Share

Bab 287

Author: Danira Widia
Saat itu, klien yang duduk di seberang Jason mengangkat gelasnya sambil tertawa. "Pak Jason, kamu benar-benar terlalu sungkan. Baru saja aku turun dari pesawat, kamu sudah menyambutku dengan begitu meriah."

"Sudah seharusnya. Silakan." Jason menekan puntung rokok di asbak, membuat gerakan mempersilakan dengan ekspresi dingin.

Mendengar hal itu, tubuh Janice sedikit gemetar. Dia langsung menyadari tujuan para wanita ini adalah untuk menemani minum atau mungkin lebih dari itu.

Wajahnya semakin pucat. Dia tidak percaya Jason tidak mengenalinya. Namun, dia tetap berpura-pura tidak melihat, bahkan membiarkan kliennya memilih terlebih dahulu.

Klien itu meletakkan gelasnya dan berdiri perlahan, pandangannya menyapu barisan wanita di depannya. Akhirnya, tatapannya berhenti pada Janice.

Napas Janice tersendat. Dia menggigit bibir dengan keras, tangannya mengepal erat tanpa sadar. Meski panik, dia berusaha keras menyembunyikannya. Jika klien itu berani mendekatinya, dia sudah bersiap untuk melup
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 288

    Janice terperangkap di atas paha Jason, sementara tangan besarnya mencengkeram pinggang Janice dengan erat dan menyentuh kulitnya yang terekspos oleh atasan pendek yang dia kenakan.Jari-jarinya yang hangat bergerak dengan tekanan yang keras dan membuat area di pinggang Janice memerah dengan cepat."Pakai baju begini? Nggak takut kedinginan, ya?" ucap Jason dengan nada yang seolah-olah mencela.Janice menahan napas, tubuhnya meronta sambil berbisik dengan nada kesal, "Bukan urusanmu. Lepaskan aku."Mengingat bagaimana Jason sengaja membiarkannya berada dalam situasi berbahaya sebelumnya, kemarahan langsung menyala di mata Janicee.Jason menyeringai tipis. Satu tangannya yang lain meraih tinju Janice, membuka telapak tangannya, dan memperhatikan bekas merah yang ditinggalkan oleh kuku-kukunya "Kalau aku nggak mengurusmu, lain kali mungkin kamu akan cakar aku," gumamnya sambil mencubit lembut telapak tangan Janice."Kamu ... jadi Paman menganggap ini semua lucu? Apa lagi kali ini? Mau me

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 289

    Rasa pedas dari minuman keras itu belum sepenuhnya melewati tenggorokan Janice ketika tangan Jason menariknya lebih dekat dan membuat tubuhnya terjerat dalam pelukan Jason.Tangan Janice yang baru saja terangkat, diarahkan melingkar di lehernya. Sementara itu, bibir Jason menyambar bibirnya dengan agresif dan menuntut semua minuman keras yang baru saja dia teguk.Meskipun alkohol itu sudah habis, ciuman Jason tetap berlangsung dengan semakin mendalam dan mendominasi. Sampai ketika Janice hampir kehabisan napas, barulah dia melepaskannya.Dengan jari-jarinya, Jason menekan bibir Janice dan mencegahnya berbicara. Suaranya serak dan rendah ketika berkata, "Tuh, cukup hebat, bukan?"Janice yang tangannya masih melingkar di bahu Jason, mencubit bahunya dengan kuat dan memberi isyarat agar dia melepaskannya. Namun, Jason tampak tak terpengaruh. Dia menurunkan tangan Janice dan menggenggamnya di telapak tangannya, lalu mengelusnya dengan lembut.Janice mengutuknya dalam hati sebagai orang gil

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 290

    Caitlin dihentikan di depan pintu kantor Arya dan menimbulkan keributan di sekitarnya. Banyak orang yang mulai berkumpul untuk menikmati drama yang sedang berlangsung.Janice hanya melihat bayangan Jason melintas di depannya. Saat dia kembali fokus, Jason sudah berjalan menuju arah di mana Vania berada. Sambil berjalan, dia melirik Norman dan sepertinya sedang memberi instruksi.Norman yang terkenal memiliki kemampuan luar biasa, tentu diperintahkan untuk memastikan Vania tidak terluka.Melihat Jason pergi, Janice tidak lagi mampu bertahan. Dia terjatuh ke lantai dengan lemas. Sampai ketika keributan di depan kantor Arya semakin keras, dia menguatkan dirinya dengan mengusap wajahnya dan berdiri untuk melihat apa yang terjadi.Benar saja, di luar kantor Arya terdapat alarm pengaman. Begitu Caitlin mendekati pintu kantor, alarm itu berbunyi. Bukannya mundur, dia malah memutuskan untuk nekat masuk, tetapi langsung dihentikan oleh petugas keamanan."Suruh wanita jalang itu keluar! Berani-b

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 291

    "Bu Janice sudah pulang naik taksi. Ini rekamannya," ujar Norman sambil menyerahkan laporan pengawasan."Besok," jawab Jason dengan nada dingin."Baik."....Saat tiba di rumah, Janice merasa sangat lelah. Setelah mandi, dia langsung menjatuhkan tubuhnya ke tempat tidur.Begitu dia memejamkan mata, air mata mulai mengalir tanpa bisa dikendalikan. Dia memendam wajahnya ke bantal, dan dalam waktu singkat, bantal itu menjadi basah. Rasa sakit yang mendalam membuatnya mengepalkan sudut bantal untuk menahan tubuhnya yang gemetar.Namun tiba-tiba, dia merasakan suhu di sekitarnya turun drastis. Dengan perasaan takut, dia bangkit dan melihat bayangan hitam yang perlahan mendekatinya."Siapa?" tanyanya dengan suara bergetar."Aku," jawab suara dingin yang tidak asing.Dengan bantuan cahaya lampu malam yang redup, Janice akhirnya melihat siapa pria yang berdiri di ujung tempat tidurnya. Jason.Karena merasa ketakutan, Janice langsung meraih bantal dan melemparkannya ke arah Jason. "Pergi! Kenap

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 292

    Sepanjang malam, perhatian Caitlin sepenuhnya terfokus pada Arya. Namun kini dia baru menyadari bahwa pakaian Vania sangat mirip dengan yang dikenakan wanita dalam video tersebut."Kamu ...." Caitlin menatap Vania dengan dahi berkerut.Vania segera menunjukkan ekspresi terkejut dan berkata dengan nada cemas, "Kamu nggak mengira aku yang melakukannya, 'kan? Aku terus sama Jason tadi."Tatapan Caitlin tampak ragu, seperti masih setengah percaya.Arya mematikan rokoknya di lantai, lalu menginjaknya beberapa kali. "Sepertinya ini ditujukan untuk Vania. Caitlin cuma dimanfaatkan. Vania, apa kamu menyinggung seseorang akhir-akhir ini?"Vania berpura-pura berpikir dengan cermat, lalu menjawab dengan hati-hati, "Mungkin ... Janice.""Meski kami pernah berselisih, aku nggak nyangka dia akan menggunakan Caitlin seperti ini. Apa dia masih punya video yang sudah diedit dan dipalsukan?""Kalau sampai diunggah ke internet, gimana kami mau menghadapi orang lain?" Vania menunjukkan ekspresi khawatir.

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 293

    Janice menggertakkan giginya dengan erat dan berusaha keras untuk menenangkan dirinya."Diedit? Itu yang dibilang Vania sama kamu? Nggak heran kalau kamu ditipu sampai akhirnya nggak punya apa pun. Ternyata, kamu mudah sekali dibohongi!" ejek Janice dengan sinis."Kamu!" Caitlin mendesis marah. "Sepertinya kamu benar-benar butuh diberi pelajaran supaya sadar aku ini nggak main-main. Proyek renovasi keamanan di kawasan ini diurus sama ayahku. Kalau aku bilang, di dunia ini nggak akan ada lagi yang namanya Janice!""Jadi begitu caranya ayahmu menjalankan tugasnya sebagai pejabat? Kelihatannya keluarga kalian nggak sedikit melakukan perbuatan curang di balik layar," balas Janice sambil tertawa dingin.Mendengar ucapannya, wajah Caitlin berubah menjadi penuh kebencian. "Lempar dia lagi!"Janice kembali dijatuhkan ke kolam renang yang kotor, berulang kali, hingga hampir tenggelam. Ketika dia ditarik keluar lagi, napasnya sangat lemah, tetapi tatapannya yang keras kepala tidak berubah sediki

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 294

    Anak buah Caitlin menyerahkan tas Janice padanya. Janice dengan cepat menyebutkan kata sandi untuk membuka kunci perangkatnya.Caitlin memeriksa setiap file di ponsel dan laptop Janice. Namun, yang dia temukan hanya pekerjaan dan percakapan santai tanpa ada video atau foto yang dicurigai.Dahinya berkerut, masih merasa tidak percaya.Sementara itu, di bawah permukaan, Janice menggunakan pecahan keramik untuk memotong tali yang mengikat dirinya dengan hati-hati. Dia tahu harus terus mengalihkan perhatian Caitlin."Kalau kamu merasa aku masih menyembunyikan sesuatu, kamu bisa minta seseorang yang ahli untuk memeriksa perangkat ini lebih dalam," kata Janice dengan nada tenang, meskipun pikirannya bekerja keras.Caitlin mengangguk setuju dan memerintahkan seseorang untuk melakukan pencarian mendalam. Di layar laptop dan ponsel, bilah kemajuan mulai berjalan.Janice merasa lega sedikit. Dia tahu bahwa mencari data dari semua file desain dan dokumen kuliahnya akan memakan waktu. Itu memberik

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 295

    Itu dia. Arya!Janice mengenali pria itu dari lambang di jaket kulitnya. Pria itu berhenti sejenak, lalu bertanya dengan suara rendah, "Kamu mengenaliku?"Janice segera mengalihkan pandangannya, menggelengkan kepala dengan cepat sambil berkata dengan suara bergetar, "Aku benar-benar nggak tahu apa-apa. Kenapa Caitlin nggak percaya padaku?"Janice tidak bisa mengakui bahwa dia mengenalinya; mungkin masih ada harapan untuk bertahan hidup. Pria itu tertawa keras dengan nada mengejek. "Kalau begitu, pastikan kamu mencarinya di akhirat nanti."Dia mengayunkan pipa besi ke arah Janice.Janice refleks meringkuk untuk melindungi tubuhnya. Namun, tepat pada saat itu, pria di depannya terhempas ke deretan loker di belakangnya.Deretan loker itu roboh dengan suara keras dan membuka penutup kayu yang menghalangi jendela. Cahaya bulan masuk melalui jendela yang pecah, memperlihatkan sosok yang baru saja menyerang pria itu.Darah segar menetes dari tinjunya, membasahi cincin merah delima di jarinya.

Latest chapter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 368

    Janice merapikan gaunnya dan berbalik, lalu bertemu dengan ekspresi kaget Vania."Vania, masa kamu membuka tirai tanpa izinku? Gimana kalau aku masih sedang berganti pakaian?"Vania menatap Janice yang mengenakan gaun putih panjang. Rasa cemburu membuatnya tidak bisa berkata-kata.Meskipun desainnya sederhana, gaun itu justru membuat Janice terlihat semakin menawan dan memikat.Bahkan, staf butik yang sudah terbiasa melihat wanita cantik tidak bisa menahan kekaguman mereka.Vania mencengkeram tirai dengan erat, mencoba mempertahankan senyum di wajahnya. Namun, dia melihat bekas telapak tangan di cermin di belakang Janice.Senyuman di wajahnya perlahan memudar. Dengan nada sarkastis bercampur iri, dia berkata, "Gaun pendamping yang kamu pilih terlalu panjang, Janice. Kalau orang nggak tahu, mereka bisa mengira kamu pakai gaun pengantin yang sederhana."Janice tersenyum ringan. Tidak peduli apa yang dia kenakan, Vania selalu punya komentar. Ketika melihat raut wajah Anwar yang agak kesal

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 367

    Vania tidak mungkin sebaik itu.Seorang staf mendekati Janice dan berujar, "Silakan lewat sini.""Hm."Janice meletakkan cangkir tehnya dan langsung berdiri. Dia hanya ingin segera keluar dari ruangan yang membuatnya merasa tersiksa ini.....Janice melangkah masuk ke ruang ganti kecil yang terpisah. Dari balik tirai tebal, staf menunjuk rak pakaian dengan sikap dingin dan berkata, "Silakan dipilih."Janice membalik beberapa pakaian dengan santai. Hampir semua pakaian berwarna merah atau ungu, bahkan masih ada warna neon lainnya. Setiap gaun didesain dengan potongan punggung terbuka atau leher berbentuk V yang sangat dalam. Sepertinya semua gaun aneh dari merek ini sengaja dikumpulkan di sini.Dengan sabar, Janice bertanya, "Apa ada pilihan lain?"Staf itu memalingkan wajahnya, berpura-pura tidak mendengar, lalu memutar matanya dengan malas.Janice tertawa dingin dalam hati. Dia tahu Vania tidak mungkin membiarkannya begitu saja. Tanpa ragu, dia berucap, "Aku nggak akan pakai gaun di s

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 366

    Butik gaun pengantin itu adalah satu-satunya toko fisik di dalam negeri dari salah satu merek gaun pengantin ternama dunia.Hanya untuk membuat janji melihat gaun saja, pelanggan harus memesan setahun sebelumnya. Namun, bagi seseorang dengan status seperti Jason, aturan itu jelas tidak berlaku.Sebelum mereka melangkah masuk ke toko yang megah, manajer sudah mengosongkan toko dan menunggu kedatangan mereka."Pak, Bu," sapa manajer dengan ramah.Vania melirik Jason dengan malu-malu, seolah-olah menunggu Jason mengatakan sesuatu untuk memastikan identitasnya.Namun, Jason tidak memberi respons. Dengan wajah dingin, dia berkata, "Malam ini aku ada rapat daring dengan klien luar negeri."Yang berarti mereka tidak boleh membuang waktu. Manajer tampak bingung dan spontan melirik Vania.Vania juga termangu, tetapi segera tersenyum. Dia menjulurkan tangan untuk merapikan kerah mantel Jason, dan berkata, "Jangan kecapekan. Sebenarnya aku bisa datang sendiri. Aku lebih memilih kamu istirahat di

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 365

    Namun, setelah dua minggu berlalu, kerja keras dan dedikasi Janice akhirnya diakui oleh semua orang. Rekan-rekannya pun menyadari bahwa sikap dingin mereka tidak memengaruhinya sama sekali sehingga suasana kerja kembali seperti semula.Hingga akhirnya, Vania muncul kembali. Saat itu, hanya tersisa dua hari sebelum pernikahannya dengan Jason. Penampilannya sudah mencerminkan status sebagai Nyonya Ketiga Keluarga Karim, bahkan mobil dan sopir yang mengantar sudah diganti dengan fasilitas dari Keluarga Karim.Di depan umum, Vania sengaja menghalangi jalan Janice, lalu berkata dengan ramah, "Janice, aku ingin kamu menjadi pengiring pengantin di pernikahanku."Janice tertegun sesaat. Ketika tersadar kembali, dia segera menepis tangan Vania dan menjawab, "Maaf, aku sedang sibuk akhir-akhir ini, nggak ada waktu untuk menjadi pengiring pengantin.""Janice, aku sudah jelasin kepada para penggemar kalau itu cuma kecelakaan dan aku nggak menyalahkanmu. Aku juga nggak ingin orang lain berpikir ada

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 364

    Jason tidak lagi mengirim pesan, sehingga Arya berpikir percakapan sudah selesai. Saat dia hendak meletakkan ponsel, tiba-tiba muncul sebuah gambar.[ Gimana kalau ini? ]Arya tidak tahu apa yang dilakukan Jason tengah malam begini, sampai-sampai meminta seseorang melukis potret. Namun, dia tetap membuka gambar itu dengan sabar.Hanya dengan sekali lihat, Arya langsung terpaku di tempat dan ketakutan. Terlebih lagi, dia sedang sendirian di lorong rumah sakit yang sunyi. Punggungnya sampai terasa dingin.Sambil mempercepat langkahnya, Arya membalas pesan.[ Persis. Awalnya aku kira itu Janice waktu kecil, tapi sekarang aku akhirnya melihat perbedaannya. Mata ini persis dengan matamu! ]Arya masuk ke kantor, lalu menutup pintu dan meneguk air untuk menenangkan diri. Dia selalu berpikir bahwa mimpi hanyalah sesuatu yang tidak nyata. Namun, sekarang dia mulai merasa ragu.[ Oke, aku sudah paham. ]Jason tidak lagi mengirim pesan setelah itu. Arya sampai tidak bisa tidur sepanjang malam kar

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 363

    Arya sontak berdiri. "Nggak boleh! Lukamu baru saja sembuh. Sejak kembali dari Kota Gunang, kamu hampir nggak pernah istirahat. Tubuhmu nggak bakal tahan!""Kamu pulang saja. Malam ini aku sudah tukar jadwal malam dengan dokter lain. Aku yang akan membantumu berjaga. Lagi pula, bukankah orang-orangmu juga mengawasi secara diam-diam?" Sambil berbicara, Arya mendorong Jason dengan pelan.Jason mengusap pelipisnya sambil mengangguk pelan. Pada akhirnya, dia berbalik dan keluar dari kantor.....Larut malam, Jason duduk di ruang kerjanya. Kedua tangannya menopang dagunya. Rokok di jarinya perlahan-lahan habis terbakar, sementara asap yang membubung menyembunyikan ekspresinya.Di meja, ponselnya terus memutar ulang rekaman yang didapat dari Malia."Jadi, kamu diam-diam ingin menikah dengan Jason! Bahkan ingin punya anak dengannya! Kamu ingin anak perempuan atau laki-laki?""Anak perempuan.""Anak perempuan ....""Anak ...."Ketika pertama kali mendengar rekaman ini, Jason merasakan perasaan

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 362

    Saat cairan dalam jarum suntik sepenuhnya masuk ke selang infus, dokter itu menunjukkan senyuman puas di matanya.Namun, detik berikutnya, matanya terbelalak tak percaya. Dia bahkan tidak sempat menoleh, tubuhnya seperti robot yang kehilangan daya dan langsung terjatuh ke lantai.Setelah dokter itu terjatuh, sosok pria di belakangnya pun terlihat. Wajahnya tampan, tetapi memancarkan aura membunuh yang samar.Jason mengelap tangannya. "Bawa dia pergi."Norman melangkah maju, lalu menyeret pria itu keluar dengan mudah.Akhirnya, ruangan itu kembali sunyi. Jason duduk di tepi ranjang. Dengan hati-hati, dia membuka selotip di punggung tangan Janice. Jarum infus itu ternyata tidak benar-benar menembus kulitnya, hanya trik untuk mengelabui.Jason mengusap punggung tangan Janice perlahan, menatap wajahnya yang pucat dan tenang saat tidur. Matanya yang dalam menyimpan emosi yang sulit dibaca. Pada akhirnya, dia menunduk untuk menyembunyikan emosinya. Namun, dia menggenggam tangan Janice semaki

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 361

    Sosok Jason menyihir perhatian orang, tetapi sekaligus membuat mereka takut. Jason telah datang.Dia mendekati Janice, tetapi Vania tiba-tiba memutar kursi rodanya dan memeluk Jason. "Jason, aku baik-baik saja. Jangan salahkan Janice. Aku cuma ingin berbicara dengannya. Lagi pula, sebulan lagi kita akan menikah.""Nggak ada yang perlu dibicarakan dengannya." Jason berbicara dengan dingin sambil membantu Vania duduk dengan baik di kursi roda.Vania mengerutkan alisnya, bersandar pada Jason. "Jason, jangan begini. Bagaimanapun, dia juga keluarga.""Bukan," jawab Jason dengan tatapan tanpa emosi sedikit pun."Bukan keluarga? Jadi, dia orang luar?" tanya Vania sambil menatap Janice dengan wajah bingung yang dibuat-buat.Sekujur tubuh Janice terasa dingin. Suara yang datang dari kehidupan lain tiba-tiba terngiang di pikirannya."Janice, kamu bersama Jason 8 tahun, tapi nggak bisa menandingiku. Begitu aku kembali, dia langsung ingin kamu menyerahkan tempatmu untukku dan anakku. Dia bahkan bi

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 360

    Ketika Janice kembali sadar, dia sudah mengenakan pakaian bersih dengan bantuan Ivy dan suster, bahkan darah di kepalanya sudah dicuci bersih.Rambutnya yang setengah kering terurai di pipinya, memberikan kesan indah yang rapuh. Namun, matanya benar-benar hampa, membuatnya seperti boneka kayu yang digerakkan dengan tali.Arya menunduk sambil memotong kulit mati di jarinya dengan hati-hati. Saat melihat jari Janice bergerak sedikit, dia segera menenangkan, "Sebentar lagi selesai, tahan sedikit."Janice mengangguk dengan bengong, lalu bertanya, "Gimana dengan Vania?""Keguguran, pendarahan hebat, tapi sekarang sudah stabil," jawab Arya dengan nada canggung.Mendengar itu, Janice menggertakkan giginya dan mencengkeram tepi ranjang. Dia mengangguk, lalu menggeleng. "Aku nggak mendorongnya."Arya mendongak dengan kaget. Dia menatap mata suram itu dan merasa kasihan. "Sebenarnya ...."Sebelum dia selesai bicara, pintu bangsal dibuka. Vania masuk dengan kursi roda, didorong oleh Risma. Dia me

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status