Home / Romansa / Pembalasan sang Istri Tertindas / Chapter 381 - Chapter 390

All Chapters of Pembalasan sang Istri Tertindas: Chapter 381 - Chapter 390

396 Chapters

Bab 381

Jason sedang duduk di sofa dan membaca dokumen. Ketika melihat Janice keluar, dia mengangkat pandangannya sekilas. "Sudah bangun? Pakaian itu cocok sekali.""Ya." Janice mengangguk, tapi merasa ada yang aneh dengan pernyataan itu.Saat itu, Norman keluar dari dapur. "Pak Jason, Bu Janice, sarapannya sudah siap."Jason menutup dokumen yang dibacanya, berdiri dan menarik Janice untuk duduk di kursi makan."Nanti biarkan sopir mengantarmu ke studio."Janice melihat jam, merasa tidak ada waktu untuk menolak, jadi dia hanya menjawab, "Baik."Ketika hampir selesai makan, Janice melirik Jason dengan hati-hati, lalu bertanya dengan tulus, "Paman, kamu kemarin sudah minum obat. Gimana hari ini? Sudah merasa baikan?"Ekspresi Jason sedikit berubah, lalu dia menjawab singkat, "Sudah nggak apa-apa."Janice mengingatkannya, "Setelah sarapan, jangan lupa minum obat untuk pemulihan.""Hmm." Jason meletakkan peralatan makannya, menatap Janice yang duduk di seberangnya.Tatapan itu membuat Janice sedik
Read more

Bab 382

Janice melihat sosok yang perlahan berjalan mendekatinya, lalu mundur dua langkah dengan waspada. Orang itu adalah Yoshua.Sudah lama tidak bertemu, dia terlihat lebih kurus daripada sebelumnya. Menurut Ivy, Yoshua telah dicopot dari jabatannya di perusahaan Keluarga Karim. Bahkan saham yang diwariskan oleh ayahnya juga telah diambil kembali oleh Anwar.Sekarang dia hanya bisa membawa Tracy kembali ke Grup Hariwan. Tidak, bahkan itu pun sudah bukan lagi miliknya, karena Grup Hariwan telah diakuisisi oleh Jason. Paling-paling, dia hanya dianggap sebagai salah satu pemegang saham kecil.Sebenarnya, Janice tidak mengerti kenapa Anwar bisa begitu tidak berperasaan terhadap Yoshua.Setelah kembali sadar dari lamunannya, Janice tetap memberi anggukan sopan. "Pak Yoshua."Yoshua tersenyum pahit. "Kamu masih marah?"Janice tidak menjawab. Bagaimana mungkin dia tidak marah? Orang yang telah dia percayai selama dua kehidupan, ternyata hanya terus-menerus menipunya.Melihat Janice tetap diam, Yos
Read more

Bab 383

"Apa?" tanya Janice."Aku dengar Kakek semakin keras padamu. Kamu masih mau pergi sama aku nggak?" Yoshua menatapnya dengan dalam.Janice meletakkan cangkir tehnya, menyadari bahwa percakapan ini mungkin tidak akan membuahkan apa-apa. Dia berkata dengan sopan, "Pak Yoshua, tehnya sudah habis. Mari kita pergi."Janice bangkit bersiap untuk pergi, tetapi pergelangan tangannya tiba-tiba ditangkap oleh Yoshua. Dia meringis kesakitan dan menatap Yoshua dengan tajam. Janice menangkap seberkas emosi aneh di mata Yoshua. Namun, emosi itu hanya muncul sesaat sebelum menghilang.Yoshua menghela napas, bangkit berdiri, dan melihat kerah Janice yang terlipat. Dia tersenyum samar."Aku hanya ingin mengingatkanmu, kerah bajumu terlipat.""Oh," jawab Janice singkat. Jaice melihat kerahnya yang telah diperbaiki oleh Yoshua, kemudian segera berbalik dan berjalan menuju pintu keluar.Di sisi lain.Sera menopang dagunya dengan satu tangan, memandangi hidangan lezat di hadapannya. Namun, kehadiran pria di
Read more

Bab 384

Janice menatap pria di sebelahnya dengan mata terbelalak, lalu buru-buru berkata, "Dia pamanku. Kerabat jauh.""Kerabat jauh tetap keluarga, ya? Jadi, Pak Jason itu ... pamanmu?" Naura hampir menjatuhkan piring pangsit yang dipegangnya.Janice cepat-cepat mengambil piring dari tangannya. "Iya, dia kebetulan lewat. Sekarang dia akan pergi." Sambil berkata demikian, Janice menggunakan sikunya untuk mendorong Jason, memberi isyarat agar dia cepat pergi.Namun, Jason tetap berdiri dengan tenang. Matanya tertuju pada piring pangsit yang dipegang Janice.Naura yang cukup jeli, bertanya dengan hati-hati, "Pak Jason, Anda mau makan? Saya masih punya banyak."Janice langsung memotong, "Dia nggak mau! Dia sudah makan sama orang lain! Aku saja yang makan denganmu."Jason meliriknya dengan tatapan datar dan berkata, "Kamu nggak makan sama orang lain?"Seketika, udara di antara mereka terasa membeku.Naura menatap mereka berdua bergantian dan berpikir dalam hati, 'Ini paman dan keponakan, 'kan? Tap
Read more

Bab 385

"Dia nggak pernah makan cuka, biar aku saja," kata Janice buru-buru sambil mengulurkan tangan untuk mengambil piring kecil itu.Namun, sebelum tangannya menyentuh piring, Jason sudah lebih dulu mengambilnya. "Siapa bilang aku nggak makan cuka?"Janice tertegun menatap Jason yang mencelupkan pangsit ke dalam cuka dengan santai. 'Dia ini kenapa sih?' pikir Janice yang merasa tingkah Jason agak aneh.Namun, dia memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya. Janice menunduk dan memakan dua pangsit.Setelah Naura selesai makan, Janice berpikir untuk segera menyuruhnya pulang. Saat dia bangkit untuk membantu membersihkan meja, Naura yang baru saja diam beberapa menit kembali melontarkan sesuatu."Jadi, benar-benar sudah putus?" tanya Naura sambil mengelap meja."Ya," jawab Janice sambil mengangguk, lalu secara refleks melirik ke arah Jason. Bagaimanapun, mereka memang tidak pernah benar-benar "bersama".Mata Naura langsung berbinar dan dia berkata dengan nada mengejutkan, "Kalau begitu, biar
Read more

Bab 386

Jason sepertinya benar-benar marah. Janice hampir kehabisan napas. Setelah mereka berpisah, Janice yang marah pun berlari ke kamar dan membanting pintu.Jason menerima telepon. Ada urusan pekerjaan. Ketika hendak pergi, dia mengetuk pintu kamar. "Jauhi dia."Janice melemparkan bantal ke pintu. Jason mengernyit dan terdiam sejenak. Wanita ini semakin mudah marah saja.Saat ini, Norman mengetuk pintu. Jason berbalik dan membuka pintu, lalu Norman menyerahkan sebuah barang."Apa ini?" Jason menatap Norman dengan curiga."Aku sudah lalai pagi tadi. Ini kubelikan untukmu, kamu bisa memberikannya kepada Bu Janice." Norman menyerahkan kotak kecil yang imut dengan antusias.Jason melirik sesaat dengan ekspresi jijik. "Nggak usah lagi."Kelopak mata Norman berkedut. "Aku sudah bertanya pada para staf wanita. Mereka bilang ini adalah kotak hadiah yang sedang tren belakangan ini."Mendengar itu, Jason mengambil kotak itu dan meletakkannya di meja kecil. Kemudian, mereka berdua baru pergi.Janice
Read more

Bab 387

"Gimana kamu tahu gejala ibuku?" tanya Janice dengan curiga.Arya ragu-ragu sejenak, lalu bergegas berbalik. "Aku sudah buat janji untuk CT scan. Kita harus cepat."Janice segera mengambil alih kursi roda dari tangan sopir, lalu mendorong Ivy ke depan. Ivy menoleh sedikit dan berkata. "Jason pulang dan melihat aku kesakitan di aula leluhur. Dia mencari alasan agar aku bisa pergi duluan. Dokter Arya yang membantunya membuat janji. Kamu ini selalu marah-marah kalau dengar namanya.""Aku nggak marah kok," bantah Janice."Heh." Ivy meliriknya dengan ekspresi yang mengatakan Janice keras kepala.Sesampainya di luar ruang CT, Arya menulis sederet nomor pada sebuah kartu, lalu memberikannya kepada Janice."Aku nggak bisa ikut masuk. Ini nomor kalian. Kalian pasien berikutnya. Nanti langsung masuk saja dan tunjukkan kartu ini ke dokter.""Hm." Janice melirik kartu itu. Angkanya agak familier, tetapi dia tidak bisa langsung mengingatnya.Saat ini, pintu di depannya terbuka. Tanpa memeriksa lebi
Read more

Bab 388

Janice menunduk dan mengambil kertas yang jatuh di lantai itu. Tiba-tiba, dia termangu di tempat.Arya yang melihatnya pun bingung. "Kenapa tiba-tiba bengong?"Janice membuka kedua kertas yang ada di tangannya dan berkata, "Lihat ini."Arya awalnya tidak peduli, hanya melirik sekilas. Namun, saat berikutnya dia terdiam. "Nomor siapa ini? Kenapa tulisannya mirip dengan tulisanku?"Angka 9, 6, dan 1 di kertas itu memiliki ekor, seperti tanda tangan khas milik seseorang. Tidak heran Janice merasa familier melihat kertas yang diberikan oleh Naura kepadanya. Ternyata, dia pernah melihatnya di rekam medis Arya.Tiba-tiba, Janice teringat pada ucapan Naura yang mengatakan pria yang diperkenalkan kepadanya adalah seorang dokter.Janice sontak mendongak dan menatap Arya. "Kamu dijodohin ya? Nama wanitanya Naura, 'kan?"Arya terkejut sejenak. "Kok kamu tahu? Tapi, aku belum sempat bertemu wanita itu. Aku ...."Mereka saling memandang dan langsung memahami sesuatu.Arya berkata dengan agak marah,
Read more

Bab 389

Arya termangu. "Kenapa dibuang di sini? Kenapa nggak langsung memanggilku saja?""Ada yang mengawasinya."Dalam perjalanan, Jason sudah meninjau semua rekaman CCTV. Dalam rekaman itu, Janice terlihat menoleh ke kiri dan kanan, jelas menunjukkan bahwa dia sedang diawasi.Jason membuka kertas yang diremas. Ada dua lembar kertas di dalamnya, sama seperti yang tadi dilihat Arya.Arya seketika menyadari sesuatu. "Tadi dia terus menatap kertas itu dan tanya apa aku dijodohkan dengan wanita bernama Naura. Siapa itu?""Aku tahu siapa." Jason berdiri dan menoleh ke arah Norman. "Hubungi tetangga Janice."Norman mengangguk dan segera menelepon.Jason menggoyangkan kertas di tangannya di hadapan Arya. "Gimana menurutmu?"Wajah Arya langsung berubah serius, lalu berkata dengan nada kesal, "Itu Azka. Dia tahu ibuku sedang menjodohkanku. Dia meniru tulisan tanganku dan pura-pura menjadi aku untuk bertemu dengan wanita bernama Naura, yang juga merupakan tetangga Janice. Tapi, aku nggak mengerti, kena
Read more

Bab 390

Janice memalingkan wajahnya dengan paksa, menghindari tangan Yoshua.Tangan Yoshua terhenti di udara. Dia perlahan menurunkannya sambil tersenyum tipis. "Masih marah?"Nada suaranya seperti sedang menenangkan kekasih yang kesal.Namun, Janice merasa tubuhnya dibasahi keringat dingin. Dia meronta-ronta sambil bertanya, "Sebenarnya apa yang kamu inginkan?"Yoshua menatapnya beberapa detik. Dengan mengabaikan kemarahannya, dia bertanya dengan lembut, "Lapar, 'kan? Duduk dulu dan makan sesuatu."Yoshua duduk dengan tenang, lalu memberi isyarat kepada pramugari untuk melayani.Janice enggan duduk, tetapi pengawal di belakang menekan bahunya dengan kuat, membuatnya tidak punya pilihan selain duduk.Pramugari menuangkan sampanye untuk mereka, menyajikan steik yang baru saja dimasak.Yoshua mengangkat gelas ke arah Janice untuk bersulang. Namun, Janice mengepalkan tangannya dan tidak ingin bersulang."Janice, situasi sudah seperti ini. Melawanku nggak akan membawa keuntungan apa pun bagimu." M
Read more
PREV
1
...
353637383940
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status