Tak tahan, aku langsung saja melengos tak ingin melihatnya untuk saat ini. Akan tetapi, alih-alih membiarkanku pergi untuk menangkan diri, Mas Abri justru menahanku dengan cara memegang kedua bahuku dan dengan cepat mendorongku kembali ke belakang. Aksinya begitu cepat bergerak. Dengan tanpa ragu dia menyeka seluruh barang-barang diatas meja rias lalu mengangkat tubuh ini upaya duduk di atas sana. Suara gaduh itu benar-benar terdengar terdengar mengejutkan. Aku sampai kaget, harap-harap orang rumah tidak mendengarnya. "Masss ...." gumamku, lemah. "Sthhh!" desisnya menyuruhku untuk diam. Dia terus menelisik wajahku, entah apa agaknya yang ingin dia cari. Setelahnya, dia langsung mengangkat tangan upaya mengusap permukaan bibirku yang sejak tadi menahan tangis. "Sebanyak apa yang kamu tahu tentangnya, Airin?" tanyanya.Apa pertanyaannya ini masih saja mengatakan kalau dia tidak juga mempercayaiku? Gegas kutepis tangannya lalu mengancam lewat tatapku. "Kamu masih membelanya, Mas?"
Last Updated : 2024-10-11 Read more