Home / Romansa / Bukan Cinderella / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Bukan Cinderella: Chapter 51 - Chapter 60

70 Chapters

BC ~ 51

“Kamu aja, kemarin beli mobil lagi, aku nggak protes.” Rindu membela diri, karena Dewa seolah tidak setuju dengan mobil baru yang dibelinya siang tadi. “Tapi aku, baru beli mobil satu, mukamu langsung lain.”“Bukan begitu, Yang.” Karena mereka sedang berdebat, maka Dewi diungsikan bersama Cici. Karena ucapan Rindu barusan pula, Dewa jadi harus berkelit untuk membela dirinya juga. “Maksudku, kalau mau beli mobil itu, bicarakan dulu sama aku. Kan, ini bukan seperti beli baju? Aku harus cek—”“Ini mobil baru,” sela Rindu bersedekap, lalu memutar tubuh membelakangi Dewa. Lebih baik menatap kolam renang, daripada melihat Dewa yang kebanyakan protes. “Bukan mobil bekas yang kamu beli kemarin. Bagusan juga mobil yang aku beli daripada mobilmu kemarin.”“Mobil yang kubeli kemarin itu mobil antik.” Mau dijelaskan bagaimanapun, istrinya pasti tidak akan paham tentang nilai dan kepuasan memiliki mobil tersebut. “Nggak bisa dibandingkan dengan mobil baru,” ujarnya sembari berjalan ke hadapan Rind
last updateLast Updated : 2024-10-19
Read more

BC ~ 52

“Kamu pacaran sama pak Reno?” Radit bertanya ketika Lita sudah berada di ruang tengah. Putrinya memegang remote control mobil-mobilan yang dinaiki Tirta dan menjalankannya.Akhirnya, ia punya kesempatan untuk bertanya setelah didera rasa penasaran beberapa waktu.“Cuma deket.” Ingin rasanya mencibir, karena Radit pasti bahagia jika Lita benar-benar berhubungan dengan Reno.Memangnya, orang tua mana yang tidak setuju jika putrinya berhubungan dengan pria seperti Reno.“Nggak pacaran?”“Deket aja, Pak,” jawab Lita malas memberi jawaban yang sebenarnya.“Dia suka sama kamu,” ucap Radit penuh keyakinan. Jika tidak, mana mungkin Reno selalu datang ke rumah mencari Lita setelah pulang kerja. “Kenapa nggak dijadikan aja. Kamu bisa nikah—”“Kalau jodoh, nggak lari ke mana.” Lita meletakkan remote control mobil-mobilan Tirta di meja teve. Kemudian, berusaha merayu putranya agar mau keluar dari mobil dan pindah ke kamar untuk tidur.“Kalau dia sudah sering datang nyariin kamu, itu berarti—”“Ba
last updateLast Updated : 2024-10-19
Read more

BC ~ 53

“Tante ...” Lita memberanikan diri menghampiri Fathiya dan duduk di sebelah wanita itu. Reno benar, Lita tidak perlu lagi berpura-pura tidak peduli dengan pria itu di depan Fathiya. “Saya minta maaf kalau selama ini sudah bikin Tante banyak pikiran.”Fathiya diam. Tidak langsung merespons karena ingin mendengar semua hal yang hendak diutarakan Lita.“Terutama masalah pak Reno,” lanjut Lita berusaha bicara sesopan mungkin. “Saya tahu, saya memang nggak pantas buat pak Reno. Saya sudah punya anak, tapi belum menikah karena kebodohan saya sendiri. Sementara pak Reno ... laki-laki seperti pak Reno, harusnya bisa mendapatkan perempuan baik-baik.”Napas Fathiya terbuang berat. Dari awal, ia tidak pernah membenci Lita sama sekali. Fathiya justru salut dengan perjuangan Lita dalam membesarkan Tirta. Wanita itu tidak mengambil jalan pintas dan benar-benar berusaha memperbaiki diri walaupun tertatih.Selain itu, Lita juga tidak pernah mengemis atau memanfaatkan keberadaan Rindu yang sudah sangat
last updateLast Updated : 2024-10-19
Read more

BC ~ 54

“Kata tak nak datang sini.” Fathiya mencibir Reno yang datang ke rumah Dewa setelah pulang kerja.“Aku ada urusan sama Dewa,” jawabnya beralasan lalu duduk di samping Fathiya yang tengah memangku Dewi. Melihat siaran televisi yang sedang ditonton, Reno pun berceletuk. “Ini tontonannya Tirta. Cocomelon, kan?”“Bukan cuma Tirta yang nonton Cocomelon,” sahut Rindu sambil berlari kecil menghampiri Fathiya setelah dari kamar mandi. Duduk di sebelah wanita itu dan tidak berniat mengambil Dewi ke pangkuannya. “Mau tidur sini, Ren?” tanyanya sembari mencondongkan tubuh melihat Reno yang berada di sisi lain Fathiya.“Nggak,” jawab Reno lalu mencubit gemas paha Dewi dan putri Dewa itu langsung melihatnya. “Om lagi nunggu papamu,” ucapnya yang kini kembali mencubit gemas, tetapi sasarannya adalah pipi bayi cantik itu“Jangan dicubiiit.” Rindu mencubit punggung tangan Reno lalu mengusap pipi putrinya. “Bikin sendiri sana. Jangan anak orang dijadiin sasaran.”“Gimana, Ma?” Reno justru menatap tanya
last updateLast Updated : 2024-10-20
Read more

BC ~ 55

“Kemarin, Tante! Kemarin waktu pak Reno ngantar saya pulang.” Lita mendadak teringat sesuatu yang bisa dijadikan alasan. “Waktu ulang tahun Tirta. Pak Reno ngajak beli mainan buat kado, terus ketemu neneknya Tirta di toko.”Jantung Lita sudah berdetak tidak terkira. Berusaha menyembunyikan kegugupan dan bersikap santai di depan Fathiya. Jika tidak, Fathiya pasti akan berpikir yang macam-macam dan hubungan yang sudah terjalin baik ini akan kembali canggung.“Ooo ...” Fathiya masih merasa ada yang janggal. “Kenape neneknya Tirta cakap, awak esok pergi dengan Reno?”“Itu ...” Tidak kehilangan akal untuk melindungi Reno, Lita pun pura-pura memasang wajah kesal dengan mengerucutkan bibirnya. “Pak Reno kemarin ngaku-ngaku jadi ... pacar saya, Tan.”“Soalnya ada mantannya Lita di sana, Ma!” Reno cepat tanggap dengan sandiwara Lita. “Dia mau dekat-dekat Lita.”Lita menyibukkan diri dengan Tirta, yang berjalan semakin jauh sembari berpegangan dengan apa pun yang bisa digapai. “Sayang, jangan j
last updateLast Updated : 2024-10-20
Read more

BC ~ 56

“Ma, aku ngelamar Lita, ya?” tanya Reno setelah cukup lama menemani Fathiya makan buah di sore hari. “Kan, enak kalau ada Tirta sore-sore begini? Nggak sepi. Apalagi kalau nanti ada adeknya.”Kunyahan Fathiya tidak terjeda. Ia tetap menikmati makanannya tanpa menoleh pada Reno yang duduk di sampingnya. Sesekali, Reno pun mencomot buah yang ada di piringnya dan ikut memakannya.“Ade Tirta, ato Lita?” cibir Fathiya.“Itu, kan, otomatis,” jawab Reno.Ia terkekeh pelan. Tidak ingin terlalu menuntut dan mendesak sang mama. Ia ingin membuat semuanya sesantai mungkin, agar tidak membebani pikiran Fathiya.“Dah nak betul, ke? Kahwin?”“Dengan Lita? Iya?” Reno manggut-manggut. “Daripada dia diserobot orang lain.”“Serah kaulah.”“Ha?” Reno mengerjap. Untuk beberapa saat, mulutnya tidak kunjung mengatup karena jawaban Fathiya. Masih tidak percaya, jika Fathiya menyerahkan semua keputusan pada Reno.Apa itu artinya, Fathiya sudah memberi izin untuk menikahi Lita?“Ha, ape lagi?”“Mama serius?” Re
last updateLast Updated : 2024-10-20
Read more

BC ~ 57

“Ikut Papa.” Zaldy tanpa segan mengulurkan tangan pada Tirta, yang masih berada di gendongan Reno. Tidak pernah bisa terima, karena satu-satunya putra yang dimilikinya lebih dekat dengan Reno daripada dirinya sendiri.Rasa sesal, ternyata selalu datang belakangan dan waktu pun tidak bisa berputar ulang.“Sama papa atau ayah?” Reno sengaja berujar demikian, untuk membuat hati Zaldy semakin panas.Kesal rasanya mendengar Zaldy hendak memberi nama belakang pada Tirta. Padahal, dahulu kala pria itu tidak menginginkan bayinya. Setelah melihat bagaimana tampan, terawat, dan pintarnya bayi tersebut, barulah Zaldy datang dan memberi tahu semua keluarganya.“Sama Ibu.” Daripada bersitegang, Lita mengambil putranya dari gendongan Reno lalu melewati Zaldy. Lebih baik menghampirii Idris dan Debby, yang baru saja muncul di bibir pintu.“Jangan mentang-mentang kamu masih kerabat dengan keluarga Lee, kamu bisa seenaknya.”Zaldy sangat kesal tidak terkira, ketika mengetahui Reno adalah direktur dari
last updateLast Updated : 2024-10-21
Read more

BC ~ 58

Tidak ada lagi yang diragukan Reno, setelah Fathiya memberi restu. Dengan segera, ia menghubungi Willy dan membuat pria itu sibuk mengurus permintaan Reno.Reno membutuhkan satu kamar hotel dengan tipe president suite, dengan dekorasi elegan minimalis untuk ijab kabulnya. Tidak mau menunggu lama-lama dan tidak mau memusingkan protes Maria. Masalah satu itu, biarlah Reno lempar pada Dewa.“Ab—”“Bapak sama ibumu ada, kan?” sela Reno ketika Lita sedang membuka gembok pagar.“Ada, tapi kenapa ke sini malem banget?” Lita menggeser pagar dengan bantuan Reno. Jarum jam sudah hampir menunjukkan pukul sembilan, tetapi Reno baru datang ke rumahnya“Belum tidur, kan?”“Udah di kamar, sih.” Lita mengusap tengkuknya sembari mengendik. “Nggak tahu. Kenapa memangnya?”“Bisa tolong panggilkan?”“Kenapa nggak besok aja, sih, Bang?”“Urgen!”“Mau ngomong apa memangnya?” selidik Lita mulai penasaran. Apa terjadi sesuatu dengan keluarga Lee, sampai-sampai Reno harus datang di jam segini. “Rindu sama pak
last updateLast Updated : 2024-10-21
Read more

BC ~ 59

“Aku nggak ditegur mamamu.”Dewa terkekeh mendengar curahan hati singkat dari Reno. Pandangannya lalu beralih ke Maria yang sedang memangku Dewi, duduk seorang diri. Jika mengikuti egonya, Maria mungkin enggan menghadiri pernikahan Reno dan Lita. Namun, karena Tiara adalah besannya, wanita itu akhirnya memutuskan untuk datang ke hotel dan menyaksikan acara tersebut.“Nggak usah diambil hati,” ujar Dewa menyemangati. “Mama masih ngambek. Nanti juga baik-baik sendiri.”Reno pun ikut terkekeh. Sebenarnya, ia juga tidak pernah mau pusing dengan sikap Maria padanya. Wanita itu mau datang saja, Reno sudah sangat bersyukur dan menghargainya. “Memangnya kapan aku pernah ambil hati,” kata Reno membuang napas besar dan kembali menatap koridor yang memisahkan ruang tamu dan kamar pengantinnya. “Kenapa Lita belum keluar-keluar, ya? Nggak mungkin dia berubah pikiran, kan?”Dewa berdecih. “Bilang aja mau cepat-cepat selesai, karena mau begadang sampe pagi.”“Itu juga.” Reno terkekeh dan tidak akan
last updateLast Updated : 2024-10-22
Read more

BC ~ 60

“Aku kira, tadi malam Aban bakal ganggu 'acara' kita.” Reno terkekeh sambil memeluk Lita yang berbaring di atas tubuhnya. “Dan Ternyataaa, dia sampai jam segini masih tidur nyenyak, nggak bangun-bangun.”Lita tertawa kecil, mengingat segala hal indah yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Tidur di hotel mewah dan menikmati sarapan yang terasa begitu istimewa. Semua sangat jauh berbeda dari pengalamannya bersama Zaldy dahulu kala dan tidak akan pernah sebanding.“Tapi aku yang tidurnya nggak nyenyak.”“Itu salahmu sendiri.” Reno mengeratkan pelukannya di tubuh Lita. “Ngapain nggak pake baju di depanku.”“Yang buka bajuku, kan, Abang.”“Kenapa kamu mau-mau aja.”Lita menepuk dada Reno sembari terkekeh. Saat tubuhnya hendak beranjak, Reno menahannya. “Aku mau bangunin Tirta dulu, ini sudah siang.”“Berarti siang ini kita nggak ngapa-ngapain.” Reno terkekeh sambil melepas pelukannya. Membiarkan tubuh berlekuk itu beranjak, karena harus membangunkan anak mereka.Mengingat hal tersebut,
last updateLast Updated : 2024-10-22
Read more
PREV
1234567
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status