All Chapters of Kaisar Naga Beladiri S3 : Perjalanan Dewa Tian: Chapter 61 - Chapter 70

225 Chapters

61. Menggunakan Inti monster api dan petir

Melihat sekali lagi kepada ayah dan anak yang sedang mengobrol santai, ekspresinya sedikit sedih karena mungkin baik anak angkatnya memiliki bakat yang melebihi dirinya sendiri. Atau bahkan lebih berbakat daripada sang ayah, jika dia benar-benar bisa tumbuh seperti sekarang kemungkinan anak angkatnya itu bisa menjadi sosok yang kuat di kerajaan Chu. Tidak hanya itu saja, ada kemungkinan anaknya terpilih oleh satu kekuatan di pulau utama yang mungkin tidak pernah ada dari seratus kerajaan terpilih masuk kesana. Tempat yang menjadi surganya bagi kultivator muda dan tempat yang memiliki masa depan paling tinggi dibandingkan bergabung dengan kekaisaran. “Ayah, aku ingin pergi keluar selama waktu ini. Dua tahun mungkin cukup bagiku menemukan kesempatan di luar sana!” Ucap Tian Sen setelah memikirkan dengan hati-hati. “Apa kamu benar-benar ingin pergi keluar? Ini terlalu bahaya untukmu karena kamu sudah jadi target dari kerajaan musuh dan juga jika pangeran kedua menyadari kamu telah kelu
last updateLast Updated : 2024-11-03
Read more

62. Sudah siap

Tian Sen tidak menyangka kalau yang ia lakukan benar-benar akan membunuhnya secara langsung. Rasa sakit yang terasa karena organnya seperti sedang di bakar membuatnya benar-benar tidak dapat dapat berpikiran jernih, hanya tekad serta kesadaran dirinya saja yang saat itu di coba untuk bertahan. Kalau sampai ia jatuh pingsan disana, maka semuanya akan berakhir di saat itu juga paling buruk Tian Sen bisa saja mati karena menelan inti monster api tersebut. Mencoba untuk tetap duduk bermeditasi, Tian Sen tetap tidak mampu dan akhirnya bertahan sambil mencoba mengarahkan semua energi yang mengamuk itu ke dantiannya. Setelah waktu yang lama, rasa sakit di tubuhnya baru mulai berangsur menghilang tapi bukan berarti itu membuat Tian Sen merasa lega. Sekarang kondisinya berada pada tahap penting, meningkatkan elemen apinya tanpa harus bersinggungan dengan elemen petir adalah sesuatu yang sulit Jika sampai salah sedikit, Tian Sen pasti meledak di saat energi itu berbenturan karena tidak dapat me
last updateLast Updated : 2024-11-04
Read more

63. Pergi dari rumah tanpa izin

“Ternyata ayah benar-benar hebat!” Tian Sen tidak menyangka kalau We Yan membuatkannya topeng yang dapat mengubah sedikit wajahnya dari luar. Meski hanya artefak tingkat rendah tapi dengan benda ini Tian Sen bisa yakin pergi kemanapun tanpa harus dikenali oleh orang lain yang memang mengenalnya. “Ini dibuat oleh ahli senjata dari kota, hanya saja tingkat artefak ini sangat rendah tapi kata Tuan itu cukup untuk membantu tuan muda!” Ucap sekretaris memberitahu apa yang dikatakan We Yan saat menerima topeng pengubah wajah tersebut dalam pembicaraan mereka berdua di ruangan kerja We Yan. “Tentu saja, ini benar-benar bagus untuk menyembunyikan identitasku. kecuali dia benar-benar bisa mengenal auraku mungkin mereka tidak akan tertipu dengan benda ini tapi….”“Tapi apa paman?” Tanya Tian Sen penasaran. Sekretaris menjelaskan sedikit kalau ini hanya dapat mengubah wajah dan tidak bisa mengubah suara Tian Sen, karena itu dia meminta Tian Sen agar memikirkan cara nanti setelah mengubah wajah
last updateLast Updated : 2024-11-04
Read more

64. Masalah di hutan

Di luar gerbang kerajaan, Tian Sen berhasil keluar tanpa di curigai oleh para penjaga gerbang. Saat ia berhasil keluar hal pertama yang dilakukannya adalah menuju ke arah hutan dimana tempat yang memanggilnya itu berada. Meski perjalanan akan memakan waktu tiga hari dengan berjalan kaki, tapi Tian Sen tetap melakukannya. Ia meminta tumpangan ke kereta yang akan menuju kota lain, sehingga itu akan menghemat tenaganya. “Mau kemana nak?” Tanya seorang kakek tua yang menjadi penumpang kereta melihat Tian Sen. “Eh? Aku, aku ingin pergi berburu kakek!” Jawab Tian Sen dengan ekspresi yang lembut pada pria tua itu. “Ohhhh, indah sekali masa muda kamu iya nak? Dulu aku…” di saat dalam perjalanan, Pria tua itu tiba-tiba menceritakan pengalaman hidup masa mudanya sehingga Tian Sen mau tidak mau mendengarkannya dengan tenang. Tian Sen tidak marah atau melarangnya berbicara dan ia pun juga menanggapi dengan senang hati cerita dari sang kakek itu. Selama perjalanan tian Sen juga merasa senang me
last updateLast Updated : 2024-11-05
Read more

65. Pengepungan monster

“Apa katamu? Apa kamu benar-benar mencium baunya? Apa itu benar cairan yang dapat membuat monster gila?” Tanya sang kapten dengan ekspresi terkejut mendengar informasi dari bawahannya tersebut. Pria yang tadi melihat dengan Tian Sen berkata dengan serius kalau perkataannya tidak bohong. Kapten penjaga itu segera sadar akan bahaya jika dia terus berada di tempat ini, jadi segera dia berteriak meminta semua orang naik kereta secepatnya di malam hari itu. Tian Sen yang melihat semua orang mulai naik kereta menghela nafas tidak berdaya, tidak di sangka di hari kedua akan terjadi hal seperti ini. Padahal tempat yang ia tuju sudah sangat dekat dan mungkin besok ia bisa turun berpisah dengan orang-orang ini untuk pergi ke dalam hutan. Tapi sekarang sesuatu yang tidak terduga terjadi membuat Tian Sen mengalihkan pandangan kepada hal besar yang akan terjadi itu. “Ini merepotkan! Mereka benar-benar cepat sekali datangnya,” segera Tian Sen naik ke kereta dan saat itu sudah gilirannya yang pali
last updateLast Updated : 2024-11-05
Read more

66. Penyerangan malam yang aneh

“Ini akan merepotkan! Tidak ada jejak bajingan itu disini, akan gawat kalau orang itu masih hidup,” ucap Tian Sen merasa kalau semua tidak akan berakhir jika orang yang mengendalikan monster-monster itu belum di selesaikan. Tapi sayangnya ia tidak menemukan jejak apapun di sekitar area hutan. Sehingga Tian Sen hanya dapat melindungi kereta itu dengan menembakkan anak panah ke arah kegelapan. Meskipun akan membakar hutan, itu lebih baik daripada mereka yang mati karena ia yakin akan ada nanti menghentikan apinya. Alasan lain jika memang ada manusia bersembunyi dibalik kegelapan maka semua ini pantas untuk ia lakukan.BOOOOOMMM….Tidak berselang lama, Tian Sen memang tidak menemukan apapun yang mencurigakan di sekitar mereka lagi. Dan sekarang ia juga sudah jauh dari hutan membuat hatinya merasa lega, apalagi malam hari yang sibuk ini sedikit membuatnya kesal. Saat ia berpikir sudah berakhir ternyata kalau ada hal lain yang terjadi, di dalam kereta semua orang keracunan dan ekspresi Tia
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

67. Jadi orang dewasa

Melihat pemuda yang baru saja keluar untuk berpetualang sendiri membuat kapten pengawal tertawa, dulu saat muda dia juga pernah berpikir sama dengan Tian Sen tapi pada kenyataannya itu tidak semudah yang dibayangkan saat muda. Saat muda, biasanya anak-anak cenderung berpikir diri mereka yang terbaik dan lebih hebat dari orang dewasa tapi pada kenyataannya mereka tidak tahu apa-apa soal kehidupan di dunia luar sehingga pada saat mereka mencoba pergi merasakan dunia luar. Mereka banyak berakhir dengan ketakutan atau pun merasa tidak percaya diri lagi, jika mereka beruntung tentu hidup mereka akan lebih baik tapi tidak semua bisa mendapatkan semua itu. “Jika kamu benar-benar ingin pergi melihat dunia, setidaknya jadilah kuat dulu nak! Setelah itu baru kamu bisa melihat dunia tanpa rasa takut, jangan jadi seperti kami dimana kami bisa saja mati setiap saat. Tidak ada keluarga yang menunggu kami kembali dan jika kami mati maka belum tentu tubuh kami bisa kembali ke tanah air!” Ucap kapten
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

68. Keracunan

“Benar, kali ini kita sulit untuk keluar hidup-hidup dari hutan itu. Sekarang mari fokus dengan apa yang ada di depan kita! Hemat tenaga karena mungkin para bandit-bandit itu bisa saja menyerang kita!” Tambah si kapten yang jelas memahami kalau kondisi mereka sekarang sangat sulit. Jika sampai berdebat tanpa hasil seperti ini mungkin saja malah hanya akan mempercepat kematian mereka. Daripada berdebat lagi, lebih baik mereka bergerak untuk mempercepat sampai di kota agar dapat menolong orang-orang yang keracunan. Tapi Tian Sen masih tetap penasaran dengan gerbong kereta yang dibawa oleh para pedagang tersebut, bagaimanapun jika itu bisa mengundang seseorang untuk merebutnya kemungkinan bukan hal yang biasa. Tapi untuk saat ini Tian Sen hanya akan terus memperhatikan setiap gerak-gerik para pedagang itu.“Bagaimana ini? Mereka mulai curiga, padahal ini hanya butuh tiga hari perjalanan tapi kenapa ada penyerangan? Benar bukan tidak ada yang tahu masalah ini?” Tanya pedagang lain yang m
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

69. Terasa aneh

Melihat itu, mereka semua berinisiatif untuk mengantarkan ke kota terdekat tapi dengan perjanjian kalau mereka hanya mengantar di depan gerbang saja. Tian Sen tidak masalah dengan hal tersebut dan bersama sang kapten mereka setuju memisah dua kereta untuk pergi dengan para bandit tersebut. Tian Sen tidak ikut dengan kereta yang mengawal ke arah tempat dimana para bandit bilang akan sampai lebih cepat. Saat mereka pergi, Tian Sen tersenyum senang karena ia percaya kalau para bandit tidak akan berbohong dengan mereka. Lalu Tian Sen bergerak dengan sisa sepuluh pengawal kereta dengan sang kapten menuju jalan utama. Meski pun mungkin berbahaya mereka harus mengikuti jalur utama sebab kereta dari pedagang lebih besar dan tidak dapat di bawa ke jalan yang dikatakan oleh para bandit itu. “Mari berangkat!” Ucap kapten pengawal kepada Tian Sen. Mereka sekarang harus siap dengan segala resiko yang ada, jika benar orang-orang itu ada disana maka mereka akan jadi sasaran empuk dengan jumlah sedi
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

70. Kematian di hujan malam

“Kenapa? Kenapa kalian membunuh kami?” Tanya seorang wanita paruh baya yang tergeletak dengan memeluk kedua anaknya. Dia sadar setelah serangan orang-orang itu ke kereta mereka, bahkan orang-orang di dalam kereta di bunuh tanpa ampun. Mereka juga tidak tahu alasan kenapa mereka di bunuh, terlebih anak-anaknya juga menderita penyiksaan yang cukup mengiris hati banyak orang tapi masih tetap di bunuh oleh makhluk menjijikan tersebut.“Kamu tidak salah, tapi mereka bersalah karena telah mempermainkan kami!” Ucap pria berjubah hitam menatap ke arah wanita yang sekarat itu.“Lalu kenapa…?” Wanita itu sekali lagi bertanya dengan suara serak dan hati yang sakit. Dia bisa melihat sesuatu di pinggang orang-orang berjubah hitam itu, simbol yang menjadi kebenaran bagi kerajaan ini, simbol kebanggaan kerajaan ini tapi kenapa? Kenapa bukan melindungi malah simbol itu sendiri yang membunuh mereka? “Kapten, semua sudah beres dan kita seharusnya sudah mendapatkan apa yang kita mau. Mari kembali!” Uca
last updateLast Updated : 2024-11-08
Read more
PREV
1
...
56789
...
23
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status