Di dalam hatinya, Anwar adalah pria yang kolot dan sangat patriarkis. Kini, dia dipermalukan di depan banyak orang oleh putra yang selama ini paling patuh kepadanya. Dengan wajah merah padam karena marah, dia meraih cangkir teh dan membantingnya ke lantai.Prang!Pecahan cangkir berhamburan, membuat semua orang menahan napas, tak seorang pun berani bersuara."Kamu sudah berani melawan sekarang, ya?! Beraninya kamu bicara seperti itu padaku!"Namun, Zachary tidak menunjukkan sikap rendah hati seperti biasanya. Dia menatap ayahnya dengan tenang dan bertanya, "Ayah, Yoshua menjadi seperti ini, bukankah Ayah juga punya andil dalam kesalahan ini?"Napas Anwar memburu, giginya bergemeletuk menahan amarah.Yoshua yang sejak tadi menunduk, tampak terkejut saat mendengar perkataan itu. Dia langsung mengangkat kepalanya dan menatap Zachary. "Paman, apa maksudmu?"Zachary tersenyum getir. "Lebih baik biarkan orang lain yang jelaskan padamu."Setelah berkata demikian, fia mengalihkan pandangannya
Read more