Home / Romansa / Pembalasan sang Istri Tertindas / Chapter 281 - Chapter 290

All Chapters of Pembalasan sang Istri Tertindas: Chapter 281 - Chapter 290

324 Chapters

Bab 281

Anwar berdiri dengan tangan di belakang punggung dan melirik Janice sekilas sebelum tatapannya tertuju pada Ivy."Begini caramu mendidik anak? Biaya sekolahnya semakin tahun semakin mahal, apa yang kurang diberikan Zachary sama dia? Ini balasannya?""Selama ini, aku berharap kamu mengerti sedikit tata krama dan menjadi pendamping yang baik, tapi bahkan mendidik seorang anak pun kamu nggak bisa. Apa lagi yang bisa kamu lakukan?"Kata-katanya tajam seperti pisau, membuat kepala Ivy semakin tertunduk. Bahkan lehernya juga merah padam. Tangannya yang kikuk mengepal erat.Melihat semua itu, hati Janice terasa perih. Amarah membakar sekujur tubuhnya, hingga napasnya pun terasa panas. Dia tahu dirinya tidak melakukan kesalahan apa pun, tetapi rasa bersalah itu tetap menekan hingga matanya terasa pedih.Dia sangat menyadari siapa sebenarnya yang ingin dimarahi oleh Anwar.Dulu, Janice benar-benar menganggap Anwar sebagai kakeknya sendiri. Saat ibunya merawat Anwar yang sakit, dia juga banyak m
Read more

Bab 282

Beberapa saat kemudian, di luar ruang perawatan.Anwar dan Jason berjalan keluar. Ayah dan anak itu masing-masing berjalan di satu sisi dengan memancarkan aura yang menakutkan. Anwar berdiri dengan tangan di belakang punggung dan bertanya dengan suara tenang, "Semalam sama Vania?""Ya," jawab Jason singkat.Anwar mengangguk. "Kamu juga sudah nggak muda lagi. Saatnya menetapkan hati, memang sudah seharusnya berkeluarga dan membangun masa depan. Kalau Vania bisa menyelesaikan masalah tambang, jangan terlalu keras sama Keluarga Tanaka.""Ya.""Baiklah, nggak usah antar lagi. Temani saja Vania, jangan sampai fokusmu terbagi." Anwar tidak banyak bicara. Namun, setiap katanya mengandung makna yang dalam dan dia tahu Jason memahaminya.Begitu pintu lift tertutup, Norman keluar dari pintu samping. "Tuan Jason, kepala pelayan memang sudah periksa rekaman CCTV di jalan kemarin.""Yoshua."Jason berjalan ke jendela dan menyalakan sebatang rokok. Alisnya yang setengah tertutup tampak kabur di bali
Read more

Bab 283

"Sekitar setengah jam lagi aku sampai di rumah," balas Janice.Dia yakin paket itu adalah ponselnya yang sudah selesai diperbaiki. Sebelumnya, dia sempat memberikan uang tambahan kepada pemilik toko servis agar ponselnya diperbaiki lebih cepat, karena dia tidak ingin ada penundaan.Kurir menjawab, "Baik, saya akan mengantarkan barangnya dalam waktu setengah jam."Begitu telepon ditutup, Janice segera memesan taksi untuk pulang.Sesampainya di apartemen, dia bertemu dengan kurir di lobi. Setelah menandatangani penerimaan, dia langsung naik ke atas dan membuka paket tersebut.Saat ponsel mulai menyala, rasa gugup tiba-tiba menyelimuti dirinya. Dia harus memastikan segalanya.Namun, ketika membuka galeri foto di ponselnya, dia tiba-tiba terdiam dan tubuhnya kaku di tempat. Pandangan matanya menjadi kosong seolah kehilangan fokus dan segalanya di sekitarnya terasa kabur.Brak!Ponsel itu terjatuh ke lantai dengan keras. Janice ikut terduduk lemas di lantai dan terdiam selama beberapa detik
Read more

Bab 284

Janice belum pernah pergi ke bar sebelumnya. Agar tidak terlihat mencolok, dia sengaja belajar cara membuat riasan smokey eyes dari internet dan membeli pakaian ala gadis bar yang paling umum.Atasan berkerah tinggi dan rok lipat mini berpinggang rendah. Menurut internet, itu adalah gaya paling laris dan umum untuk gadis bar. Dengan penampilan seperti ini, dia tidak akan terlalu mencolok dan juga sulit dikenali.Setelah sedikit menyesuaikan penampilannya, Janice memanggil taksi dan menuju ke bar.Namun, begitu tiba di tempat tujuan, dia langsung menarik perhatian semua orang di sekitarnya begitu keluar dari mobil.Janice agak bingung. Reaksi pertamanya adalah, "Apakah aku salah kostum?" Konon, orang-orang yang datang ke bar biasanya sangat modis. Jangan-jangan penampilannya terlalu biasa?Namun, saat dia berjalan menuju pintu bar, sepanjang jalan terdengar siulan dari orang-orang, membuatnya sadar apa arti tatapan mereka.Janice teringat panduan daring tentang kunjungan pertama ke bar.
Read more

Bab 285

Suara siulan dan sorak-sorai dari penonton di bawah panggung terus bergema.Diiringi musik yang semakin menggema, wanita itu melangkah perlahan ke arah seorang pria di bawah panggung. Akhirnya, dia melepaskan topengnya dan jatuh ke dalam pelukan pria tersebut.Karena kerumunan terlalu ramai, Janice tidak bisa melihat jelas wajah pria dan wanita itu. Namun, saat pria tersebut merangkul wanita itu, cahaya panggung kebetulan menyinari pergelangan tangannya dan memperlihatkan jam tangan yang dikenakannya.AC.Huruf yang dirangkai dari berlian kecil-kecil itu bersinar dengan mencolok. Janice langsung mengenalinya.Arya! Berarti wanita itu pasti Caitlin!Janice tidak menyangka bahwa Caitlin, seorang putri dari keluarga terpandang, akan menari di atas panggung hanya untuk menyenangkan seorang pria. Dia menyimpan kembali ponselnya, membawa gelas minuman, lalu mendekati area tempat duduk Arya dan rombongannya.Sebagai pemilik bar, Arya tentu mendapatkan posisi terbaik. Dari tempatnya bisa melih
Read more

Bab 286

Arya membuka sebuah pintu di ujung terdalam koridor. Di balik pintu itu terdapat sebuah taman kecil di tengah bangunan yang terhubung dengan kantor pemilik bar.Taman itu memiliki desain yang sangat berbeda dari gaya futuristik bar utama. Setiap pohon dan elemen dekorasi tampak dirancang dengan detail sehingga menciptakan suasana yang unik. Sama seperti kehidupan Arya yang memiliki dua sisi, tidak ada hubungannya satu sama lain.Arya tampak terburu-buru, sehingga sama sekali tidak menyadari kehadiran Janice yang mengikutinya diam-diam.Janice menyelinap masuk ke taman kecil itu dan bersembunyi di balik sebuah batu buatan. Dia baru berani mengintip setelah merasa aman. Saat itu, Vania berdiri di bawah pohon, sepertinya sudah menunggu cukup lama.Arya melangkah mendekat dan mencoba menggenggam tangannya, tetapi Vania menepis dan menghindar. "Kamu masih berani datang? Bukannya sibuk nyuapin pacarmu?"Vania berbalik hendak pergi, tetapi Arya menarik dan melingkarkan tangan di pinggangnya.
Read more

Bab 287

Saat itu, klien yang duduk di seberang Jason mengangkat gelasnya sambil tertawa. "Pak Jason, kamu benar-benar terlalu sungkan. Baru saja aku turun dari pesawat, kamu sudah menyambutku dengan begitu meriah.""Sudah seharusnya. Silakan." Jason menekan puntung rokok di asbak, membuat gerakan mempersilakan dengan ekspresi dingin.Mendengar hal itu, tubuh Janice sedikit gemetar. Dia langsung menyadari tujuan para wanita ini adalah untuk menemani minum atau mungkin lebih dari itu.Wajahnya semakin pucat. Dia tidak percaya Jason tidak mengenalinya. Namun, dia tetap berpura-pura tidak melihat, bahkan membiarkan kliennya memilih terlebih dahulu.Klien itu meletakkan gelasnya dan berdiri perlahan, pandangannya menyapu barisan wanita di depannya. Akhirnya, tatapannya berhenti pada Janice.Napas Janice tersendat. Dia menggigit bibir dengan keras, tangannya mengepal erat tanpa sadar. Meski panik, dia berusaha keras menyembunyikannya. Jika klien itu berani mendekatinya, dia sudah bersiap untuk melup
Read more

Bab 288

Janice terperangkap di atas paha Jason, sementara tangan besarnya mencengkeram pinggang Janice dengan erat dan menyentuh kulitnya yang terekspos oleh atasan pendek yang dia kenakan.Jari-jarinya yang hangat bergerak dengan tekanan yang keras dan membuat area di pinggang Janice memerah dengan cepat."Pakai baju begini? Nggak takut kedinginan, ya?" ucap Jason dengan nada yang seolah-olah mencela.Janice menahan napas, tubuhnya meronta sambil berbisik dengan nada kesal, "Bukan urusanmu. Lepaskan aku."Mengingat bagaimana Jason sengaja membiarkannya berada dalam situasi berbahaya sebelumnya, kemarahan langsung menyala di mata Janicee.Jason menyeringai tipis. Satu tangannya yang lain meraih tinju Janice, membuka telapak tangannya, dan memperhatikan bekas merah yang ditinggalkan oleh kuku-kukunya "Kalau aku nggak mengurusmu, lain kali mungkin kamu akan cakar aku," gumamnya sambil mencubit lembut telapak tangan Janice."Kamu ... jadi Paman menganggap ini semua lucu? Apa lagi kali ini? Mau me
Read more

Bab 289

Rasa pedas dari minuman keras itu belum sepenuhnya melewati tenggorokan Janice ketika tangan Jason menariknya lebih dekat dan membuat tubuhnya terjerat dalam pelukan Jason.Tangan Janice yang baru saja terangkat, diarahkan melingkar di lehernya. Sementara itu, bibir Jason menyambar bibirnya dengan agresif dan menuntut semua minuman keras yang baru saja dia teguk.Meskipun alkohol itu sudah habis, ciuman Jason tetap berlangsung dengan semakin mendalam dan mendominasi. Sampai ketika Janice hampir kehabisan napas, barulah dia melepaskannya.Dengan jari-jarinya, Jason menekan bibir Janice dan mencegahnya berbicara. Suaranya serak dan rendah ketika berkata, "Tuh, cukup hebat, bukan?"Janice yang tangannya masih melingkar di bahu Jason, mencubit bahunya dengan kuat dan memberi isyarat agar dia melepaskannya. Namun, Jason tampak tak terpengaruh. Dia menurunkan tangan Janice dan menggenggamnya di telapak tangannya, lalu mengelusnya dengan lembut.Janice mengutuknya dalam hati sebagai orang gil
Read more

Bab 290

Caitlin dihentikan di depan pintu kantor Arya dan menimbulkan keributan di sekitarnya. Banyak orang yang mulai berkumpul untuk menikmati drama yang sedang berlangsung.Janice hanya melihat bayangan Jason melintas di depannya. Saat dia kembali fokus, Jason sudah berjalan menuju arah di mana Vania berada. Sambil berjalan, dia melirik Norman dan sepertinya sedang memberi instruksi.Norman yang terkenal memiliki kemampuan luar biasa, tentu diperintahkan untuk memastikan Vania tidak terluka.Melihat Jason pergi, Janice tidak lagi mampu bertahan. Dia terjatuh ke lantai dengan lemas. Sampai ketika keributan di depan kantor Arya semakin keras, dia menguatkan dirinya dengan mengusap wajahnya dan berdiri untuk melihat apa yang terjadi.Benar saja, di luar kantor Arya terdapat alarm pengaman. Begitu Caitlin mendekati pintu kantor, alarm itu berbunyi. Bukannya mundur, dia malah memutuskan untuk nekat masuk, tetapi langsung dihentikan oleh petugas keamanan."Suruh wanita jalang itu keluar! Berani-b
Read more
PREV
1
...
2728293031
...
33
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status