pergi menemui mantan istrinya. Seharusnya aku cemburu dan marah bukan? Tapi ... aku tidak merasakannya sedikit pun. "Lima tahun yang lalu, mantan istri saya sudah menikah lagi. Dia punya anak dengan suaminya yang baru. Tapi kemarin itu saya dapat kabar kalau anaknya sakit dan meninggal dunia. Makanya saya ke sana, untuk takziah saat kebetulan saya ada pekerjaan di sana," jelas Bang Fahad lagi tanpa aku minta. Aku mengangguk. Mencerna penjelasannya "Kamu ... enggak marah 'kan, Chi?" tanya Bang Fahad

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Where is Your Brain?

    Usai melalui perjalanan di pagi hari yang masih sejuk, akhirnya aku bersama Bang Fahad tiba di kantornya. Menaiki lift hingga akhirnya sampai di lantai paling atas lalu masuk ke ruangan khusus miliknya sebagai CEO perusahaan. "Abang mau ke mana?" tanyaku saat masuk ke dalam ruangan lalu menuju meja, Bang Fahad justru mengekor di belakangku. "Anter kamu ke meja ini," jawabnya dengan seulas senyum tipis. Mataku membulat. Sementara Bang Fahad masih memasang senyum yang aneh menurutku. Tangannya terulur menyentuh sisi kepala lalu membelai rambutku. "Selamat bekerja, mmwahh!" Aku makin melongo, manakala Bang Fahad mengucapkan selamat bekerja dan meninggalkan kecupan singkatnya di kening sebelum berjalan menuju meja kebesarannya. Astaga. Kesambet apa lagi dia? Aku yang masih dilanda kebingungan akan sikapnya segera menaruh tas kerja di atas meja kemudian duduk dan menyiapkan laptop. Saat mengeluarkan barang-barang ku dari dalam tas, ternyata aku malah lupa mengisi tumbler minumku. Mau

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Menggugat Cerai

    Jari telunjuk Bang Fahad menunjuk-nunjuk di depan wajahku. Seumur-umur, aku belum pernah mendapatkan perlakuan seperti ini. Aku juga tidak mengerti kenapa laki-laki tua ini sampai membentak-bentak dan menyudutkanku. "Maksud abang apa, sih? Bisa 'kan bicara baik-baik. Gak perlu bentak-bentak!" Aku balik membentak. "Gak bisa. Saya gak bisa bicara baik-baik kalau sudah menyangkut pekerjaan. Kamu lihat berkas itu. Di situ kamu sudah menginput harga yang akhirnya diterima klien. Tapi harga yang kamu berikan salah dan selisihnya besar sehingga perusahaan menerima pembayaran yang tidak sesuai bahkan rugi!" "Saya percayakan pekerjaan itu pada kamu karena sebelumnya saya sudah memberikan file berisi apa saja yang harus kamu kerjakan. Tapi ternyata, kamu tidak mempelajari itu. Kamu malah sibuk dengan drama-drama yang kamu tonton. Pantas saja kamu menjadi perempuan bodoh yang bisa dengan mudah ditipu Rakana, kamu kebanyakan nonton drama unfaedah. Drama melow yang membuat hati gampang baper tap

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Tanpa Rasa Berdosa

    "Papa gak setuju!""Mama juga!"Aku terperangah mendengar kekompakan Mama dan Papa yang menolak keinginanku untuk menggugat cerai Bang Fahad, padahal sebelumnya sudah aku jelaskan kejadian di kantor tadi dan aku sakit hati karenanya."Pernikahan kamu baru satu bulan dan kamu mau menggugat cerai? Kamu mau menjadi janda di usia 23 tahun? Setelah Fahad menjadi pengganti Rakana demi pesta bisa tetap berjalan, kamu malah ingin mengakhirinya? Yang benar saja, Chi? Setelah kami hampir malu karena pernikahan kamu akan batal. Sekarang, kamu ingin apalagi? Menyudahi pernikahan yang baru seumur jagung bahkan baru saja menetas di mana pesta yang kami laksanakan begitu mewah dan besar-besaran? Chi ... apa yang kamu pikirkan?" Mama berucap panjang lebar.Aku mendesah pelan. "Tapi, Ma ... Bang Fahad itu jahat. Dia udah bentak-bentak aku. Mama dan Papa saja gak pernah 'kan bentak-bentak dan marah-marah sama aku?""Chi, itu karena kamu salah. Pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05

Bab terbaru

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Aku Kalah

    "Selamat datang di rumah."Bang Fahad berucap dengan begitu lembut ketika baru saja sampai di ruang tamu. Setelah satu Minggu dirawat di rumah sakit, pagi ini aku sudah kembali ke rumah."Kamu mau langsung istirahat dulu di kamar atau makan dulu?" tawar Bang Fahad lagi. Namun, aku belum bereaksi. Aku yang duduk di kursi roda, hanya menatap lurus ke depan. Jujur saja aku merasa kesal karena harus bergantung padanya. "Gak usah sok baik, Bang!" ucapku akhirnya dengan pandangan masih lurus ke arah depan. Kejadian perampokan malam itu, masih sering berkelebat dalam pikiranku. Karena kejadian itu, aku kehilangan mobil, ponsel dan dompet dalam tas. Papa yang sudah mencoba mengusutnya di pihak berwajib, tapi belum menemukan titik terang.Bang Fahad tiba-tiba berjongkok di depan kursi rodaku. Sempat pandangan mata kami bertemu, sebelum kemudian aku memalingkan wajah. Namun saat itu pula, aku malah teringat bagaimana dia menjagaku selam

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Hanya Ada Rasa Nyaman

    Aku mengalihkan pandangan ke luar jendela, menatap langit yang mulai meredup. Senja berganti malam dengan begitu cepat, seperti perasaanku yang tiba-tiba jadi berantakan.Sejak tadi, Bang Fahad sibuk berbicara dengan dokter dan perawat di luar ruangan. Aku bisa mendengar suaranya samar-samar, memastikan semua kebutuhan perawatanku akan terpenuhi. Sementara itu, Mama dan Papa baru saja meninggalkan kamar setelah memastikan aku baik-baik saja—setidaknya, secara fisik.Aku menghela napas, menatap kakiku yang masih terbungkus gips. Rasanya berat, lebih dari sekadar rasa nyeri yang menjalar. Aku tidak hanya kehilangan kebebasan bergerak, tapi juga harus menerima kenyataan bahwa mulai hari ini, aku akan sepenuhnya berada dalam pengawasan Bang Fahad.Apa ini hukuman buatku?Aku mengeratkan jemariku di atas selimut.Sebelumnya, aku ingin dia merasakan penderitaan yang sama seperti yang aku alami. Aku ingin dia tersiksa, ingin dia tahu rasanya dia

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Semakin Rumit

    Samar-samar, aku bisa mendengar suara bising di sekeliling. Bau obat-obatan menyeruak mengganggu indera penciuman, bercampur dengan suara langkah kaki yang mondar-mandir. Kelopak mataku terasa berat, tapi akhirnya berhasil terbuka.Aku menatap langit-langit putih di atas kepala. Rasanya asing. Butuh beberapa detik sebelum aku menyadari bahwa aku sedang berada di sebuah ruangan rumah sakit.Mataku mengerjap, mencoba mengingat apa yang terjadi sebelum semuanya menjadi gelap. Perampokan. Tendangan. Rasa sakit yang menjalar di kaki. Aku menggigit bibir, dan saat itulah aku meringis, merasakan nyeri menusuk di bagian wajah."Chiara?"Aku menoleh, menemukan Bang Fahad duduk di samping ranjang. Wajahnya tampak tegang dan sorot mata penuh kecemasan."Kamu sudah sadar?" tanyanya terdengar begitu khawatir.Aku menelan ludah, lalu mengalihkan pandangan menghindari bertatapan dengannya. Aku bahkan tidak tahu ba

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Tidak Boleh Terpengaruh

    Sepanjang hari itu, aku memilih untuk tetap berada di dalam kamar meski tidak banyak yang bisa aku lakukan selain tidur dan bermain ponsel. Aku berusaha mengalihkan pikiranku dari keberadaan Bang Fahad. Tapi tetap saja, ada bagian dari pikiranku yang terus bertanya-tanya apa yang sedang dia lakukan.Sampai akhirnya, menjelang malam, aku keluar untuk mengambil air di dapur. Namun, langkahku terhenti ketika melihat Bang Fahad duduk di ruang tengah, dengan segelas air di tangannya. Matanya tampak kosong, menatap lurus ke depan seakan pikirannya berada entah di mana.Aku tidak berniat menyapa, tapi ketika aku berbalik untuk kembali ke kamar, suaranya lantas terdengar."Kamu mau pergi ke mana besok?" tanyanya, membuatku mengerutkan kening.Aku lantas menoleh. "Maksudmu?"Bang Fahad menghela napas sebelum menoleh ke arahku. "Besok akhir pekan. Saya hanya ingin tahu apakah kamu punya rencana pergi ke luar?"Aku menatapnya curiga. "Kenapa? Mau ikut?"Dia menggeleng. "Tidak. Saya hanya ingin m

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Dia Harus Tahu

    Aku bisa merasakan genggaman tangannya yang mengerat, seolah tidak ingin melepaskanku. Sorot matanya yang penuh harapan kini berganti rasa penasaran, terhantam oleh kata-kataku yang dingin."Chi, jangan begini. Saya tidak mau pisah ranjang. Kita baru saja memulai hubungan ini lagi, dan kamu——"Aku menarik tanganku yang ia cekal, lalu mengangkatnya hingga ia berhenti bicara."Aku sudah bilang, jangan memaksa. Dan ini menjadi kesepakatan kita!" ucapku tegas.Aku menatapnya tanpa ekspresi, membiarkan tatapannya menusuk hatiku, tapi aku menolak untuk menunjukkan kelemahanku. "Kamu yang sudah memilih jalan ini, Bang. Kamu yang meminta kesempatan ini, bukan? Aku hanya memastikan kamu menikmati akibatnya." Seringai tipis pun kutunjukkan untuknya.Bang Fahad tampa terdiam, membuatku akhirnya melangkah menuju pintu untuk ke luar. Namun, baru saja aku menyentuh kenop pintu, suara beratnya kembali menahan langkah ini

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Selamat Datang

    Hari-hari berlalu, aku masih belum bertemu lagi dengan Bang Fahad.Aku sengaja menghindarinya, belum siap untuk menghadapi perasaanku sendiri, apalagi melihatnya berusaha mendekatiku lagi. Tapi meskipun aku tidak menemuinya, keberadaannya tetap terasa.Ada bunga yang dikirimkan ke rumah, meskipun aku tidak pernah menyentuhnya. Ada pesan yang dikirim ke ponselku, meskipun aku tidak pernah membalasnya. Ada kehadiran yang selalu mengintai, meskipun aku berpura-pura tidak melihatnya.Dan yang paling membuatku gelisah adalah … aku tidak bisa mengabaikan perasaan ini.Rasa rindu yang terkubur dalam-dalam, perlahan mulai muncul ke permukaan.Aku membencinya. Aku membenci diriku sendiri karena membiarkan perasaan ini tumbuh kembali.Tapi apa aku bisa membohongi hati sendiri?Aku pikir dengan menghindarinya, aku bisa mengubur segala perasaan yang mulai merayap diam-diam ke dalam hatiku. Tapi ken

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Sisi Lain dalam Diri

    Permintaannya berhasil membuat tubuhku membeku, seolah-olah waktu berhenti begitu saja. Aku terpaku di tempat, menatap Bang Fahad yang duduk di kursi roda dengan ekspresi tenang. Seakan-akan ia baru saja mengatakan hal yang sepele, padahal ucapannya barusan adalah sesuatu yang benar-benar di luar dugaan.Mama dan Papa pun terdiam. Aku bisa melihat bagaimana wajah Papa mengeras, sedangkan Mama terperangah, jelas tidak menyangka permintaan itu akan muncul detik ini yang dirasa begitu cepat.Bagaimana dengan aku?Aku bahkan tidak tahu harus merespons bagaimana."Kamu baru saja meminta maaf. Baru saja kita bicara tentang menyudahi semua ini. Baru saja kita, ah bukan kita, tapi hanya Papa dan Mama yang mau berdamai, seakan tidak terjadi apa-apa pada kita di masa lalu. Dan sekarang, kamu bilang ingin menikahiku lagi? Secepat ini?" cecarku dengan menunjukkan raut ketidaksukaan.Bang Fahad menatapku lekat-lekat. "Saya tidak ingin memendamnya lebih lama, bahkan mungkin terdengar tidak masuk a

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Permintaan Gila

    Papa mengusap punggungku dengan lembut berulangkali. Membiarkan menangis sampai isakanku mereda perlahan. "Papa tahu kepergian Althaf menjadi pukulan berat buat kamu, tapi papa dan Mama ada di sini buat kamu. Jangan ragu untuk menceritakan apapun pada kami, Chi. Kamu tetap putri papa dan Mama, apapun yang terjadi, Nak."Aku mengeratkan pelukan pada Papa. Semakin menyadari, bahwa saat seisi dunia menjauh, ada Papa dan Mama yang siap bertarung nyawa demi hidupku. Saat ini pula, aku menyesal dan mengutuk perbuatanku sendiri."Aku minta maaf, Pa. Maaf ...." Hanya itu yang bisa kukatakan. Entah bagaimana membalas kasih sayang dan pengorbanan Papa juga Mama selama ini."Tidak perlu minta maaf, Nak. Papa hanya minta, jangan sembunyikan apapun lagi dari kami," ujar Papa sambil terus mengusap kepalaku.Aku pun hanya bisa mengangguk. Berjanji tidak akan mengulang kesalahan dan kebodohan ini lagi.Aku masih da

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Tidak Ada Artinya Lagi

    "Engg——""Iya, Tante, Om. Satu Minggu yang lalu, Chiara keluar dari sebuah klub jam sebelas malam. Dia diganggu laki-laki asing dan mungkin hendak dibawa paksa. Saya berusaha menolongnya, tapi Chiara malah menuduh kalau saya yang menyuruh laki-laki asing itu untuk mengganggunya. Saya memang selalu mengikuti Chiara diam-diam, karena saya peduli dan ingin memastikan keadaannya baik-baik saja."Aku mengatupkan bibir rapat-rapat. Tidak menyangka Bang Fahad malah membeberkan perbuatanku. Benar-benar sialan."Apa benar itu, Chi?" tanya Papa, nada suaranya terdengar dingin.Aku diam, tak memberi respon dan reaksi apapun. Aku merasa tidak siap untuk jujur. Mama dan Papa pasti akan sangat marah jika tahu yang sebenarnya."Diam artinya, iya. Jadi, kamu sudah berbohong pada mama malam itu, Chi?" Kali ini Mama yang mendesak.Aku masih tidak bereaksi. Hanya menunduk sambil meremas tangan."Maaf Om, Tante. Chiara mungkin tidak mau mengakui, kalau begitu biar saya yang mengatakannya. Saya mendapati

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status