Beranda / Urban / TUAN MUDA 16 DIGIT / Bab 11 - Bab 20

Semua Bab TUAN MUDA 16 DIGIT: Bab 11 - Bab 20

62 Bab

Bab 11: Restoran Mewah

Darren melangkah keluar dari mobilnya dan memandang rumah sederhana di depan mata. Rumah bercat putih kusam dengan jendela kecil di kedua sisinya, dipayungi pohon mangga yang rimbun di halaman. Di sudut teras terdapat kursi dan meja plastik dengan tulisan “Warung Kopi & Gado-Gado Bu Sari” yang tergores oleh usia. Kehangatan rumah ini begitu kontras dengan dunia korporat penuh ambisi yang selama ini Darren hadapi. Ia menarik napas panjang dan mengetuk pintu kayu itu dengan ringan.Keisha membuka pintu, dan ketika melihat Darren berdiri di sana, seketika senyum lebar mengembang di wajahnya. Namun senyumnya berubah gugup ketika menyadari sosok Kemal atau Darren berdiri bukan lagi sebagai satpam, tetapi sebagai Kepala Manajer perusahaan yang menjadi tempat ia bekerja."Kak K-Kemal?" Keisha tergagap, lalu cepat-cepat menunduk menyembunyikan rona di pipinya."Ya, aku," jawab Darren dengan senyum santai. "Boleh aku masuk?""Oh! Tentu, tentu! Silakan masuk." Keisha membuka pintu lebih lebar,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-24
Baca selengkapnya

Bab 12: Harga Diri di Ujung Meja

Restoran “Elysium Lounge” di pusat kota berdiri megah dengan dinding kaca besar, lampu gantung kristal yang berkilauan, dan sofa kulit yang tersusun elegan di setiap sudut. Aroma masakan eksklusif, seperti truffle dan foie gras, memenuhi udara, membuat suasana menjadi mewah namun intim. Para tamu yang hadir mengenakan pakaian formal, dan sebagian besar adalah kalangan bisnis papan atas. Setiap tamu diperlakukan istimewa, menciptakan kesan bahwa ini bukan sekadar restoran, tetapi tempat di mana harga diri dan status sosial diuji.Ucapan Darren kepada Nadine, yang menganggap gadis itu sedang mabuk membuat putri Baron itu naik pitam. Ia langsung menghentak meja mengeluarkan kata kotor. “Kalian para gembel, jangan merusak pemandangan di tempat ini! Cepat tinggalkan tempat ini!” ucapnya.Darren terusik emosinya. Ia melirik kearah Keisha yang terlihat ketakutan. Beberapa kali gadis itu menyentuh lengan Darren memberi isyarat untuk meninggalkan tempat itu. Namun Darren yang marah terlihat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-27
Baca selengkapnya

Bab 13. Sepuluh Menit

Richard mendengus, lalu menyeringai mengejek sambil melipat tangan di dada. Nadine, yang masih berdiri di sampingnya, hanya tertawa kecil sambil melirik Darren dengan tatapan meremehkan.“Drama macam apa ini?” kata Richard, matanya menyipit. “Kau pikir bisa menakutiku hanya dengan menelpon seseorang?”Darren, dengan wajah yang tetap tenang namun sorot mata dingin, berbicara di telepon, “Aku tidak ingin lagi ada orang bernama Richard di restoran ini. Dia telah merendahkanku dan membuatku serta temanku malu. Aku beri waktu sepuluh menit untuk datang ke sini dan memecatnya langsung!”Richard terkekeh, mencemooh. “Kau sungguh berpikir seseorang akan repot-repot datang hanya untuk memecatku? Konyol!” katanya sambil menatap sinis. Ia menoleh pada dua petugas keamanan di sudut ruangan dan memberi isyarat. “Ayo, bawa mereka keluar! Aku tidak ingin melihat wajah mereka lebih lama lagi.”Keisha, yang mulai panik, meremas tangan Darren. “Darren, kita pergi saja... aku tidak ingin ini menjadi mas
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-28
Baca selengkapnya

Bab 14. Membalikkan keadaan

Richard mencoba berbicara sekali lagi, suaranya penuh keputusasaan. "Tuan William, saya mohon, dengarkan saya. Orang ini... dia hanya berpura-pura! Kartu VIP itu pasti palsu, atau dia hanya membuat-buat cerita untuk menipu kita semua!"Tuan William menatap Richard dengan kemarahan yang kini tak lagi bisa ia kendalikan. Ia mengangkat tangannya, dan dalam sekejap menampar Richard dengan tegas. Suara tamparan itu bergema di seluruh ruangan, membuat beberapa tamu di sekitar mereka terkesiap.“Aku sudah cukup dengan omong kosongmu, Richard!” suara Tuan William terdengar tajam dan penuh kemarahan. “Kau tahu apa arti kartu VIP Gold di tempat ini? Aku hanya membuat satu, hanya satu, dan aku tahu bagaimana bentuknya. Pemilik kartu VIP Gold ini sama saja ia menjadi pemilik restoran ini.”Richard terpaku, wajahnya mulai memucat saat ia menyadari besarnya kesalahan yang ia lakukan. Tubuhnya mulai bergetar, dan ia perlahan jatuh berlutut di lantai, memohon ampun.“Tuan William, saya... saya mohon.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-30
Baca selengkapnya

Bab 15. Ancaman Di Balik Kekuasaan

Tiga hari setelah insiden di restoran, suasana kantor pusat Anugerah Langit Corporation terasa lebih tegang dari biasanya. Para karyawan saling berbisik, bertukar kabar bahwa Baron, Direktur Cabang yang jarang terlihat di kantor pusat, datang dengan wajah dingin. Nadine berjalan mendampingi ayahnya dengan tatapan licik, seolah yakin rencananya akan berjalan sempurna.Di ruangan Nadine, Baron duduk dengan angkuh di kursi besar sambil menunggu Darren—atau yang lebih dikenal di sini sebagai Kemal. Ia tahu putrinya telah mengatur pertemuan ini untuk memberi pelajaran kepada pria yang berani menentangnya.Tak lama kemudian, pintu diketuk dan Darren melangkah masuk dengan tenang. Nadine meliriknya dengan tatapan sinis, sementara Baron hanya menatapnya tajam tanpa mempersilahkannya duduk.Darren berdiri tegak, menatap balik Baron dengan tatapan menantang. Hanya suara napas Nadine yang terdengar di ruangan yang sunyi itu. Darren bisa merasakan suasana tegang di tempat itu, tapi ia tetap tenan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-03
Baca selengkapnya

Bab 16. Pertemuan yang Direncanakan

Malam itu, Nadine duduk di ruang tamu besar rumah keluarganya, merengut dengan wajah penuh kekesalan. Ia menatap Baron, ayahnya, yang duduk di kursi sebelahnya sambil menyeruput kopi dengan tenang. Nadine tidak bisa menyembunyikan keraguannya mengenai rencana ayahnya.“Papa, kau yakin Darren akan mau? Maksudku... kita sudah mengatakan kepada banyak orang, termasuk Kemal, bahwa aku bertunangan dengan Darren,” ujar Nadine sambil menghela napas panjang. Ia menatap ayahnya dengan cemas. “Tapi aku tidak yakin Ia akan begitu saja menerimanya. Kami sudah lama tidak bertemu, aku takut ia sudah memiliki pilihan sendiri.”Baron menaruh cangkir kopinya ke meja, memandang putrinya dengan penuh keyakinan. "Nadine, tenang saja. Darren pasti tidak akan menolak. Kau tahu, dulu saat masih kecil, Darren sangat dekat denganmu. Bahkan dia... mencintaimu," kata Baron sambil tersenyum, mencoba mengingatkan Nadine pada masa lalu mereka.Nadine memalingkan pandangannya sejenak, merasa terhibur dengan kata-ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-05
Baca selengkapnya

Bab 17. Penangkapan Vina

Darren menghempaskan dirinya ke sofa di apartemennya. Hari itu, ia sudah lelah berhadapan dengan berbagai intrik di kantor, namun baru saja ia merasa bisa menikmati ketenangan, teleponnya berdering. Nama "Spy Eye" muncul di layar, membuatnya langsung waspada. Sebagai orang kepercayaannya, Spy Eye biasanya hanya melaporkan hal-hal penting."Ya, ada apa?" Darren bertanya langsung setelah mengangkat telepon."Bos, ada masalah besar," suara Spy Eye terdengar serak. "Para manajer itu... mereka tewas. Seseorang berhasil menyusup tempat mereka disembunyikan."Darren terdiam, merasakan amarah yang hendak meledak dalam dirinya. Para pelaku penggelapan dana perusahaan itu adalah saksi kunci untuk menjerat Baron. Dengan kematian mereka, rencananya untuk membongkar kejahatan Baron menjadi semakin sulit."Bagaimana bisa? Bukankah kau sudah mengamankan lokasi itu dengan baik?" suara Darren terdengar tegas, hampir seperti gemuruh."Kami sudah melakukan pengamanan berlapis, Bos. Tapi sepertinya ada s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-07
Baca selengkapnya

Bab 18. Pukulan Telak Pertama Untuk Nadine.

“Baiklah, aku akan segera menemuinya,” ucap Darren kepada staf itu.Perempuan itu kemudian meninggalkan ruangan Darren. Sementara pemuda itu sedang berpikir keras menebak apa yang direncanakan putri Baron itu.Darren memutuskan untuk menghadapi Nadine dengan hati-hati. Ia tahu betul gadis itu cenderung arogan dan agresif, apalagi sebagai putri Baron, Nadine terbiasa mendapatkan apa yang ia inginkan. Darren menarik napas panjang, berusaha menyiapkan mentalnya. Ia tahu bahwa sekadar satu langkah emosional saja bisa menghancurkan penyamarannya dan seluruh rencana yang telah ia susun dengan hati-hati.Setibanya di ruangan Nadine, ia mengetuk pintu dengan pelan, dan dari dalam terdengar suara Nadine yang dingin, “Masuk!”Darren mendorong pintu dan melangkah masuk. Nadine berdiri dengan angkuh di depan meja kerjanya, menatap Darren dari ujung kepala sampai kaki. Ia tidak mempersilakan Darren duduk, menunjukkan niatnya untuk mengontrol emosi orang.“Mulai sekarang, aku yang memimpin di perus
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-09
Baca selengkapnya

Bab 19. Serangan Pertama Setelah Menjadi CEO

Bab 19. Serangan Pertama Setelah Menjadi CEODarren mengemudikan mobilnya keluar dari gedung perkantoran Anugerah Langit Corporation, matanya tajam memindai setiap detail di jalanan yang sepi. Suasana hatinya masih dipenuhi kepuasan setelah pengangkatan dirinya sebagai CEO berhasil memojokkan Nadine dan tentunya akan menjadi sebuah pukulan bagi Baron. Namun, ia tahu Baron dan anaknya tidak mungkin berdiam diri membiarkan keadaanitu.Saat melewati tikungan tajam di jalan sunyi menuju rumahnya, suara ledakan mendadak terdengar keras dari sisi kanan mobil. Ban depan kanan mobilnya meledak, membuat kendaraan itu kehilangan keseimbangan seketika. Kecepatan mobil yang sedang melaju cukup tinggi membuatnya terhuyung ke kanan, nyaris menabrak pembatas jalan.Darren menggenggam setir dengan kuat, tubuhnya tegang namun pikirannya tetap fokus. Sadar ini adalah upaya sabotase, ia dengan cepat memutar setir ke kiri untuk menyeimbangkan posisi kendaraan. Jantungnya berdegup kencang, namun Darren tak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-10
Baca selengkapnya

Bab 20. Menjebak Keisha

Darren menatap Roky dan keempat karyawan lainnya dengan penuh ketenangan. “Saya mengerti kalian merasa ada ketidakcocokan, tapi kalian tahu, mencari pekerjaan yang stabil di luar sana tidaklah mudah. Di sini, kalian sudah memiliki posisi yang baik, penghasilan yang cukup, dan lingkungan kerja yang kondusif. Kalian mau menyerahkannya begitu saja hanya karena provokasi dari seseorang yang ingin melihat perusahaan ini jatuh?”Roky dan yang lainnya tampak terdiam, menatap Darren dengan tatapan yang berubah, mulai memikirkan kembali keputusan mereka.“Orang yang memprovokasi kalian tahu bahwa kepemimpinan saya berarti akan ada perubahan besar, dan perubahan itu tidak akan menguntungkan mereka. Mereka ingin memanfaatkan emosi kalian untuk melemahkan perusahaan ini. Namun, saya di sini bukan untuk sekadar memimpin, saya ingin membuat perusahaan ini lebih kuat, dan saya ingin kesejahteraan kalian meningkat seiring berkembangnya perusahaan.”Kata-kata Darren tampaknya mulai menggugah hati mere
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-11
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status