Share

Bab 408

Author: Danira Widia
Gadis kecil itu tampak bingung, tetapi ibunya menariknya ke samping dengan lembut. "Jangan buat orang lain terdengar tua."

"Tapi Paman Jason juga nggak tua, istrinya pasti juga nggak tua," kata gadis kecil itu dengan polos.

Janice merasa wajahnya memanas. Dia buru-buru menarik tangannya dari genggaman Jason dan tersenyum canggung.

Ibu gadis kecil itu melirik mereka berdua. Dia jelas memahami situasinya, tetapi tidak berkata apa-apa. Dia hanya tersenyum dan berkata, "Kami buka kedai kecil di kawasan universitas. Kalau ada waktu, mampirlah."

"Baik," jawab Jason singkat.

Janice semakin yakin bahwa keluarga ini memang orang-orang yang baik. Saat mereka melihat keluarga kecil itu pergi, Janice menggigit bibirnya. Ada perasaan lega, tetapi juga ketidakpastian.

Jika dalam kehidupan sebelumnya begitu banyak hal terjadi tanpa sepengetahuannya, maka pada akhirnya, siapa yang seharusnya dia salahkan atas nasib dirinya dan Vega?

Pikiran itu membuatnya beralih menatap Jason.

"Paman, bagaimana denga
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (10)
goodnovel comment avatar
Ros Dianie
Kualat si Tracy yg sdh memperalat Janice dan Jason. Melalui anak nya si Yoshua yg jd Mandul krn kecelakaan. Dan Vania sekarat ber sm Azka. . Dan si tua bangka Anwar gmana tuh.... Akan kah janice mwnemukan kebahagian nya. Semoga penulis ga menindas janice juga.
goodnovel comment avatar
Winarsih_wina
ha Zachary juga yang mengalahkan Jason berkat syal buatan jenice. mau di ambil udah bekas dan lama mau di biarkan bikin sakit hati dan iri.
goodnovel comment avatar
Hamidah Arsho
makasih lho Thor Vania Azka masih di bikin hidup, Vania harus liat Jason Janis nikah. balasan yg setimpal buat Vania itu hidup segan mati gak bisa, dan Anwar di bikin ketakutan mengingat dosa2nya tapi jgn di bikin insaf, karena aku mau benci si kakek biadab ini smpai tamat
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 409

    Jason segera memberikan perintah, "Panggil sopir, siapkan mobil." Setelah itu, dia menoleh ke Janice dan berkata singkat, "Berikan padaku dalam satu minggu."Lalu, tanpa memberi kesempatan bagi Janice untuk menanggapi, dia bergegas menuju halaman belakang. Janice tertegun. Siapa yang setuju? Dia ingin mengejarnya, tetapi Zachary menghalanginya."Janice, jangan ikut campur. Kondisi mental Tracy lagi nggak stabil. Jangan sampai kamu jadi sasaran kemarahannya. Sebaiknya kamu cari ibumu.""Baik."Janice merasa Zachary ada benarnya. Setelah semua yang terjadi, tidak pantas baginya untuk terlalu terlibat dalam urusan keluarga utama. Setelah memastikan Zachary dan Jason pergi, dia bergegas kembali ke halaman belakang untuk mencari Ivy.Saat membuka pintu, tidak ada suara gaduh yang biasanya keluar dari mulut ibunya. Keanehan itu membuatnya naik ke lantai atas, dan di sanalah dia melihat Ivy duduk termenung di dekat jendela."Ibu, ada apa?"Ivy terkejut. Dia berkedip beberapa kali sebelum terg

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 410

    Pemakaman Tracy begitu sederhana, bahkan lebih seadanya dibandingkan orang biasa. Orang biasa setidaknya akan menjalani prosesi berkabung selama tiga hari. Namun, Tracy hanya dikremasi secara buru-buru dan dikuburkan di sebidang tanah kosong.Yoshua sebenarnya ingin mengadakan acara peringatan untuknya. Namun, setiap kali dia menghubungi seseorang, panggilannya ditolak atau diabaikan dengan alasan sibuk.Tidak ada yang datang, kecuali orang-orang yang selama ini paling ingin dihancurkan oleh Tracy. Bahkan pamannya, Howard, memilih untuk membawa seluruh keluarganya kabur ke luar negeri.Yang paling ironis, alasan kepergian Howard di saat genting ini adalah karena Tracy. Sebelum mengembuskan napas terakhir, Tracy masih sempat memberi peringatan padanya. Benar-benar sulit untuk dikomentari.Awalnya, Janice tidak ingin datang. Namun, Ivy bersikeras untuk hadir.Di bawah terpaan angin dingin, Yoshua berdiri di depan makam ibunya dengan mengenakan setelan hitam yang tampak longgar di tubuhny

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 411

    Berjalan dengan pincang memang memalukan. Namun, situasi saat ini jauh lebih memalukan. Di Kota Pakisa, siapa yang tidak mengenal Jason?Dengan begitu santainya dia menggendong Janice naik ke atas, membuat semua orang di rumah sakit menatap mereka.Janice buru-buru menundukkan kepala, berpura-pura merapikan rambutnya untuk menutupi wajahnya. Jason meliriknya sekilas, lalu bertanya dengan suara rendah, "Apa aku membuatmu malu?"Dulu, Janice pasti akan merasa malu. Namun sekarang, dia merasa waswas. Dia berpikir cepat, lalu mengusap matanya dan berkata, "Bukan, aku cuma merasa ada sesuatu yang masuk ke mataku.""Hmm." Jason tidak bertanya lagi.Saat mereka masuk ke lift, suasana menjadi semakin ramai. Karena ruangan sempit, Jason akhirnya menurunkan Janice.Tak lama kemudian, seorang pasien dengan kursi roda masuk sehingga membuat lift semakin penuh. Janice belum sempat menyesuaikan posisinya ketika tubuhnya tiba-tiba terdorong ke sudut lift.Jason mengulurkan tangan dan menahan tubuhnya

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 412

    Arya menatap Janice dengan ekspresi penuh rasa bersalah. Dia membuka mulutnya, tetapi tidak tahu harus mengatakan apa.Untuk menghilangkan kecanggungan, Janice berbicara lebih dulu, "Dokter Arya, aku keseleo. Bisa tolong lihat apakah bisa cepat sembuh? Besok aku harus menghadiri acara peluncuran produk yang sangat penting."Mendengar bahwa Janice masih memercayainya, Arya mengangguk dengan semangat. "Tenang saja, serahkan padaku!"Saat memeriksanya, Arya terus-menerus memberi berbagai nasihat dengan cerewet. Akhirnya, dia berhenti sejenak sambil menatap Janice dengan hati-hati, lalu berkata, "Janice, maafkan aku."Janice tersenyum menenangkan. "Ini bukan salahmu. Jangan terlalu dipikirkan."Mendengar jawabannya, Arya tidak lagi bersikap canggung. Setelah memberikan kompres es pada kaki Janice, dia juga meresepkan obat oles. Saat Norman pergi mengambil obat, Arya menuangkan teh untuk Jason dan Janice.Setelah kembali ke kepribadiannya yang ceria, dia menatap Jason sambil menuang teh. "B

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 413

    Janice merasa agak canggung untuk mengatakannya secara langsung, jadi dia hanya meletakkan cangkir tehnya dan berkata, "Aku nggak minum lagi, aku pulang dulu."Namun, sebelum dia bisa bergerak, Jason juga meletakkan cangkirnya dan berdiri. "Ayo, aku antar pulang.""Nggak perlu, aku sudah jauh lebih baik." Saat berbicara, Janice secara refleks menarik sedikit celana yang dikenakannya. Begitu berdiri tadi, dia langsung merasakan sesuatu mengalir.Menstruasinya datang ....Jason menatapnya sekilas. "Aku akan panggil perawat untuk bawakan kursi roda dan mengantarmu ke toilet.""Mm."Janice diam-diam merasa lega karena Jason tampak tidak mencurigai apa pun. Setelah duduk di kursi roda, dia menolak ditemani oleh perawat karena dia tahu mereka pasti sibuk.Janice pun meminjam pembalut dari seorang perawat lain dan pergi ke toilet sendiri. Untuk mencegah dirinya jatuh, dia memilih masuk ke bilik khusus penyandang disabilitas.Namun, sebelum dia sempat masuk, Janice menyadari ada seseorang di d

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 414

    Janice belum sempat menghentikannya, Jason sudah mengambil benda di atas sofa. Sebuah syal yang hampir selesai dirajut. Di sekitarnya, ada berbagai gulungan benang berwarna-warni.Beberapa di antaranya sudah dirajut beberapa baris, tetapi karena warnanya tidak sesuai harapan, akhirnya dibiarkan begitu saja. Semuanya menjadi setengah jadi. Pada akhirnya, Janice bimbang antara warna merah tua dan hitam.Jason sudah memiliki banyak barang berwarna hitam, jadi dia lebih condong memilih merah tua.Namun, khawatir bahwa Jason lebih suka warna hitam, dia akhirnya merajut satu lagi dengan warna hitam. Sekarang, jika melihat sofa yang penuh dengan syal setengah jadi ini, rasanya seolah dia benar-benar sangat serius mempersiapkannya."Semua ini untukku?"Nada bicara Jason tetap dingin seperti biasa, seakan hanya sekadar bertanya. Janice langsung merasa bahwa dirinya terlalu percaya diri.Dengan canggung, dia mencoba menutupi barang-barang di sofa. "Nggak, aku cuma sudah lama nggak merajut. Karen

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 415

    Anggap saja ini balas budi. Balas budi.Jason tertawa mendengus seketika.....Di Kediaman Keluarga Karim.Seorang kepala pelayan mengetuk pintu dan masuk.Di dalam ruangan, Anwar sedang berlatih Taichi. Gerakannya lambat tetapi penuh tenaga. Melihat pelayan yang berdiri dengan hormat di samping, dia menyapu pandangan sekilas sebelum menghentikan gerakannya.Setelah menerima handuk dari seorang pelayan wanita, dia melambaikan tangannya untuk mengisyaratkan agar semua orang mundur. Begitu ruangan itu hanya tersisa mereka berdua, dia duduk perlahan sambil menyeka keringat."Gimana perkembangan soal Ferdy? Setelah dia pulang nanti, aku harus ceramahi dia. Sebagai anak sulung, dia malah menimbulkan keributan demi wanita seperti itu."Pelayan itu menyerahkan secangkir teh dengan ekspresi serius. "Orang yang kita utus untuk menyingkirkan ibu dan anak itu melaporkan bahwa ...."Anwar mengerutkan alis. "Apa yang mereka laporkan?""Warung makan Tuan Ferdy terbakar beberapa hari lalu. Meskipun n

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 416

    Angin musim dingin berembus di sepanjang jalan kota, udara dingin menusuk tulang. Di bulan Januari, Kota Pakisa sudah mulai membeku. Meskipun kota ini masih penuh dengan kemegahan, tetap ada sedikit aura kesunyian yang menyelimuti.Janice turun dari taksi dengan membawa sebuah kantong, lalu buru-buru menarik kerah tinggi sweternya untuk menutupi setengah wajahnya.Saat berbalik, dia mendapati gerbang megah rumah keluarga Karim yang biasanya tampak simpel, kini justru dihiasi dengan lampu dan dekorasi meriah. Ini bukan tahun baru, ada acara apa yang begitu megah?Setelah menyapa satpam, Janice melangkah masuk dengan cepat. Di bawah serambi, Ivy sedang mengatur para pelayan untuk bekerja."Ibu.""Janice, kamu datang. Apa itu? Bungkusannya cantik sekali."Sambil berbicara, Ivy menjulurkan tangan untuk membuka kantongnya.Janice segera menyembunyikannya di belakang. "Bukan apa-apa, aku beli saat lewat. Hari ini ada acara apa? Kenapa begitu meriah?"Ivy memastikan para pelayan telah menyapu

Latest chapter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 741

    Setelah Janice mengenakan gaunnya, Naura dan penata riasnya langsung terpukau."Gaun ini terlihat biasa saja, tapi kenapa terlihat begitu bagus saat kamu pakai?" kata Naura.Jika Naura tidak membantu Janice mengenakan gaun itu, dia juga tidak akan percaya itu adalah gaun yang tadi dibawanya. Gaun berwarna ungu pucat dan tanpa lengan ini terlihat agak kusam saat dipegangnya, tetapi gaun itu terlihat sempurna saat dipakai Janice seolah-olah gaun itu memang khusus dibuat untuk Janice. Setiap kali Janice melangkah, gaun itu juga akan memancarkan cahaya.Penata rias yang terkejut pun berkata, "Benar-benar berubah."Pipi Janice langsung memerah karena merasa malu.Naura segera memapah Janice dan berkata, "Ayo cepat, jangan buat semua orang menunggu lama."Setelah mengiakan, Janice pun perlahan-lahan berjalan keluar dari ruang rias itu. Restoran ini hanya memiliki satu ruang rias di lantai ini, sehingga dia harus berjalan melewati koridor untuk sampai ke ruangan pribadi yang sudah dipesannya.

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 740

    Mendengar pertanyaan itu, Ivy yang sedang membantu Janice untuk menutup kopernya pun tangannya terjepit. "Ah! Sakit sekali."Jari-jari Ivy memerah dan ekspresinya juga terlihat sangat muram.Janice segera mengambil kantong es dari kulkas untuk mengompres tangan Ivy. "Ibu, kenapa kamu begitu nggak fokus?""Nggak apa-apa. Mungkin maksudnya adalah rekan kerja kita lainnya yang sudah lama nggak bekerja lagi. Kamu juga tahu pekerjaan kita ini bergantung pada penampilan, jadi kantor pusat mengirim gadis muda yang cantik. Kita juga nggak bisa apa-apa," jawab Ivy sambil menekan kantong es dan menundukkan kepala, sehingga ekspresinya tidak jelas.Janice juga tidak begitu memperhatikan, hanya membungkuk dan hendak mengangkat kopernya.Ivy langsung terkejut. "Jangan bergerak. Kandunganmu masih belum tiga bulan, mengangkat barang berat seperti ini bisa berbahaya.""Ini nggak berat," jelas Janice."Nggak boleh, biar aku saja yang angkat," balas Ivy, lalu merebut koper dari tangan Janice dan membawa

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 739

    "Benar juga," kata Ivy yang tidak bersikeras lagi, lalu meletakkan kartu bank dan sertifikat rumah itu kembali ke dalam brankasnya.Janice lanjut mengemas barangnya, tetapi Ivy malah merebut pakaian yang ada di tangan Janice. "Kamu duduk di samping saja. Lihat saja pakaian yang kamu lipat ini, berantakan sekali. Biar aku saja yang rapikan.""Baiklah," jawab Janice yang tahu Ivy sebenarnya tidak ingin berpisah dengannya. Mengingat mereka tidak akan bisa bertemu lagi dalam waktu yang cukup lama, dia pun tidak menolaknya. Dia duduk di sofa dan menyerahkan pakaiannya pada Ivy.Tepat pada saat itu, ponsel Janice berdering. Melihat telepon itu ternyata dari Yuri, dia segera mengangkatnya. "Yuri, kamu baik-baik saja?""Kak, aku baik-baik saja, Pak Jason yang menyelamatkanku. Dia bahkan mengatur sekolah baru untukku," jawab Yuri dengan semangat."Menyelamatkanmu?" tanya Janice dengan bingung. Bukankah Jason sengaja membawa pergi Yuri?Yuri menjelaskan, "Setelah aku turun dari atap saat itu, ak

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 738

    Janice dan Landon pun memutuskan untuk tetap bertunangan sesuai dengan rencana mereka sebelumnya. Begitu kabarnya tersebar, Ivy langsung datang menemui Janice sambil membawa sebuah brankas.Saat ini, perusahaan layanan rumah baru saja selesai merapikan rumah Janice. Sekarang dia sedang menyortir barang-barang yang tidak diperlukan untuk dibuang dan sisanya langsung dimasukkan ke koper.Untuk menghindari masalah yang tidak diinginkan, Janice dan Landon memutuskan untuk pergi ke Kota Heco dan menjalani prosedurnya setelah bertunangan. Dia ingin seluruh anggota Keluarga Karim tahu dia sudah menjadi bagian dari Keluarga Luthan, lalu mereka pergi ke luar negeri. Kepergian mereka ini mungkin akan memakan waktu bertahun-tahun.Saat masuk dan melihat koper yang ada di lantai, Ivy terdiam cukup lama. Setelah berkedip beberapa kali, dia akhirnya berhasil menahan air matanya. "Jadi, kamu benar-benar akan meninggalkanku?""Ibu, kita bukan berpisah selamanya. Bukannya dulu kamu malah berharap aku b

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 737

    "Kamu tahu kamu sudah tidur berapa lama? Aku hampir saja mengira kamu sudah tiada, aku sampai berkali-kali pergi memeriksa napasmu," kata Naura."Hanya sedikit lelah," jawab Janice dengan lemah.Melihat wajah Janice yang agak pucat, Naura segera membantu Janice untuk duduk dan menyajikan semangkuk sup. "Aku terus menghangatkan sup ini di atas kompor agar kamu bisa meminumnya saat kamu bangun. Ayo coba."Setelah meminum seteguk supnya, seluruh tubuh Janice langsung terasa hangat. Tak lama kemudian, semangkuk penuh supnya sudah habis diminum. Setelah makan sepiring nasi dan beberapa potong iga yang kembali disajikan Naura, dia baru merasa lebih baik.Saat bangkit dan hendak membantu Naura membereskan piring, tas yang digantung Janice di belakang kursi tiba-tiba jatuh dan sebuah kotak berguling keluar. Itu adalah kotak yang diberikan Jason saat mengantarnya pulang dan menyuruhnya hari ini baru membukanya. Dia memungut kotak itu dengan curiga, lalu perlahan-lahan membukanya dan terlihat se

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 736

    Jason berkata dengan tenang, "Sehari sebelum Elaine menjebak Ivy, Landon berhasil melamar Janice. Landon masih belum memberi tahu orang lain tentang hal ini, hanya keluarga saja."Rachel pun cemberut. "Bibi Elaine juga keluargaku."Jason berkata dengan dingin, "Alasannya cukup masuk akal, tapi kamu nggak cocok melakukan hal seperti ini."Setelah terdiam sejenak, Rachel menundukkan kepala dan berkata, "Mana Bibi Elaine?"Jason berdiri dan menjawab, "Tenang saja, kalian akan segera bertemu."Mendengar perkataan itu, Rachel menatap Jason dengan bingung.....Beberapa jam sebelumnya.Melihat popularitas siaran langsung putra Fenny, Elaine merasa sangat senang. Dia yakin Ivy pasti dalam masalah dan Jason juga pasti akan menyesal. Namun, saat dia membuka pintu, asap yang memenuhi udara membuatnya langsung waspada. "Siapa itu? Berani-beraninya merokok di kantorku."Kursi di depan meja Elaine pun perlahan-lahan berputar dan terlihat wajah Jason dengan ekspresi yang tajam dan berbahaya. Dia ber

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 735

    Oleh karena itu, seluruh pihak kepolisian langsung memverifikasi semua bukti itu secepat mungkin. Saat petang, pernyataan resmi sudah dirilis di internet. Dalam sekejap, para netizen yang merasa ditipu pun langsung marah.[ Bocah yang baru berusia 15 tahun ternyata sudah punya target kecil di luar negeri, kita malah disuruh donasi untuk pengobatannya. Bagaimana kalau kasurnya itu kasih aku dulu. ][ Hari ini ada influencer yang bilang pencahayaan di siaran langsungnya sangat profesional, jelas ada tim di baliknya. Mana seperti anak yatim. ][ Rasa iri memang bisa buat orang berubah, sungguh mengerikan. Karena iri dengan kehidupan Pak Zachary dan Nyonya Ivy, jadi mati pun mau menghancurkan orang lain. ]Janice hanya membaca beberapa komentar saja. Saat melihat kata target kecil, dia langsung menyadari semuanya sesuai dengan perkataan Zachary. Karena takut dilacak, Elaine mengirim semua uangnya ke rekening Fenny untuk memutuskan hubungan mereka.Pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara t

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 734

    Melihat situasinya tidak beres, Naura segera menarik Janice untuk duduk. Dia berkata pada polisi sambil tersenyum dengan canggung, "Maaf. Dia terlalu khawatir dengan kondisi ibunya, jadi agak emosional."Setelah polisi itu memberi isyarat bisa memaklumi reaksi Naura, Zachary kembali berkata, "Orang yang mengumpulkan uang ilegal itu sebenarnya Fenny. Nggak ada aset atas namanya, tapi semuanya sudah dialihkan ke nama putranya. Dia bahkan sudah menyiapkan operasi transplantasi sumsum tulang untuk putranya, putranya juga tahu semuanya. Pengacaraku sudah menyerahkan semua buktinya.""Selain itu, putranya memanfaatkan usianya yang masih muda pun berbicara sembarangan di internet dan mencari simpati orang lain. Dia bahkan melakukan penipuan donasi dan sekarang jumlahnya sudah mencapai dua miliaran. Aku ingin putranya Fenny untuk minta maaf kepada publik di siaran langsungnya."Setelah mengatakan itu, Zachary membuka dokumen buktinya. Terlihat seorang pemuda bisa memiliki rekening bank luar ne

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 733

    Di antara orang-orang yang bersimpati pada pemuda itu, sebagian besar berasal dari Kota Pakisa. Kabar menyebar dengan cepat dari mulut ke mulut, sehingga kini kerumunan orang mulai berdatangan ke kantor polisi untuk menuntut penjelasan. Melihat tatapan mereka sangat mengerikan, Naura melindungi Janice saat masuk ke kantor polisi.Saat melihat Zachary yang sudah menunggu bersama asistennya, Janice segera maju dan bertanya, "Paman, bagaimana keadaan ibuku?""Ibumu baik-baik saja, tapi Fenny tiba-tiba mulai menyakiti dirinya sendiri. Kabar itu sudah tersebar keluar, jadi publik sangat marah," jelas Zachary."Paman, tolong selidiki putranya Fenny. Aku curiga ada yang sengaja membantunya membangun citra ini," kata Janice."Ini ...." Mendengar perkataan Janice, Zachary menggigit bibirnya dan tidak langsung menjawab.Pada akhirnya, asistennya Zachary berkata dengan tidak berdaya, "Nona Janice, Pak Zachary sudah diskors perusahaan dan semua dananya juga sudah dibekukan Keluarga Karim.""Ini ..

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status