Semua Bab Pembalasan sang Istri Tertindas: Bab 351 - Bab 360

364 Bab

Bab 351

Amanda menggenggam ponselnya erat-erat, tangannya perlahan menyentuh perutnya. "Aku juga pernah punya anak di sini," katanya dengan suara lirih. Ucapan itu membuat dada Janice terasa nyeri. Wajar saja Amanda begitu hancur."Ayo, Janice, aku nggak mabuk. Temani aku minum dua gelas," pinta Amanda."Oke," jawab Janice. Dia tahu Amanda butuh pelampiasan. Jujur saja, dia sendiri juga sedang butuh itu.....Di jalan raya yang lebar, sebuah mobil hitam melaju perlahan.Jendela mobil terbuka sebagian, kepulan asap rokok melayang keluar dan menyelimuti pandangan gelap Jason yang penuh pikiran.Tiba-tiba, Norman menghentikan mobilnya, menunjuk ke arah jalan. "Pak Jason, itu Bu Janice. Pria di sebelahnya siapa?"Jason mengangkat pandangan, melihat Janice tertawa kecil sambil berjalan masuk ke bar bawah tanah, ditemani seorang pria yang membantunya membawa barang. Rokok di tangannya patah dengan suara pelan. Ujungnya yang menyala jatuh ke punggung tangannya, tetapi dia tidak bereaksi terhadap rasa
Baca selengkapnya

Bab 352

Jason menoleh ke samping akibat tamparan itu, tetapi cengkeraman tangannya pada pergelangan Janice tetap tidak terlepas. Janice yang merasa malu dan marah, mencoba melepaskan diri dengan menggoyangkan tangannya dua kali, tetapi gagal.Wajahnya yang pucat kini tampak memerah akibat efek alkohol dan memberikan rona aneh yang tidak wajar. Dia berusaha mengatur napas dan mencoba terlihat tenang. Namun, matanya yang memerah dan bahunya yang gemetar tak henti-henti mengkhianati perasaannya yang sebenarnya.Dia mengepalkan tangannya dengan erat, menahan semua emosi yang meluap. "Kalian semua memandang rendah aku! Tapi tetap saja, kalian terus menggunakan kekuasaan dan status kalian untuk memojokkanku! Sampai kapan kalian akan terus menyiksaku?""Aku akan menyelesaikannya." Suara Jason tetap dingin dan penuh wibawa seperti biasa."Menyelesaikannya? Apa penyelesaianmu itu memaksaku untuk mundur? Membuatku jadi batu loncatan untuk tunanganmu? Membiarkanku dihina oleh Keluarga Karim? Apa yang per
Baca selengkapnya

Bab 353

Saat itu, langkah kaki terdengar di luar pintu sehingga membuat Janice segera kembali sadar. Dia buru-buru berbaring di tempat tidur dan memejamkan matanya.Tidak lama kemudian, dia merasakan tatapan intens yang tertuju padanya.Jason berdiri di dekatnya, memperhatikannya dalam diam untuk waktu yang lama. Saat handuk hangat menyentuh pipinya, barulah Janice menyadari bahwa Jason sedang membersihkan wajahnya.Setelah selesai, Jason mengambil tangannya yang masih terlihat memerah. Ketika dia mengelapnya dengan handuk, ujung jarinya sedikit gemetar karena rasa sakit. Jason menatap telapak tangan Janice yang kemerahan. Perasaan kesal dan geli bercampur dalam pikirannya.Dia mengangkat pandangan ke arah Janice yang berpura-pura tidur dan berkata dengan suara rendah, "Yang ditampar nggak ngeluh sakit, malah kamu yang merasa sakit?"Janice yang merasa pikirannya berhasil ditebak oleh Jason, menarik tangannya dengan cepat dan membalikkan tubuhnya sambil tetap memejamkan mata.Jason menggantung
Baca selengkapnya

Bab 354

"Suvenir pernikahan?"Janice menatap kosong ke arah kotak di depannya.Kotak itu berbentuk kotak musik, setiap detailnya mencerminkan hasil kerajinan tangan yang luar biasa. Bahkan hanya dari desain luarnya saja sudah menunjukkan keanggunan yang mahal, apalagi isi di dalamnya.Dalam lamunannya, bayangan Vania muncul mengenakan gaun panjang kasmir yang longgar dan tampak bersinar dengan keanggunannya.Vania menyentuh perutnya yang masih rata sambil tersenyum lembut, lalu berkata, "Janice, kamu belum lihat berita hari ini? Jason dan aku akan menikah. Jason tahu aku suka tampil cantik, jadi dia ingin aku menikah sebelum perutku membesar dan sulit memakai gaun pengantin."Sambil berkata demikian, Vania menunjuk ke arah meja lain yang penuh dengan suvenir pernikahan."Baru saja kami mengumumkan pernikahan, banyak vendor bermerk yang langsung mengirimkan suvenir untuk kami pilih. Aku sampai bingung memilihnya. Jadi, aku bawa ke sini untuk minta pendapat kalian.""Janice, yang ini untukmu. In
Baca selengkapnya

Bab 355

Jason begitu bersemangat untuk anak itu sehingga membuat semuanya tampak mendesak. Namun, Janice mengabaikan semua itu. Dia sepenuhnya memusatkan perhatian pada pekerjaannya.Menjelang jam makan siang, ponsel Janice tiba-tiba berdering. Saat dia melihat layar, nama Ivy terpampang di sana."Bu, ada apa?""Paketmu dikirim ke rumah Keluarga Karim. Aku akan mengantarnya padamu, sekalian makan siang bersama," jawab Ivy."Paket? Aku nggak beli apa-apa, Bu. Lagi pula, aku nggak pernah menulis alamat Keluarga Karim waktu berbelanja."Janice mengingat-ingat. Baru-baru ini, dia memang pernah lupa mengubah alamat pengiriman dari kampus ke tempatnya sekarang. Namun, dia yakin tidak pernah menulis alamat Keluarga Karim. Di seberang telepon, terdengar suara Ivy sedang memeriksa paketnya."Nggak salah kok, tertulis namamu dan nomormu. Aku hampir sampai di depan studiomu. Kamu lihat sendiri nanti."Janice hendak menjawab, tetapi tiba-tiba mendengar teriakan Ivy di telepon."Ah! Kamu ngapain?!""Bibi,
Baca selengkapnya

Bab 356

Di tengah keributan, Janice melihat Vania tiba-tiba mendekatinya. Dia langsung merasa ada yang tidak beres dan segera melepaskan tangan Malia.Namun, Janice tetap terlambat selangkah. Malia yang terlihat seperti sedang memohon ampun dan kehilangan akal sehat, diam-diam mendorong Janice ke arah Vania.Terdengar jeritan tajam, lalu Vania jatuh terguling dari tiga anak tangga. Dia meringis kesakitan sambil memegangi perutnya dan berkata dengan wajah penuh penderitaan, "Perutku ... sakit sekali ...."Seorang rekan kerja langsung memarahi, "Janice! Vania bermaksud baik karena khawatir padamu, tapi kamu malah memperlakukannya seperti ini?"Rekan lainnya yang membantu menopang Vania, melihat ke arah rok Vania dan berseru ketakutan, "Darah! Banyak sekali darah!"Vania mengerang kesakitan. "Anakku ...."Mendengar itu, reaksi pertama Janice adalah segera menolongnya. Dia ingin mengulurkan tangan untuk membantu Vania, tetapi tiba-tiba seseorang muncul dan menabraknya ke sisi tangga. Lengan Janic
Baca selengkapnya

Bab 357

Setelah bersumpah, Malia segera bersujud. Suara yang timbul akibat kepalanya yang menyentuh lantai menggema di sepanjang koridor. Siapa pun yang melihatnya akan merasa bahwa dia tidak berbohong.Ivy yang biasanya tidak pernah marah, sampai terengah-engah sambil memegang dadanya. Dia memelototi Malia dengan murka. "Kamu bohong! Kapan aku pernah mengancammu?"Ketika mendengar suara itu, Malia seketika merangkak mundur dengan ketakutan dan bersembunyi di balik kaki Anwar. "Bu, tadi kamu bahkan memukulku dengan tasmu. Kamu masih berani bilang nggak ada yang terjadi? Semua orang di studio melihatnya!""Kamu ...." Ivy terdiam, tidak bisa berkata-kata lagi.Saat ini, tangisan Risma semakin menjadi-jadi. Dia menghampiri Anwar sambil menunjuk darah di bajunya. "Pak, kamu harus memberi Vania keadilan. Setelah tahu dia mengandung anak Jason, dia sangat bahagia. Setiap hari dia mengajak anaknya mengobrol. Tapi sekarang, karena Janice, nyawanya dan anak itu terancam! Padahal, itu anak pertamanya!"
Baca selengkapnya

Bab 358

"Apa buktinya?" tanya Risma dengan tidak sabar.Malia langsung membuka rekaman suara di ponselnya. Layar menunjukkan tanggal rekaman itu diambil pada malam Natal tahun lalu. Saat itu, hubungan Janice dan Malia sangat baik. Tidak ada rahasia di antara mereka.Janice sontak teringat pada sesuatu. Wajahnya menjadi pucat pasi, bahkan tangan yang terkepal erat gemetaran. Di kehidupan sebelumnya, Malia bisa terus berada di sisi Vania tentu karena punya kemampuan. Wanita ini diam-diam mengumpulkan aib orang lain.Rekaman mulai diputar."Janice, kenapa melamun melihat kembang api? Kamu diam-diam membuat permohonan ya?""Nggak." Suara Janice terdengar sengau, ada rasa malu seolah-olah rahasianya terungkap."Jangan bohong, wajahmu sampai merah. Kamu memikirkan Jason lagi?""Sstt! Jangan sampai ada yang dengar! Dia sudah bersama orang lain.""Tenang saja, cuma kita yang tahu. Ayo, katakan. Barusan kamu pikirin apa?"Malia terus bertanya dengan penasaran. Setelah ragu sejenak, Janice akhirnya ters
Baca selengkapnya

Bab 359

Segera, Jason melangkah perlahan ke arah Malia. "Setelah ini, kirimkan rekaman itu padaku.""Baik." Malia menjawab dengan mata merah, wajahnya tampak penuh kepedihan. "Pak Jason, aku benaran nggak nyangka Janice bisa sekejam ini. Semua ini salahku.""Aku nggak tahan lagi dengan cara dia diam-diam bersekongkol dengan orang lain untuk menindasku. Makanya, hari ini aku datang untuk memohon agar dia melepaskanku. Aku nggak nyangka dia malah memanfaatkan kesempatan ini untuk mencelakai Vania.""Siapa?" Mata Jason yang tajam menatap Malia."Maksudmu?" Malia terkejut."Dia bekerja sama dengan siapa? Sebutkan namanya.""Eee ...." Bahu Malia mulai bergetar.Tepat pada saat itu, pintu ruang operasi terbuka. Seorang dokter keluar dengan ekspresi panik. "Maaf, Pak Jason. Kami nggak bisa menyelamatkan bayinya. Sekarang pasien juga mengalami pendarahan hebat dan membutuhkan transfusi darah."Sebelum dokter selesai bicara, perawat sudah berlari masuk dengan kantong darah di tangan.Anwar yang mendeng
Baca selengkapnya

Bab 360

Ketika Janice kembali sadar, dia sudah mengenakan pakaian bersih dengan bantuan Ivy dan suster, bahkan darah di kepalanya sudah dicuci bersih.Rambutnya yang setengah kering terurai di pipinya, memberikan kesan indah yang rapuh. Namun, matanya benar-benar hampa, membuatnya seperti boneka kayu yang digerakkan dengan tali.Arya menunduk sambil memotong kulit mati di jarinya dengan hati-hati. Saat melihat jari Janice bergerak sedikit, dia segera menenangkan, "Sebentar lagi selesai, tahan sedikit."Janice mengangguk dengan bengong, lalu bertanya, "Gimana dengan Vania?""Keguguran, pendarahan hebat, tapi sekarang sudah stabil," jawab Arya dengan nada canggung.Mendengar itu, Janice menggertakkan giginya dan mencengkeram tepi ranjang. Dia mengangguk, lalu menggeleng. "Aku nggak mendorongnya."Arya mendongak dengan kaget. Dia menatap mata suram itu dan merasa kasihan. "Sebenarnya ...."Sebelum dia selesai bicara, pintu bangsal dibuka. Vania masuk dengan kursi roda, didorong oleh Risma. Dia me
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
323334353637
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status