Share

Bab 353

Penulis: Danira Widia
Saat itu, langkah kaki terdengar di luar pintu sehingga membuat Janice segera kembali sadar. Dia buru-buru berbaring di tempat tidur dan memejamkan matanya.

Tidak lama kemudian, dia merasakan tatapan intens yang tertuju padanya.

Jason berdiri di dekatnya, memperhatikannya dalam diam untuk waktu yang lama. Saat handuk hangat menyentuh pipinya, barulah Janice menyadari bahwa Jason sedang membersihkan wajahnya.

Setelah selesai, Jason mengambil tangannya yang masih terlihat memerah. Ketika dia mengelapnya dengan handuk, ujung jarinya sedikit gemetar karena rasa sakit. Jason menatap telapak tangan Janice yang kemerahan. Perasaan kesal dan geli bercampur dalam pikirannya.

Dia mengangkat pandangan ke arah Janice yang berpura-pura tidur dan berkata dengan suara rendah, "Yang ditampar nggak ngeluh sakit, malah kamu yang merasa sakit?"

Janice yang merasa pikirannya berhasil ditebak oleh Jason, menarik tangannya dengan cepat dan membalikkan tubuhnya sambil tetap memejamkan mata.

Jason menggantung
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
LastutiA
mulai deh provokasinya bikin gerem aja
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 354

    "Suvenir pernikahan?"Janice menatap kosong ke arah kotak di depannya.Kotak itu berbentuk kotak musik, setiap detailnya mencerminkan hasil kerajinan tangan yang luar biasa. Bahkan hanya dari desain luarnya saja sudah menunjukkan keanggunan yang mahal, apalagi isi di dalamnya.Dalam lamunannya, bayangan Vania muncul mengenakan gaun panjang kasmir yang longgar dan tampak bersinar dengan keanggunannya.Vania menyentuh perutnya yang masih rata sambil tersenyum lembut, lalu berkata, "Janice, kamu belum lihat berita hari ini? Jason dan aku akan menikah. Jason tahu aku suka tampil cantik, jadi dia ingin aku menikah sebelum perutku membesar dan sulit memakai gaun pengantin."Sambil berkata demikian, Vania menunjuk ke arah meja lain yang penuh dengan suvenir pernikahan."Baru saja kami mengumumkan pernikahan, banyak vendor bermerk yang langsung mengirimkan suvenir untuk kami pilih. Aku sampai bingung memilihnya. Jadi, aku bawa ke sini untuk minta pendapat kalian.""Janice, yang ini untukmu. In

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 355

    Jason begitu bersemangat untuk anak itu sehingga membuat semuanya tampak mendesak. Namun, Janice mengabaikan semua itu. Dia sepenuhnya memusatkan perhatian pada pekerjaannya.Menjelang jam makan siang, ponsel Janice tiba-tiba berdering. Saat dia melihat layar, nama Ivy terpampang di sana."Bu, ada apa?""Paketmu dikirim ke rumah Keluarga Karim. Aku akan mengantarnya padamu, sekalian makan siang bersama," jawab Ivy."Paket? Aku nggak beli apa-apa, Bu. Lagi pula, aku nggak pernah menulis alamat Keluarga Karim waktu berbelanja."Janice mengingat-ingat. Baru-baru ini, dia memang pernah lupa mengubah alamat pengiriman dari kampus ke tempatnya sekarang. Namun, dia yakin tidak pernah menulis alamat Keluarga Karim. Di seberang telepon, terdengar suara Ivy sedang memeriksa paketnya."Nggak salah kok, tertulis namamu dan nomormu. Aku hampir sampai di depan studiomu. Kamu lihat sendiri nanti."Janice hendak menjawab, tetapi tiba-tiba mendengar teriakan Ivy di telepon."Ah! Kamu ngapain?!""Bibi,

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 356

    Di tengah keributan, Janice melihat Vania tiba-tiba mendekatinya. Dia langsung merasa ada yang tidak beres dan segera melepaskan tangan Malia.Namun, Janice tetap terlambat selangkah. Malia yang terlihat seperti sedang memohon ampun dan kehilangan akal sehat, diam-diam mendorong Janice ke arah Vania.Terdengar jeritan tajam, lalu Vania jatuh terguling dari tiga anak tangga. Dia meringis kesakitan sambil memegangi perutnya dan berkata dengan wajah penuh penderitaan, "Perutku ... sakit sekali ...."Seorang rekan kerja langsung memarahi, "Janice! Vania bermaksud baik karena khawatir padamu, tapi kamu malah memperlakukannya seperti ini?"Rekan lainnya yang membantu menopang Vania, melihat ke arah rok Vania dan berseru ketakutan, "Darah! Banyak sekali darah!"Vania mengerang kesakitan. "Anakku ...."Mendengar itu, reaksi pertama Janice adalah segera menolongnya. Dia ingin mengulurkan tangan untuk membantu Vania, tetapi tiba-tiba seseorang muncul dan menabraknya ke sisi tangga. Lengan Janic

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 357

    Setelah bersumpah, Malia segera bersujud. Suara yang timbul akibat kepalanya yang menyentuh lantai menggema di sepanjang koridor. Siapa pun yang melihatnya akan merasa bahwa dia tidak berbohong.Ivy yang biasanya tidak pernah marah, sampai terengah-engah sambil memegang dadanya. Dia memelototi Malia dengan murka. "Kamu bohong! Kapan aku pernah mengancammu?"Ketika mendengar suara itu, Malia seketika merangkak mundur dengan ketakutan dan bersembunyi di balik kaki Anwar. "Bu, tadi kamu bahkan memukulku dengan tasmu. Kamu masih berani bilang nggak ada yang terjadi? Semua orang di studio melihatnya!""Kamu ...." Ivy terdiam, tidak bisa berkata-kata lagi.Saat ini, tangisan Risma semakin menjadi-jadi. Dia menghampiri Anwar sambil menunjuk darah di bajunya. "Pak, kamu harus memberi Vania keadilan. Setelah tahu dia mengandung anak Jason, dia sangat bahagia. Setiap hari dia mengajak anaknya mengobrol. Tapi sekarang, karena Janice, nyawanya dan anak itu terancam! Padahal, itu anak pertamanya!"

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 358

    "Apa buktinya?" tanya Risma dengan tidak sabar.Malia langsung membuka rekaman suara di ponselnya. Layar menunjukkan tanggal rekaman itu diambil pada malam Natal tahun lalu. Saat itu, hubungan Janice dan Malia sangat baik. Tidak ada rahasia di antara mereka.Janice sontak teringat pada sesuatu. Wajahnya menjadi pucat pasi, bahkan tangan yang terkepal erat gemetaran. Di kehidupan sebelumnya, Malia bisa terus berada di sisi Vania tentu karena punya kemampuan. Wanita ini diam-diam mengumpulkan aib orang lain.Rekaman mulai diputar."Janice, kenapa melamun melihat kembang api? Kamu diam-diam membuat permohonan ya?""Nggak." Suara Janice terdengar sengau, ada rasa malu seolah-olah rahasianya terungkap."Jangan bohong, wajahmu sampai merah. Kamu memikirkan Jason lagi?""Sstt! Jangan sampai ada yang dengar! Dia sudah bersama orang lain.""Tenang saja, cuma kita yang tahu. Ayo, katakan. Barusan kamu pikirin apa?"Malia terus bertanya dengan penasaran. Setelah ragu sejenak, Janice akhirnya ters

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 359

    Segera, Jason melangkah perlahan ke arah Malia. "Setelah ini, kirimkan rekaman itu padaku.""Baik." Malia menjawab dengan mata merah, wajahnya tampak penuh kepedihan. "Pak Jason, aku benaran nggak nyangka Janice bisa sekejam ini. Semua ini salahku.""Aku nggak tahan lagi dengan cara dia diam-diam bersekongkol dengan orang lain untuk menindasku. Makanya, hari ini aku datang untuk memohon agar dia melepaskanku. Aku nggak nyangka dia malah memanfaatkan kesempatan ini untuk mencelakai Vania.""Siapa?" Mata Jason yang tajam menatap Malia."Maksudmu?" Malia terkejut."Dia bekerja sama dengan siapa? Sebutkan namanya.""Eee ...." Bahu Malia mulai bergetar.Tepat pada saat itu, pintu ruang operasi terbuka. Seorang dokter keluar dengan ekspresi panik. "Maaf, Pak Jason. Kami nggak bisa menyelamatkan bayinya. Sekarang pasien juga mengalami pendarahan hebat dan membutuhkan transfusi darah."Sebelum dokter selesai bicara, perawat sudah berlari masuk dengan kantong darah di tangan.Anwar yang mendeng

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 360

    Ketika Janice kembali sadar, dia sudah mengenakan pakaian bersih dengan bantuan Ivy dan suster, bahkan darah di kepalanya sudah dicuci bersih.Rambutnya yang setengah kering terurai di pipinya, memberikan kesan indah yang rapuh. Namun, matanya benar-benar hampa, membuatnya seperti boneka kayu yang digerakkan dengan tali.Arya menunduk sambil memotong kulit mati di jarinya dengan hati-hati. Saat melihat jari Janice bergerak sedikit, dia segera menenangkan, "Sebentar lagi selesai, tahan sedikit."Janice mengangguk dengan bengong, lalu bertanya, "Gimana dengan Vania?""Keguguran, pendarahan hebat, tapi sekarang sudah stabil," jawab Arya dengan nada canggung.Mendengar itu, Janice menggertakkan giginya dan mencengkeram tepi ranjang. Dia mengangguk, lalu menggeleng. "Aku nggak mendorongnya."Arya mendongak dengan kaget. Dia menatap mata suram itu dan merasa kasihan. "Sebenarnya ...."Sebelum dia selesai bicara, pintu bangsal dibuka. Vania masuk dengan kursi roda, didorong oleh Risma. Dia me

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 361

    Sosok Jason menyihir perhatian orang, tetapi sekaligus membuat mereka takut. Jason telah datang.Dia mendekati Janice, tetapi Vania tiba-tiba memutar kursi rodanya dan memeluk Jason. "Jason, aku baik-baik saja. Jangan salahkan Janice. Aku cuma ingin berbicara dengannya. Lagi pula, sebulan lagi kita akan menikah.""Nggak ada yang perlu dibicarakan dengannya." Jason berbicara dengan dingin sambil membantu Vania duduk dengan baik di kursi roda.Vania mengerutkan alisnya, bersandar pada Jason. "Jason, jangan begini. Bagaimanapun, dia juga keluarga.""Bukan," jawab Jason dengan tatapan tanpa emosi sedikit pun."Bukan keluarga? Jadi, dia orang luar?" tanya Vania sambil menatap Janice dengan wajah bingung yang dibuat-buat.Sekujur tubuh Janice terasa dingin. Suara yang datang dari kehidupan lain tiba-tiba terngiang di pikirannya."Janice, kamu bersama Jason 8 tahun, tapi nggak bisa menandingiku. Begitu aku kembali, dia langsung ingin kamu menyerahkan tempatmu untukku dan anakku. Dia bahkan bi

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 396

    Di rumah merah, interior rumah itu sangat indah, tetapi entah mengapa ada aura menyeramkan di setiap sudutnya. Yoshua yang terbiasa dilayani orang lain, hanya menyisakan dua pelayan untuk merawat Tracy.Janice dibawa ke sebuah kamar di lantai atas. Begitu pintu terbuka, ruangan itu gelap gulita. Dia bahkan belum sempat menyesuaikan diri saat tiba-tiba didorong hingga terjatuh ke lantai.Janice menopang tubuhnya dan berusaha menyerbu ke luar, tetapi pintu sudah terkunci rapat. Seketika, ketakutan akan kegelapan menjalar di hati. Dia meraba dinding untuk mencari saklar dan menyalakan lampu.Saat melihat jelas isi ruangan, wajahnya langsung pucat pasi. Pikirannya belum sepenuhnya menangkap apa yang terjadi, tetapi tubuhnya sudah bereaksi dengan sangat cepat."Huek!" Janice bergegas masuk ke kamar mandi dan muntah dengan hebat. Setelah tidak ada lagi yang bisa dimuntahkan, kedua tangannya diletakkan di wastafel untuk menopang tubuhnya.Saat menatap ke cermin, dia melihat wajahnya perlahan-

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 395

    Jason mengeluarkan ponsel, memutar rekaman panggilan telepon yang dilakukan oleh Vania kepada kekasihnya di luar negeri."Sayang, aku akan terbang saat natal. Kamu harus datang menjemputku. Aku benar-benar muak dengan Azka si bodoh ini!"Vania tertegun seperti patung. Bibirnya bergetar karena ketakutan, "Azka, bukan seperti itu. Aku cuma ...."Azka tersenyum tipis dan langsung memeluknya. "Nggak apa-apa, aku percaya padamu."Tepat saat Vania merasa lega, Arya muncul. "Azka! Kamu gila ya? Kamu jelas-jelas dimanfaatkan olehnya! Dia sama sekali nggak mencintaimu! Dia mendekatimu cuma karena kamu adikku! Tujuannya untuk mengetahui keberadaan dan situasi Jason melalui dirimu!""Aku tahu." Azka tertawa terbahak-bahak. "Aku tahu segalanya."Kali ini, bukan hanya Arya yang tertegun, tetapi Vania juga.Azka menunjuk ke arah Arya dan tertawa sinis. "Sejak kecil, kamu selalu menjadi teladan di mata orang lain. Kamu nggak pernah berbuat salah, sedangkan aku selalu salah dalam segala hal yang kulak

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 394

    Ruangan di bangsal menjadi sunyi.Jason menatap angka-angka di layar dengan tatapan dingin. "Apa maksud angka 1, 2, dan 3?""1 berarti rumah, 2 berarti tempat kerjaku, dan 3 berarti luar kota," jawab Ivy segera tanpa berani menunda.Ibu dan anak itu hidup saling bergantung, sehingga harus berhati-hati. Saat masih muda, Ivy pernah diikuti oleh seorang pria. Kemudian, putrinya yang cantik, Janice, juga pernah menjadi target orang jahat.Itu sebabnya, mereka berdua menciptakan kode ini. Jika terjadi masalah dan tidak bisa menelepon, mereka akan mengirim pesan.Saat itu, Janice masih kecil. Hidup mereka berpusat di rumah dan tempat kerja, jadi tidak ada banyak angka dalam kode itu.Zachary berasumsi, "Apa mungkin Janice dibawa ke luar kota?"Ivy mengernyit, "Kalaupun ke kota lain, seharusnya itu angka 4. Dia pasti tahu aku bisa mengerti dan nggak mungkin salah mengirim angka. Kenapa malah kirim angka 5?""Ke luar negeri," ucap Jason sebelum berbalik meninggalkan ruangan.Norman dan Arya se

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 393

    Janice langsung mengirimkan serangkaian angka kepada Jason melalui pesan, lalu menggeser ke kiri untuk menghapus ruang obrolan.Melihat Tracy hampir pingsan, Janice akhirnya melepaskan tangannya. Sebenarnya, dia benar-benar ingin mencekik Tracy sampai mati.Namun di kehidupan ini, hidupnya baru saja dimulai dan dia pernah berjanji pada Vega bahwa dia akan menjadi diri yang berbeda. Dia tidak akan membiarkan orang seperti Tracy menghancurkan hidupnya.Setelah lolos dari cekikan, Tracy seperti orang gila yang berteriak keras, "Tolong! Tolong aku!"Saat berikutnya, pintu dibuka. Yoshua yang baru selesai membalut lukanya, segera masuk dengan pengawal.Yoshua sontak menarik Janice menjauh. "Janice, tenanglah! Kalau bukan karena Jason, kami nggak akan jatuh sampai seperti ini. Semua ini gara-gara dia!"Mendengar itu, Janice langsung terdiam. Wajahnya yang sudah pucat semakin pucat. Mata merahnya menatap Yoshua. "Kamu juga tahu? Kamu juga terlibat?"Yoshua baru sadar bahwa dirinya salah bicar

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 392

    Ketika Janice terbangun lagi, ada seseorang berdiri di samping tempat tidurnya, menatapnya dengan tatapan suram.Begitu melihat wajah orang itu dengan jelas, Janice terkejut dan langsung bangkit. Dia menatap orang itu dengan waspada, Tracy.Penampilan Tracy kini sangat berbeda dari wanita anggun dan bermartabat yang ada di dalam ingatannya. Kemungkinan besar, jatuhnya Keluarga Hariwan memberi pukulan besar baginya. Rambutnya kini sudah beruban, lingkaran hitam tampak jelas di bawah matanya.Dulu Tracy hanya terlihat sedikit lemah, tetapi sekarang ada aura kematian yang mengelilinginya.Janice turun dari tempat tidur dan mundur selangkah. "Bu Tracy, apa yang ingin kamu lakukan?"Tracy tidak berkata apa-apa, hanya merapikan rambut di dahi sebelum duduk di kursi di seberang dengan perlahan. Gerak-geriknya tetap memancarkan sikap elegan seorang wanita kaya.Setelah duduk dengan tenang, dia mengangkat kelopak matanya untuk menatap Janice dengan tatapan menghina. "Padahal, kamu dan Jason aka

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 391

    "Aku tahu kamu sulit percaya sekarang. Nggak apa-apa, kita masih punya banyak waktu nanti. Janice, jangan benci aku. Aku juga nggak ingin menjadi seperti ini, tapi aku nggak punya pilihan."Janice mengerutkan alis, menyadari ada makna tersembunyi di balik kata-katanya. "Siapa yang memberimu pilihan?"Yoshua tidak menjawab, malah bangkit mendekatinya dan mengganti steik di depan dengan steik yang sudah dia potong."Makanlah, jangan keras kepala lagi. Paman Jason mungkin membiarkanmu bersikap keras kepala, tapi aku nggak. Apa yang kuinginkan, harus kudapatkan. Dan yang nggak bisa kudapatkan … akan kuhancurkan. Nggak akan kubiarkan jadi milik orang lain, terutama Paman Jason."Yoshua mengucapkannya dengan senyuman di wajah, tetapi nadanya begitu dingin tanpa perasaan. Ketika dia bilang dia menyukai Janice, itu benar, tetapi kebenciannya pada Jason juga benar adanya.Janice melirik tangan yang menekan bahunya. "Gimana aku bisa makan kalau begini? Aku sudah ada di sini, apa mungkin aku bisa

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 390

    Janice memalingkan wajahnya dengan paksa, menghindari tangan Yoshua.Tangan Yoshua terhenti di udara. Dia perlahan menurunkannya sambil tersenyum tipis. "Masih marah?"Nada suaranya seperti sedang menenangkan kekasih yang kesal.Namun, Janice merasa tubuhnya dibasahi keringat dingin. Dia meronta-ronta sambil bertanya, "Sebenarnya apa yang kamu inginkan?"Yoshua menatapnya beberapa detik. Dengan mengabaikan kemarahannya, dia bertanya dengan lembut, "Lapar, 'kan? Duduk dulu dan makan sesuatu."Yoshua duduk dengan tenang, lalu memberi isyarat kepada pramugari untuk melayani.Janice enggan duduk, tetapi pengawal di belakang menekan bahunya dengan kuat, membuatnya tidak punya pilihan selain duduk.Pramugari menuangkan sampanye untuk mereka, menyajikan steik yang baru saja dimasak.Yoshua mengangkat gelas ke arah Janice untuk bersulang. Namun, Janice mengepalkan tangannya dan tidak ingin bersulang."Janice, situasi sudah seperti ini. Melawanku nggak akan membawa keuntungan apa pun bagimu." M

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 389

    Arya termangu. "Kenapa dibuang di sini? Kenapa nggak langsung memanggilku saja?""Ada yang mengawasinya."Dalam perjalanan, Jason sudah meninjau semua rekaman CCTV. Dalam rekaman itu, Janice terlihat menoleh ke kiri dan kanan, jelas menunjukkan bahwa dia sedang diawasi.Jason membuka kertas yang diremas. Ada dua lembar kertas di dalamnya, sama seperti yang tadi dilihat Arya.Arya seketika menyadari sesuatu. "Tadi dia terus menatap kertas itu dan tanya apa aku dijodohkan dengan wanita bernama Naura. Siapa itu?""Aku tahu siapa." Jason berdiri dan menoleh ke arah Norman. "Hubungi tetangga Janice."Norman mengangguk dan segera menelepon.Jason menggoyangkan kertas di tangannya di hadapan Arya. "Gimana menurutmu?"Wajah Arya langsung berubah serius, lalu berkata dengan nada kesal, "Itu Azka. Dia tahu ibuku sedang menjodohkanku. Dia meniru tulisan tanganku dan pura-pura menjadi aku untuk bertemu dengan wanita bernama Naura, yang juga merupakan tetangga Janice. Tapi, aku nggak mengerti, kena

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 388

    Janice menunduk dan mengambil kertas yang jatuh di lantai itu. Tiba-tiba, dia termangu di tempat.Arya yang melihatnya pun bingung. "Kenapa tiba-tiba bengong?"Janice membuka kedua kertas yang ada di tangannya dan berkata, "Lihat ini."Arya awalnya tidak peduli, hanya melirik sekilas. Namun, saat berikutnya dia terdiam. "Nomor siapa ini? Kenapa tulisannya mirip dengan tulisanku?"Angka 9, 6, dan 1 di kertas itu memiliki ekor, seperti tanda tangan khas milik seseorang. Tidak heran Janice merasa familier melihat kertas yang diberikan oleh Naura kepadanya. Ternyata, dia pernah melihatnya di rekam medis Arya.Tiba-tiba, Janice teringat pada ucapan Naura yang mengatakan pria yang diperkenalkan kepadanya adalah seorang dokter.Janice sontak mendongak dan menatap Arya. "Kamu dijodohin ya? Nama wanitanya Naura, 'kan?"Arya terkejut sejenak. "Kok kamu tahu? Tapi, aku belum sempat bertemu wanita itu. Aku ...."Mereka saling memandang dan langsung memahami sesuatu.Arya berkata dengan agak marah,

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status