Home / Romansa / Bukan Cinderella / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Bukan Cinderella: Chapter 41 - Chapter 50

70 Chapters

BC ~ 41

“Ada urusan apa, sampe pak Reno datang ke sini malam-malam?” Radit segera menginterogasi Lita setelah Reno pergi dari rumahnya. Ia khawatir, Lita kembali membuat masalah dan menyusahkan keluarga.Lita mengendik sambil menurunkan Tirta dari gendongan. “Nggak ada apa-apa. Kita cuma ngobrol-ngobrol.”“Nggak mungkin.” Radit menghalangi langkah putrinya yang hendak berbelok ke kamar. “Kamu nggak bikin masalah lagi, kan?”“Nggak,” jawab Lita singkat, lalu menunduk dan kembali menggendong Tirta. Lebih baik cepat-cepat masuk ke kamar, daripada menghadapi bapak yang terus saja curiga kepadanya.“Terus ngapain dia ke sini?” Radit tetap saja menghalangi jalan Lita, karena belum puas dengan jawaban putrinya. Demi apa pun itu, Radit tidak ingin membuat masalah dengan keluarga Dewa. Ancaman yang pernah menantunya berikan saat itu, cukup membekas di ingatan dan Radit tidak akan bisa melupakannya. “Dengar, Ta. Pak Dewa—”“Dia mau ngajak jalan sabtu nanti.”Daripada tidak bisa masuk ke kamar, dengan t
last updateLast Updated : 2024-10-15
Read more

BC ~ 42

Lita tidak langsung berjalan setelah menutup pintu mobil. Ia memandang Tirta di gendongan Reno, yang terlihat semakin menggemaskan dengan setelan baju model tuxedo berwarna navy.“Ayo masuk.” Reno meraih tangan Lita dan menggenggamnya. Mereka sudah seperti keluarga kecil yang bahagia.“Kok aku jadi malas ketemu mereka, ya?” Untuk pertama kalinya, Lita menggenggam erat tangan Reno seperti seorang kekasih. Meskipun tidak ada komitmen yang terucap, tetapi semua sikap Reno kepadanya sudah cukup membuat Lita yakin melangkah bersama pria itu.“Sudah, nggak papa,” ujar Reno segera membawa Lita memasuki restoran dengan konsep terbuka yang family friendly. Ada tempat bermain untuk anak, meskipun Reno tidak yakin Tirta bisa bermain dengan bebas di sana. “Oia, aku hampir lupa. Kalau lihat Riko atau yang lainnya di dalam, pura-pura aja nggak tahu.”“Mereka masih ngawasin?”“Iya.”Kali ini, Riko dan orang-orangnya tidak hanya mengawasi Lita, tetapi Tirta juga mendapat perlakuan yang sama. Untuk sa
last updateLast Updated : 2024-10-16
Read more

BC ~ 43

“Reno, Reno, Reno!” Anin menggeram kesal, tetapi tidak berdaya ketika Alin menariknya menjauh dari meja. “Reno siapa, sih, dia! Apa susahnya ngasih tahu nama belakangnya? Jangan-jangan, dia itu cuma pura-pura kaya!”“Nggak lihat bajunya dia bermerek semua!” desis Alin masih memegang lengan Anin dan membawa sang kakak menjauh. Jangan sampai Zaldy di pecat dari pekerjaannya, karena status Alin di mata teman-temannya pasti merosot dalam sekejap. Belum lagi, ada mental dua anak perempuannya yang menjadi taruhan. “Ruang VVIP di resto yang aku ceritain kemarin juga dia yang sewa. Aku yakin itu uang haram, karena dia punya banyak preman! Mana bawa-bawa senjata. Gila tu orang!”“Tapi cakeeep, Liiin! Sumpah!” Anin berhenti melangkah setelah menyadari jaraknya sudah lumayan jauh. “Enak banget hidupnya si pèlacur itu!” Anin bersedekap dan menunjuk Lita dengan dagunya. “Lihat sendiri, kan, penampilannya berubah drastis! Padahal baru kapan kita nyemprot dia di mall, tapi sekarang ... dia berubah! C
last updateLast Updated : 2024-10-16
Read more

BC ~ 44

Alin menahan ekspresi tercengangnya, ketika melihat sedan mewah yang digunakan Reno. Semakin bertanya-tanya, siapakah sebenarnya Reno dan apa pekerjaan pria itu sebenarnya. Namun, Alin merasa ada yang janggal ketika melihat nomor plat mobil sedan tersebut.B 121 NDUBukankah, pelat nomor polisi tersebut dapat dibaca RINDU?Apa itu berarti, pemilik dari sedan tersebut adalah Rindu?Tidak perlu difoto pun, Alin sudah bisa menghafal nomor tersebut dengan mudah.Dengan begini, kecurigaan Alin pun semakin menjadi-jadi. Mungkin saja, pria yang bersama Lita saat ini adalah sopir seorang pengusaha atau pejabat di ibukota.“Rindu,” pancing Alin ketika Reno meletakkan beberapa paper bag pemberian Debby di bagasi.Baru pertama bertemu, tetapi kedua mertuanya sudah memberikan banyak barang untuk Tirta. Alin juga yakin, di antara semua barang tersebut pasti ada pemberian Zaldy. Tidak ada yang bisa Alin lakukan selain bersabar, karena mereka semua pada dasarnya memang menginginkan cucu laki-laki.“A
last updateLast Updated : 2024-10-16
Read more

BC ~ 45

Lita pernah beberapa kali menjalin kasih dengan sejumlah pria di masa lalu. Namun, tidak ada satu orang pun yang pernah mengajak Lita pergi ke restoran mewah, untuk makan malam romantis seperti sekarang.Terlebih-lebih ketika ia menjalin hubungan gelap dengan Zaldy. Lita hanya mendapatkan uang pria itu, tetapi tidak pernah jalan bersama di depan umum seperti saat ini.“Tadinya aku mau nyewa ruang outdoor supaya nggak ada yang ganggu,” ucap Reno sambil menggandeng Lita dan berjalan di belakang pelayan yang akan menunjukkan meja mereka. “Tapi karena reservasinya dadakan, jadi nggak bisa karena mejanya hampir full.”Tidakkah Lita semakin tersanjung dengan sikap Reno yang romantis ini?Reno adalah satu-satunya pria yang memperlakukan Lita layaknya ratu. Ya, walaupun hubungan mereka di awal sempat ricuh, tetapi semua yang didapatkan Lita saat ini sungguh lebih dari yang pernah ia bayangkan.“Ini juga udah bagus banget.” Lita berhenti di samping jendela kaca besar, yang membentang sebagai di
last updateLast Updated : 2024-10-17
Read more

BC ~ 46

“Dewa di mana?” tanya Reno sambil menggaruk kepala saat berhenti tidak jauh dari Rindu. Ia baru keluar dari kamar dan belum berniat mandi pagi untuk menikmati hari liburnya.Bukannya menjawab, Rindu justru meledek Reno sambil melewati pria itu menuju ke dapur. “Duuh si Abang, pagi-pagi gini tuh, enaknya ngumpul sama istri. Apalagi habis hujan dari semalam, kaaan.”“Istri, istri.” Reno berdecih sambil mengikuti Rindu. “Dianya diajak nikah aja nggak mau. Banyak bener alasannya.”“Bukannya nggak mau.” Rindu berdecak. Membuka lemari pendingin, lalu mencari puding buatan Lita yang sempat dikirim kemarin sore untuk Dewi. “Kamu, kan, tahu sendiri alasannya apa.”“Ya maksudku, kita bisa kayak kamu sama Dewa dulu.”Rindu terdiam sebentar saat tangannya menyentuh cup puding. Mencerna ucapan Reno sejenak, lalu mengangguk-angguk sambil menutup pintu lemari pendingin setelah mengerti.“Beda sikon, Ren.” Rindu menggeleng. “Aku sama mas Dewa sama-sama bebas di luar dan nggak pulang ke rumah. Lah, kam
last updateLast Updated : 2024-10-17
Read more

BC ~ 47

Satu-satunya orang yang dilanda kebingungan saat ini adalah Lita. Di saat Rindu dan Dewa terlihat santai-santai saja menanggapi kehadiran Reno, Lita justru terbengong-bengong dengan semua yang terjadi.Dari pembicaraan singkat yang terdengar, Lita menyimpulkan Rindu, Dewa, dan Reno sedang melakukan sebuah sandiwara. Reno berpura-pura baru datang setelah menemui “klien” dan sedari awal memang tidak bisa pergi bersama-sama.“Kata Rindu, Tirta sebentar lagi ulang tahun?” tanya Reno mengerling jahil pada Lita, lalu berjongkok di hadapan Tirta yang duduk anteng di stroller.“Eh, iya.” Lita iya-iya saja, karena tidak bisa berbuat apa-apa. “Tapi, tapi—”“Kamu mau cari mainan?” putus Rindu.Lita menggeleng. “Kan, sudah kubilang. Aku cuma lihat-lihat. Em, cuci mata sambil ajak Tirta jalan-jalan.”“Awak tak nak beli, ke?” tanya Fathiya.“Nggak, Tan.” Lita menggeleng.“Gimana kalau beli mobil-mobilan dulu.” Reno melepas sabuk pengaman yang mengekang tubuh Tirta, lalu mengangkat bayi tampan itu.
last updateLast Updated : 2024-10-17
Read more

BC ~ 48

“Mama pulang sama aku,” ucap Reno pelan saat membantu Fathiya berdiri. “Lita diantar Rindu, biar Mama nggak kecapean di jalan mutar-mutar.”Fathiya mengangguk dan tidak membantah, karena ia juga butuh istirahat. Selain itu, ada hal yang juga harus dibicarakan berdua saja dengan Reno.“Tante, makasih mobil-mobilannya,” ucap Lita masih tidak enak hati dengan pemberian Fathiya. Wanita itu mengangguk, sambil melihat Tirta yang sudah tertidur lelap di stroller. “Maaf kalau sudah ngerepotin.”“Tak repot pun,” ujar Fathiya. Sedikit merasa bersalah, karena Lita juga menjaga jarak dengannya. Lebih banyak diam, sama seperti sikap Tiara ketika membesuknya di rumah sakit. Bahkan, sampai sekarang hubungan Fathiya dan Tiara tidak lagi akrab seperti dulu.Lita mengangguk dan tersenyum canggung. Segera meraih tangan wanita itu, lalu menciumnya dengan sopan seperti biasa. Lita memang tidak berniat untuk banyak bicara, agar Fathiya tidak berpikir ia sedang mencari perhatian wanita itu.“Hati-hati, Tan,”
last updateLast Updated : 2024-10-18
Read more

BC ~ 49

“Ta ...”Lita menoleh setelah selesai menitipkan pudingnya di tempat biasa. Agak terkejut, karena melihat Zaldy ada sepagi ini di tempat tersebut. Tidak mungkin pertemuan tersebut adalah sebuah kebetulan, karena pria itu tidak tinggal di sekitar sini.Merasa khawatir, Lita akhirnya mendekat pada Fandy yang menunggunya di pinggir jalan. Pria itu pasti sudah hafal dengan kegiatan Lita sehari-hari dari orang suruhannya.Lantas, apa sampai sekarang orang suruhan Zaldy masih mengawasi Lita?“Bisa bicara sebentar?” Zaldy mendekat, menghampiri Lita tanpa ragu.“Bicara di sini.” Lita mengalungkan tangannya pada lengan Fandy yang kebingungan. “Aku nggak mau bu Alin mendadak muncul, terus jadi gila kayak kemarin.”Untuk satu hal itu, Zaldy bisa memahami sikap Lita. Namun, Alin saat ini sedang liburan di luar kota bersama orang tua dan kedua anaknya. Karena itulah, Zaldy menyempatkan diri untuk menemui Lita.“Aku mau bicara masalah Tirta.”“Ya, bicara aja.” Lita tetap bertahan dengan posisinya.Z
last updateLast Updated : 2024-10-18
Read more

BC ~ 50

“Anindya!” Rindu masih saja merapalkan nama tersebut karena kesal. Selain kesal karena ucapan Anin, Rindu juga masih emosi karena Lita hanya diam dan tidak membalas sama sekali.Rindu jadi geregetan sendiri. Ke mana perginya Lita yang dulu? Lita yang selalu melawan Rindu dan tidak pernah mau kalah. Lita yang menjengkelkan dan bisa membuat Rindu naik pitam setengah hidup.“Udah Rin, udah,” ujar Lita kembali mencoba menenangkan. Sepertinya, Anin sudah mengetahui siapa sebenarnya RenoLita heran, kenapa Rindu yang sekarang mudah sekali tersulut emosinya.“Apanya yang udah!”“Marahmu, Rin.”“Aku nggak marah, cuma kesel!” Meskipun sudah menghabiskan uang Reno di beberapa butik, amarah Rindu belum juga reda. “Kamu gampar, kek, Ta. Atau, balas omongan orang itu.”Lita justru terkekeh santai menanggapi ocehan Rindu. “Aku sudah kebal. Males juga ngeladenin tong kosong kayak Anin. Dia itu cuma lagi nyari perhatian. Eh bentar.”Lita mengeluarkan ponsel yang bergetar sekaligus berdering dari tas
last updateLast Updated : 2024-10-18
Read more
PREV
1234567
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status