Home / Romansa / Pembalasan sang Istri Tertindas / Chapter 291 - Chapter 300

All Chapters of Pembalasan sang Istri Tertindas: Chapter 291 - Chapter 300

324 Chapters

Bab 291

"Bu Janice sudah pulang naik taksi. Ini rekamannya," ujar Norman sambil menyerahkan laporan pengawasan."Besok," jawab Jason dengan nada dingin."Baik."....Saat tiba di rumah, Janice merasa sangat lelah. Setelah mandi, dia langsung menjatuhkan tubuhnya ke tempat tidur.Begitu dia memejamkan mata, air mata mulai mengalir tanpa bisa dikendalikan. Dia memendam wajahnya ke bantal, dan dalam waktu singkat, bantal itu menjadi basah. Rasa sakit yang mendalam membuatnya mengepalkan sudut bantal untuk menahan tubuhnya yang gemetar.Namun tiba-tiba, dia merasakan suhu di sekitarnya turun drastis. Dengan perasaan takut, dia bangkit dan melihat bayangan hitam yang perlahan mendekatinya."Siapa?" tanyanya dengan suara bergetar."Aku," jawab suara dingin yang tidak asing.Dengan bantuan cahaya lampu malam yang redup, Janice akhirnya melihat siapa pria yang berdiri di ujung tempat tidurnya. Jason.Karena merasa ketakutan, Janice langsung meraih bantal dan melemparkannya ke arah Jason. "Pergi! Kenap
Read more

Bab 292

Sepanjang malam, perhatian Caitlin sepenuhnya terfokus pada Arya. Namun kini dia baru menyadari bahwa pakaian Vania sangat mirip dengan yang dikenakan wanita dalam video tersebut."Kamu ...." Caitlin menatap Vania dengan dahi berkerut.Vania segera menunjukkan ekspresi terkejut dan berkata dengan nada cemas, "Kamu nggak mengira aku yang melakukannya, 'kan? Aku terus sama Jason tadi."Tatapan Caitlin tampak ragu, seperti masih setengah percaya.Arya mematikan rokoknya di lantai, lalu menginjaknya beberapa kali. "Sepertinya ini ditujukan untuk Vania. Caitlin cuma dimanfaatkan. Vania, apa kamu menyinggung seseorang akhir-akhir ini?"Vania berpura-pura berpikir dengan cermat, lalu menjawab dengan hati-hati, "Mungkin ... Janice.""Meski kami pernah berselisih, aku nggak nyangka dia akan menggunakan Caitlin seperti ini. Apa dia masih punya video yang sudah diedit dan dipalsukan?""Kalau sampai diunggah ke internet, gimana kami mau menghadapi orang lain?" Vania menunjukkan ekspresi khawatir.
Read more

Bab 293

Janice menggertakkan giginya dengan erat dan berusaha keras untuk menenangkan dirinya."Diedit? Itu yang dibilang Vania sama kamu? Nggak heran kalau kamu ditipu sampai akhirnya nggak punya apa pun. Ternyata, kamu mudah sekali dibohongi!" ejek Janice dengan sinis."Kamu!" Caitlin mendesis marah. "Sepertinya kamu benar-benar butuh diberi pelajaran supaya sadar aku ini nggak main-main. Proyek renovasi keamanan di kawasan ini diurus sama ayahku. Kalau aku bilang, di dunia ini nggak akan ada lagi yang namanya Janice!""Jadi begitu caranya ayahmu menjalankan tugasnya sebagai pejabat? Kelihatannya keluarga kalian nggak sedikit melakukan perbuatan curang di balik layar," balas Janice sambil tertawa dingin.Mendengar ucapannya, wajah Caitlin berubah menjadi penuh kebencian. "Lempar dia lagi!"Janice kembali dijatuhkan ke kolam renang yang kotor, berulang kali, hingga hampir tenggelam. Ketika dia ditarik keluar lagi, napasnya sangat lemah, tetapi tatapannya yang keras kepala tidak berubah sediki
Read more

Bab 294

Anak buah Caitlin menyerahkan tas Janice padanya. Janice dengan cepat menyebutkan kata sandi untuk membuka kunci perangkatnya.Caitlin memeriksa setiap file di ponsel dan laptop Janice. Namun, yang dia temukan hanya pekerjaan dan percakapan santai tanpa ada video atau foto yang dicurigai.Dahinya berkerut, masih merasa tidak percaya.Sementara itu, di bawah permukaan, Janice menggunakan pecahan keramik untuk memotong tali yang mengikat dirinya dengan hati-hati. Dia tahu harus terus mengalihkan perhatian Caitlin."Kalau kamu merasa aku masih menyembunyikan sesuatu, kamu bisa minta seseorang yang ahli untuk memeriksa perangkat ini lebih dalam," kata Janice dengan nada tenang, meskipun pikirannya bekerja keras.Caitlin mengangguk setuju dan memerintahkan seseorang untuk melakukan pencarian mendalam. Di layar laptop dan ponsel, bilah kemajuan mulai berjalan.Janice merasa lega sedikit. Dia tahu bahwa mencari data dari semua file desain dan dokumen kuliahnya akan memakan waktu. Itu memberik
Read more

Bab 295

Itu dia. Arya!Janice mengenali pria itu dari lambang di jaket kulitnya. Pria itu berhenti sejenak, lalu bertanya dengan suara rendah, "Kamu mengenaliku?"Janice segera mengalihkan pandangannya, menggelengkan kepala dengan cepat sambil berkata dengan suara bergetar, "Aku benar-benar nggak tahu apa-apa. Kenapa Caitlin nggak percaya padaku?"Janice tidak bisa mengakui bahwa dia mengenalinya; mungkin masih ada harapan untuk bertahan hidup. Pria itu tertawa keras dengan nada mengejek. "Kalau begitu, pastikan kamu mencarinya di akhirat nanti."Dia mengayunkan pipa besi ke arah Janice.Janice refleks meringkuk untuk melindungi tubuhnya. Namun, tepat pada saat itu, pria di depannya terhempas ke deretan loker di belakangnya.Deretan loker itu roboh dengan suara keras dan membuka penutup kayu yang menghalangi jendela. Cahaya bulan masuk melalui jendela yang pecah, memperlihatkan sosok yang baru saja menyerang pria itu.Darah segar menetes dari tinjunya, membasahi cincin merah delima di jarinya.
Read more

Bab 296

Suster juga segera memberi suntikan dan memasang infus lagi pada Janice. Setelah selesai, Jason menatap Arya. "Kamu keluar dulu."Arya memegang perutnya, lalu mengelus lengan yang ditarik oleh Jason tadi. "Hitung saja sebagai cedera saat kerja!"Pintu bangsal perlahan ditutup, hanya tersisa Janice dan Jason di dalam. Janice sadar dan mencoba melepaskan diri dari pelukan pria itu.Namun, dia terkunci erat dari belakang. Dada hangat itu memeluknya dengan kuat. Suara Jason terdengar dalam dan dingin. "Kamu tahu dia akan mencarimu?""Nggak tahu, bukannya kamu bilang aku kurang pintar? Gimana aku bisa menebak pikiran orang lain?" sahut Janice dengan lirih."Kok masih ngotot?" Jason duduk di belakang Janice sehingga ekspresinya tidak terlihat. Selain itu, nada bicaranya juga datar tanpa emosi. Jason meraih selimut dan menutupi tubuh mereka berdua.Tubuh Jason sangat hangat, membuat selimut yang dingin langsung terasa nyaman. Janice merasa sedikit canggung, tetapi tidak bisa bergerak.Ruangan
Read more

Bab 297

Namun, sekarang Janice punya hal yang lebih penting untuk dilakukan. Jika benar-benar ingin melapor ke polisi, dia harus memeriksa cederanya dulu, memastikan laporan medisnya sudah lengkap.Begitu turun dari ranjang, Janice hendak berdiri. Kakinya langsung terasa lemas seperti berjalan di atas kapas. Dia menggertakkan giginya dan perlahan-lahan menuju ruang dokter.Ketika Janice masih setengah jalan, pintu kantor tiba-tiba dibuka dengan kasar. Arya keluar dengan tergesa-gesa sambil menerima telepon. "Kamu gila ya? Kamu sudah bosan hidup?"Karena terburu-buru, Arya melewati Janice tanpa menyadari kehadirannya. Janice memandang punggungnya, teringat pada orang yang kabur dari ruang ganti tadi. Rasanya mirip, tetapi juga tidak.Tadi masker Arya dihancurkan oleh Jason. Arya juga menabrak banyak lemari, kenapa sekarang dia tampak baik-baik saja? Selain itu, kenapa Jason yang tahu hubungan gelap Arya dengan Vania, tetap begitu memercayai Arya?Berbagai pertanyaan berkecamuk di pikiran Janice
Read more

Bab 298

Tangan pria itu putih dan ramping, meluncur perlahan di sepanjang pergelangan tangan Janice dan meremas jari-jarinya. Dengan sedikit kekuatan, dia menarik Janice ke pelukannya.Janice pun tertegun dan perlahan-lahan menatap ke atas. Wajah pria itu begitu dekat dengannya, bahkan menunduk dan menatapnya lekat-lekat. Siapa lagi kalau bukan Jason?Mata Jason gelap seperti langit malam, menakutkan tetapi menarik. Di bawah tatapannya, jantung Janice berdetak kencang. Di samping telinganya, terdengar suara lembut putrinya."Mama, kenapa aku dipanggil Vega?""Karena matamu indah seperti bintang di langit malam."Seperti ayahmu. Dalam keheningan yang panjang, pandangan Janice mulai kabur. Dia tidak ingin orang lain melihat kelemahannya sehingga buru-buru mengalihkan pandangan dari Jason dan menunduk.Seketika, sebuah jaket pria diletakkan di kepala Janice dan menutupi sebagian besar wajahnya. Aura Jason yang tenang menyelimuti dirinya, membuatnya merasa hangat.Sementara itu, mata Janice dipenu
Read more

Bab 299

"Halo, Bu Janice. Aku dari kepolisian. Kami sudah di bangsalmu. Kamu di mana?" Suara di ujung telepon terdengar rendah dan tidak sabar.Janice tahu sekarang sudah larut malam. Pasti polisi merasa kesal karena tidak bisa menemukan dirinya."Maaf, aku akan balik sekarang.""Cepat sedikit."Setelah mengakhiri panggilan, Janice mengambil kesempatan untuk mendorong Jason sekaligus mengembalikan jaketnya."Paman, aku pergi dulu." Janice tidak berani menatapnya, langsung berbalik dan berlari.Jason memandangnya pergi begitu saja. Ponselnya di saku bergetar. Dia melirik pesan itu dan matanya sedikit menggelap. Kemudian, dia juga meninggalkan tangga itu.....Janice membuka pintu, mengira akan melihat polisi yang menunggunya. Namun, selain polisi, dia melihat juga melihat Caitlin yang duduk di kursi roda dengan tangan dan kaki dibalut perban.Caitlin tampak terluka parah, tetapi wajahnya merah merona dan matanya tidak menunjukkan rasa sakit sedikit pun. Sebaliknya, dia terlihat puas.Janice ter
Read more

Bab 300

Janice melirik orang-orang di depannya dengan dingin. Pada akhirnya, matanya tertuju pada seorang polisi paruh baya di depannya. "Kamu pasti paman Caitlin, 'kan?""Aku sedang menjalankan tugas dengan adil dan benar. Kuharap kamu bisa mengerti." Polisi itu tidak langsung menjawab pertanyaan Janice. Dia berdiri tegak, seolah-olah menunjukkan sikap yang sangat tegas. Namun, tatapannya yang secara tidak sengaja melirik Caitlin telah membocorkan niatnya.Janice tertawa ringan. "Maaf, tapi aku nggak setuju dengan cara penegakan hukummu. Aku baru saja melaporkan kejadian ini, tapi Caitlin sudah mendapat seluruh laporan cedera, sementara laporanku masih ada dua yang belum keluar.""Caitlin sepertinya bisa meramal ya. Selain itu, polisi nggak pernah memintaku untuk memberi keterangan. Sejak kapan pelapor yang melapor malah menjadi dasar keterangan dari korban?""Mengenai laporan mental, aku selalu mengikuti pengobatan yang disarankan. Menurut kondisi medis dalam sistem kesehatan saat ini, aku s
Read more
PREV
1
...
282930313233
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status