Home / Romansa / Bukan Cinderella / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Bukan Cinderella: Chapter 21 - Chapter 30

70 Chapters

BC ~ 21

“Reno, jangan bikin baper anak orang.”“Ha?” Reno terkekeh dan tidak mengerti ke mana arah pembicaraan Abraham. “Siapa yang aku bikin baper?”“Lita.” Telunjuk Dewa mengitari bibir cangkir kopinya dengan perlahan. Menatap Reno dengan senyum miring, penuh curiga. “Ngapain harus ngambilin dia makan segala?”Para pria memilih tetap berada di restoran, sementara yang lain telah pergi berbelanja dengan kedua bayi yang berada di stroller.“Jangan main-main sama Lita,” timpal Abraham kembali bersuara dan memberi peringatan. “Cari perempuan lain kalau mau main-main, karena dia terhitung masih keluarga Rindu.”“Siapa yang mau main-main sama Lita?” Intonasi Reno sedikit meninggi. “Apa salahnya ngambilin dia makan? Om lihat sendiri dia megang Tirta sambil—”“Reno ... Reno ...” Dewa terkekeh. “Aku sudah kenal sama kamu dari kecil, kalau nggak ada mau—”“Lita habis digampar istri mantannya di bawah.” Reno harus segera memberi klarifikasi, agar Abraham dan Dewa tidak salah paham. Memberi penjelasan s
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more

BC ~ 22

Tidak seperti Tirta yang lahap dengan makanannya, Dewi justru lebih banyak melepeh, bahkan menyemburkan bubur semaunya. Terkadang, kesabaran Rindu bisa menipis tiba-tiba, tetapi tidak bisa melakukan apa pun selain mengomel.“Itu, Tirta minum vitamin buat nafsu makan nggak, sih?” tanya Rindu meletakkan mangkuk bubur pada tray di hadapan Dewi. Sudah menyerah, dan membiarkan gadis kecil itu bermain dengan sendok, juga buburnya. Sementara Tirta, baru saja melahap makanannya hingga tidak bersisa.“Tirta nggak minum vitamin,” ujar Lita kembali mengingat pertemuannya dengan Reno, karena mereka sedang berada tepi kolam renang. “Paling kalau sakit, terus dapat obat dari bidan, baru sekalian aku minta dikasih vitamin. Tapi kalau vitaminnya habis, ya, aku nggak beli lagi.”“Ohh ...” Rindu mendadak serba salah dan memaksakan senyumnya. Kehidupan Lita saat ini, sungguh sangat sederhana dan wanita itu sepertinya sudah bisa menerima kenyataan yang ada. “Jangan sakit-sakit lagi,” ucapnya sambil mende
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more

BC ~ 23

“Hm, cakaplah.”Setelah memanggil Lita keluar, Fathiya mendudukkan putranya dan wanita itu di meja makan. Wajar bila Fathiya curiga dengan sikap putranya, karena Reno mengetuk pintu kamar Lita dan ngotot ingin memberi penjelasan. Memangnya, ada kesalahpahaman apa sehingga Reno bersikap seperti demikian.“Jelaskan sekarang,” tegas Fathiya menatap Reno dan Lita yang duduk di berseberangan dengannya secara bergantian. Sementara itu, Fathiya juga membawa Tiara duduk di sebelahnya, agar tidak ada salah paham lagi ke depannya.Reno menatap Lita yang hanya diam menunduk. Wanita itu terlihat tidak ingin bicara dan memberi penjelasan untuk membantu Reno yang sedang terpojok.Jika Reno mengatakan hal yang sejujurnya, maka Lita pasti akan semakin murka. Namun, Reno tidak tahu apa yang harus ia katakan jika tidak mengatakan hal tersebut di depan Fathiya dan Tiara.“Itu ... sebenarnya.” Ucapan Reno terhenti ketika ekor matanya mendapati wajah Lita sedang menatapnya. Kemudian, Reno kembali menatap w
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more

BC ~ 24

Setelah bertemu dengan Tirta yang dibawa Dewa dan Rindu main di dojo belakang rumah, Lita segera berpamitan tanpa ingin membuang waktu. Namun, tetap saja ia tidak bisa mengelak ketika Fathiya memberi perintah untuk pulang berasa Reno. Sementara ojek yang Lita pesan, sudah dibayar dan diminta pergi karena tidak jadi memakai jasanya.“Sudah cocok jadi bapak,” celetuk Rindu saat melihat Reno “merampas” Tirta dari gendongan Lita. “Tinggal cari istri.”Ketika mengatakan hal tersebut, Rindu melirik samar pada Fathiya. Memperhatikan ekspresi yang dapat ia baca dari wajah wanita itu. Rindu harus tahu, respons seperti apa yang ditunjukkan Fathiya atas ucapannya barusan. Namun, Fathiya tidak menampilkan ekspresi apa pun, bahkan tidak ada sedikit senyum, untuk merespons gurauan Rindu.Jadi, Rindu sulit menebak isi kepala Fathiya saat ini.“Reno nggak doyan perempuan,” ledek Dewa lalu terkekeh. “Nyari Aspri aja laki-laki, si Willy.”“Dewa!” Fathiya menegur dengan mata yang melebar, tetapi keponaka
last updateLast Updated : 2024-10-10
Read more

BC ~ 25

“Whoh! Sorry, sorry!”Baru saja membuka pintu, tetapi Reno kembali menutupnya dengan segera. Tanpa sengaja melihat Lita sedang mengASIhi putranya di dalam sana, membuat jantung Reno mendadak berdegup tidak karuan. Jika tahu seperti itu, Reno pasti mengetuk pintunya terlebih dahulu.Bahkan, Reno meminta pelayan yang membawa minuman untuk meletakkan pesanan tersebut di luar, karena Lita masih melakukan kegiatannya di dalam. Sekitar lima menit menunggu, pintu ruang VVIP tersebut lantas terbuka.“Maaf, tasnya Tirta ketinggalan di mobil,” ujar Lita setelah pintu terbuka lebar. “Dia rewel, minta nyusu.”“Hmm.” Reno mengangguk canggung. Ia berbalik sebentar mengambil minuman, lalu membawanya ke dalam ruangan. “Sudah pesan makan?”“Sudah,” jawab Lita sambil memegangi kedua tangan Tirta yang berusaha belajar berjalan. “Saya sudah pesankan pak Reno udang asam manis sama gurame bakar.”Reno mengangkat tinggi kedua alisnya. Dari mana Lita tahu, Reno menyukai udang dan gurame bakar? Apakah ini ha
last updateLast Updated : 2024-10-10
Read more

BC ~ 26

“Fan, ngerasa nggak, belakangan ini ada yang ngikutin kalau kita ngantarin puding?”Lita berdiri di samping Fandy yang sudah menstarter motornya. Tidak langsung duduk dan pergi setelah menitipkan puding buatannya di salah satu penjual makanan di pagi hari.Sejak pertemuannya dengan Zaldy dan ucapan Reno tempo hari, Lita bisa menjadi parno sendiri. Namun, semua pemikiran tersebut hanya disimpannya seorang diri karena belum memiliki bukti. Karena itu pula, Lita tidak pernah lagi mengajak Tirta pergi keluar rumah. Lita memilih menitipkan putranya pada Tiara, daripada terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.“Jangan noleh ke mana-mana,” larang Lita ketika sang adik hendak melihat ke sekitar. “Lihat gua aja.”Fandi menurut dan menatap Lita. “Nggak usah parno.”Lita menunduk dan tidak menoleh ke mana-mana. Namun, ia tidak bisa menceritakan apa pun pada Fandy, bila sang adik tidak merasakan mereka diikuti.“Nggak ada siapa-siapa,” ucap Fandy lagi untuk menenangkan. “Emang, siapa yang mau ngiku
last updateLast Updated : 2024-10-10
Read more

BC ~ 27

“Nikah?” Lita mengerjap. Menatap wajah Zaldy yang mendadak berada tepat di hadapannya.“Ya.” Zaldy mengangguk pelan, seraya mengusap sisi wajah Lita dengan perlahan. “Bukannya itu yang kamu mau?”“Bu Alin?”Tangan Zaldy berhenti di sisi bawah wajah Lita. Menjepit dagu wanita itu, lalu dengan cepat menjatuhkan satu kecupan lembut di bibir Lita. “Sejak kapan kamu mikirin orang lain?”Lita kembali mengerjap. Menelan ludah dan buru-buru mengumpulkan kesadarannya. “Kalian sudah cerai?” tanya Lita memastikan dan masih mematung di tempat.“Kami masih ... suami istri.”Detik selanjutnya, Lita mendorong kuat Zaldy sehingga bisa lepas dari kungkungan pria itu.“Kamu ngajak nikah, tapi status kamu masih jadi suami orang?” Lita mengusap bibirnya berkali-kali. Menyesal, karena membiarkan bibir pria itu kembali menyentuhnya.“Laki-laki bisa punya istri lebih dari satu,” ucap Zaldy dengan entengnya dan kembali mendekati Lita, tetapi wanita itu segera menjaga jarak. “Pikirkan baik-baik. Kita nikah da
last updateLast Updated : 2024-10-11
Read more

BC ~ 28

“Kalian!”Lita menelan ludah ketika telunjuk Alin mengarah geram padanya. Masih terduduk di lantai dan menatap cepat pada Zaldy yang juga terkejut seperti dirinya.“Kamu masih ketemu dengan pelacùr itu di belakangku, Mas!” Alin menjerit. Sudah tidak tahu lagi bagaimana menumpahkan rasa sakit hatinya kali ini.Dulu, Zaldy berselingkuh darinya ketika Alin tengah mengandung anak kedua. Ketika semua terbongkar, pria itu pun mengaku menyesal dan berjanji tidak akan melakukan hal tersebut lagi. Terlebih-lebih, ketika suatu hari Zaldy pulang dalam keadaan wajah yang babak belur dan beberapa bagian tubuh yang memar.“Ada yang harus aku bicarakan dengan Lita.” Zaldy bergegas menghampiri Alin, dan berdiri di antara kedua wanita yang ada di ruangan.“Nggak ada yang harus kamu bicarakan dengan pelacúr itu!” Alin bergerak cepat menghampiri Lita, tetapi kedua lengan Zaldy menahannya erat.“Pergi dari sini,” titah Zaldy menatap Lita yang baru saja berdiri.“MAS!”“Aku nggak lagi selingkuh, Lin!” Zald
last updateLast Updated : 2024-10-11
Read more

BC ~ 29

“Aku mau pulang.”Tiara beradu pandang dengan Reno, setelah mendengar ucapan Lita. Ia setuju-setuju saja dengan kepulangan Lita, tetapi Reno tampaknya tidak akan mengizinkan hal tersebut.“Jemput Tirta dulu di rumah Rindu,” sambung Lita sambil menurunkan kedua kakinya satu per satu dari brankar, dengan perlahan.“Ta, kamar inapnya tinggal dimasukin,” ucap Reno yang sempat bengong dengan ulah Lita. “Kenapa harus pulang?”“Kenapa harus dimasukin?” Lita mendesis nyeri dan memegang kepala ketika mencoba berdiri. “Kalau cuma numpang tidur, di rumah juga bisa. Malah lebih enak. Gratis, nggak pake bayar.”“Kita belum visum.” Reno segera menghalangi Lita, meskipun wanita itu belum melangkah ke mana pun. Lita baru meraih tas kecil yang berada di samping bantal, lalu memakainya.“Apa harus Pak Reno?” Tiara sudah mendengar kejadian yang dialami Lita dari Reno. Namun, jika harus melakukan visum, rasanya terlalu berlebihan.“Nggak harus,” sambar Lita lalu duduk di tepi brankar dan menghela panjang
last updateLast Updated : 2024-10-11
Read more

BC ~ 30

“Apa Mama nggak ngerti, kalau Dewa lagi ngejebak Mama?” Reno menutup pintu kamar sang mama. Ikut merasa tidak enak, dengan kalimat yang dilontarkan Fathiya beberapa waktu lalu. Setelah Rindu lebih dulu pergi ke atas bersama Dewa, tidak lama kemudian Lita meminta Reno menurunkan Tirta dan membawanya ke kamar. Meskipun beralasan untuk beristirahat, tetapi ekspresi Tiara mendadak berubah dan tidak mengeluarkan sepatah kata pun ketika pergi.Reno sebenarnya ingin mengumpat pada Dewa, tetapi perasaannya lebih kesal lagi ketika mendengar jawaban dari Fathiya. Karena itulah, Reno mengajak sang mama untuk berbicara di kamar wanita itu agar tidak ada yang mengganggu atau mendengar.“Kau nak Mama cakap ape?” Bukannya tidak tahu, tetapi ada hal yang Fathiya perjelas karena sikap Reno terlihat mencolok. “Kau, ni! Punya feeling dengan Lita, ke?”Reno berhenti di tengah ruang. Terdiam menatap sang mama dan belum mampu memberi jawaban pasti. Yang Reno tahu, ia hanya ingin melindungi Lita dan tidak i
last updateLast Updated : 2024-10-12
Read more
PREV
1234567
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status