Share

Bab 289

Author: Danira Widia
Rasa pedas dari minuman keras itu belum sepenuhnya melewati tenggorokan Janice ketika tangan Jason menariknya lebih dekat dan membuat tubuhnya terjerat dalam pelukan Jason.

Tangan Janice yang baru saja terangkat, diarahkan melingkar di lehernya. Sementara itu, bibir Jason menyambar bibirnya dengan agresif dan menuntut semua minuman keras yang baru saja dia teguk.

Meskipun alkohol itu sudah habis, ciuman Jason tetap berlangsung dengan semakin mendalam dan mendominasi. Sampai ketika Janice hampir kehabisan napas, barulah dia melepaskannya.

Dengan jari-jarinya, Jason menekan bibir Janice dan mencegahnya berbicara. Suaranya serak dan rendah ketika berkata, "Tuh, cukup hebat, bukan?"

Janice yang tangannya masih melingkar di bahu Jason, mencubit bahunya dengan kuat dan memberi isyarat agar dia melepaskannya. Namun, Jason tampak tak terpengaruh. Dia menurunkan tangan Janice dan menggenggamnya di telapak tangannya, lalu mengelusnya dengan lembut.

Janice mengutuknya dalam hati sebagai orang gil
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 290

    Caitlin dihentikan di depan pintu kantor Arya dan menimbulkan keributan di sekitarnya. Banyak orang yang mulai berkumpul untuk menikmati drama yang sedang berlangsung.Janice hanya melihat bayangan Jason melintas di depannya. Saat dia kembali fokus, Jason sudah berjalan menuju arah di mana Vania berada. Sambil berjalan, dia melirik Norman dan sepertinya sedang memberi instruksi.Norman yang terkenal memiliki kemampuan luar biasa, tentu diperintahkan untuk memastikan Vania tidak terluka.Melihat Jason pergi, Janice tidak lagi mampu bertahan. Dia terjatuh ke lantai dengan lemas. Sampai ketika keributan di depan kantor Arya semakin keras, dia menguatkan dirinya dengan mengusap wajahnya dan berdiri untuk melihat apa yang terjadi.Benar saja, di luar kantor Arya terdapat alarm pengaman. Begitu Caitlin mendekati pintu kantor, alarm itu berbunyi. Bukannya mundur, dia malah memutuskan untuk nekat masuk, tetapi langsung dihentikan oleh petugas keamanan."Suruh wanita jalang itu keluar! Berani-b

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 291

    "Bu Janice sudah pulang naik taksi. Ini rekamannya," ujar Norman sambil menyerahkan laporan pengawasan."Besok," jawab Jason dengan nada dingin."Baik."....Saat tiba di rumah, Janice merasa sangat lelah. Setelah mandi, dia langsung menjatuhkan tubuhnya ke tempat tidur.Begitu dia memejamkan mata, air mata mulai mengalir tanpa bisa dikendalikan. Dia memendam wajahnya ke bantal, dan dalam waktu singkat, bantal itu menjadi basah. Rasa sakit yang mendalam membuatnya mengepalkan sudut bantal untuk menahan tubuhnya yang gemetar.Namun tiba-tiba, dia merasakan suhu di sekitarnya turun drastis. Dengan perasaan takut, dia bangkit dan melihat bayangan hitam yang perlahan mendekatinya."Siapa?" tanyanya dengan suara bergetar."Aku," jawab suara dingin yang tidak asing.Dengan bantuan cahaya lampu malam yang redup, Janice akhirnya melihat siapa pria yang berdiri di ujung tempat tidurnya. Jason.Karena merasa ketakutan, Janice langsung meraih bantal dan melemparkannya ke arah Jason. "Pergi! Kenap

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 292

    Sepanjang malam, perhatian Caitlin sepenuhnya terfokus pada Arya. Namun kini dia baru menyadari bahwa pakaian Vania sangat mirip dengan yang dikenakan wanita dalam video tersebut."Kamu ...." Caitlin menatap Vania dengan dahi berkerut.Vania segera menunjukkan ekspresi terkejut dan berkata dengan nada cemas, "Kamu nggak mengira aku yang melakukannya, 'kan? Aku terus sama Jason tadi."Tatapan Caitlin tampak ragu, seperti masih setengah percaya.Arya mematikan rokoknya di lantai, lalu menginjaknya beberapa kali. "Sepertinya ini ditujukan untuk Vania. Caitlin cuma dimanfaatkan. Vania, apa kamu menyinggung seseorang akhir-akhir ini?"Vania berpura-pura berpikir dengan cermat, lalu menjawab dengan hati-hati, "Mungkin ... Janice.""Meski kami pernah berselisih, aku nggak nyangka dia akan menggunakan Caitlin seperti ini. Apa dia masih punya video yang sudah diedit dan dipalsukan?""Kalau sampai diunggah ke internet, gimana kami mau menghadapi orang lain?" Vania menunjukkan ekspresi khawatir.

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 293

    Janice menggertakkan giginya dengan erat dan berusaha keras untuk menenangkan dirinya."Diedit? Itu yang dibilang Vania sama kamu? Nggak heran kalau kamu ditipu sampai akhirnya nggak punya apa pun. Ternyata, kamu mudah sekali dibohongi!" ejek Janice dengan sinis."Kamu!" Caitlin mendesis marah. "Sepertinya kamu benar-benar butuh diberi pelajaran supaya sadar aku ini nggak main-main. Proyek renovasi keamanan di kawasan ini diurus sama ayahku. Kalau aku bilang, di dunia ini nggak akan ada lagi yang namanya Janice!""Jadi begitu caranya ayahmu menjalankan tugasnya sebagai pejabat? Kelihatannya keluarga kalian nggak sedikit melakukan perbuatan curang di balik layar," balas Janice sambil tertawa dingin.Mendengar ucapannya, wajah Caitlin berubah menjadi penuh kebencian. "Lempar dia lagi!"Janice kembali dijatuhkan ke kolam renang yang kotor, berulang kali, hingga hampir tenggelam. Ketika dia ditarik keluar lagi, napasnya sangat lemah, tetapi tatapannya yang keras kepala tidak berubah sediki

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 294

    Anak buah Caitlin menyerahkan tas Janice padanya. Janice dengan cepat menyebutkan kata sandi untuk membuka kunci perangkatnya.Caitlin memeriksa setiap file di ponsel dan laptop Janice. Namun, yang dia temukan hanya pekerjaan dan percakapan santai tanpa ada video atau foto yang dicurigai.Dahinya berkerut, masih merasa tidak percaya.Sementara itu, di bawah permukaan, Janice menggunakan pecahan keramik untuk memotong tali yang mengikat dirinya dengan hati-hati. Dia tahu harus terus mengalihkan perhatian Caitlin."Kalau kamu merasa aku masih menyembunyikan sesuatu, kamu bisa minta seseorang yang ahli untuk memeriksa perangkat ini lebih dalam," kata Janice dengan nada tenang, meskipun pikirannya bekerja keras.Caitlin mengangguk setuju dan memerintahkan seseorang untuk melakukan pencarian mendalam. Di layar laptop dan ponsel, bilah kemajuan mulai berjalan.Janice merasa lega sedikit. Dia tahu bahwa mencari data dari semua file desain dan dokumen kuliahnya akan memakan waktu. Itu memberik

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 295

    Itu dia. Arya!Janice mengenali pria itu dari lambang di jaket kulitnya. Pria itu berhenti sejenak, lalu bertanya dengan suara rendah, "Kamu mengenaliku?"Janice segera mengalihkan pandangannya, menggelengkan kepala dengan cepat sambil berkata dengan suara bergetar, "Aku benar-benar nggak tahu apa-apa. Kenapa Caitlin nggak percaya padaku?"Janice tidak bisa mengakui bahwa dia mengenalinya; mungkin masih ada harapan untuk bertahan hidup. Pria itu tertawa keras dengan nada mengejek. "Kalau begitu, pastikan kamu mencarinya di akhirat nanti."Dia mengayunkan pipa besi ke arah Janice.Janice refleks meringkuk untuk melindungi tubuhnya. Namun, tepat pada saat itu, pria di depannya terhempas ke deretan loker di belakangnya.Deretan loker itu roboh dengan suara keras dan membuka penutup kayu yang menghalangi jendela. Cahaya bulan masuk melalui jendela yang pecah, memperlihatkan sosok yang baru saja menyerang pria itu.Darah segar menetes dari tinjunya, membasahi cincin merah delima di jarinya.

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 296

    Suster juga segera memberi suntikan dan memasang infus lagi pada Janice. Setelah selesai, Jason menatap Arya. "Kamu keluar dulu."Arya memegang perutnya, lalu mengelus lengan yang ditarik oleh Jason tadi. "Hitung saja sebagai cedera saat kerja!"Pintu bangsal perlahan ditutup, hanya tersisa Janice dan Jason di dalam. Janice sadar dan mencoba melepaskan diri dari pelukan pria itu.Namun, dia terkunci erat dari belakang. Dada hangat itu memeluknya dengan kuat. Suara Jason terdengar dalam dan dingin. "Kamu tahu dia akan mencarimu?""Nggak tahu, bukannya kamu bilang aku kurang pintar? Gimana aku bisa menebak pikiran orang lain?" sahut Janice dengan lirih."Kok masih ngotot?" Jason duduk di belakang Janice sehingga ekspresinya tidak terlihat. Selain itu, nada bicaranya juga datar tanpa emosi. Jason meraih selimut dan menutupi tubuh mereka berdua.Tubuh Jason sangat hangat, membuat selimut yang dingin langsung terasa nyaman. Janice merasa sedikit canggung, tetapi tidak bisa bergerak.Ruangan

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 297

    Namun, sekarang Janice punya hal yang lebih penting untuk dilakukan. Jika benar-benar ingin melapor ke polisi, dia harus memeriksa cederanya dulu, memastikan laporan medisnya sudah lengkap.Begitu turun dari ranjang, Janice hendak berdiri. Kakinya langsung terasa lemas seperti berjalan di atas kapas. Dia menggertakkan giginya dan perlahan-lahan menuju ruang dokter.Ketika Janice masih setengah jalan, pintu kantor tiba-tiba dibuka dengan kasar. Arya keluar dengan tergesa-gesa sambil menerima telepon. "Kamu gila ya? Kamu sudah bosan hidup?"Karena terburu-buru, Arya melewati Janice tanpa menyadari kehadirannya. Janice memandang punggungnya, teringat pada orang yang kabur dari ruang ganti tadi. Rasanya mirip, tetapi juga tidak.Tadi masker Arya dihancurkan oleh Jason. Arya juga menabrak banyak lemari, kenapa sekarang dia tampak baik-baik saja? Selain itu, kenapa Jason yang tahu hubungan gelap Arya dengan Vania, tetap begitu memercayai Arya?Berbagai pertanyaan berkecamuk di pikiran Janice

Latest chapter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 737

    "Kamu tahu kamu sudah tidur berapa lama? Aku hampir saja mengira kamu sudah tiada, aku sampai berkali-kali pergi memeriksa napasmu," kata Naura."Hanya sedikit lelah," jawab Janice dengan lemah.Melihat wajah Janice yang agak pucat, Naura segera membantu Janice untuk duduk dan menyajikan semangkuk sup. "Aku terus menghangatkan sup ini di atas kompor agar kamu bisa meminumnya saat kamu bangun. Ayo coba."Setelah meminum seteguk supnya, seluruh tubuh Janice langsung terasa hangat. Tak lama kemudian, semangkuk penuh supnya sudah habis diminum. Setelah makan sepiring nasi dan beberapa potong iga yang kembali disajikan Naura, dia baru merasa lebih baik.Saat bangkit dan hendak membantu Naura membereskan piring, tas yang digantung Janice di belakang kursi tiba-tiba jatuh dan sebuah kotak berguling keluar. Itu adalah kotak yang diberikan Jason saat mengantarnya pulang dan menyuruhnya hari ini baru membukanya. Dia memungut kotak itu dengan curiga, lalu perlahan-lahan membukanya dan terlihat se

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 736

    Jason berkata dengan tenang, "Sehari sebelum Elaine menjebak Ivy, Landon berhasil melamar Janice. Landon masih belum memberi tahu orang lain tentang hal ini, hanya keluarga saja."Rachel pun cemberut. "Bibi Elaine juga keluargaku."Jason berkata dengan dingin, "Alasannya cukup masuk akal, tapi kamu nggak cocok melakukan hal seperti ini."Setelah terdiam sejenak, Rachel menundukkan kepala dan berkata, "Mana Bibi Elaine?"Jason berdiri dan menjawab, "Tenang saja, kalian akan segera bertemu."Mendengar perkataan itu, Rachel menatap Jason dengan bingung.....Beberapa jam sebelumnya.Melihat popularitas siaran langsung putra Fenny, Elaine merasa sangat senang. Dia yakin Ivy pasti dalam masalah dan Jason juga pasti akan menyesal. Namun, saat dia membuka pintu, asap yang memenuhi udara membuatnya langsung waspada. "Siapa itu? Berani-beraninya merokok di kantorku."Kursi di depan meja Elaine pun perlahan-lahan berputar dan terlihat wajah Jason dengan ekspresi yang tajam dan berbahaya. Dia ber

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 735

    Oleh karena itu, seluruh pihak kepolisian langsung memverifikasi semua bukti itu secepat mungkin. Saat petang, pernyataan resmi sudah dirilis di internet. Dalam sekejap, para netizen yang merasa ditipu pun langsung marah.[ Bocah yang baru berusia 15 tahun ternyata sudah punya target kecil di luar negeri, kita malah disuruh donasi untuk pengobatannya. Bagaimana kalau kasurnya itu kasih aku dulu. ][ Hari ini ada influencer yang bilang pencahayaan di siaran langsungnya sangat profesional, jelas ada tim di baliknya. Mana seperti anak yatim. ][ Rasa iri memang bisa buat orang berubah, sungguh mengerikan. Karena iri dengan kehidupan Pak Zachary dan Nyonya Ivy, jadi mati pun mau menghancurkan orang lain. ]Janice hanya membaca beberapa komentar saja. Saat melihat kata target kecil, dia langsung menyadari semuanya sesuai dengan perkataan Zachary. Karena takut dilacak, Elaine mengirim semua uangnya ke rekening Fenny untuk memutuskan hubungan mereka.Pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara t

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 734

    Melihat situasinya tidak beres, Naura segera menarik Janice untuk duduk. Dia berkata pada polisi sambil tersenyum dengan canggung, "Maaf. Dia terlalu khawatir dengan kondisi ibunya, jadi agak emosional."Setelah polisi itu memberi isyarat bisa memaklumi reaksi Naura, Zachary kembali berkata, "Orang yang mengumpulkan uang ilegal itu sebenarnya Fenny. Nggak ada aset atas namanya, tapi semuanya sudah dialihkan ke nama putranya. Dia bahkan sudah menyiapkan operasi transplantasi sumsum tulang untuk putranya, putranya juga tahu semuanya. Pengacaraku sudah menyerahkan semua buktinya.""Selain itu, putranya memanfaatkan usianya yang masih muda pun berbicara sembarangan di internet dan mencari simpati orang lain. Dia bahkan melakukan penipuan donasi dan sekarang jumlahnya sudah mencapai dua miliaran. Aku ingin putranya Fenny untuk minta maaf kepada publik di siaran langsungnya."Setelah mengatakan itu, Zachary membuka dokumen buktinya. Terlihat seorang pemuda bisa memiliki rekening bank luar ne

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 733

    Di antara orang-orang yang bersimpati pada pemuda itu, sebagian besar berasal dari Kota Pakisa. Kabar menyebar dengan cepat dari mulut ke mulut, sehingga kini kerumunan orang mulai berdatangan ke kantor polisi untuk menuntut penjelasan. Melihat tatapan mereka sangat mengerikan, Naura melindungi Janice saat masuk ke kantor polisi.Saat melihat Zachary yang sudah menunggu bersama asistennya, Janice segera maju dan bertanya, "Paman, bagaimana keadaan ibuku?""Ibumu baik-baik saja, tapi Fenny tiba-tiba mulai menyakiti dirinya sendiri. Kabar itu sudah tersebar keluar, jadi publik sangat marah," jelas Zachary."Paman, tolong selidiki putranya Fenny. Aku curiga ada yang sengaja membantunya membangun citra ini," kata Janice."Ini ...." Mendengar perkataan Janice, Zachary menggigit bibirnya dan tidak langsung menjawab.Pada akhirnya, asistennya Zachary berkata dengan tidak berdaya, "Nona Janice, Pak Zachary sudah diskors perusahaan dan semua dananya juga sudah dibekukan Keluarga Karim.""Ini ..

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 732

    Saat keluar dari lift, Janice kebetulan bertemu dengan Naura.Naura menatap ke arah Janice terlebih dahulu, lalu melihat ke belakang Janice. "Eh? Mana abang pengawal itu?""Sudah pulang ke tempat Pak Landon," kata Janice dengan tenang.Naura berdecak, lalu mengeluh, "Hah? Mereka hanya menjagamu sehari? Pak Landon ini jadi pacar terlalu santai. Tapi, kalian benar-benar romantis, semalam juga nggak peduli aku yang ada di sebelah."Mendengar perkataan itu, ekspresi Janice terlihat curiga. Dia ingin menjelaskan pada Naura bahwa semalam dia tidak tidur di rumah, tetapi dia tiba-tiba teringat sesuatu dan segera mengeluarkan kunci untuk membuka pintu. Begitu pintu terbuka, dia dan Naura langsung tercengang karena hampir seluruh isi rumah Janice sudah diubrak-abrik dan hanya tinggal lantai saja yang utuh.Naura terkejut dan berkata, "Rumahmu dirampok? Jangan-jangan semalam .... Aku kira kalian sedang bermesraan. Kalau begitu, aku lapor polisi dulu."Setelah mengatakan itu, Naura mengeluarkan p

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 731

    Janice segera bangkit dari sofa, lalu merapikan pakaiannya sejenak setelah berdiri tegak. "Satu malam sudah berlalu."Mendengar perkataan itu, tangan Jason langsung terhenti dan tersenyum. "Sekarang kamu bahkan malas berbohong padaku."Melihat Janice hanya terdiam, Jason pun berdiri dan berkata, "Sarapan dulu baru pergi saja.""Nggak perlu, aku nggak lapar," jawab Janice.Namun, perut Janice tiba-tiba berbunyi sampai dia segera menutupi perutnya dengan tas karena malu.Pada saat itu, bel pintu berbunyi. Setelah berbunyi tiga kali, Norman baru membuka pintu dan masuk. Melihat dua orang yang berdiri di dalam, dia sempat tertegun sejenak dan bertanya-tanya apakah dia datang di waktu yang salah lagi. Padahal tadi dia sudah sengaja menekan bel terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam. "Pak Jason, Nona Janice, selamat ... pagi."Saat Janice tidak fokus, Jason langsung mengambil tasnya. Melihat Jason meletakkan tasnya di kursi, dia hanya bisa duduk dengan patuh.Norman meletakkan satu per satu

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 730

    Masih pura-pura tidak tahu.Janice memejamkan mata rapat-rapat, bibirnya terkatup kuat.Beberapa detik kemudian, film langsung melompat ke bagian akhir yang penuh tarian dan nyanyian. Irama musiknya ceria dan menggembirakan.Janice diam-diam membuka satu mata, memastikan bahwa layar sudah aman. Kemudian, dia baru membuka matanya sepenuhnya.Harus diakui, adegan tarian dalam film musikal ini memang indah. Warna keemasan berkilau, air mancur yang menyala, kelopak mawar merah berserakan di tanah, dan para wanita cantik dengan pakaian mewah menari sambil menyanyi. Semuanya kontras dengan adegan sebelumnya.Janice refleks menoleh ke arah pria di sampingnya, tidak menyangka Jason masih menatapnya. Tatapan mereka bertemu dari jarak dekat. Sedikit saja dia bergerak, bibir mereka bisa langsung bersentuhan.Janice kaget. Saat dia mencoba menghindar dengan menyandar ke belakang, dia malah jatuh dari sofa.Jason langsung menangkapnya dan menariknya kembali. Gerakan itu membuat mereka berdua terjat

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 729

    Namun, hal itu tetap tak bisa menyembunyikan pesona khasnya.Tangan Jason menyusuri rambut Janice dengan gerakan lembut, membuatnya merasa diperlakukan dengan penuh hati-hati.Tanpa sadar, Janice bahkan tidak tahu kapan suara pengering rambut itu berhenti. Saat pikirannya kembali, dia baru sadar Jason membawanya keluar dari kamar utama.Dia tak mengerti apa yang sedang direncanakan pria itu, sampai dia melihat tiga hidangan rumahan di atas meja makan.Jason menarik kursi untuknya, menyajikan sepiring nasi hangat di depan Janice. "Masakanku biasa saja, makan seadanya."Janice tidak tahu harus berkata apa, akhirnya hanya mengangguk pelan. "Hm."Dia tahu Jason bisa masak sedikit, tetapi dia hanya pernah mencicipi mie dan sandwich buatannya yang gagal.Hidangan di depan mata ini memang tak seindah buatan koki Keluarga Karim, tetapi tetap terlihat menggugah selera.Janice mencicipi telur orak-arik tomat. Ternyata enak. Tanpa sadar, dia memuji, "Enak.""Masih ada di panci.""Masih ada?" Jani

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status