Raja Chu sangat kaget melihat kalau ternyata pangeran kedua bukan anak kandungnya, hal ini benar-benar sangat aneh padahal dia sendiri melihat istrinya melahirkan pangeran kedua dulu. Tapi sekarang di depan matanya bukti nyata sudah ada membuatnya tidak dapat menyangkalnya, We Yan menghela nafas saat melihat raja Chu terlihat bingung entah raja merasa istrinya telah berbohong entah dirinya yang ditipu oleh seseorang disini. Jadi setelah semua selesai raja Chu memutuskan untuk menyelidiki masalah pangeran kedua yang ternyata bukan anak dari raja Chu. Tentu saja itu bukan urusan Tian Sen tapi raja Chu menariknya ke dalam masalah tersebut yang membuat Tian Sen dipaksa bekerja di hari berikutnya.“Haaa, jadi kenapa aku di bawa juga ayah?” Tanya TIan Sen pada sang ayah yang tampak sibuk memilah semua informasi dari orang-orangnya. Ayahnya tidak mengatakan apapun dan hanya tersenyum tidak berdaya kepada anaknya, raja ingin Tian Sen ikut tentu karena berharap pemuda ini dapat belajar dari We
BOOOOOMMM…“Gerakan kakimu terlalu lambat! Jangan terlalu fokus dengan kekuatan serangan pada ujung tombakmu,” teriak Ayah Xu Lia dengan keras melatih Tian Sen di dalam hutan monster. Kali ini sudah beberapa hari berlalu dan dia sengaja membawa Tian Sen masuk ke dalam hutan untuk bertarung mengajari langsung bagaimana cara memakai tombak. Tentu saja meski ekspresinya sangat keras dan tidak bersahabat tapi di dalam hatinya dia sudah sangat puas dengan murid seperti Tian Sen. Dengan Tian Sen yang berfokus pada tombak, dia sangat yakin masa depan cucu angkatnya akan jauh lebih tinggi daripada dirinya dalam hal tombak.Tian Sen yang mendengar setiap ucapan Ayah Xu Lia dengan serius mengubah setiap gaya yang salah tersebut. Sambil merasakan niat tombak seperti yang dikatakan oleh Ayah Xu Lia padanya, jelas kalau Tian Sen merasa puas dengan kekuatan yang saat ini ia dapatkan. Apalagi Tian Sen merasakan kalau setiap harinya berlatih tombak, membuatnya paham esensi dari setiap gerakan yang di
“Hm? Itu mudah selama kamu mengikuti kata kakek, sekarang duduklah kakek akan melihat dulu pondasimu!” Jawab kakek itu membiarkan Tian Sen duduk agar dia bisa memeriksa tubuh Tian Sen. Dengan posisi Tian Sen duduk, kakek tersebut mulai memeriksa setiap tubuh Tian Sen dengan hati-hati serta pelan-pelan agar tidak ada yang ketinggalan. Karena jika sampai dia hanya asal menebak saja akan berbahaya nanti saat memberikan saran pada Tian Sen. Hanya setelah satu jam baru dia selesai memeriksa tubuh Tian Sen yang juga ekspresinya benar-benar terkejut bukan main saat melihat sendiri kalau pondasi Tian Sen benar-benar sangat kokoh. Tampaknya cucu ini tidak sadar kalau sudah memperkuat pondasinya sendiri selama ini, tapi ada sesuatu hal lain yang membuatnya lebih kaget itu adalah sesuatu yang sedikit mirip dengan cucu perempuannya. Sesuatu yang jarang dimiliki atau bahkan langka di dunia ini, Bahkan jika ada orang-orang itu harus memilih salah satu di antaranya agar dapat fokus jika mereka memi
Di hari-hari biasa, Tian Sen dan kakeknya berlatih di dalam hutan seperti biasanya tentu meski Xu Lia tidak senang dia tetap membiarkan mereka keluar. Bahkan kali ini keduanya kembali setelah dua bulan berakhir yang membuat Xu Lia cemberut bahkan setelah dibujuk oleh We Yan untuk memaafkan. Sebaliknya We Biyao tampak terus berlatih, meski sebanding dengan ranah tempered body tapi kekuatan master tingkat rendah miliknya masih belum matang. Karena itulah dia masih terus mencoba melakukan sesuai buku yang diberikan oleh kakeknya, serta sesekali akan meminta pada Xu Lia untuk dibimbing langsung. Xu Lia sendiri meski disebut jenius muda, tapi dia tidak terlalu mengerti dengan mental energi yang digunakan oleh anaknya. Bahkan dulu saat dia masih muda, orang-orang yang menggunakan kekuatan mental terlalu mudah dikalahkan olehnya. “Jadi ibumu bilang kalau itu lebih rendah daripada mempelajari kultivasi?” Tanya sang kakek yang curiga kalau anaknya mungkin ada kesalahan. Selama ini ahli mental
“Ingatlah nak, yang harus kamu lakukan bertahan hidup. Selama kamu masih hidup, kerajaan Zao masih punya masa depan dan untuk terpilih itu adalah hadiah jadi lakukan saja yang terbaik!” Sang raja hanya memiliki satu anak laki-laki dan dua anak perempuan, anak laki-lakinya memiliki bakat yang langka sampai dia sangat memanjakan pangeran pertama dibandingkan dua anaknya yang lain. Bakat itu juga yang membuatnya yakin kalau pangeran pertama bisa menjadi bersinar sedikit di perang seratus kerajaan meski tidak dipandang oleh sekte super sekalipun nantinya. Sekarang dia selalu berpikir mengenai kekalahan dan kematian dari pihak pangeran kedua, seharusnya mereka tidak dapat mengetahui permasalahan sebenarnya. Dan dia berharap raja Chu akan selalu gelisah dengan kematian pangeran kedua, kemungkinan bukan hanya dia saja yang menginginkan raja Chu menderita bahkan dua kerajaan lain pasti berpikir demikian. Itu karena kerajaan Chu memiliki kemungkinan menjadi kerajaan tingkat menengah dalam per
“Rajaku… Semua sudah siap. tinggal menunggu perintah anda maka mereka bisa berangkat!” Para menteri kerajaan sudah semua di aula dan mereka hanya menunggu perintah raja untuk memberangkatkan kelima anak muda ke medan perang seratus kerajaan. Mata raja yang tampak agak lelah memandang ke para menteri tersebut, menteri yang tadi ingin meminta raja agar segera berangkat menjadi tutup mulut tidak berani bicara. Meski dia disebut sebagai menteri yang setia tapi dengan keadaan raja sekarang membuatnya tidak berdaya juga, melihat ke arah jenderal Ning tapi tidak ada tanggapan sedikitpun. Bahkan Wajah jenderal Ning juga tidak dapat melakukan apapun dengan keadaan sang raja sekarang, We Yan juga belum datang dan itu membuat mereka sedikit gelisah dengan keadaan sang raja.“Baiklah, mari kita bersiap!” Raja Chu sadar kalau semua orang nya sedang mengkhawatirkan dirinya, jadi dengan mencoba untuk menjadi kuat. Raja Chu berdiri untuk bersiap mengirim ke lima perwakilan kerajaan. Semua menteri ber
“Anakmu sudah pergi, kenapa kamu tidak memberi salam perpisahan tadi? Bukankah itu agak jelek?” Tanya Ayah Xu Lia menatap anaknya yang tampak melihat Tian Sen dari jauh seolah dia benar-benar tidak ingin berpisah dengan anaknya tersebut. Melihat anaknya benar-benar menjadi seorang ibu agak membuatnya paham bagaimana perasaan si anak, meski dia seorang pria tapi sejak istrinya tidak ada, dia yang merawat ketiga anaknya tentu akan sangat sakit melihat anak yang kita besarkan pergi meninggalkan kita.“Tidak ayah, aku tidak bisa membiarkan keinginanku untuk membuatnya tinggal menghalangi impiannya. Meski dia tidak memberitahuku apapun, tapi dengan diriku yang sudah lama mengenalnya sangat memahami bagaimana keinginan anak ini untuk menjadi Kuat!” Jawaban dari Xu Lia adalah kebenaran dari impian Tian Sen yang dia sendiri mengerti, sejak menemukan Tian Sen di dalam hutan dan menyelamatkannya dari serangan monster. Dia sudah melihat tekad untuk hidup di mata kosong Tian Sen dan lagi keingina
BOOOOOMMMM“Sial, ini sungguh sakit sekali bukan?” Tian Sen yang baru saja di tendang oleh raja Chu benar-benar merasakan sakit di pantatnya apalagi ia jatuh dengan sangat menyedihkan. jatuh di padang pasir yang tidak ada apa-apa juga membuat Tian Sen sangat kesal sebab tempatnya jatuh benar-benar hanya hamparan pasir saja dan itu juga hanya ia sendiri disana. Padahal ia masuk ke portal bersama dengan kelima orang lainnya jadi bagaimana bisa malah terpisah setelah masuk ke dalam portal? “Kalian harus memakai gelang ini dan saat kalian melewati portal, kalian tidak akan terpisah nanti!” Tiba-tiba Tian Sen mengingat apa yang dikatakan oleh raja sebelumnya di hari mereka dipanggil ke istana. Saat itu hanya sang ayah yang memberitahu karena dia masih dalam pintu tertutup tapi jelas sekali kalau gelang itu penting hanya saja ia lupa memakainya. Tian Sen menepuk keningnya dengan ekspresi sangat malu, kenapa bisa ia lupa pesan sepenting itu? Seharusnya dipakai dan tidak menganggap semuanya
“Kamu tidak percaya? Kalau begitu akan aku beri contoh bagus, bagaimana perasaanmu jika bersama dengan keluarga mu?” Tanya Tian Sen kepada Ju Jingyi mengenai kehidupan bersama keluarga. Saat Ju Jingyi mendengar kata keluarga, ekspresinya sedikit aneh lalu dia menjawab dengan sangat santai.“Itu menyenangkan dan juga sangat baik!” Jawaban yang terdengar ambigu tanpa ada alasan di dalamnya membuat Tian Sen terdiam. Entah karena Ju Jingyi memang tidak tahu cara mengungkapkan perasaannya atau memang Ju Jingyi sendiri tidak paham tentang hal tersebut. Tapi mana mungkin Ju Jingyi tidak paham? Bukankah sejak kec seharusnya Ju Jingyi sudah menerima segalanya? Ju Jingyi yang melihat Tian Sen kebingungan sedikit menjelaskan tentang dirinya. Dan dari sana semua kepribadian dari Ju Jingyi diketahui oleh Tian Sen, ternyata dari kecil Ju Jingyi sangat jarang di rumahnya. Dia sudah ditarik istana suci sejak berumur lima tahun dan dilatih langsung oleh penguasa istana suci. “Kamu benar-benar luar b
Ju Jingyi tiba-tiba sadar dan membentak Tian Sen, bahkan dia berusaha untuk lepas dari genggaman pria yang telah mengambil kesempatan padanya. Tian Sen tidak peduli, ia terus naik sampai ke atas dan saat sampai ke atas baru Tian Sen melepaskan Ju Jingyi yang ada dalam pelukannya tersebut. Saat itu Ju Jingyi langsung memakai pakaiannya dengan cepat, dan pedang juga keluar dari sarung pedang miliknya. Pedang itu dengan cepat bergerak tepat ke arah jantung Tian Sen, jelas Ju Jingyi sangat marah atas perbuatan yang dilakukan oleh Tian Sen tersebut.BOOOOOMMM… “Bajingan! Kau berani mengambil kesempatan dalam kesempitan. Apa kau benar-benar berpikir aku tidak akan marah?” tatapan dari Ju Jingyi sangat kesal, tapi Tian Sen masih tetap tersenyum melihat wajah menawan tersebut. Semakin marah Ju Jingyi, entah kenapa semakin cantik di mata Tian Sen.“Haa, jika aku tidak membantumu tadi. Mungkin kamu sudah lama mati nona!” Jawab Tian Sen sedikit menjelaskan apa yang terjadi di bawah sana sebelum
“Ho? Aku tidak menyangka kalau belati kematian akan menyerap energi kehidupan musuhnya. Ini benar-benar sesuatu yang cukup menarik!” Tian Sen terkejut dengan hasil dari yang dilihat langsung dari belati kematian itu. Menarik energi untuk menjadi milik sendiri, belati kematian benar-benar mempunyai spirit nya sendiri. SLASSSHHHH…“Puf! Tidak mungkin… aku tidak terima!” Pria kurus dengan gigi yang panjang sangat tidak terima dengan kematiannya. Dia tidak bisa menerima kematian yang dilakukan oleh Tian Sen, seorang generasi muda yang sedikit pengalaman darinya. Matanya menatap Tian Sen dengan penuh kebencian tapi apa lagi yang dapat dilakukan olehnya? Energi kehidupan diserap dan juga seluruh daging beserta tulangnya langsung menghilang begitu saja akibat belati kematian tersebut.“Saudara kedua! Bajingan, aku akan mati bersama denganmu!” Kakak tertua dari pria itu sangat marah dan dengan mengumpulkan semua energi di tubuhnya. Kakak tertua dari dua pria jelek itu ingin bunuh diri dengan
Tiga lawan satu, itu terjadi disana tapi Tian Sen benar-benar tidak kalah dengan mereka bertiga meskipun telah di serang bersama-sama. Bahkan mereka sedikit terdesak oleh Tian Sen yang hanya menahan serangan mereka, tidak ada satupun serangan mereka berhasil melukai Tian Sen dengan parah. Hanya ada luka goresan dan sedikit tusukan pada bahu Tian Sen karena mereka berhasil mengecoh Tian Sen.Mata mereka saling pandang, tampaknya mereka tidak akan bisa menang melawan Tian Sen dan Tian Sen sendiri tidak akan bisa mengalahkan mereka. Karena itulah, mereka berencana untuk mundur dan tidak lagi memperdulikan Tian Sen dengan wanita cantik itu.BOOOOOMMM….“Hei nak, bagaimana jika kita…” dia tidak bisa menemukan celah untuk melawan Tian Sen dan berusaha untuk pergi dari tempat itu. Tapi Tian Sen yang jelas tidak mau membiarkan siapapun di antara mereka pergi langsung menyerang dengan sangat cepat. Ujung tombak langsung menebas ke salah satu dari mereka lalu memutar tubuhnya dengan tendangan me
“Hahahaha, wanita yang benar-benar cantik!” Tiga orang yang mengikuti benar-benar memiliki wajah yang cukup jelek. Satu gigi memanjang di tengah-tengah keluar, lalu yang lain memiliki banyak nintik di wajah dan yang terakhir malah lebih aneh dengan tubuh gemuknya dan wajah yang bulat dengan jerawat. Tian Sen hampir muntah melihat ketiga orang itu tapi Ju Jingyi memberitahu kalau ke tiga orang itu adalah tiga pemotoh, di kenal dengan kekuatan mereka di puncak golden core yang hampir menyentuh ambang Nascent soul. Cara mereka membunuh juga terdengar unik, dengan memotong-motong tubuh lawan mereka secara bersamaan lalu menjadikannya makanan hewan atau daging untuk memancing kawanan monster. “Kakak, kita bisa mengambil wanita dan membunuh pria ini. Wanita ini … sangat cocok dengan kita!” Kata si gemuk yang hampir membuat Tian Sen jatuh mendengar suara dan juga melihat wajahnya. Gemuk yang benar-benar tidak tahu bagaimana dirinya sendiri benar-benar ingin memakan daging rusa, apakah itu l
Swussshhhh….BOOOOOMMM…Saat memasuki kedalaman hutan, Tian Sen menemukan semakin banyak monster yang bermunculan. Bahkan beberapa kali bertemu dengan orang-orang yang bukan bagian dari sekte super. Meski begitu, mereka tampak tidak peduli dengan urusan orang lain sehingga tidak terjadi gesekan di antara mereka. Tian Sen juga terus berhati-hati dalam setiap langkahnya dan melepas niat membunuh yang sangat buruk agar tidak ada yang berani mendekati mereka berdua. Hanya dengan itulah beberapa orang yang awalnya berpikir tentang mendekati Tian Sen langsung menyadari kalau tidak mudah untuk melawannya. “HM? Apa masih jauh?” Tanya Tian Sen semakin merasa energi monster di dalam hutan semakin kuat. Dan monster yang mereka temui juga semakin kuat daripada sebelum-sebelumnya, bukan karena ia takut. Tian Sen hanya bertanya karena ia harus menyiapkan diri menghadapi monster-monster yang mungkin akan sulit dihadapi nantinya.“Itu tidak jauh, tepat di depan kita!” Jawab Ju Jingyi dengan tenang d
Tian Sen menelan core itu dan duduk dengan tenang sambil melayang di dalam makam gelap. Sedangkan Ju Jingyi tampak dengan tenang mengawasi daerah sekitar untuk melindungi Tian Sen. Melihat pemuda yang duduk dengan tenang di depannya entah kenapa sedikit membuat Ju Jingyi kagum akan kehadirannya. Pemuda yang mengikuti perang seratus kerajaan ini adalah sosok yang paling gila saat dalam perang. “Dia benar-benar tumbuh lebih kuat!” Ucap Ju Jingyi sedikit menunjukan senyum melihat pertumbuhan Tian Sen setelah lama tidak bertemu dengannya. Tidak hanya menjadi murid sekte Shenlin bahkan Tian Sen langsung mewakili sekte Shenlin dalam kompetisi besar yang seharusnya sangat sulit bagi murid baru untuk ikut dalam kompetisi besar ini. Tapi Tian Sen benar-benar dapat ikut meski baru saja memasuki sekte super di benua pusat.BOOOOOMMM… BOOOOOMMM…“Hm? Apa itu kesengsaraan dari kenaikannya?” Tiba-tiba Ju Jingyi melihat Tian Sen yang sangat cepat melewati kesengsaraan petirnya. Dan dia juga sangat
Orang tua Wun yang menggunakan teknik segelnya tersenyum, meski tidak dapat membunuh tapi jika itu hanya menyegel makhluk tersebut. Dia tentu bisa melakukannya dan itu memang tugas jiwa terakhir untuk menyegel dan menghentikan makhluk itu lepas dari ruang segel terbalik miliknya. Ju Jingyi yang melihat teknik segel pada orang tua Wun merasa sedikit terkejut, itu karena kekuatan segel yang dimiliki orang tua Wun jauh lebih kuat dari milik sang guru. “Dia benar-benar orang yang berasal dari zaman kuno!” Ucapnya dengan suara sedikit kagum. Andai saja orang tua Wun masih hidup, dia yakin kalau gurunya tidak akan bisa menjadi yang terkuat selama orang tua Wun ini masih ada. Dari pandangannya, kekuatan yang dimiliki orang tua Wun sangat besar bahkan jauh lebih besar jika di gabungkan dengan semua master sekte super di benua barat.BOOOOOMMM…. “Sialan kau orang tua Wun, kenapa? Ah, sialan kenapa aku tidak bisa bebas?” Teriak makhluk itu melihat belati yang berputar menyegelnya kembali. Seg
“Aku hanya ingin menolongmu!” Tegasnya tapi Tian Sen menegaskan kalau dia harus pergi juga. Karena Tian Sen tidak bisa melindunginya secara penuh saat mencoba untuk melakukan sesuatu pada makhluk tersebut.“Apa kamu yakin?” “Iya, pergilah! Kamu dibutuhkan di anggota kita.” Ying Liangyi mencibir Tian Sen, jelas kalau Tian Sen ingin melakukan hal gila lagi tapi menurutnya itu tidak akan membahayakan nyawa Tian Sen. Yang lebih penting sekarang saudara-saudari mereka mungkin akan dalam bahaya jika kekurangan orang kuat mendampingi mereka. Jadi dengan berat hati dan penuh keyakinan, dia pergi meninggalkan Tian Sen disana sambi menasehati agar berhati-hati dan tidak lengah seperti tadi. Setelah memastikan Ying Liangyi pergi, Tian Sen memandang lagi ke arah dua raja kecil yang tampaknya menggunakan sesuatu untuk menghindari kabut hitam itu. Di saat yang sama, Tian Sen melihat ada cahaya putih yang keluar juga dari lingkaran. Cahaya itu berubah menjadi berbagai cahaya yang menyerang kabut-k