Share

Bab 374

Author: Danira Widia
Di sisi lain, Arya membantu Jason membersihkan lukanya dengan hati-hati. "Nggak ada masalah besar," kata Arya.

Jason hanya menggumamkan suara setuju, lalu mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya.

Setelah hening beberapa saat, Arya tersenyum pahit. "Kamu sudah menduga sebelumnya kalau dia akan pergi mencari Vania, bukan?"

"Ya," jawab Jason singkat.

Asap putih yang tipis dari rokok menambah suasana suram di dalam ruangan. Arya menghela napas. "Maafkan aku. Aku sudah nggak berani lagi mohon sama kamu. Aku sudah membicarakan hal ini sama ibuku dan dia hanya merasa bersalah padamu karena nggak bisa mendidik Azka dengan baik."

Jason menepuk abu rokoknya. "Nggak usah dibicarakan lagi. Tunggu sampai mereka dibawa kembali, baru kamu bisa minta maaf."

Arya terdiam sejenak. Fakta bahwa Jason mengatakan hal ini menunjukkan bahwa Azka masih mungkin kembali dengan selamat. Dia juga tidak berani memaksa lebih jauh.

Namun, ada sesuatu yang membuatnya merasa aneh. "Pernikahanmu dijaga ketat oleh
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
LastutiA
makasih thor,episode ini sangat manis.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 375

    Topik yang sedang trending itu memang sulit untuk diungkapkan. Arya yang melihat layar komputer dengan wajah penuh keheranan, menoleh ke arah Jason sambil menahan tawa. "Aku benar-benar nggak nyangka, Vania sudah seperti itu, tapi ternyata masih ada penggemar yang membelanya.""Penggemar bilang, kamu sudah bersama Vania selama tiga tahun tapi nggak bisa memuaskannya. Jelas-jelas itu karena kamu nggak kompeten. Mereka menyuruhmu nggak usah menghalangi kebahagiaannya.""Uhuk, uhuk. Cepat suruh Norman hapus omong kosong ini. Sangat memengaruhi reputasimu!" ujar Arya sambil terkekeh.Jason melirik layar komputer, lalu mengangkat pandangannya dan melihat Janice sedang menahan senyum di sudut bibirnya. Dia berkata dengan nada datar, "Aku kompeten atau nggak, nggak perlu semua orang tahu. Cukup satu orang yang tahu."Ruangan itu langsung sunyi seketika. Janice yang sedang membaca komentar netizen, mendadak mendengar pernyataan itu. Norman dan Arya serempak menatap ke arahnya.Hanya dalam seke

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 376

    Janice akhirnya berhasil membawa mobil keluar dari tempat parkir dengan susah payah dan mulai mengemudi dengan kecepatan yang stabil di jalan. Orang-orang yang melihat mobil mewah itu di jalan tidak berani marah, mereka hanya bisa mengalah.Setengah perjalanan sudah dilalui, tetapi lalu lintas mulai lebih padat karena jam pulang kerja.Janice mulai merasa gugup dan saat menghindari kendaraan lain, dia beberapa kali menginjak rem dengan tiba-tiba."Janice, kapan terakhir kali kamu menyetir?" Jason memijat pelipisnya, merasa seperti mau terkena gegar otak lagi karena rem mendadak yang terus-menerus.Janice menggenggam erat setir, mencoba mengingat, ingin mengatakan delapan tahun yang lalu, tapi itu juga tidak sepenuhnya benar. Akhirnya, dia berkata dengan suara kecil, "Waktu aku di tahun kedua kuliah."Meskipun Ivy dulu memintanya belajar mengemudi lebih awal, dia tidak punya mobil sendiri, jadi tidak pernah ada kesempatan untuk praktik."Menepi saja," kata Jason dengan nada yang jarang

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 377

    Jason menundukkan pandangannya dan kebetulan melihat Janice berdiri tanpa alas kaki. Dia sedikit melonggarkan pelukannya. "Kamu nggak pakai sepatu?" tanyanya.Janice tanpa sadar menggerakkan jari-jari kakinya. "Sandal rumahmu terlalu besar, jadi nggak nyaman. Bukan nggak sempat pakai karena buru-buru datang.""Aku nggak nanya," jawab Jason sambil menatap Janice dengan senyum samar di sudut bibirnya.Janice merasa sedikit canggung dan ingin mendorongnya pergi. Namun, di detik berikutnya, tubuhnya diangkat oleh Jason dan diletakkan di atas meja dapur tengah."Jangan bergerak," perintahnya.Setelah itu, Jason berbalik dan memunguti pecahan kaca di lantai, lalu membuangnya ke tempat sampah. Setelah memastikan lantai sudah bersih, dia mencuci tangannya sebelum kembali mendekat.Ketika Janice hendak turun dari meja, tubuhnya langsung dihalangi oleh Jason. Dia sedikit menunduk ke belakang dan mengangkat tangannya untuk menahan jarak dan mencoba mengalihkan pembicaraan. "Paman, bukannya kamu l

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 378

    Setelah mandi, Janice mengenakan jubah mandi dari kamar tamu. Saat melihat jubah mandi pria yang panjang hingga menyentuh lantai, dia merasa sedikit aneh.Ketika terakhir kali datang ke sini, dia tidak begitu memperhatikan interior rumah ini. Baru sekarang dia menyadari bahwa di tempat ini sama sekali tidak ada jejak keberadaan Vania. Bahkan, tidak ada tanda-tanda bahwa seorang wanita pernah menginap di sini.Vania tidak pernah tinggal di sini?Dengan rasa penasaran, dia naik ke tempat tidur. Namun, pikirannya segera tergantikan oleh rasa nyaman dari selimut bulu angsa yang lembut.Begitu nyaman.Janice menggulingkan tubuhnya sekali, lalu memejamkan matanya. Namun, karena dia tidak terbiasa dengan tempat tidur yang asing, dia tidak bisa tidur dan hanya bisa memejamkan mata sambil menghitung bintang.Entah sudah berapa lama dia menghitung, tiba-tiba terdengar suara gelas pecah dari kamar sebelah.Lagi-lagi trik ini!Janice mendengus pelan, membalikkan tubuhnya, lalu menarik selimut hing

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 379

    Janice mencoba mendorong pria di atas tubuhnya, tanpa menyadari bahwa jubah mandi longgar yang dia kenakan telah terbuka. Kerahnya turun, memperlihatkan bra berwarna terang yang dikenakannya.Hari ini, Janice mengenakan gaun pendamping pengantin. Agar tidak terlihat memakai bra, dia asal membeli bra setengah cup tanpa tali yang murah. Namun, seperti kata pepatah, murah tidak selalu berarti bagus. Ukurannya tidak pas, sedikit lebih kecil dari seharusnya. Dia berpikir hanya akan memakainya sekali, jadi malas untuk menukarnya.Alhasil, situasi sekarang justru terlihat semakin menggoda.Ketika Janice menyadari bahwa dia telah "terbuka", semuanya sudah terlambat.Jason memicingkan matanya sedikit. Butiran keringat dingin di sudut matanya mengalir perlahan, berbaur dengan panas membara yang mulai terlihat di tatapannya. Dengan suara rendah yang terdengar serak, dia memanggil, "Janice."Jason tidak pernah memanggil namanya sebanyak ini sebelumnya. Janice tertegun sejenak, lalu menjawab pelan,

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 380

    Sebuah penginapan kecil di luar kota.Vania menatap seprai yang sudah menguning, bahkan berlubang bekas rokok, dan rasa mual langsung menyerangnya. "Tempat busuk seperti ini, memangnya bisa disebut tempat tinggal?" tanyanya dengan nada jijik.Azka memeluknya. Dia tidak marah, malah tersenyum, "Vania, akhirnya kamu hanya milikku."Namun, Vania sama sekali tidak merasa senang. Dia mendorongnya dengan kuat. "Tutup mulutmu! Aku tanya, kenapa kamu membawaku ke tempat bobrok begini?""Di dalam kota, orang-orang Keluarga Karim sedang mencarimu. Bertahanlah sebentar. Begitu aku beli tiket pesawat, kita akan pergi ke luar negeri."Azka menyandarkan tubuhnya pada meja reyot yang penuh lubang dan lekukan, lalu menyalakan sebatang rokok dan menatap Vania dengan tenang. Meskipun Vania terlihat agak berantakan saat ini, dia yang mengenakan gaun pengantin masih terlihat cantik di matanya.Azka mengulurkan tangan untuk menyeka debu dari wajah Vania, lalu mencengkeram lehernya dan menariknya mendekat u

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 381

    Jason sedang duduk di sofa dan membaca dokumen. Ketika melihat Janice keluar, dia mengangkat pandangannya sekilas. "Sudah bangun? Pakaian itu cocok sekali.""Ya." Janice mengangguk, tapi merasa ada yang aneh dengan pernyataan itu.Saat itu, Norman keluar dari dapur. "Pak Jason, Bu Janice, sarapannya sudah siap."Jason menutup dokumen yang dibacanya, berdiri dan menarik Janice untuk duduk di kursi makan."Nanti biarkan sopir mengantarmu ke studio."Janice melihat jam, merasa tidak ada waktu untuk menolak, jadi dia hanya menjawab, "Baik."Ketika hampir selesai makan, Janice melirik Jason dengan hati-hati, lalu bertanya dengan tulus, "Paman, kamu kemarin sudah minum obat. Gimana hari ini? Sudah merasa baikan?"Ekspresi Jason sedikit berubah, lalu dia menjawab singkat, "Sudah nggak apa-apa."Janice mengingatkannya, "Setelah sarapan, jangan lupa minum obat untuk pemulihan.""Hmm." Jason meletakkan peralatan makannya, menatap Janice yang duduk di seberangnya.Tatapan itu membuat Janice sedik

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 382

    Janice melihat sosok yang perlahan berjalan mendekatinya, lalu mundur dua langkah dengan waspada. Orang itu adalah Yoshua.Sudah lama tidak bertemu, dia terlihat lebih kurus daripada sebelumnya. Menurut Ivy, Yoshua telah dicopot dari jabatannya di perusahaan Keluarga Karim. Bahkan saham yang diwariskan oleh ayahnya juga telah diambil kembali oleh Anwar.Sekarang dia hanya bisa membawa Tracy kembali ke Grup Hariwan. Tidak, bahkan itu pun sudah bukan lagi miliknya, karena Grup Hariwan telah diakuisisi oleh Jason. Paling-paling, dia hanya dianggap sebagai salah satu pemegang saham kecil.Sebenarnya, Janice tidak mengerti kenapa Anwar bisa begitu tidak berperasaan terhadap Yoshua.Setelah kembali sadar dari lamunannya, Janice tetap memberi anggukan sopan. "Pak Yoshua."Yoshua tersenyum pahit. "Kamu masih marah?"Janice tidak menjawab. Bagaimana mungkin dia tidak marah? Orang yang telah dia percayai selama dua kehidupan, ternyata hanya terus-menerus menipunya.Melihat Janice tetap diam, Yos

Latest chapter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 554

    Fiona tidak langsung memberi tahu Janice di mana letak restorannya, hanya mengatakan dia ingin memberikan kejutan untuk semua orang.Lagi pula, Janice memang sudah bersiap untuk mengeluarkan banyak uang. Oleh karena itu, dia pun tidak banyak bertanya. Namun, saat menjelang waktu pulang kerja, dia menerima undangan dari Landon.[ Nanti aku akan menjemputmu. ][ Nggak usah. Berkat kamu, aku harus mengeluarkan bonus besarku untuk traktir rekan-rekanku. Tapi kamu malah traktir pemeran utamanya, nggak masuk akal, 'kan? Besok aku libur, aku masak untukmu saja. ]Janice mengetik dengan sangat cepat dan langsung mengirimnya dengan tanpa ragu.Sejak mengikuti saran dari Zachary, Janice pun menerima perasaan Landon dengan tenang. Meskipun mereka belum resmi bersama, keduanya mulai saling memahami dan sering berinteraksi. Seperti orang lain pada umumnya, mereka mengobrol dan kadang makan bersama. Hari-hari seperti ini terlihat tenang, tetapi dia merasa sangat nyaman.Di layar ponsel Janice, terli

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 553

    Janice yang tidak bisa menahan diri pun langsung tertawa.Melihat Janice tertawa, Landon juga ikut tertawa sambil menyerahkan susu yang sudah ditusuk dengan sedotan ke tangannya.Jason yang sudah berdiri di luar pintu sejak tadi pun melirik ke arah Norman.Norman berdiri dengan ekspresi serius dan berkata dengan pelan, "Dia pantas menerimanya."Jason tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya memiringkan tubuhnya dan menatap ke arah Janice yang berada di dalam ruangan.Namun, dia malah melihat Janice menatap Landon dengan mata yang jernih, Landon benar-benar sudah masuk ke hati Janice. Meskipun tidak langsung menerima pernyataan cinta Landon, Janice juga tidak menolak dan bahkan membiarkan Landon mencium tangannya.Pada saat itu, Jason baru tahu ternyata begini rasanya disingkirkan dari hati seseorang. Jelas-jelas jarak mereka begitu dekat, tetapi dia merasa pahit sampai dadanya terasa sesak.Dia hanya merasakan perasaan ini sekali saja, tetapi dia sudah membuat Janice merasakan hal ini berka

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 552

    "Pak Landon?" panggil Janice sambil mengangkat kepala dan menatap pria yang baru saja masuk ke dalam ruangan itu.Landon memegang sebuah termos di tangannya. Saat melihat kotak makanan di atas meja, dia tersenyum dan berkata, "Sepertinya ada orang yang berpikiran sama denganku."Namun, tak disangka, Zachary langsung mengangkat kotak makanan yang dibawanya dan berkata, "Pak Landon, aku hanya datang untuk menjenguk Janice. Ini adalah makanan yang aku siapkan untuk ibunya. Kamu datang tepat waktunya."Janice tertegun sejenak, lalu membelalakkan matanya sebagai isyarat agar Zachary tidak salah paham.Zachary hanya tersenyum dan berkata, "Aku pergi dulu, kalian ngobrol saja."Namun, sebelum Janice sempat berbicara, Zachary sudah membawa barang-barangnya dan pergi. Dia pun menatap Landon dengan canggung dan berkata, "Maaf, kamu ... baik-baik saja, 'kan?"Janice menyadari Landon masih mengenakan pakaian pasien di balik mantelnya. Air laut sangat dingin, orang biasa tidak akan sanggup menahann

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 551

    Janice menundukkan kepala dan menatap tisu yang diremas di tangannya, lalu berkata dengan ambigu, "Kalau kali ini aku nggak bisa membantu ibuku, dia pasti dalam bahaya besar. Jadi, kamu dan Bu Elaine ...."Setelah mengatakan itu, Janice berhenti sejenak karena tidak sanggup melanjutkan perkataannya. Bagaimanapun juga, Zachary sudah menyatakan perasaannya di depan publik, Zachary tidak mungkin bisa bersama Elaine yang sudah menyakiti Ivy.Namun, adegan pernikahan Zachary dan Elaine di kehidupan sebelumnya terus menghantui pikiran Janice. Dia tetap tidak mengerti mengapa pria yang sangat mencintai Ivy bisa begitu cepat menikah dengan Elaine saat jasad Ivy masih belum lama terkubur. Meskipun biasanya terlihat lembut, Zachary bisa langsung mengerti maksud di balik perkataannya."Kamu pikir aku akan melupakan ibumu dan hidup tenang bersama Elaine?" kata Zachary.Janice merespons dengan pelan karena mengingat kedua orang ini memang pernah memiliki perasaan sebelumnya. Jika Zachary melunak da

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 550

    "Apa?" Arya melepas masker medisnya dengan kasar, lalu bertanya dengan marah, "Siapa yang percaya itu?"Di tempat tidur, Jason duduk bersandar pada bantal dan menyalakan sebatang rokok. Melalui lapisan tipis asap, matanya menyiratkan kegelapan yang mendalam."Kamu kira Janice cuma perlu menangkap satu pria seperti itu untuk bisa menangkap Elaine? Kamu tahu berapa banyak pria yang dimiliki Elaine?"Arya tertegun di tempat, mulutnya bahkan menganga tanpa sadar. "Maksudmu?""Yang dikatakan Elaine nggak salah. Pria-pria itu semua dilatih secara profesional dan orang yang melatih mereka adalah Elaine sendiri. Kalau nggak, gimana dia bisa begitu mudah diterima di kalangan sosial para nyonya kaya?" Jason mengetuk ujung rokoknya, menjatuhkan abu.Arya mengangkat alis. "Jadi, dia juga merangkap jadi mucikari? Seorang presdir besar seperti dia ternyata ....""Mengendalikan para wanita dari keluarga terpandang yang menikah demi status, tapi hidup kesepian. Ini adalah cara paling sederhana, kenapa

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 549

    Jason mengulangi kata-kata itu dengan suara pelan, lalu berjalan langsung ke luar pintu.Janice tidak tahu apakah itu hanya perasaannya, tetapi aura dingin dan tenang yang biasanya melekat pada Jason kini seperti ditutupi oleh bau obat yang begitu kuat.Saat dia menoleh, sosok pria itu sudah menghilang. Arya tersadar dan berkata dengan agak cemas, "Aku akan melihat keadaannya."Akhirnya, di ruangan itu hanya tersisa Rachel dan Janice.Rachel tidak banyak bertanya, dia hanya membantu Janice duduk, lalu berkata, "Janice, maaf. Bibiku terlalu keras kepala, aku pikir Jason menoleransinya karena menghormatiku. Aku mewakili mereka meminta maaf."Janice menatap Rachel, tidak tahu harus berkata apa. Setelah beberapa saat, dia akhirnya bertanya, "Rachel, tentang Thiago ....""Aku benar-benar nggak nyangka kalau Thiago ternyata seperti itu di belakang. Dia sudah menyakiti begitu banyak wanita. Dia memang pantas menerima hukuman. Janice, kamu benar-benar hebat, tapi terlalu berisiko."Rachel berb

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 548

    Elaine melihat Penny hanya diam, jadi segera mendesaknya, "Bu Penny, kalau ada sesuatu, katakan saja. Pak Jason dan Pak Anwar ada di sini, mereka pasti akan membelamu."Penny menggigit bibirnya. Beberapa detik kemudian, dia menggeleng kuat. "Janice memang nggak pernah setuju. Thiago yang menyukainya dan memaksanya untuk menikah.""Bu Penny! Omong kosong apa yang kamu bicarakan?" Elaine menatapnya dengan tajam, bergegas melangkah maju.Janice mengangkat tangan untuk menghalangi, lalu balik bertanya, "Bu Elaine, ini adalah pernyataan Bu Penny sendiri. Kenapa kamu bilang dia mengada-ada? Masa yang dianggap kebenaran cuma pengakuan kalau aku yang mengejar Thiago? Sebenarnya apa niatmu?"Elaine begitu marah hingga urat di dahinya menggembung, tetapi dia tidak bisa membantah.Tentu saja Penny tidak akan membantu Elaine. Karena Janice memiliki video Penny bersama pria di foto itu, bukti yang jauh lebih menghebohkan daripada yang foto dengan Ivy.Jika video itu tersebar, ditambah dengan skanda

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 547

    Detik demi detik berlalu, wajah Jason semakin terlihat suram. Akhirnya, dia menekan bibirnya rapat-rapat, menatap Janice dengan tatapan yang rumit.Janice sudah terbiasa dengan sikap dingin dan diamnya Jason. Jason tidak bisa dan tidak akan membantunya, meskipun yang dibutuhkan hanya dua kalimat sederhana untuk membuktikan kebenaran.Manusia itu rumit, begitu pula perasaan. Namun, Janice hanya menginginkan sesuatu yang lebih sederhana.Tanpa ragu, dia berkata, "Kalau begitu, silakan Bu Elaine menunjukkan lebih banyak bukti kalau foto-foto itu memang dapat dipercaya. Kalau nggak, aku berhak menganggap foto-foto itu hasil rekayasa."Elaine tidak menyangka Janice begitu keras kepala. Dengan kesal, dia bertanya, "Lalu, apa buktimu kalau ibumu nggak bersalah?""Kebetulan, aku memang punya." Janice mengambil laporan visum dari laci dan melemparkannya ke hadapan Elaine."Di hari pertama kejadian, aku langsung melapor ke polisi. Ini adalah laporan visum yang dilakukan di bawah pengawasan pihak

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 546

    "Kalau begitu, lihat baik-baik siapa ini." Begitu Anwar selesai bicara, para pengawal menyeret Ivy masuk ke ruangan.Ivy didorong hingga tersungkur di samping tempat tidur. Janice bergegas turun dan membantunya berdiri.Namun, sebelum mereka berdiri dengan stabil, Elaine langsung menerjang ke depan dan menarik paksa kerah baju Ivy."Lihat ini, ini Nyonya Kedua Keluarga Karim. Masih ada tanda dari pria lain di tubuhnya. Pantas saja, dia bersembunyi. Kalau aku jadi dia, aku juga malu bertemu orang."Ivy berusaha sekuat tenaga untuk melawan, tetapi lukanya baru saja sembuh. Dia bukan tandingan Elaine. Janice akhirnya menarik kembali kerahnya dan membantunya merapikan pakaian.Wajah Ivy dipenuhi rasa hina, matanya memerah karena menahan emosi. "Elaine, kamu sudah keterlaluan."Elaine mencibir. "Aku keterlaluan? Setidaknya aku nggak mencari pria lain. Kamu berani bilang kalau wanita di foto ini bukan kamu?"Sambil berbicara, dia mengangkat foto-foto yang kotor itu.Ivy meliriknya sekilas, l

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status