Share

Bab 376

Author: Danira Widia
Janice akhirnya berhasil membawa mobil keluar dari tempat parkir dengan susah payah dan mulai mengemudi dengan kecepatan yang stabil di jalan. Orang-orang yang melihat mobil mewah itu di jalan tidak berani marah, mereka hanya bisa mengalah.

Setengah perjalanan sudah dilalui, tetapi lalu lintas mulai lebih padat karena jam pulang kerja.

Janice mulai merasa gugup dan saat menghindari kendaraan lain, dia beberapa kali menginjak rem dengan tiba-tiba.

"Janice, kapan terakhir kali kamu menyetir?" Jason memijat pelipisnya, merasa seperti mau terkena gegar otak lagi karena rem mendadak yang terus-menerus.

Janice menggenggam erat setir, mencoba mengingat, ingin mengatakan delapan tahun yang lalu, tapi itu juga tidak sepenuhnya benar. Akhirnya, dia berkata dengan suara kecil, "Waktu aku di tahun kedua kuliah."

Meskipun Ivy dulu memintanya belajar mengemudi lebih awal, dia tidak punya mobil sendiri, jadi tidak pernah ada kesempatan untuk praktik.

"Menepi saja," kata Jason dengan nada yang jarang
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (10)
goodnovel comment avatar
Matahari Alaska
vengeance reborn: coba aja tulis begini ada lanjutan lagi judulnya ku lupa
goodnovel comment avatar
amalia. hanbin131
Gak jadi pergi setelah baca episode hari ini... Pokoknya gk usah selipin orang ketiga yg licik lagi diantara mereka thor... Walopun ada bikin Jason bersikap tegas dan hanya lembut pada jenice.
goodnovel comment avatar
Trias Alexander
uda donk konflik vania nya. jgn ksh ampunn
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 377

    Jason menundukkan pandangannya dan kebetulan melihat Janice berdiri tanpa alas kaki. Dia sedikit melonggarkan pelukannya. "Kamu nggak pakai sepatu?" tanyanya.Janice tanpa sadar menggerakkan jari-jari kakinya. "Sandal rumahmu terlalu besar, jadi nggak nyaman. Bukan nggak sempat pakai karena buru-buru datang.""Aku nggak nanya," jawab Jason sambil menatap Janice dengan senyum samar di sudut bibirnya.Janice merasa sedikit canggung dan ingin mendorongnya pergi. Namun, di detik berikutnya, tubuhnya diangkat oleh Jason dan diletakkan di atas meja dapur tengah."Jangan bergerak," perintahnya.Setelah itu, Jason berbalik dan memunguti pecahan kaca di lantai, lalu membuangnya ke tempat sampah. Setelah memastikan lantai sudah bersih, dia mencuci tangannya sebelum kembali mendekat.Ketika Janice hendak turun dari meja, tubuhnya langsung dihalangi oleh Jason. Dia sedikit menunduk ke belakang dan mengangkat tangannya untuk menahan jarak dan mencoba mengalihkan pembicaraan. "Paman, bukannya kamu l

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 378

    Setelah mandi, Janice mengenakan jubah mandi dari kamar tamu. Saat melihat jubah mandi pria yang panjang hingga menyentuh lantai, dia merasa sedikit aneh.Ketika terakhir kali datang ke sini, dia tidak begitu memperhatikan interior rumah ini. Baru sekarang dia menyadari bahwa di tempat ini sama sekali tidak ada jejak keberadaan Vania. Bahkan, tidak ada tanda-tanda bahwa seorang wanita pernah menginap di sini.Vania tidak pernah tinggal di sini?Dengan rasa penasaran, dia naik ke tempat tidur. Namun, pikirannya segera tergantikan oleh rasa nyaman dari selimut bulu angsa yang lembut.Begitu nyaman.Janice menggulingkan tubuhnya sekali, lalu memejamkan matanya. Namun, karena dia tidak terbiasa dengan tempat tidur yang asing, dia tidak bisa tidur dan hanya bisa memejamkan mata sambil menghitung bintang.Entah sudah berapa lama dia menghitung, tiba-tiba terdengar suara gelas pecah dari kamar sebelah.Lagi-lagi trik ini!Janice mendengus pelan, membalikkan tubuhnya, lalu menarik selimut hing

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 379

    Janice mencoba mendorong pria di atas tubuhnya, tanpa menyadari bahwa jubah mandi longgar yang dia kenakan telah terbuka. Kerahnya turun, memperlihatkan bra berwarna terang yang dikenakannya.Hari ini, Janice mengenakan gaun pendamping pengantin. Agar tidak terlihat memakai bra, dia asal membeli bra setengah cup tanpa tali yang murah. Namun, seperti kata pepatah, murah tidak selalu berarti bagus. Ukurannya tidak pas, sedikit lebih kecil dari seharusnya. Dia berpikir hanya akan memakainya sekali, jadi malas untuk menukarnya.Alhasil, situasi sekarang justru terlihat semakin menggoda.Ketika Janice menyadari bahwa dia telah "terbuka", semuanya sudah terlambat.Jason memicingkan matanya sedikit. Butiran keringat dingin di sudut matanya mengalir perlahan, berbaur dengan panas membara yang mulai terlihat di tatapannya. Dengan suara rendah yang terdengar serak, dia memanggil, "Janice."Jason tidak pernah memanggil namanya sebanyak ini sebelumnya. Janice tertegun sejenak, lalu menjawab pelan,

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 380

    Sebuah penginapan kecil di luar kota.Vania menatap seprai yang sudah menguning, bahkan berlubang bekas rokok, dan rasa mual langsung menyerangnya. "Tempat busuk seperti ini, memangnya bisa disebut tempat tinggal?" tanyanya dengan nada jijik.Azka memeluknya. Dia tidak marah, malah tersenyum, "Vania, akhirnya kamu hanya milikku."Namun, Vania sama sekali tidak merasa senang. Dia mendorongnya dengan kuat. "Tutup mulutmu! Aku tanya, kenapa kamu membawaku ke tempat bobrok begini?""Di dalam kota, orang-orang Keluarga Karim sedang mencarimu. Bertahanlah sebentar. Begitu aku beli tiket pesawat, kita akan pergi ke luar negeri."Azka menyandarkan tubuhnya pada meja reyot yang penuh lubang dan lekukan, lalu menyalakan sebatang rokok dan menatap Vania dengan tenang. Meskipun Vania terlihat agak berantakan saat ini, dia yang mengenakan gaun pengantin masih terlihat cantik di matanya.Azka mengulurkan tangan untuk menyeka debu dari wajah Vania, lalu mencengkeram lehernya dan menariknya mendekat u

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 381

    Jason sedang duduk di sofa dan membaca dokumen. Ketika melihat Janice keluar, dia mengangkat pandangannya sekilas. "Sudah bangun? Pakaian itu cocok sekali.""Ya." Janice mengangguk, tapi merasa ada yang aneh dengan pernyataan itu.Saat itu, Norman keluar dari dapur. "Pak Jason, Bu Janice, sarapannya sudah siap."Jason menutup dokumen yang dibacanya, berdiri dan menarik Janice untuk duduk di kursi makan."Nanti biarkan sopir mengantarmu ke studio."Janice melihat jam, merasa tidak ada waktu untuk menolak, jadi dia hanya menjawab, "Baik."Ketika hampir selesai makan, Janice melirik Jason dengan hati-hati, lalu bertanya dengan tulus, "Paman, kamu kemarin sudah minum obat. Gimana hari ini? Sudah merasa baikan?"Ekspresi Jason sedikit berubah, lalu dia menjawab singkat, "Sudah nggak apa-apa."Janice mengingatkannya, "Setelah sarapan, jangan lupa minum obat untuk pemulihan.""Hmm." Jason meletakkan peralatan makannya, menatap Janice yang duduk di seberangnya.Tatapan itu membuat Janice sedik

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 382

    Janice melihat sosok yang perlahan berjalan mendekatinya, lalu mundur dua langkah dengan waspada. Orang itu adalah Yoshua.Sudah lama tidak bertemu, dia terlihat lebih kurus daripada sebelumnya. Menurut Ivy, Yoshua telah dicopot dari jabatannya di perusahaan Keluarga Karim. Bahkan saham yang diwariskan oleh ayahnya juga telah diambil kembali oleh Anwar.Sekarang dia hanya bisa membawa Tracy kembali ke Grup Hariwan. Tidak, bahkan itu pun sudah bukan lagi miliknya, karena Grup Hariwan telah diakuisisi oleh Jason. Paling-paling, dia hanya dianggap sebagai salah satu pemegang saham kecil.Sebenarnya, Janice tidak mengerti kenapa Anwar bisa begitu tidak berperasaan terhadap Yoshua.Setelah kembali sadar dari lamunannya, Janice tetap memberi anggukan sopan. "Pak Yoshua."Yoshua tersenyum pahit. "Kamu masih marah?"Janice tidak menjawab. Bagaimana mungkin dia tidak marah? Orang yang telah dia percayai selama dua kehidupan, ternyata hanya terus-menerus menipunya.Melihat Janice tetap diam, Yos

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 383

    "Apa?" tanya Janice."Aku dengar Kakek semakin keras padamu. Kamu masih mau pergi sama aku nggak?" Yoshua menatapnya dengan dalam.Janice meletakkan cangkir tehnya, menyadari bahwa percakapan ini mungkin tidak akan membuahkan apa-apa. Dia berkata dengan sopan, "Pak Yoshua, tehnya sudah habis. Mari kita pergi."Janice bangkit bersiap untuk pergi, tetapi pergelangan tangannya tiba-tiba ditangkap oleh Yoshua. Dia meringis kesakitan dan menatap Yoshua dengan tajam. Janice menangkap seberkas emosi aneh di mata Yoshua. Namun, emosi itu hanya muncul sesaat sebelum menghilang.Yoshua menghela napas, bangkit berdiri, dan melihat kerah Janice yang terlipat. Dia tersenyum samar."Aku hanya ingin mengingatkanmu, kerah bajumu terlipat.""Oh," jawab Janice singkat. Jaice melihat kerahnya yang telah diperbaiki oleh Yoshua, kemudian segera berbalik dan berjalan menuju pintu keluar.Di sisi lain.Sera menopang dagunya dengan satu tangan, memandangi hidangan lezat di hadapannya. Namun, kehadiran pria di

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 384

    Janice menatap pria di sebelahnya dengan mata terbelalak, lalu buru-buru berkata, "Dia pamanku. Kerabat jauh.""Kerabat jauh tetap keluarga, ya? Jadi, Pak Jason itu ... pamanmu?" Naura hampir menjatuhkan piring pangsit yang dipegangnya.Janice cepat-cepat mengambil piring dari tangannya. "Iya, dia kebetulan lewat. Sekarang dia akan pergi." Sambil berkata demikian, Janice menggunakan sikunya untuk mendorong Jason, memberi isyarat agar dia cepat pergi.Namun, Jason tetap berdiri dengan tenang. Matanya tertuju pada piring pangsit yang dipegang Janice.Naura yang cukup jeli, bertanya dengan hati-hati, "Pak Jason, Anda mau makan? Saya masih punya banyak."Janice langsung memotong, "Dia nggak mau! Dia sudah makan sama orang lain! Aku saja yang makan denganmu."Jason meliriknya dengan tatapan datar dan berkata, "Kamu nggak makan sama orang lain?"Seketika, udara di antara mereka terasa membeku.Naura menatap mereka berdua bergantian dan berpikir dalam hati, 'Ini paman dan keponakan, 'kan? Tap

Latest chapter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 558

    "Apa aku harus kenal dia?" Jason mengangkat cangkir tehnya dan menyesapnya sedikit untuk meredam rasa tidak nyaman di tubuhnya."Dia ... rekan kerja baru. Dia sengaja minta aku datang ke sini untuk mentraktir," jawab Janice sambil melirik ke arah pintu.Jangan-jangan pintu ini dikunci Fiona?Jason menangkap maksudnya dan berkata dengan suara dalam, "Kalian pernah ada masalah sebelumnya.""Memangnya aku bisa bilang aku nggak tahu?"Janice masih merasa semua ini sangat aneh. Jason memutar cincin giok di jarinya, alisnya sedikit berkerut. "Orang yang mengunci pintu ini pasti tahu kita ada di sini."Mendengar hal itu, Janice langsung tersadar. Dia mengulurkan tangannya ke arah Jason. "Ponsel.""Kena tumpahan anggur, jadi rusak," jawab Jason."Pas sekali, ya?" Janice merasa ini terlalu kebetulan."Kalau begitu, mau coba geledah aku?" Jason mengangkat kedua tangannya.Di bawah cahaya lampu, cincin giok merah di jarinya terlihat mencolok, begitu juga cincin kawin di jari tengahnya. Janice men

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 557

    "Minumlah."Saat menghidangkan teh ke hadapan Jason, Janice baru menyadari apa yang sudah dilakukannya. Dia berusaha menekan emosinya dan segera menjelaskan, "Aku hanya takut kamu membuat keributan dan menarik perhatian orang di luar."Setelah menatap wajah Janice selama beberapa detik, Jason mengambil cangkir itu dan berkata dengan pelan, "Memangnya aku nanya?"Janice menggigit bibirnya, lalu segera berdiri dan hendak pergi.Namun, Jason segera meraih pergelangan tangan Janice dengan tatapan muram dan berkata dengan nada datar, "Temani aku duduk dan minum teh sebentar."Janice menarik tangannya dengan tegas dan berkata dengan dingin, "Lepaskan aku. Lebih baik nggak. Kalau sampai terlihat orang lain, pasti akan berdampak bagi reputasi Pak Jason."Jason hanya menatap Janice dan tertawa, tetapi dia menurunkan kembali tangannya yang sudah terangkat.Janice berjalan ke pintu dan mencoba untuk membukanya, tetapi setelah ditarik beberapa kali pun pintu tetap tidak terbuka. Seolah-olah tering

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 556

    "Sengaja menuduhmu? Kalau begitu, kamu mau bagaimana menggantinya?" tanya Jason sambil menatap Janice dan tidak bergerak sedikit pun. Ekspresinya tetap dingin, tetapi tatapannya penuh dengan emosi.Janice mengabaikan tatapan Jason dan berkata dengan tenang, "Berapa harga tongkatmu? Kirimkan tagihannya padaku, aku akan menggantinya. Aku masih ada urusan, aku pergi dulu."Setelah berkata demikian, Janice mendorong lengan Jason yang menghalanginya dan bersiap untuk pergi.Jason tidak menghalangi Janice dan hanya mendengus. Tangannya yang bertumpu pada pilar terkepal erat. Tubuhnya yang tegak pun membungkuk, seolah-olah menahan rasa sakit yang luar biasa.Janice refleks mengangkat tangannya saat melihat kondisi Jason, tetapi dia kembali menahan diri dan memaksa dirinya berbalik.Namun, saat Janice baru saja melangkah, Jason langsung meraih pergelangan tangan Janice. Tubuhnya langsung menekan punggung Janice, sehingga napasnya bisa terasa jelas di telinga Janice. "Jangan pergi."Janice lang

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 555

    Namun, Janice ingat Zachary pernah berkata Jason sangat tekun belajar saat berada di luar negeri dan bahkan banyak mata kuliah yang diselesaikan lebih cepat dari jadwalnya. Kalau begitu, kenapa Jason bisa punya banyak waktu untuk menggoda wanita?....Di Restoran Ivy Garden.Saat Janice dan Fiona memasuki ruangan pribadi, rekan kerja lainnya sudah duduk di sana terlebih dahulu."Janice, Fiona, ayo cepat duduk. Kenapa kalian lama sekali?"Mendengar pertanyaan rekan kerja lainnya, ekspresi Fiona menjadi muram karena merasa malu.Janice malah menjelaskan, "Nona Fiona baru kembali dari luar negeri, jadi masih belum terlalu familier dengan jalanan."Para rekan kerja tidak terlalu memikirkan hal ini. Mereka hanya menghiburnya, "Nanti juga terbiasa. Ayo cepat pesan makanan. Kami sudah kelaparan sekali."Janice menerima menu makanan itu sambil tersenyum, tetapi Fiona langsung duduk dan berbisik untuk memperingatkan, "Jangan pikir aku akan berterima kasih padamu. Aku paling benci sama wanita re

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 554

    Fiona tidak langsung memberi tahu Janice di mana letak restorannya, hanya mengatakan dia ingin memberikan kejutan untuk semua orang.Lagi pula, Janice memang sudah bersiap untuk mengeluarkan banyak uang. Oleh karena itu, dia pun tidak banyak bertanya. Namun, saat menjelang waktu pulang kerja, dia menerima undangan dari Landon.[ Nanti aku akan menjemputmu. ][ Nggak usah. Berkat kamu, aku harus mengeluarkan bonus besarku untuk traktir rekan-rekanku. Tapi kamu malah traktir pemeran utamanya, nggak masuk akal, 'kan? Besok aku libur, aku masak untukmu saja. ]Janice mengetik dengan sangat cepat dan langsung mengirimnya dengan tanpa ragu.Sejak mengikuti saran dari Zachary, Janice pun menerima perasaan Landon dengan tenang. Meskipun mereka belum resmi bersama, keduanya mulai saling memahami dan sering berinteraksi. Seperti orang lain pada umumnya, mereka mengobrol dan kadang makan bersama. Hari-hari seperti ini terlihat tenang, tetapi dia merasa sangat nyaman.Di layar ponsel Janice, terli

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 553

    Janice yang tidak bisa menahan diri pun langsung tertawa.Melihat Janice tertawa, Landon juga ikut tertawa sambil menyerahkan susu yang sudah ditusuk dengan sedotan ke tangannya.Jason yang sudah berdiri di luar pintu sejak tadi pun melirik ke arah Norman.Norman berdiri dengan ekspresi serius dan berkata dengan pelan, "Dia pantas menerimanya."Jason tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya memiringkan tubuhnya dan menatap ke arah Janice yang berada di dalam ruangan.Namun, dia malah melihat Janice menatap Landon dengan mata yang jernih, Landon benar-benar sudah masuk ke hati Janice. Meskipun tidak langsung menerima pernyataan cinta Landon, Janice juga tidak menolak dan bahkan membiarkan Landon mencium tangannya.Pada saat itu, Jason baru tahu ternyata begini rasanya disingkirkan dari hati seseorang. Jelas-jelas jarak mereka begitu dekat, tetapi dia merasa pahit sampai dadanya terasa sesak.Dia hanya merasakan perasaan ini sekali saja, tetapi dia sudah membuat Janice merasakan hal ini berka

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 552

    "Pak Landon?" panggil Janice sambil mengangkat kepala dan menatap pria yang baru saja masuk ke dalam ruangan itu.Landon memegang sebuah termos di tangannya. Saat melihat kotak makanan di atas meja, dia tersenyum dan berkata, "Sepertinya ada orang yang berpikiran sama denganku."Namun, tak disangka, Zachary langsung mengangkat kotak makanan yang dibawanya dan berkata, "Pak Landon, aku hanya datang untuk menjenguk Janice. Ini adalah makanan yang aku siapkan untuk ibunya. Kamu datang tepat waktunya."Janice tertegun sejenak, lalu membelalakkan matanya sebagai isyarat agar Zachary tidak salah paham.Zachary hanya tersenyum dan berkata, "Aku pergi dulu, kalian ngobrol saja."Namun, sebelum Janice sempat berbicara, Zachary sudah membawa barang-barangnya dan pergi. Dia pun menatap Landon dengan canggung dan berkata, "Maaf, kamu ... baik-baik saja, 'kan?"Janice menyadari Landon masih mengenakan pakaian pasien di balik mantelnya. Air laut sangat dingin, orang biasa tidak akan sanggup menahann

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 551

    Janice menundukkan kepala dan menatap tisu yang diremas di tangannya, lalu berkata dengan ambigu, "Kalau kali ini aku nggak bisa membantu ibuku, dia pasti dalam bahaya besar. Jadi, kamu dan Bu Elaine ...."Setelah mengatakan itu, Janice berhenti sejenak karena tidak sanggup melanjutkan perkataannya. Bagaimanapun juga, Zachary sudah menyatakan perasaannya di depan publik, Zachary tidak mungkin bisa bersama Elaine yang sudah menyakiti Ivy.Namun, adegan pernikahan Zachary dan Elaine di kehidupan sebelumnya terus menghantui pikiran Janice. Dia tetap tidak mengerti mengapa pria yang sangat mencintai Ivy bisa begitu cepat menikah dengan Elaine saat jasad Ivy masih belum lama terkubur. Meskipun biasanya terlihat lembut, Zachary bisa langsung mengerti maksud di balik perkataannya."Kamu pikir aku akan melupakan ibumu dan hidup tenang bersama Elaine?" kata Zachary.Janice merespons dengan pelan karena mengingat kedua orang ini memang pernah memiliki perasaan sebelumnya. Jika Zachary melunak da

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 550

    "Apa?" Arya melepas masker medisnya dengan kasar, lalu bertanya dengan marah, "Siapa yang percaya itu?"Di tempat tidur, Jason duduk bersandar pada bantal dan menyalakan sebatang rokok. Melalui lapisan tipis asap, matanya menyiratkan kegelapan yang mendalam."Kamu kira Janice cuma perlu menangkap satu pria seperti itu untuk bisa menangkap Elaine? Kamu tahu berapa banyak pria yang dimiliki Elaine?"Arya tertegun di tempat, mulutnya bahkan menganga tanpa sadar. "Maksudmu?""Yang dikatakan Elaine nggak salah. Pria-pria itu semua dilatih secara profesional dan orang yang melatih mereka adalah Elaine sendiri. Kalau nggak, gimana dia bisa begitu mudah diterima di kalangan sosial para nyonya kaya?" Jason mengetuk ujung rokoknya, menjatuhkan abu.Arya mengangkat alis. "Jadi, dia juga merangkap jadi mucikari? Seorang presdir besar seperti dia ternyata ....""Mengendalikan para wanita dari keluarga terpandang yang menikah demi status, tapi hidup kesepian. Ini adalah cara paling sederhana, kenapa

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status