Beranda / Urban / TUAN MUDA 16 DIGIT / Bab 21 - Bab 30

Semua Bab TUAN MUDA 16 DIGIT: Bab 21 - Bab 30

62 Bab

Bab 21. Terbongkarnya Konspirasi

Darren mengangkat alisnya, menatap tajam ke arah Nadine. "Tentu saja aku mengizinkannya, Bu Nadine," ujarnya dengan suara tegas.Nadine tersentak, matanya membelalak tajam. “Izin darimu, Kemal? Mana bisa aku melapor pada direksi hanya berdasarkan izin seorang karyawan biasa!”Darren menyeringai dingin. "Bu Nadine, sepertinya Anda lupa. Saya bukan sekadar karyawan biasa. Saya adalah CEO perusahaan ini," ucapnya, sambil menyiratkan tatapan penuh kuasa.Ekspresi Nadine langsung berubah drastis. Raut panik muncul di wajahnya, menyadari bahwa sosok yang selama ini ia remehkan adalah CEO yang diangkat oleh pemilik perusahaan. Seolah-olah seluruh pertahanan dirinya runtuh dalam sekejap. Wajahnya pucat, namun ia berusaha mengendalikan diri. "A-apakah anda yang berhak memberikan izin?" ucapnya gelagapan.Darren hanya mengangguk tipis. "Benar sekali, Bu Nadine. Semua aktivitas perusahaan ini ada di bawah kendali saya. Sekarang, mari kita buka rekaman CCTV, agar kita semua tahu kebenarannya."De
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-12
Baca selengkapnya

BaBab 22. Dina, Asisten Nadine Yang Tertangkap Menghilang

Di kantor cabang Anugerah Langit Corporation di Bandung, Baron duduk di kursi besar di belakang meja kerjanya, tampak gelisah. Pikirannya terfokus pada masalah asisten Nadine yang seharusnya sudah dibungkam. Ia kemudian mendengar suara langkah kaki dari luar ruangannya. Dua orang kepercayaannya, Anton dan Rudi, masuk dengan ekspresi penuh rasa bersalah, mengenakan pakaian serba hitam dan kacamata hitam khas yang biasa mereka pakai dalam misi rahasia. "Maafkan kami, Pak Baron," kata Anton dengan nada menyesal. "Kami gagal menjalankan tugas. Asisten Nona Nadine itu tidak ada di penjara polisi seperti yang diinformasikan kepada kami." Rudi mengangguk, menambahkan, "Kami sudah memeriksa setiap sel, tapi tak ada tanda-tanda keberadaannya." Mata Baron menyipit penuh amarah. "Kalian yakin sudah mengecek dengan benar? Apakah kalian benar-benar yakin dia tidak ada di sana?" suaranya menggema dalam ruangan, menyiratkan kekecewaan. "Kami yakin, Pak," jawab Anton. "Kami bahkan sudah mengonfirm
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-13
Baca selengkapnya

Bab 23. Pengakuan Dina dan Kejatuhan Nadine

Dina terdiam sejenak, seolah menghimpun keberanian sebelum akhirnya bercerita. “Nadine menyuruhku menjebak Keisha. Dia memberiku sejumlah uang dan menyuruhku memasukkan uang ke tasnya. Kode keamanan brankas ia juga yang memberikan kepadaku,” kata Dina, suaranya pelan, namun jelas.Darren mendengarkan dengan seksama, wajahnya tak menunjukkan ekspresi, tapi matanya penuh ketegangan. Salah satu pria di ruangan itu mengaktifkan perekam suara dan video untuk merekam setiap aktivitas di ruangan itu.“Setelah itu, Nadine juga mengancamku,” lanjut Dina, dengan nada gemetar. “Jika aku mencoba mengkhianatinya, dia berjanji akan membuat hidupku hancur. Aku ketakutan dan tidak tahu harus berbuat apa.”Darren menatap Dina dengan empati. “Jangan khawatir, Dina. Mulai sekarang, kau akan aman. Aku akan memastikan kau bisa meninggalkan negara ini dengan selamat.”Dina terisak lega, dan Darren memberi isyarat kepada salah satu pria di ruangan itu. Pria itu menyerahkan sebuah kartu atm. “Di sini ada sat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-15
Baca selengkapnya

Bab 24. Penyusup Masuk

“Papa… Kemal memang tidak jadi memperkarakan, ia juga tidak jadi memecatku. Hanya saja aku dipindahkan ke surabaya sebagai manajer promosi. Bukan hanya dipindahkan ke perusahaan cabang,”Nadine merengek mengungkapkan kekesalannya kepada Baron ayahnya. Di sofa ruangan tamu keluarga ia membicarakan apa yang sudah diperbuat Darren yang dikenal mereka sebagai Kemal.“Papa, ini benar-benar penghinaan. Memindahkanku ke Surabaya sebagai manajer promosi? Ini bukan yang kuharapkan! Kemal mempermalukanku,” ucapnya penuh kemarahan.Baron yang duduk di depannya mengangguk, wajahnya mencerminkan rasa geram. “Tenang, Anakku. Biarkan Kemal puas sekarang, tapi ini belum selesai. Papa tidak akan tinggal diam. Akan ada saatnya dia dan Darren merasakan akibatnya,” ujarnya penuh ambisi menghancurkan.Nadine merengut, tak puas dengan jawaban ayahnya. “Kalau begitu, apa yang harus kulakukan? Haruskah aku menerima pekerjaan di Surabaya atau meninggalkannya?”Baron berpikir sejenak sebelum menjawab, “Untuk s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-15
Baca selengkapnya

Bab 25: Jaring-Jaring Ancaman

Darren baru saja sampai di rumah barunya, sebuah vila mewah dengan keamanan berlapis, ketika telepon dari Spy Eye masuk. Nada suara pembantu rahasianya terdengar serius, menggambarkan bahwa situasinya lebih rumit daripada yang diperkirakan.“Tuan, kami telah menangani penyusup di apartemen lama Anda,” ujar Spy Eye. “Dua pembunuh bayaran asal Jepang telah kami lumpuhkan, tetapi mereka bunuh diri sebelum sempat diinterogasi. Kami menemukan pil racun di mulut mereka.”Darren menghela nafas panjang, mencoba menenangkan pikirannya yang mulai dipenuhi spekulasi. “Apakah ada petunjuk lain? Sesuatu yang bisa mengarahkan kita pada kelompok atau dalang di balik ini?” tanyanya.“Tidak ada, Tuan. Mereka sangat profesional, tidak meninggalkan jejak apapun, bahkan dokumen atau aksesori yang bisa dikenali. Namun, kami akan terus mencari petunjuk dari sekecil apapun informasi yang kami dapat,” jawab Spy Eye.Darren termenung. Serangan ini bukan hanya ancaman terhadap keselamatannya tetapi juga indika
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-17
Baca selengkapnya

Bab 26: Undangan Berlian

Malam itu, suasana pertemuan lima orang terkaya di dunia berlangsung meriah. Deretan mobil mewah berhenti satu per satu di depan gedung pertemuan yang menjulang tinggi, memancarkan aura eksklusivitas. Di pintu masuk, tamu-tamu berpakaian elegan menyerahkan undangan mereka untuk diperiksa sebelum masuk ke aula utama.Darren dan timnya, Keisha dan Jeni tiba tepat waktu. Darren berjalan santai, tetap dengan penampilannya yang sederhana namun berwibawa. Suasana seketika berubah ketika mereka mendekati meja registrasi. Nadine dan Baron, yang baru saja selesai registrasi, tampak menunggu di dekat pintu masuk, sengaja menunggu Darren."Ah, akhirnya kalian sampai juga," ujar Nadine dengan senyum mengejek. Ia mengangkat undangan emasnya, mengayunkan kartu itu seperti trofi kemenangan. "Tapi aku heran, apa kalian benar-benar berpikir bisa masuk ke acara sekelas ini tanpa undangan resmi?"Baron menimpali dengan nada puas. "Kemal, aku rasa lebih baik kau pulang saja. Jangan memalukan dirimu sendi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-18
Baca selengkapnya

Bab 27. Mendapatkan Pelayanan VVIP

Di dalam aula megah yang dipenuhi cahaya lampu kristal, Darren berjalan tenang di koridor menuju ruangan khusus. Keisha mendekatinya, masih dengan rasa penasaran yang mengganjal di hatinya."Pak Kemal," panggil Keisha pelan. "Boleh saya bertanya sesuatu?"Darren berhenti sejenak dan menatapnya. "Tentu, ada apa?"Keisha tampak ragu, tetapi akhirnya mengutarakan pertanyaannya. "Kenapa Anda menggunakan nama Kemal Harison? Bukankah Anda Kemal Halim? Saya jadi bingung, apa semua ini bagian dari strategi?"Darren tersenyum tipis, mengangguk. "Itu perintah langsung dari Tuan Darren Harison, pemilik Anugerah Langit Corporation. Dia berkata bahwa agar bisa masuk ke tempat ini harus menggunakan nama Harison."Keisha mengangguk perlahan, tampak puas dengan jawabannya. "Oh, begitu. Tuan Darren memang orang yang hebat. Kalau begitu, kami akan mendukung apapun rencana Anda."Dalam acara formal perusahaan, Keisha berusaha untuk tidak menunjukkan kedekatannya dengan Darren. Ia selalu berbicara dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-18
Baca selengkapnya

Bab 28. Pengumuman kerjasama.

Setelah sorak-sorai dan tepuk tangan menyambut Tuan Robinson, aula megah itu kembali sunyi. Sosok pria paruh baya berjas hitam dengan dasi perak berdiri di panggung utama. Wibawa dan kharismanya begitu kuat, membuat semua tamu menatapnya penuh hormat."Selamat malam, para tamu kehormatan," suara Robinson menggema, tenang namun penuh energi. "Saya merasa terhormat dapat menyambut Anda semua di acara yang istimewa ini. Hari ini adalah momen untuk saling berbagi, menjalin koneksi, dan menemukan peluang baru untuk kemajuan bersama."Para hadirin mendengarkan dengan seksama, sementara Robinson melanjutkan sambutannya dengan menyoroti pentingnya kolaborasi di dunia bisnis global."Acara malam ini juga menjadi kesempatan bagi kita untuk menunjukkan kepada dunia bahwa integritas, inovasi, dan kerja sama adalah kunci utama kesuksesan. Jadi, saya mengundang Anda semua untuk menikmati malam ini dengan penuh antusiasme, nikmati hidangan, dan manfaatkan waktu ini untuk bertemu dengan sesama profes
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-18
Baca selengkapnya

Bab 29. Rencana Jahat

Pagi yang cerah di gedung pusat Anugerah Langit Corporation dipenuhi dengan suasana gembira. Para karyawan tampak lebih antusias dari biasanya, menyambut kedatangan Darren, yang masih dikenal sebagai Kemal. Ucapan selamat dan pujian mengalir deras dari berbagai divisi."Pak Kemal, selamat ya! Proyek besar itu pasti membawa keuntungan luar biasa bagi perusahaan," ujar seorang manajer pemasaran, sambil menjabat tangannya erat."Terima kasih. Keberhasilan ini adalah hasil kerja kita semua. Kerja keras semua unit," jawab Darren dengan senyuman ramah.Seorang karyawan dari divisi operasional menambahkan, "Jarang sekali kita punya atasan yang benar-benar mengapresiasi kerja tim. Terima kasih, Pak Kemal."Darren hanya mengangguk, menepuk bahu pria itu pelan. "Saya akan memastikan semua mendapatkan bonus jika proyek ini selesai dengan sukses. Ini kemenangan bersama, bukan hanya milik saya."Sorak-sorai kecil terdengar dari para karyawan yang berkumpul. Beberapa orang yang sebelumnya memandan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-18
Baca selengkapnya

Bab 30: Konfrontasi dengan Baron

Pagi itu, suasana di gedung pusat Anugerah Langit Corporation berubah tegang begitu sosok Baron memasuki lobi utama. Pria berkemeja mahal dan jas yang rapi itu melangkah dengan penuh percaya diri, sementara pandangan tajamnya membuat para karyawan menunduk.Bisik-bisik mulai terdengar.“Kenapa Baron ada di sini?” bisik salah satu karyawan.“Apa dia datang untuk membuat masalah lagi?” sahut yang lain dengan nada khawatir.Seorang staf administrasi memberanikan diri bertanya pada rekannya, “Pak Kemal tahu dia datang?”“Saya rasa sudah ada yang memberitahunya,” jawab rekannya pelan.Sementara itu, Darren, yang sedang berada di ruangannya bersama Jeni dan Keisha, menerima kabar dari salah satu petugas keamanan bahwa Baron telah tiba. Darren tetap tenang, tetapi aura dingin mulai terpancar dari sorot matanya.“Dia benar-benar tak kenal lelah,” gumam Darren sambil berdiri dari kursinya.Keisha, yang duduk tak jauh dari Darren, tampak khawatir. “Apa kita perlu memanggil petugas keamanan tamb
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-20
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status