Semua Bab Pembalasan sang Istri Tertindas: Bab 371 - Bab 380

396 Bab

Bab 371

"Janice! Lagi-lagi dia!"Vania tertawa dingin, lalu berkata dengan suara yang hanya bisa didengar oleh dirinya dan Jason, "Kalau aku nggak bisa mendapatkannya, nggak ada orang lain yang boleh mendapatkannya juga. Kamu juga nggak akan bisa memilikinya."Setelah perkataannya selesai, sebuah motor melaju kencang menerobos masuk ke aula pernikahan. Para tamu langsung berlari ketakutan dan mencari tempat berlindung.Motor itu berhenti tepat di depan Vania dan pengendaranya mengulurkan tangan, "Vania, ikut aku pergi."Vania meraih tangan orang itu, lalu melompat ke atas motor dan meninggalkan tempat pernikahan dengan cepat.Bayangan mereka yang melaju kencang melewati Janice. Vania menatap Janice dengan penuh kebencian, membuat Janice merasa bahwa semuanya belum selesai.Saat itu, terdengar suara dingin dari Jason di atas panggung, "Pengantin perempuan kabur, pernikahan selesai. Silakan menikmati hidangan sebelum pulang." Nada bicaranya seolah-olah pernikahan ini tidak ada hubungannya dengan
Baca selengkapnya

Bab 372

Janice berjalan keluar dari ruang istirahat dengan penuh pikiran. Baru saja mengangkat pandangannya, dia mendengar Zachary menegur Jason dengan nada kesal."Jason, kamu terlalu gegabah! Ayah sangat menjaga harga dirinya, yang kamu lakukan tadi sama saja mempermalukannya di depan umum!""Mengorbankan sedikit harga diri demi mempertimbangkan masa depan keluarga, dia pasti akan memahaminya," jawab Jason tanpa ekspresi."Kamu .... Lalu bagaimana dengan reputasimu sendiri? Apa itu juga nggak penting?" Zachary yang usianya jauh lebih tua dari Jason, berbicara dengan nada berat seperti seorang ayah menasihati anaknya.Janice berdiri di samping mereka, menundukkan kepala dan menatap ujung sepatunya. Dia tampak seperti orang luar, tapi telinganya diam-diam mendengarkan jawaban Jason. Dia juga tidak mengerti mengapa Jason harus membuat keributan sebesar ini.Suara Jason tetap dingin seperti biasanya, "Aku juga nggak peduli."Tubuh Janice seketika terasa kaku. Ternyata dia memang tidak peduli pad
Baca selengkapnya

Bab 373

Bersamaan dengan permintaan maaf Norman, pembatas dalam mobil perlahan naik dan menutup pandangan ke kursi belakang. Janice membelalakkan mata, wajahnya memerah dan panas.Jason menatap wajahnya yang merona di bawah sinar matahari. Hanya dengan melihatnya, hati Jason merasa terpikat.Ketika Janice berusaha bangkit, tangan Jason menekan bagian belakang kepalanya dan memperdalam ciuman mereka. Janice mencoba mendorong dadanya dengan kuat, tetapi Jason malah memeluknya lebih erat dan membalikkan tubuhnya, lalu menindihnya di kursi belakang.Semakin dia berusaha melawan, semakin erat tubuh mereka saling menempel. Entah itu hanya perasaannya atau bukan, tapi ciuman Jason terasa sangat liar kali ini. Tidak seperti biasanya yang penuh kendali, kali ini sangat langsung dan agresif.Perlawanan Janice semakin melemah, hingga akhirnya dia sengaja menekan luka di kening Jason dengan keras. Jason mendesis kesakitan, lalu menatapnya dengan mata menyipit. "Janice, kapan kamu bisa mengubah sifatmu? Ka
Baca selengkapnya

Bab 374

Di sisi lain, Arya membantu Jason membersihkan lukanya dengan hati-hati. "Nggak ada masalah besar," kata Arya.Jason hanya menggumamkan suara setuju, lalu mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya.Setelah hening beberapa saat, Arya tersenyum pahit. "Kamu sudah menduga sebelumnya kalau dia akan pergi mencari Vania, bukan?""Ya," jawab Jason singkat.Asap putih yang tipis dari rokok menambah suasana suram di dalam ruangan. Arya menghela napas. "Maafkan aku. Aku sudah nggak berani lagi mohon sama kamu. Aku sudah membicarakan hal ini sama ibuku dan dia hanya merasa bersalah padamu karena nggak bisa mendidik Azka dengan baik."Jason menepuk abu rokoknya. "Nggak usah dibicarakan lagi. Tunggu sampai mereka dibawa kembali, baru kamu bisa minta maaf."Arya terdiam sejenak. Fakta bahwa Jason mengatakan hal ini menunjukkan bahwa Azka masih mungkin kembali dengan selamat. Dia juga tidak berani memaksa lebih jauh.Namun, ada sesuatu yang membuatnya merasa aneh. "Pernikahanmu dijaga ketat oleh
Baca selengkapnya

Bab 375

Topik yang sedang trending itu memang sulit untuk diungkapkan. Arya yang melihat layar komputer dengan wajah penuh keheranan, menoleh ke arah Jason sambil menahan tawa. "Aku benar-benar nggak nyangka, Vania sudah seperti itu, tapi ternyata masih ada penggemar yang membelanya.""Penggemar bilang, kamu sudah bersama Vania selama tiga tahun tapi nggak bisa memuaskannya. Jelas-jelas itu karena kamu nggak kompeten. Mereka menyuruhmu nggak usah menghalangi kebahagiaannya.""Uhuk, uhuk. Cepat suruh Norman hapus omong kosong ini. Sangat memengaruhi reputasimu!" ujar Arya sambil terkekeh.Jason melirik layar komputer, lalu mengangkat pandangannya dan melihat Janice sedang menahan senyum di sudut bibirnya. Dia berkata dengan nada datar, "Aku kompeten atau nggak, nggak perlu semua orang tahu. Cukup satu orang yang tahu."Ruangan itu langsung sunyi seketika. Janice yang sedang membaca komentar netizen, mendadak mendengar pernyataan itu. Norman dan Arya serempak menatap ke arahnya.Hanya dalam seke
Baca selengkapnya

Bab 376

Janice akhirnya berhasil membawa mobil keluar dari tempat parkir dengan susah payah dan mulai mengemudi dengan kecepatan yang stabil di jalan. Orang-orang yang melihat mobil mewah itu di jalan tidak berani marah, mereka hanya bisa mengalah.Setengah perjalanan sudah dilalui, tetapi lalu lintas mulai lebih padat karena jam pulang kerja.Janice mulai merasa gugup dan saat menghindari kendaraan lain, dia beberapa kali menginjak rem dengan tiba-tiba."Janice, kapan terakhir kali kamu menyetir?" Jason memijat pelipisnya, merasa seperti mau terkena gegar otak lagi karena rem mendadak yang terus-menerus.Janice menggenggam erat setir, mencoba mengingat, ingin mengatakan delapan tahun yang lalu, tapi itu juga tidak sepenuhnya benar. Akhirnya, dia berkata dengan suara kecil, "Waktu aku di tahun kedua kuliah."Meskipun Ivy dulu memintanya belajar mengemudi lebih awal, dia tidak punya mobil sendiri, jadi tidak pernah ada kesempatan untuk praktik."Menepi saja," kata Jason dengan nada yang jarang
Baca selengkapnya

Bab 377

Jason menundukkan pandangannya dan kebetulan melihat Janice berdiri tanpa alas kaki. Dia sedikit melonggarkan pelukannya. "Kamu nggak pakai sepatu?" tanyanya.Janice tanpa sadar menggerakkan jari-jari kakinya. "Sandal rumahmu terlalu besar, jadi nggak nyaman. Bukan nggak sempat pakai karena buru-buru datang.""Aku nggak nanya," jawab Jason sambil menatap Janice dengan senyum samar di sudut bibirnya.Janice merasa sedikit canggung dan ingin mendorongnya pergi. Namun, di detik berikutnya, tubuhnya diangkat oleh Jason dan diletakkan di atas meja dapur tengah."Jangan bergerak," perintahnya.Setelah itu, Jason berbalik dan memunguti pecahan kaca di lantai, lalu membuangnya ke tempat sampah. Setelah memastikan lantai sudah bersih, dia mencuci tangannya sebelum kembali mendekat.Ketika Janice hendak turun dari meja, tubuhnya langsung dihalangi oleh Jason. Dia sedikit menunduk ke belakang dan mengangkat tangannya untuk menahan jarak dan mencoba mengalihkan pembicaraan. "Paman, bukannya kamu l
Baca selengkapnya

Bab 378

Setelah mandi, Janice mengenakan jubah mandi dari kamar tamu. Saat melihat jubah mandi pria yang panjang hingga menyentuh lantai, dia merasa sedikit aneh.Ketika terakhir kali datang ke sini, dia tidak begitu memperhatikan interior rumah ini. Baru sekarang dia menyadari bahwa di tempat ini sama sekali tidak ada jejak keberadaan Vania. Bahkan, tidak ada tanda-tanda bahwa seorang wanita pernah menginap di sini.Vania tidak pernah tinggal di sini?Dengan rasa penasaran, dia naik ke tempat tidur. Namun, pikirannya segera tergantikan oleh rasa nyaman dari selimut bulu angsa yang lembut.Begitu nyaman.Janice menggulingkan tubuhnya sekali, lalu memejamkan matanya. Namun, karena dia tidak terbiasa dengan tempat tidur yang asing, dia tidak bisa tidur dan hanya bisa memejamkan mata sambil menghitung bintang.Entah sudah berapa lama dia menghitung, tiba-tiba terdengar suara gelas pecah dari kamar sebelah.Lagi-lagi trik ini!Janice mendengus pelan, membalikkan tubuhnya, lalu menarik selimut hing
Baca selengkapnya

Bab 379

Janice mencoba mendorong pria di atas tubuhnya, tanpa menyadari bahwa jubah mandi longgar yang dia kenakan telah terbuka. Kerahnya turun, memperlihatkan bra berwarna terang yang dikenakannya.Hari ini, Janice mengenakan gaun pendamping pengantin. Agar tidak terlihat memakai bra, dia asal membeli bra setengah cup tanpa tali yang murah. Namun, seperti kata pepatah, murah tidak selalu berarti bagus. Ukurannya tidak pas, sedikit lebih kecil dari seharusnya. Dia berpikir hanya akan memakainya sekali, jadi malas untuk menukarnya.Alhasil, situasi sekarang justru terlihat semakin menggoda.Ketika Janice menyadari bahwa dia telah "terbuka", semuanya sudah terlambat.Jason memicingkan matanya sedikit. Butiran keringat dingin di sudut matanya mengalir perlahan, berbaur dengan panas membara yang mulai terlihat di tatapannya. Dengan suara rendah yang terdengar serak, dia memanggil, "Janice."Jason tidak pernah memanggil namanya sebanyak ini sebelumnya. Janice tertegun sejenak, lalu menjawab pelan,
Baca selengkapnya

Bab 380

Sebuah penginapan kecil di luar kota.Vania menatap seprai yang sudah menguning, bahkan berlubang bekas rokok, dan rasa mual langsung menyerangnya. "Tempat busuk seperti ini, memangnya bisa disebut tempat tinggal?" tanyanya dengan nada jijik.Azka memeluknya. Dia tidak marah, malah tersenyum, "Vania, akhirnya kamu hanya milikku."Namun, Vania sama sekali tidak merasa senang. Dia mendorongnya dengan kuat. "Tutup mulutmu! Aku tanya, kenapa kamu membawaku ke tempat bobrok begini?""Di dalam kota, orang-orang Keluarga Karim sedang mencarimu. Bertahanlah sebentar. Begitu aku beli tiket pesawat, kita akan pergi ke luar negeri."Azka menyandarkan tubuhnya pada meja reyot yang penuh lubang dan lekukan, lalu menyalakan sebatang rokok dan menatap Vania dengan tenang. Meskipun Vania terlihat agak berantakan saat ini, dia yang mengenakan gaun pengantin masih terlihat cantik di matanya.Azka mengulurkan tangan untuk menyeka debu dari wajah Vania, lalu mencengkeram lehernya dan menariknya mendekat u
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
353637383940
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status