All Chapters of Kaisar Naga Beladiri S3 : Perjalanan Dewa Tian: Chapter 131 - Chapter 140

249 Chapters

131. Berdamai

“Kamu…!” We Yan menghela nafas dan meninggalkan penjara bawah tanah itu setelah gagal mendapatkan apa yang ingin dia dapatkan dari pangeran kedua. Lalu saat pangeran kedua masih sendiri di dalam kegelapan itu, matanya tiba-tiba menatap semua dengan dingin tidak ada penyesalan dan tidak ada rasa takut akan kematian di matanya. Tapi, perlahan senyuman muncul di wajahnya, senyuman yang seolah menertawakan dunia ini dan merendahkan langit yang telah menjatuhkannya. Dia tidak pernah kalah dan tidak pernah tunduk kepada siapapun, jika memang dia harus kalah maka dia harus membuat semuanya mengenal dia dengan baik. Mata pangeran kedua tiba-tiba berubah merah untuk beberapa saat sebelum akhirnya kembali menjadi hitam.“Tenang saja, aku masih belum kalah! We Yan, saudaraku, ayahku dan juga kamu… Tian Sen, akan aku buat kalian menyesal telah merendahkan ku! Hahahahaha,” Ucapnya dengan dingin dan tidak terlihat takut meski akhirnya akan di hukum mati. We Yan yang sudah berada di luar penjara m
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

132. Arti perang seratus kerajaan

Saat We Yan kembali, dia melihat kalau keduanya tampak sudah saling dekat meski tampak masih agak canggung. Sehingga melihat hal itu We Yan merasa lega apalagi melihat anaknya juga bersama sehingga meyakinkan We Yan kalau hubungan mereka sudah membaik. Saat mereka sedang makan, We Yan menceritakan masalah pangeran kedua yang akan di eksekusi besok. Tian Sen yang mendengar hal itu sedikit mengerutkan keningnya seolah ada yang salah. Dari cerita We Yan, jelas kalau pangeran kedua seolah sadar tapi dia tetap bersikeras tidak mau untuk mengakui perbuatannya. Dari itu saja cukup menunjukan kalau pangeran kedua memang sangat membenci keluarga kerajaan tapi untuk alasan apa dia membencinya? We Yan menjelaskan lagi kalau sebenarnya pangeran kedua itu sangat ingin menjadi raja tapi baik kakak ataupun adiknya jauh lebih baik dari dia. Sehingga perhatian sang raja fokus kepada pangeran pertama meski tidak terlalu jelas tapi sebagai teman dan saudara sesumpah, We Yan yakin kalau pangeran kedua ak
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

133. Kekecewaan seorang ayah

Yah.. kamu berpikir kalau keluarga Xu kita tidak sebanding dengan empat sekte bukan? Sebenarnya bukan begitu selama ini, yah.. begini!” Ayah Xu Lia menjelaskan kalau sebenarnya keluarga Xu dan empat sekte itu sebanding tapi keluarga mereka lebih sering merendah serta jarang menerima orang luar sebagai murid atau anak adopsi. Karena itulah banyak yang bilang kalau mereka takut dengan empat sekte super untuk bergerak, tapi hanya ke empat sekte yang sadar kalau keluarga kuno seperti keluarga Xu jauh lebih dalam dibandingkan mereka. Beberapa kali mereka pernah berusaha untuk memasukan keluarga ke dalam wilayah mereka tentu saja keluarga melawan yang berakhir sekte-sekte itu tidak berani lagi setelah melihat sedikit dari kekuatan kita. Tapi, perang seratus kerajaan sebenarnya juga sudah lama terjadi alasannya terjadi karena semua kekuatan di pulau utama ingin mencari jenius untuk kekuatan mereka. Tentu sebenarnya dulu alasan ini tidak di pakai, tempat terjadinya perang seratus kerajaan a
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

134. Bersikeras menjadi raja

Pada besoknya tepat pagi menjelang siang, pangeran kedua dan para pengkhianat yang masih hidup di bawah ke atas tempat hukuman akan berlangsung. Di atas lagi sang raja menatap semua penghianat dengan dingin, beberapa di antara mereka tampak ketakutan saat melihat sang raja. Bahkan ada yang ingin meminta ampun untuk hidup mereka, hanya saja semua rakyat tidak peduli dan melempar mereka dengan hinaan serta cacian kebencian. Tentu saja sang raja juga tidak memiliki kepedulian dengan mereka yang berani mengkhianatinya, setelah semua yang dia lakukan kepada bangsawan ini tapi malah pengkhianatan yang dia dapat. Matanya tertuju pada pangeran kedua yang entah kenapa kali ini dia merasa anaknya terlihat sangat aneh. Matanya tidak lagi seperti dulu, itu berwarna merah dan lagi ada kegelisahan yang tidak dapat dia sembunyikan dalam hatinya saat melihat pangeran kedua tersebut. “Raja, apa kamu merasakannya juga?” Tanya We Yan yang sudah hadir di samping sang raja, saat sebelum pangeran di bawa
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

135. Kenyataan yang membuat raja Chu terkejut

“Kau, benar-benar tahu bagaimana menghentikan ku? Hahaha, ternyata begitu aku benar-benar telah salah menilai mu Tian Sen! Tapi pada akhirnya dunia ini sangat kejam, apa menurutmu jika kamu tidak mati di tanganku kamu bisa selamat di tangan orang lain?” Pangeran kedua sekarang benar-benar tidak punya kekuatan untuk melawan tapi bukan berarti dia merasa kalah. Di matanya dunia ini hanyalah kepalsuan yang akan berakhir bagi manusia, semua yang ada di dunia bagaikan selembar kertas kosong bahkan jika kertas itu tidak di tulis sekalipun akan tetap akan hancur. Dan di balik cahaya akan selalu ada kegelapan di dalam hati manusia, kenapa Tian Sen begitu munafik dengan keinginannya? Terlalu percaya diri dengan dirinya? Pada akhirnya akan mati mengikutinya juga.“Kamu benar, masih banyak orang yang jauh lebih baik daripada aku di dunia ini. Bukankah menjadi yang terbaik dan memiliki impian adalah hal wajar dari manusia? Aku akan berjalan di jalanku sendiri, tanpa harus mengikuti jalan sepertim
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

136. Teknik tombak

Raja Chu sangat kaget melihat kalau ternyata pangeran kedua bukan anak kandungnya, hal ini benar-benar sangat aneh padahal dia sendiri melihat istrinya melahirkan pangeran kedua dulu. Tapi sekarang di depan matanya bukti nyata sudah ada membuatnya tidak dapat menyangkalnya, We Yan menghela nafas saat melihat raja Chu terlihat bingung entah raja merasa istrinya telah berbohong entah dirinya yang ditipu oleh seseorang disini. Jadi setelah semua selesai raja Chu memutuskan untuk menyelidiki masalah pangeran kedua yang ternyata bukan anak dari raja Chu. Tentu saja itu bukan urusan Tian Sen tapi raja Chu menariknya ke dalam masalah tersebut yang membuat Tian Sen dipaksa bekerja di hari berikutnya.“Haaa, jadi kenapa aku di bawa juga ayah?” Tanya TIan Sen pada sang ayah yang tampak sibuk memilah semua informasi dari orang-orangnya. Ayahnya tidak mengatakan apapun dan hanya tersenyum tidak berdaya kepada anaknya, raja ingin Tian Sen ikut tentu karena berharap pemuda ini dapat belajar dari We
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

137. Belajar tombak

BOOOOOMMM…“Gerakan kakimu terlalu lambat! Jangan terlalu fokus dengan kekuatan serangan pada ujung tombakmu,” teriak Ayah Xu Lia dengan keras melatih Tian Sen di dalam hutan monster. Kali ini sudah beberapa hari berlalu dan dia sengaja membawa Tian Sen masuk ke dalam hutan untuk bertarung mengajari langsung bagaimana cara memakai tombak. Tentu saja meski ekspresinya sangat keras dan tidak bersahabat tapi di dalam hatinya dia sudah sangat puas dengan murid seperti Tian Sen. Dengan Tian Sen yang berfokus pada tombak, dia sangat yakin masa depan cucu angkatnya akan jauh lebih tinggi daripada dirinya dalam hal tombak.Tian Sen yang mendengar setiap ucapan Ayah Xu Lia dengan serius mengubah setiap gaya yang salah tersebut. Sambil merasakan niat tombak seperti yang dikatakan oleh Ayah Xu Lia padanya, jelas kalau Tian Sen merasa puas dengan kekuatan yang saat ini ia dapatkan. Apalagi Tian Sen merasakan kalau setiap harinya berlatih tombak, membuatnya paham esensi dari setiap gerakan yang di
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

138. Jenius mental energi

“Hm? Itu mudah selama kamu mengikuti kata kakek, sekarang duduklah kakek akan melihat dulu pondasimu!” Jawab kakek itu membiarkan Tian Sen duduk agar dia bisa memeriksa tubuh Tian Sen. Dengan posisi Tian Sen duduk, kakek tersebut mulai memeriksa setiap tubuh Tian Sen dengan hati-hati serta pelan-pelan agar tidak ada yang ketinggalan. Karena jika sampai dia hanya asal menebak saja akan berbahaya nanti saat memberikan saran pada Tian Sen. Hanya setelah satu jam baru dia selesai memeriksa tubuh Tian Sen yang juga ekspresinya benar-benar terkejut bukan main saat melihat sendiri kalau pondasi Tian Sen benar-benar sangat kokoh. Tampaknya cucu ini tidak sadar kalau sudah memperkuat pondasinya sendiri selama ini, tapi ada sesuatu hal lain yang membuatnya lebih kaget itu adalah sesuatu yang sedikit mirip dengan cucu perempuannya. Sesuatu yang jarang dimiliki atau bahkan langka di dunia ini, Bahkan jika ada orang-orang itu harus memilih salah satu di antaranya agar dapat fokus jika mereka memi
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

139. Raja Zao

Di hari-hari biasa, Tian Sen dan kakeknya berlatih di dalam hutan seperti biasanya tentu meski Xu Lia tidak senang dia tetap membiarkan mereka keluar. Bahkan kali ini keduanya kembali setelah dua bulan berakhir yang membuat Xu Lia cemberut bahkan setelah dibujuk oleh We Yan untuk memaafkan. Sebaliknya We Biyao tampak terus berlatih, meski sebanding dengan ranah tempered body tapi kekuatan master tingkat rendah miliknya masih belum matang. Karena itulah dia masih terus mencoba melakukan sesuai buku yang diberikan oleh kakeknya, serta sesekali akan meminta pada Xu Lia untuk dibimbing langsung. Xu Lia sendiri meski disebut jenius muda, tapi dia tidak terlalu mengerti dengan mental energi yang digunakan oleh anaknya. Bahkan dulu saat dia masih muda, orang-orang yang menggunakan kekuatan mental terlalu mudah dikalahkan olehnya. “Jadi ibumu bilang kalau itu lebih rendah daripada mempelajari kultivasi?” Tanya sang kakek yang curiga kalau anaknya mungkin ada kesalahan. Selama ini ahli mental
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

140. Persiapan dan tujuan yang lebih tinggi

“Ingatlah nak, yang harus kamu lakukan bertahan hidup. Selama kamu masih hidup, kerajaan Zao masih punya masa depan dan untuk terpilih itu adalah hadiah jadi lakukan saja yang terbaik!” Sang raja hanya memiliki satu anak laki-laki dan dua anak perempuan, anak laki-lakinya memiliki bakat yang langka sampai dia sangat memanjakan pangeran pertama dibandingkan dua anaknya yang lain. Bakat itu juga yang membuatnya yakin kalau pangeran pertama bisa menjadi bersinar sedikit di perang seratus kerajaan meski tidak dipandang oleh sekte super sekalipun nantinya. Sekarang dia selalu berpikir mengenai kekalahan dan kematian dari pihak pangeran kedua, seharusnya mereka tidak dapat mengetahui permasalahan sebenarnya. Dan dia berharap raja Chu akan selalu gelisah dengan kematian pangeran kedua, kemungkinan bukan hanya dia saja yang menginginkan raja Chu menderita bahkan dua kerajaan lain pasti berpikir demikian. Itu karena kerajaan Chu memiliki kemungkinan menjadi kerajaan tingkat menengah dalam per
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
25
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status