“Kamu…!” We Yan menghela nafas dan meninggalkan penjara bawah tanah itu setelah gagal mendapatkan apa yang ingin dia dapatkan dari pangeran kedua. Lalu saat pangeran kedua masih sendiri di dalam kegelapan itu, matanya tiba-tiba menatap semua dengan dingin tidak ada penyesalan dan tidak ada rasa takut akan kematian di matanya. Tapi, perlahan senyuman muncul di wajahnya, senyuman yang seolah menertawakan dunia ini dan merendahkan langit yang telah menjatuhkannya. Dia tidak pernah kalah dan tidak pernah tunduk kepada siapapun, jika memang dia harus kalah maka dia harus membuat semuanya mengenal dia dengan baik. Mata pangeran kedua tiba-tiba berubah merah untuk beberapa saat sebelum akhirnya kembali menjadi hitam.“Tenang saja, aku masih belum kalah! We Yan, saudaraku, ayahku dan juga kamu… Tian Sen, akan aku buat kalian menyesal telah merendahkan ku! Hahahahaha,” Ucapnya dengan dingin dan tidak terlihat takut meski akhirnya akan di hukum mati. We Yan yang sudah berada di luar penjara m
Last Updated : 2024-12-10 Read more